BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kehamilan adalah suatu proses yang akan dialami oleh semua wanita yang ada di dunia. Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) hal ini dapat di hitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi menjadi 3 triwulan yaitu triwulan pertama yang dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dari bulan keempat sampai bulan keenam, triwulan ketiga dari bulan ketujuh sampai 9 bulan (Saifuddin, 2008). Kehamilan dan persalinan setiap ibu akan mengalami resiko kematian, kesakitan ketidakpuasan baik pada bayi maupun pada ibu (Saifuddin, 2008). Data dari Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization) menunjukan bahwa pada tahun 2003 terdapat kasus kehamilan ektopik sebesar 0,04% kelahiran didunia ini menderita kehamilan ektopik. Jenis kehamilan ektopik sebagian besar (80%) dialami oleh wanita yang berusia diatas 35 tahun, serta dialami wanita dengan paritas pertama atau kedua (60%). Hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) dalam Profil Kesehatan Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia pada tahun 2010 sebesar 214 per 100.000 kelahiran hidup. pada tahun 2007 Angka Kematian Ibu (AKI) 1
2 pada tahun 2010 sudah jauh menurun dibandingkan dengan Angka Kematian Ibu (AKI) pada tahun 2007, yaitu 228 per 100.000 kelahiran hidup. AKI disebabkan oleh perdarahan (53,23%), eklamsi (27,42%), infeksi (11,29%), dan lain-lain (8,06%). Menurut Dinas Kesehatan Kota Semarang Tahun 2011 yang dimaksud dengan risiko tinggi pada ibu hamil adalah keadaan ibu hamil yang mengancam kehidupannya maupun janinnya, misalnya umur, paritas, interval dan tinggi badan. Prosentase sasaran ibu hamil risiko tinggi adalah 20% dari ibu hamil yang ada di masyarakat. Pada tahun 2011 jumlah neonatal risti yang ditangani sebesar 2.187 (56,4%) dari total perkiraan 3.878 neonatal komplikasi. Jika dibandingkan dengan tahun 2010 dengan jumlah ibu hamil risiko tinggi/ komplikasi yang ditemukan di Kota Semarang sebesar 5.663 orang dan bumil resiko tinggi/ komplikasi yang dirujuk yaitu sebanyak 79,99% hal ini menunjukkan ada penurunan kasus. Hasil survei peneliti di RSUD Ambarawa pada Tahun 2012 didapatkan data pada ibu hamil dengan kehamilan ektopik terganggu dialami oleh primi dan multi gravida sebanyak 20 kasus. Pada Tahun 2013 bulan Januari hingga Juni terdapat 4 kasus kehamilan ektopik terganggu. Berdasarkan hasil survei pendahuluan di Rumah Sakit Umum Daerah Ambarawa peneliti tertarik untuk menyusun Karya Tulis Ilmiah yang berjudul Asuhan Kebidanan Ibu Hamil dengan Kehamilan Ektopik Terganggu di RSUD Ambarawa.
3 Kehamilan ektopik terganggu adalah termasuk kehamilan dengan resiko tinggi yang dapat ditandai oleh perdarahan baik berupa bercak maupun sedang yang dapat mengancam jiwa ibu, Hal yang harus di tekankan adalah pentingnya deteksi dan penanganan setelah di ketahui bahwa ibu mengalami kehamilan ektopik terganggu. Resiko kehamilan ektopik ini sangat besar, biasanya akan terjadi perdarahan yang menjadi penyebab angka kematian ibu di Indonesia. Kehamilan ektopik ini harus segera di akhiri dengan cara di operasi untuk menyelamatkan penderita dari resiko yang sangat besar (Wiknjosastro, 2007). B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian diatas maka dapat dirumuskan masalah yaitu Bagaimana Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Dengan Kehamilan Ektopik Terganggu di RSUD Ambarawa? C. Tujuan 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui dan melaksanakan asuhan kebidanan ibu hamil dengan kehamilan ektopik terganggu di RSUD Ambarawa. 2. Tujuan Khusus a. Melakukan pengkajian pada ibu hamil dengan kehamilan ektopik terganggu. b. Menentukan interpretasi data yang meliputi diagnosa dan masalah pada ibu hamil dengan kehamilan ektopik terganggu.
4 c. Menentukan diagnosa atau masalah potensial pada ibu hamil dengan kehamilan ektopik terganggu. d. Menentukan kebutuhan segera ibu hamil dengan kehamilan ektopik terganggu. e. Menyusun rencana asuhan pada ibu hamil dengan kehamilan ektopik terganggu. f. Melaksanakan rencana tindakan pada ibu hamil dengan kehamilan ektopik terganggu. g. Melakukan evaluasi hasil asuhan terhadap ibu hamil dengan kehamilan ektopik tergangggu. D. Ruang Lingkup 1. Sasaran Ibu hamil dengan kehamilan ektopik terganggu 2. Tempat RSUD Ambarawa (Ruang Bougenville) 3. Waktu 20 Maret 2013 sampai 07 September 2013 E. Manfaat 1. Manfaat praktis dan Teoritis a. Bagi Tenaga Kesehatan khususnya bidan Dapat mendeteksi dini khususnya dalam kasus kehamilan ektopik terganggu.
5 b. Bagi Mahasiswa Dapat melakukan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan kehamilan ektopik terganggu. c. Bagi Institusi Kesehatan RSUD Ambarawa Dapat menambah pengetahuan tentang kehamilan ektopik terganggu pada pembelajaran selanjutnya. d. Bagi Pasien Dapat memberikan pengetahuan melalui informasi tentang penatalaksanaan kehamilan ektopik terganggu. F. Metode Memperoleh Data Metode memperoleh data observasi partisipasi yang digunakan oleh penulis adalah: 1. Anamesa adalah pengumpulan data dimana penulis mendapatkan keterangan langsung dari pasien. Fungsi anamesa yaitu untuk mengetahui data subyektif dari pasien. Anamesa meliputi: identitas pasien, indentitas penanggung jawab, keluhan utama, riwayat kesehatan, riwayat perkawinan, riwayat obstetri, riwayat (kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu), riwayat kehamilan sekarang, pola kebutuhan sehari-hari, dan psikosoial spiritual. 2. Pemeriksaan fisik adalah pemeriksaan yang dilakukan mulai dari kepala sampai ujung kaki secara menyeluruh (head to toe)
6 a. Inspeksi yaitu observasi menggunakan penglihatan. b. Palpasi yaitu menyentuh atau menekan bagian tubuh pasien secara langsung dengan jari tangan. c. Perkusi yaitu melakukan ketukan langsung atau tdak langsung pada permukaan tubuh tertentu untuk memastikan informasi tentang organ atau jaringan yang ada dibawahnya. d. Auskultasi yaitu mendengarkan bunyi dari tubuh dengan bantuan stetoskop dan menginterpretasikan bunyi yang didengarkan. 3. Pemeriksaan penunjang adalah pemeriksaan yang digunakan untuk memperkuat penegakan diagnosa. a. USG adalah gelombang akustik atau suara yang berfrekuensi berada diatas kisaran pendengaran manusia Penggunaanya dalam sonografi untuk menghasilkan gambar janin dalam rahim manusia. b. Hitung darah lengkap rutin utuk mengetahui tingkat hemoglobin (Hb), hematokrit (Hct), trombosit, leukosit. Pada keadaan yang disertai dengan infeksi biasanya leukosit meningkat. 4. Studi dokumentasi adalah kelengkapan rekam medis dan gambargambar yang dibutuhkan.