BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Materi Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Ibu Hamil Kehamilan menyebabkan meningkatnya metabolisme energi, perubahan fisik dari ibu akibat perubahan kadar hormon, peningkatan kebutuhan akan makanan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin, pertambahan besarnya organ kandungan disertai gejala-gejala tertentu.bagi ibu hamil pada dasarnya semua zat memerlukan tambahan, namun yang seringkali menjadi kekurangan adalah energi protein dan beberapa mineral seperti zat besi dan kalsium. Ibu akan mengalami penyesuaian fisiologik dan metabolic selama mengandung, dengan proses-proses anabolic yang terjadi dalam janin dan plasenta. Hal-hal tersebut dikatalis oleh perubahan kelenjar-kelenjar endokrin pada si ibu sehingga membesarkan ukuran uterus, payudara, dan volume darah ibu, cairan ketuban dan masa jaringan adipose. Sebagai akibat proses-proses anabolik tersebut, kebutuhan zat gizi umumnya meningkat selama kehamilan, Karena itu penting sekali menganjurkan ibu hamil agar mengkonsumsi makanan cukup kalori serta zat gizi pelindung ( Nasution dan Darwin,1988 ). 2. Berat Bayi Lahir A. Pengertian Berat Bayi Lahir ( BBL ) Ukuran merupakan indeks gizi dan pertumbuhan yang baik, terutama pada bayi, karena menyangkut resultante pertumbuhan berat badan seluruhnya pada setiap masa kehidupan ( Asih, 1994 ), fluktuasi yang wajar dalam sehari akibat asupan (intake ) makanan dan minuman dengan keluaran (autput ) melalui urine, feses, keringat dan bernafas. Fluktuasi tergantung pada kelompok umur bersifat sangat individual yang berkisar antara 100-200 gram dan 500-1000 gram bahkan lebih. Berat badan merupakan bagian dari pertumbuhan dan perkembangan berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu yang bisa diukur dengan ukuran berat, ( gram,
pound, kilogram) ukuran panjang (cm, m) umur tulang dan lain-lain (Soetjiningsih, 1995). Pertumbuhan janin yang optimal semasa dalam kandungan penting sekali artinya agar bayi lahir dengan berat badan cukup serta gizi yang baik, dengan demikian bayi dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan hidup yang baru setelah lahir dan dapat tumbuh berkembang dengan baik. Padahal penambahan berat badan ibu selama hamil diharapkan 10-12,5 kg dan akan nampak selama trimester III ( Asih, 1994 ). RDA ( Recommended Dietary Allowances ) Tahun 1989 menganjurkan bahwa selama trimester kedua dan ketiga dari kehamilan, wanita harus mengkonsumsi 300 kkal/hari lebih daripada yang dimakan sebelum kehamilan ( Moore, 1997 ). Oleh karena itu berat badan bayi juga di pengaruhi oleh faktor-faktor lain selama kehamilan misalnya sakit berat, komplikasi kehamilan, kurang gizi, keadaan stres pada ibu ( Soetjiningsih, 1995 ).Bila bayi lahir dengan berat badan lahir kurang dari 2500 gram, maka bayi dikatakan Berat Bayi Lahir Rendah ( BBLR ). Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) dapat di kelompokkan menjadi 2 yaitu 1) Prematur Yaitu bayi yang lahir pada umur kehamilan kurang dari 37 minggu dengan berat badan kurang dari 2500 gram. Tanda tanda bayi premature: a.) Panjang badan kurang dari 45 cm b.) Berat badan kurang dari 2500 gram c.) Kepala relative besar dibanding badannya d.) Kuku belum sampai ke ujung jari e.) Tangis sangat lemah dan daya hisap sangat kuat 2) Dismatur Yaitu bayi lahir pada umur kehamilan lebih dari 37 minggu dengan berat badan kurang dari 2500 gram. Tanda-tanda bayi dismatur a) Panjang badan lebih dari 45 cm b) Berat badan kurang dari 2500 gram c) Kuku sudah melewati kuku jari
d) Tangis dan daya hisap lebih kuat ( Asih,1994 ) B. Faktor-faktor yang mempengaruhi Berat Badan Bayi Lahir 1. Faktor ibu a. Keadaan Sosial Ekonomi Gizi pada waktu hamil sangat penting untuk pertumbuhan janin yang di kandungnya. Angka kejadian BBLR lebih tinggi di negara-negara berkembeng dari pada di negara-negara yang sudah maju. Hal ini disebabkan oleh keadaan sosial ekonomi yang rendah dan mempengaruhi diet ibu ( Soetjiningsih, 1995). Lingkungan yang sehat dan harmonis merupakan syarat untuk mendapatkan produk kehamilan yang baik.bila kondisi lingkungan kurang baik atau miskin biasanya kematian dan kesakitan tinggi. Komplikasi kehamilan banyak terjadi, bayi yang terlalu kecil sudah lama dikenal sebagai penyakit akibat kemiskinan. Lingkungan yang tidak sehat dan miskin menyebabkan kejadian infeksi yang meningkat dan pengaruhnya dapat