BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Radio Republik Indonesia (RRI) kota Bandung merupakan salah satu stasiun cabang RRI di ibu kota provinsi Jawa Barat yang saat ini masih aktif mengudara. Sebagai lembaga penyiaran publik, RRI Bandung khususnya, berperan penting sebagai media pendidikan dan pelestari budaya Sunda di Jawa Barat. Melalui program berbahasa Sunda, serta musik dan kesenian tradisional khas Sunda, RRI berupaya untuk melestarikan tradisi budaya Sunda ditanah Jawa Barat melalui siaran. Budaya Sunda sendiri dikenal kaya akan tradisi keseniannya, seperti salah satunya musik tradisional. Bahkan saat ini sebagian masyarakat mulai gencar mempromosikan musik tradisional Sunda bukan hanya diluar Jawa Barat, bahkan diluar Indonesia. Tradisi budaya bangsa sendiri tentunya perlu diapresiasi agar rasa bangga terhadap budaya sendiri tidak hilang dihati masyarakat. Apresiasi terhadap tradisi budaya Sunda dapat diwujudkan melalui desain interior. RRI Bandung sebagai media pendidikan dan pelestari budaya Sunda harus bisa menyajikan tampilan ruang yang representatif sebagai salah satu bentuk perwujudan visual dari sikap melestarikan budaya Sunda, rasa bangga, dan semangat kebudayaan. Selain itu penyajian ruang yang representatif penting dalam membangun sebuah suasana tertentu. Namun pada kenyataannya interior gedung RRI Bandung saat ini belum menyajikan tampilan bernuansa budaya Sunda mengikuti perannya sebagai media pelestari budaya Sunda. Saat ini RRI Bandung dilengkapi dengan fasilitas penunjang diantaranya satu studio gamelan, satu studio on air, satu perpustakaan musik, dan satu gedung serba guna. Fasilitas tersebut saat ini ada yang aktif digunakan dan ada yang jarang digunakan dikarenakan kebutuhan pada proses kerja mulai berubah seiring kemajuan teknologi dan semakin bertambah. Sebagai salah satu media informasi yang mengayomi masyarakat, RRI Bandung cukup terbuka kepada masyarakat dengan ketersediaan fasilitas pendukung yang dapat digunakan oleh masyarakat umum, yaitu gedung serbaguna. Masyarakat Bandung
dipersilahkan berkunjung ke RRI Bandung sekedar untuk melihat proses siaran yang sedang berlangsung, atau bahkan melakukan survey, observasi, untuk memenuhi kebutuhan tugas sekolah bagi masyarakat dari kalangan pelajar dan mahasiswa. Saat ini Radio Republik Indonesia di Bandung terletak di Jalan Diponegoro berdekatan dengan beberapa gedung perkantoran lainnya yang dikelola oleh pemerintah. Gedung RRI Bandung di Jalan Diponegoro sendiri baru ditempati sekitar tahun 1960 dikarenakan RRI Jawa Barat sempat berpindah pindah tempat. Sebelumnya, RRI di Bandung sempat menempati gedung di Jalan Moh. Toha, bahkan pindah ke Tasikmalaya, dan Cianjur sebelum menempati gedung RRI Bandung saat ini. Gedung RRI Bandung saat ini belum banyak mengalami perubahan baik dari fasad, maupun interior gedung beserta elemen elemen nya. Keadaan ini tidak sesuai dengan kebutuhan akan fasilitas ruang di RRI Bandung yang meningkat. Sehingga pada beberapa titik dapat ditemui ruangan yang mengalami alih fungsi yang kurang tepat, bahkan ruangan yang tidak termanfaatkan dengan baik. Kondisi fasilitas fasilitas ruang di RRI Bandung pun belum bisa dikatakan nyaman untuk digunakan. Mengingat RRI Bandung yang aktif mengudara yang pada beberapa kesempatan kerap mengundang narasumber dari kalangan orang penting baik pejabat maupun pekerja seni dari luar Jawa Barat secara berkala, keadaan eksisting interior gedung saat ini tentunya belum bisa dikatakan baik untuk dapat menimbulkan perasaan semangat, minat, serta kebanggaan terhadap budaya Sunda bagi orang orang yang berkegiatan didalamnya. Oleh karena itu, pendesainan ulang interior gedung RRI Bandung perlu dilakukan agar apresiasi dan pengetahuan yang diberikan mengenai budaya Sunda oleh RRI Bandung dapat diterima dan menular kepada masyarakat. Pendesainan ulang interior gedung RRI Bandung diharapkan mampu menciptakan semangat baru bagi para pegawai dalam melaksanaan pekerjaan mereka, serta menjadi sebuah terobosan baru bagi RRI Bandung dalam penataan interior gedungnya 1.2 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan penjabaran latar belakang sebelumnya, maka hal hal yang akan dikaji ialah sebagai berikut,
