ANALISIS PENDAPATAN PETANI KAKAO DI DESA PANCAKARSA II KECAMATAN TALUDITI KABUPATEN POHUWATO

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS BIAYA, PENDAPATAN DAN R/C USAHATANI JAHE ( Zingiber officinale ) (Suatu Kasus di Desa Kertajaya Kecamatan Panawangan Kabupaten Ciamis)

ANALISIS USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KEMUNING MUDA KECAMATAN BUNGARAYA KABUPATEN SIAK

ANALISIS KELAYAKAN USAHA TAMBAK BANDENG DI DESA DOLAGO KECAMATAN PARIGI SELATAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG

KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHATANI SAYURAN Asep Irfan Fathurrahman 1) Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG DI DESA LABUAN TOPOSO KECAMATAN LABUAN KABUPATEN DONGGALA

IV. METODE PENELITIAN

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADA KOPI TRADISIONAL DAN KOPI SAMBUNG DI DESA LUBUK KEMBANG, KEC. CURUP UTARA, KAB. REJANG LEBONG

BAB III METODE PENELITIAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN. usahatani, pendapatan usahatani, dan rasio penerimaan dan biaya (R-C rasio).

SEPA : Vol. 8 No.1 September 2011 : 9 13 ISSN : ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHATANI KEDELAI DI KABUPATEN SUKOHARJO

SISTEM BAGI HASIL USAHATANI JAGUNG PETANI PENGGARAP DI KECAMATAN PULUBALA KABUPATEN GORONTALO

ANALISIS PENDAPATAN DAN EFISIENSI USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KOTA BANGUN KECAMATAN KOTA BANGUN

KAJIAN PRODUKSI DAN PENDAPATAN PADA PROGRAM GERNAS KAKAO DI SULAWESI TENGGARA

II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI

PENGELOLAAN USAHA TANI JAHE PUTIH DI KELURAHAN SEMPAJA KECAMATAN SAMARINDA UTARA KOTA SAMARINDA

ANALISIS SENSITIVITAS PENDAPATAN USAHATANI KAKAO DI DESA BURANGA KECAMATAN AMPIBABO KABUPATEN PARIGI MOUTONG

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KARAWANA KECAMATAN DOLO KABUPATEN SIGI

226 ZIRAA AH, Volume 32 Nomor 3, Oktober 2011 Halaman ISSN

ANALISIS USAHATANI KOPI DI DESA PIRIAN TAPIKO KECAMATAN TUTAR KAB.POLEWALI MANDAR. Rahmaniah HM.,SP, M.Si

ANALISIS FINANSIAL USAHATANI SAWI

ANALISIS USAHATANI RUMPUT LAUT DI KECAMATAN NAGAWUTUNG KABUPATEN LEMBATA

III. METODELOGI PENELITIAN. untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan

ANALISIS KELAYAKAN USAHA TAMBAK UDANG

III. KERANGKA PEMIKIRAN

ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI NANAS DI DESA DODA KECAMATAN KINOVARO KABUPATEN SIGI

ANALISIS USAHATANI PEPAYA DI KABUPATEN MUARO JAMBI. Refa ul Khairiyakh. Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jambi

BESARNYA KONTRIBUSI CABE BESAR (Capsicum annum L) TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI (Oryza sativa L) DI KELURAHAN BINUANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. METODE PENELITIAN

ANALISIS PENDAPATAN PETANI TOMAT PADA LAHAN SAWAH DI DESA TOSURAYA SELATAN KECAMATAN RATAHAN KABUPATEN MINAHASA TENGGARA. Welson Wangke Benu Olfie L.

Analisis Usahatani Kakao Pola Swadaya Di Desa Talontam Kecamatan Benai Kabupaten Kuantan Singingi

Asda Rauf; Amelia Murtisari Jurusan Agribisnis Fakultas Ilmu-Ilmu Pertanian Universitas Negeri Gorontalo

ABSTRAK. XAVERIUS GINTING, SALMIAH, JUFRI Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

II. LANDASAN TEORI A. Penelitian Terdahulu

METODE PENELITIAN. status suatu gejala yang ada. Data dikumpulkan disusun, dijelaskan dan kemudian

TITIK PULANG POKOK PRODUK OLAHAN COKELAT PADA INDUSTRI SA ADAH AGENCY DI KOTA PALU

III KERANGKA PEMIKIRAN

ANALISIS USAHATANI UBI KAYU (Manihot esculenta) ABSTRAK

Kata Kunci : Biaya Total, Penerimaan, Pendapatan, dan R/C.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

METODE PENELITIAN. merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi

Arie Bororing Dosen Fakultas Pertanian Universitas Pembangunan Indonesia ABSTRAK

III. METODE PENELITIAN. penerimaan yang diperoleh petani kedelai, pendapatan dan keuntungan yang

IV METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

PENDAPATAN PETANI TEMBAKAU ANTARA PENGGUNA AIR BOR DENGAN PENGGUNA AIR TADAH HUJAN

I. PENDAHULUAN. dan jasa menjadi kompetitif, baik untuk memenuhi kebutuhan pasar nasional. kerja bagi rakyatnya secara adil dan berkesinambungan.