berlipat ganda pada ibu hamil dan janinnya ( Kardjati,1985 ). b. Status Gizi Ibu Wanita yang selalu dalam keadaan gizi baik selama kehamilan mempunyai kemungkinan besar untuk melahirkan bayi yang sehat tanpa komplikasi dari pada wanita yang status gizinya buruk (Soesirah, 1990). Untuk mendukung berbagai proses pertumbuhan dan peningkatan energi Expenditure, kebutuhan maksimal sumber energi yang meningkat terutama pada pertengahan kedua kehamilan, juga protein diatas kebutuhan sebelum hamil (Soediaoetomo, 1996). Untuk kebutuhan zat gizi yang lain bagi ibu hamil setiap harinya adalah lemak 50 gram, vit A 6000 IU, vitamin B1 1,5 mg, vitamin C 50-175 mg, kalsium 9000 mg, zat besi 50 mg, Niasin 12,5 mg atau dalam bentuk makanan kira-kira adalah sebagai berikut ; beras 450 gr, daging atau pengganti 75 gr, tahu, tempe atau pengganti 75 gr, sayuran 200 gr, buah 150 gr, susu atau pengganti 150 mg, minyak atau mentega 25 gr ( Asih, 1994 ). Memenuhi kebutuhan akan zat gizi ibu hamil bertujuan untuk pertumbuhan
dan perkembangan janin yang sedang dikandung,untuk memelihara kesehatan ibu dan luka yang mungkin terjadi dalam persalinan. c. Usia Ibu Keadaan usia pada ibu hamil yang perlu diwaspadai adalah keadaan yang mungkin berpengaruh terhadap timbulnya kesulitan pada persalinan, misalnya: umur dibawah 20 tahun pada usia ini rahim dan panggul belum berkembang dengan baik, sehingga kemungkinan mengalami persalinan yang sulit dan keracunan hamil atau preeklamsia. Sedangkan umur diatas 35 tahun pada umumnya sering terjadi perdarahan dan resiko cacat bawaan ( Depkes RI, 1996 ). d. Penyakit Yang di Derita Ibu Penyakit-penyakit sistematik dan metabolic seperti diabetes melitus, Hipotensi, Preeklamsia / Eklamsia, penyakit Ginjal, Anemia, dan gangguan gizi mempunyai dampak pada janin sesuai dengan sifat dan perjalanan penyakit tersebut. Penyakit tersebut bukan disebabkan oleh kuman namun disebabkan oleh gangguan fungsi organ tertentu dan kurangnya suatu zat yang diperlukan untuk metabolisme tubuh, sehingga ganguan yang ditimbulkan oleh bayi bergantung pada organ tubuh ibu yang mengalami kelainan / gangguan. Penyakit anemia dan gangguan gizi misalnya dapat mengakibatkan IUGR (Intra uterin Growth Retradation) sehingga bayi lahir dengan BBLR ( Asih, 1994 ) 2. Faktor janin a. Kelainan Ganda Kehamilan ganda sering terjadi pada wanita usia 35-39 tahun, wanita yang telah mempunyai anak beberapa kali juga cenderung melahirkan anak kembar. Pada kehamilan kembar keluhan seperti hemorhoid, mual, dan serangan jantung lebih meningkat dibanding yang tidak, demikian pula dengan makan, karena ukuran rahim yang hanya menyisakan sedikit ruang untuk tempat makan ibu, resiko seperti Preeklamsia, tingginya tekanan darah, dan kelahiran premature pada kehamilan ganda rata-rata lama usia kehamilan yaitu 37 minggu (Soekardjo, 1996).
b. Penyakit Infeksi Hampir setiap infeksi berat yang dialami oleh ibu dapat mengakibatkan keguguran (Abortus), kelahiran mati dan persalinan premature. Kuman mencapai janin melalui peredaran darah ibu ke plasenta, disini kuman melewati barier plasenta dan kemudian memasuki peredaran darah janin (Asih,1994). c. Kelainan Kromosom Kelainan kromosom dapat dideteksi antenatal, tetapi tidak mungkin menghilangkan penyakit genetik ini. Sebuah gambaran yang lazim ditemukan tentang bayi yang mengalami kelainan kromosom adalah face yang aneh, telinga yang tidak normal, sebuah guratan tunggal pada jari kelima, serta lahir dengan berat badan yang rendah (Nelson, 1988). 3. Faktor Lingkungan a. Obat Pengaruh obat yang diberikan kepada ibu hamil terhadap janin sangat tergantung pada umur kehamilan, jumlah obat, waktu dan lama pemberian. Bila pada kehamilan trimester I (masa organogenesis) ibu minum obat teratogenetik, maka akan terjadi keguguran atau cacat bawaan. b. Radiasi Penyinaran pada waktu hamil muda dapat mengakibatkan malfomasi dari janin seperti mikrosefalin, spina bifida, dan retardasi janin. Demikian pula dengan Ibu hamil yang perokok berat atau peminum alkohol kronis sering melahirkan bayi dengan berat badan bayi rendah, lahir mati, cacat atau retrdasi mental (Soetjiningsih,1995). c. Stress Sebaiknya ibu hamil menghindari stress. Ketenangan kejiwaan yang didukung oleh lingkungan keluarga, akan menghasilkan janin yang baik. Apabila ibu hamil mengalami stress, akan mempengaruhi tumbuh kembang janin yaitu berat lahir rendah, cacat bawaan dan kelainan kejiwaan.