- Sebagai salah satu ikon penyiaran nasional kedaerahan di Jawa Barat, RRI Bandung belum mengaplikasikan nuansa budaya Sunda pada interior gedungnya sebagai bentuk apresiasi dan peleestarian terhadap budaya. - Area studio integrasi sebagai jantung dari RRI Bandung saat ini menggunakan perancangan baru, namun kekurangan dari rancangan baru tersebut berdampak pada konsentrasi pekerja didalamnya. - Interior gedung RRI Bandung terkesan monoton, sehingga berdasarkan pegamatan dan survey yang dilakukan, pekerja didalamnya bekerja kurang efektif. 1.3 Rumusan Masalah Adapun perumusan masalah berdasarkan pembahasan sebelumnya yang terkait dengan interior gedung RRI Bandung diantaranya, - Bagaimana penataan interior gedung RRI Bandung yang baik dan nyaman digunakan oleh penggunanya untuk beraktivitas dengan semangat? - Bagaimana penataan interior gedung beserta serta fasilitas fasilitas pendukung yang ada di RRI Bandung sesuai dengan peran RRI sebagai media pendidikan dan pelestari budaya Sunda? 1.4 Tujuan dan Sasaran Perancangan Sesuai dengan perumusan masalah sebelumnya, adapun tujuan dari perancangan interior gedung RRI Bandung ialah sebagai berikut, - Optimalisasi peran RRI Bandung sebagai media pendidikan dan pelestari budaya sunda melalui interor bangunan. - Menciptakan suasana yang nyaman bagi para pengguna gedung yang sedang beraktivitas didalamnya agar pekerjaan yang dilakukan efektif dan efisien. - Menata interior dan mencukupi fasilitas ruang pendukung di RRI Bandung untuk dapat menunjang berbagai kegiatan sesuai dengan fungsinya -
1.5 Manfaat Perancangan Adapun manfaat yang didapatkan dari proyek perancangan interior gedung RRI Bandung diantaranya, 1. Bagi Perancang - Dapat mengasah kemampuan perancang dalam hal berkreasi pada perancangan interior yang menjadi fokus studi perancang - Dapat mengasah kemampuan perancang didalam hal kecepatan, ketelitian, dan ketepatan bekerja menentukan suatu keputusan dan hal pendesainan. - Menambah portofolio hasil perancangan interior yang dikerjakan oleh perancang. 2. Bagi Masyarakat - Dapat menjadi sebuah ilmu pengetahuan bagi masyarakat akan desain Interior yang saat ini mulai berkembang di Indonesia. 3. Bagi Ilmu Pengetahuan - Dapat menjadi sebuah acuan dan inspirasi didalam merancang interior suatu bangunan pada perancangan interior lainnya. - Menjadi sumbangan ilmu pengetahuan terhadap perkembangan ilmu di bidang desain interior. 1.6 Batasan Perancangan Adapun batasan perancangan pada proyek perancangan interior gedung RRI Bandung adalah, - Gedung utama RRI Bandung lantai 1 dan 2 - Ruang utama Gedung serbaguna Lokantara Budaya - Luasan Bangunan minimal + 2000 m2 - Lokasi terletak di Jl. Diponegoro, Bandung 1.7 Metodologi Perancangan
1. Observasi, atau survey lapangan Pada tahapan ini, perancang akan melakukan kunjungan ke beberapa gedung perkantoran yang fungsinya sama dengan objek perancangan, guna mengumpulkan data. Data ini lah yang nantinya akan digunakan untuk merumuskan permasalahan yang ada sehingga didapatkan konsep perancangan untuk mengatasi permasalahan objek perancangan. Proses ini dilakukan dengan melakukan kunjungan ke 2 kantor radio di kota bandung. Pengumpulan data, berkaitan dengan 2 kantor yang telah dikunjungi, dan 1 kantor radio luar negeri melalui sumber informasi di internet. Data Primer Data primer merupakan data fisik yang didapatkan melalui survey