291 ZIRAA AH, Volume 41 Nomor 3, Oktober 2016 Halaman ISSN Elektronik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. keadaan lingkungan (agroklimat) yang sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan

Oleh: 1 Haris Hermawan, 2 Soetoro, 3 Cecep Pardani

ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA DARI TANAMAN KELAPA DI DESA REBO KECAMATAN SUNGAILIAT KABUPATEN BANGKA

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA LAANTULA JAYA KECAMATAN WITAPONDA KABUPATEN MOROWALI

PENGENALAN ANALISIS KELAYAKAN USAHA TANI PADI SAWAH DI DESA KEBUN KELAPA KECAMATAN SECANGGANG KABUPATEN LANGKAT

Reza Raditya, Putri Suci Asriani, dan Sriyoto Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu ABSTRACT

I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional. mengenai variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan menganalisis

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA SIDONDO 1 KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

ANALISIS TITIK PULANG POKOK USAHATANI BAWANG MERAH (Allium ascolinicum L) VARIETAS LEMBAH PALU DI KELURAHAN TAIPA KECAMATAN PALU UTARA KOTA PALU

ANALYSIS OF COST EFFICIENCY AND CONRTIBUTION OF INCOME FROM KASTURI TOBACCO, RICE AND CORN TO THE TOTAL FARM HOUSEHOLD INCOME

ANALISIS TITIK IMPAS SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PEDAGANG CABAI RAWIT DI WILAYAH KOTA GORONTALO* )

IV. METODE PENELITIAN

ANALISIS PERBANDINGAN KELAYAKAN USAHATANI CABAI MERAH

ANALISIS PENDAPATAN AGROINDUSTRI KERIPIK NENAS DAN KERIPIK NANGKA DI DESA KUALU NENAS KECAMATAN TAMBANG KABUPATEN KAMPAR

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Rancabungur, Desa Pasirgaok, Bogor,

Irving C.K. Putri, Analisis Pendapatan Petani Kakao. ANALISIS PENDAPATAN PETANI KAKAO DI KABUPATEN PARIGI MOUTONG. Oleh: Irving Clark Kaiya Putri

BAB III METODE PENELITIAN. Usahatani tembakau sendiri merupakan salah satu usahatani yang memiliki

ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI DI KABUPATEN KARANGANYAR COST AND REVENUE ANALYSIS OF RICE FARMING IN KARANGANYAR REGENCY

KAJIAN EKONOMI USAHATANI KENTANG DI KECAMATAN SUKAPURA KABUPATEN PROBOLINGGO

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL KELAPA SAWIT RAKYAT

ZIRAA AH, Volume 40 Nomor 2, Juni 2015 Halaman ISSN ELEKTRONIK

ANALISIS PENDAPATAN PETANI KARET POLA SWADAYA DI KECAMATAN PANGKALAN KURAS KABUPATEN PELALAWAN

ANALISIS USAHATANI KACANG PANJANG (Vigna sinensis L.) VARIETAS PARADE (Studi Kasus di Kelurahan Pataruman Kecamatan Pataruman Kota Banjar)

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penentuan lokasi penelitian ditentukan secara sengaja (purposive

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA SIDERA KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

PENGARUH FAKTOR SOSIAL EKONOMI PETANI TERHADAP PRODUKSI USAHATANI SAWI (Kasus: Kelurahan Terjun, Kecamatan Medan Marelan, Kota Medan) JURNAL ILMIAH

ANALISIS MARGIN DAN EFISIENSI SALURAN PEMASARAN KAKAO DI KABUPATEN KONAWE

STUDI PEMASARAN WORTEL (Daucus carota L.) DI DESA CITEKO KECAMATAN CISARUA KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT

Analisis Pendapatan Usaha Pengrajin Gula Aren Di Desa Tulo a Kecamatan Bulango Utara Kabupaten Bone Bolango

ANALISIS KOMPARASI PENDAPATAN USAHATANI KAKAO DAN USAHATANI LADA DI DESA LAMONG JAYA KECAMATAN LAEYA KABUPATEN KONAWE SELATAN

ANALISIS USAHA TANI BEBERAPA VARIETAS PADI DENGAN MENGGUNAKAN REVENUE COST RATIO (R/C RATIO) Untari 1) ABSTRACT PENDAHULUAN

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data

22 ZIRAA AH, Volume 33 Nomor 1, Februari 2012 Halaman ISSN

ANALISIS USAHATANI JAGUNG (Zea Mays L) (Suatu kasus di Desa Pancawangi Kecamatan Pancatengah Kabupaten Tasikmalaya)

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

III KERANGKA PEMIKIRAN

ANALISIS FINANSIAL PERKEBUNAN GAMBIR RAKYAT DI KABUPATEN PAKPAK BHARAT. Vera Anastasia

ANALISIS PENPAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA INDUSTRI TAHU DANI DI KOTA PALU. Income and Worthiness Analysis of Industrial Enterprises Tofu Dani in Palu

III. METODE PENELITIAN. Tanaman kehutanan adalah tanaman yang tumbuh di hutan yang berumur

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN PETANI JAGUNG DI SEKITAR WADUK KEDUNG OMBO KECAMATAN SUMBERLAWANG KABUPATEN SRAGEN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Suheli, M. dkk., Analisis Kelayakan Usahatani...