d. Mekanis Kelainan bawaan pada bayi dapat disebabkan oleh trauma dan cairan ketuban yang kurang.. Demikian juga posisi janin yang tidak normal dapat menyebabkan berbagai kelainan pada bayi yang lahir dan dapat menyebabkan pertumbuhannya terlambat. e. Anoksia Embrio Menurunnya oksigenasi janin melalui gangguan pada plasenta atau tali pusar, dapat menyebakan berat badan bayi rendah (Supariasa, 2001). C. Mekanisme Berat Bayi Lahir Rendah Mekanisme terjadinya BBLR pada ibu hamil yang menderita Kurang Energi Kronis (KEK) adalah sebagai berikut Ibu Gizi salah Volume darah menurun Cardiac output tidak cukup Menurunya aliran darah ke plasenta Plasenta lebih kecil Berkurang transfer Zat-zat makanan Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) Retardasi Pertumbuhan janin Gambar 1. Mekanisme Berat Bayi Lahir Rendah ( Soetjiningsih, 1995) 3. Status Gizi Ibu Hamil a. Pengertian Status gizi adalah status keseimbangan yang dihasilkan oleh keseimbangan antara kebutuhan dan masukan nutrient. Dalam melihat status gizi seseorang perlu variable yang digunakan untuk menentukan, misalnya dengan pengukuran berat badan (Beck, 1993)
b. Penilaian Status Gizi Ada dua cara penilaian gizi secara langsung dan tidak langsung. Penilaian gizi secara langsung meliputi pengukuran antropometri, klinis, biokimia dan biofisika. Diantara Keempatnya pengukuran antropometri adalah yang paling sederhana dan banyak dilakukan untuk penilaian status gizi. Penilaian tidak langsung meliputi survey konsumsi makanan, statistik vital dan faktor ekologi. Diantara ketiganya pengukuran survey konsumsi makanan adalah metode penentuan status gizi dan jenis zat gizi yang dikonsumsi untuk dapat mengidentifikasikan kelebihan dan kekurangan zat gizi (Supariasa,2001). Status gizi ibu hamil erat kaitannya dengan pertumbuhan janin yang sehat dalam kandungan, pertumbuhan janin sangat tergantung pada banyak dan eneka ragam zat-zat yang tersedia untuk janin tersebut. Hal ini dapat dilihat dari pertambahan berat badan ibu hamil ( Soesirah, 1990 ). Selama kehamilannya seorang ibu akan bertambah berat badannya sebanyak kurang lebih12,5 kg, dimana 3,5 kg terjadi dalam minggu pertama dan selanjutnya kecepatan pertambahan berat tersebut sekitar 0,5 kg perminggu ( Beck,1993). Bila kenaikan berat badan ibu kurang dari 10 kg dikhawatirkan terjadi gangguan pertumbuhan janin. Apabila melebihi 15 kg dikhawatirkan adanya preeklamsia, kehamilan ganda atau bayi yang terlampau besar ( Asih, 1994 ). Salah satu indikator yang digunakan untuk menilai status gizi ibu hamil selain dengan bertambahnya berat badan, menurut umur kehamilan adalah dengan menggunakan pengukuran Lingkar Lengan Atas ( LILA). LILA merupakan salah satu pilihan penentuan karena mudah dilakukan dan murah. Pengukuran LILA untuk mengetahui dan sebagai salah satu faktor penentu apakah ibu hamil mempunyai resiko melahirkan bayi dengan BBLR (Supariasa, 2001). Pengukuran Lingkar Lengan Atas dilakukan dengan menggunakan pita LILA dengan ambang batas 23,5 cm. Bila pengukuran dibawah 23,5 cm artinya wanita tersebut menderita Kurang Energi Kronik (KEK), jika diatas 23,5 cm wanita tersebut mempunyai status gizi baik.
D. Kerangka Teori Faktor Ibu a. Sosial Ekonomi b. Status Gizi Ibu Hamil c. Usia Ibu Hamil d. Penyakit yang diderita Faktor Janin a. Kehamilan Ganda b. Penyakit Infeksi c. Kelainan Kromoson Berat Bayi Lahir BBL Faktor Lingkungan a. Obat b. Radiasi c. Stress d. Mekanis e. Anoksia Embrio Gambar 2. Kerangka teori ( Soetjiningsih, 1995) E. Kerangka Konsep Status Gizi Ibu hamil Trimester III Berat bayi lahir (BBL) Gambar 3. Kerangka Konsep penelitian ( DepKes RI, 1996 ) F. Hipotesis Ada hubungan antara status gizi ibu hamil trimester III dengan berat bayi lahir.