lapangan data tersebut baik berupa bukti foto, pengamatan, maupun wawancara. Berikut uraian nya, - Site Site adalah penampakan bangunan dan area disekitar bangunan tersebut berada. Melalui site kita dapat mengetahui potensi bangunan yang ada. Selain itu, untuk bangunan itu sendiri kita dapat mengetahui bentuk fasad, luasan, kondisi dan suasana ruangan, utilitas, dan hal hal lain terkait dengan kondisi fisik bangunan. - Data User Data user adalah data yang didapatkan berdasarkan pengamatan atau wawancara untuk mengetahui kegiatan dan kebiasaan pengguna bangunan. Data ini lah nantinya yang akan disesuaikan dengan rencana perancangan dengan segala fasilitas pendukung aktivitas tersebut. - Program ruangan dan fasilitas Data Sekunder Data sekunder adalah data yang didapatkan melalui literature yang berkaitan dengan objek perancangan. Literature bisa didapatkan melalui buku, artikel resmi, peraturan pemerintah, ataupun laporan tugas akhir. Pada kasus ini, penulis mengambil literature dari buku Time Saver Standard for Interior Design, Data Arsitek, Proposal Tugas Akhir redesign radio dari beberapa perguruan tinggi di Indonesia, dan data profil Radio Republik Indonesia yang didapatkan melalui wawancara serta dapat diakses melalui website resmi RRI. 2. Analisa Data
Data yang telah dikumpulkan kemudian dilakukan analisa, berikut beberapa hal yang perlu untuk dianalisa, - Aktivitas user - Analisa kebutuhan ruang - Besaran ruang - Pola sirkulasi ruangan - Alur pekerjaan didalam kantor - Pengkondisian ruangan - Utilitas bangunan - Karakter ruangan. 3. Perumusan Masalah Perumusan masalah dilakukan setelah data yang didapatkan dianalisa. Permasalahan yang didapatkan ini yang nantinya menjadi acuan didalam menentukan tema dan konsep perancangan. 4. Tema dan konsep Tema dan konsep didapatkan setelah mengetahui permasalahan yang ada pada objek perancangan sebagai solusi dari permasalahan, ataupun dengan mengangkat fenomena yang ada. Tema dan konsep inilah yang nantinya akan menciptakan karakteristik pada ruangan. 5. Preliminari desain Preliminary desain adalah hasil rancangan yang paling awal yang muncul dari ide pemikiran. Preliminary desain ini bersifat tidak pasti dikarenakan keinginan klien yang terkadang berbeda dengan hasil desain yang pertama kali dibuat. 6. Pengembangan desain Pengembangan desain ini dilakukan apabila preliminary desain belum bisa disetujui oleh klien. Pengembangan ini dapat berupa perbaikan pada elemen elemen tertentu pada objek perancangan. Biasanya perancang akan memberikan beberapa alternative desain untuk dapat dipilih menurut keinginan klien.
7. Output akhir Pada tahapan ini, hasil desain yang diajukan telah disetujui oleh klien. Selanjutnya hasil desain akan dieksekusi kedalam objek real yaitu bangunan eksisting gedung kantor 1.8 Kerangka Berpikir
1.9 Sistematika Penulisan BAB I Pendahuluan Menjelaskan tentang pemahaman umum mengenai Objek perancangan, alasan pemilihan Public Space sebagai objek perancangan, identifikasi permasalahan, batasan perancangan, tujuan perancangan, sistematika pembahasan, dan target pemecahan masalah. BAB 2 Kajian Literatur Menjelaskan mengenai dasar dasar teori, aspek aspek teknis pada objek perancangan, serta pembahasan mengenai studi kasus sejenis. BAB 3 Permasalahan Desain Menjelaskan mengenai hasil analisa terhadap objek perancangan, permasalahan desain yang terjadi pada objek perancangan, meliputi tema dan konsep perancangan sebagai solusi dari permasalahan. BAB 4 Preliminari Desain Menjelaskan tentang pemaparan desain terhadap objek perancangan, berupa desain terpilih meliputi desain secara keseluruhan dan desain khusus. BAB 5 Saran dan Kesimpulan Berisi tentang penjelasan mengenai tujuan dan sasaran pemecahan masalah melalu desain dan dampaknya terhadap user atau pengguna objek rancangan.