ANALISIS USAHATANI PALA DI KAMPUNG TALAWID KECAMATAN KENDAHE KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE ABSTRACT

KELAYAKAN USAHATANI KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) DAN KEDELAI (Glycine max L.) Muh. Fajar Dwi Pranata 1) Program Studi Agribisnis Fakultas

198 ZIRAA AH, Volume 40 Nomor 3, Oktober 2015 Halaman ISSN ELEKTRONIK

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS PENDAPATAN PETANI PENGGARAP PADA USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KALEKE KECAMATAN DOLO BARAT KABUPATEN SIGI

IV. METODE PENELITIAN

Transkripsi:

ISSN : 2541-6847 ANALISIS PENDAPATAN PETANI KAKAO DI DESA PANCAKARSA II KECAMATAN TALUDITI KABUPATEN POHUWATO (Studi Kasus Desa Pancakarsa II Kecamatan Taluditi Kabupaten Pohuwato) Masni 1), Yuriko Boekoesoe 2), Yanti Saleh 2) 1) Jurusan Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Negeri Gorontalo 2) Fakultas Pertanian, Universitas Negeri Gorontalo ABSTRACT This research aims at (1) Investigating cost structure of cacao farm in Village of Pancakarsa II, Sub-district of Taluditi, District of Taluditi, District of Pohuwato by applying survey method. This research was done from June to July 2016. Data are analyzed descriptive qualitatively. Research findings are: (1) Cost of Cacao f arm in Village of Pancakarsa II, Sub-district of Taluditi, District of Pohuwato is divided into two which are fixed cost and variable cost. Fixed cost consists of depreciation of tool and land tax, while variable cost consists of seed, fertilizer, medicine and working cost; and (2) The highest total cost during 5 years of doing cacao farm is in 2015 which is Rp. 1.504.040 and the smallest is in 2012 which is Rp. 273.980. Meanwhile, the highest income during 5 years of doing cacao farm is in 2015 which is Rp. 9.720.000 and the lowest is in 2012 which is Rp. 6.917.400. (2) The average income of Cacao farm in Village of Pancakarsa II, Sub-district of Taluditi, District of Pohuwato are Rp. 6.316.424 in 2011; Rp. 5.643.420 in 2012; Rp. 7.148.823. in 2013; Rp. 6.532.542 in 2014 and Rp. 8.213.137 in 2015. Therefore, the highest incomes is in 2015 which is Rp. 8.213.137 while the lowest is in 2012 which is Rp. 5.643.420. Keywords: Cost of Farm, Income of Farmer ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah 1) Mengetahui struktur biaya usahatani kakao di Desa pancakarsa Kecamatan Taluditi Kabupaten Pohuwato; 2) mengetahui Menganalisis pendapatan petani kakao di Desa pancakarsa Kecamatan Taluditi Kabupaten Pohuwato, dengan menggunakan metode survey. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai Juli 2016. Analisis data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini adalah 1) Biaya usahatani Kakao di Desa Pancakarsa II Kecamatan Taluditi, Kabupaten Pohuwato di bagi menjadi dua yaitu :a).biaya tetap dan biaya tidak tetap. Biaya tetap yang terdiri dari : penyusutan alat dan pajak lahan, sedangkan biaya tidak tetap (biaya variabel) terdiri dari : bibit, pupuk, obat dan biaya tenaga kerja. b). Biaya total untuk usahatani kakao selama 5 tahun yaitu yang terbesar pada tahun 2015 sebesar Rp. 1.504.040 dan yang terkecil pada tahun 2012 sebesar Rp. 1.273.980, sedangkan penerimaan untuk usahatani kakao selama 5 tahun yang terbesar pada tahun 2015 sebesar Rp. 9.720.000 dan yang terkecil pada tahun 2012 sebesar Rp. 6.917.400.2) Dari hasil Penelitian usahatani kakao di Desa Pancakarsa II, Kecamatan Taluditi, Kabupaten Pohuwato Pendapatan yang diperoleh selama 5 tahun oleh Petani Kakao pada tahun 2011 sebesar Rp. 6.316.424, pada tahun 2012 sebesar Rp. 5.643.420, pada tahun 2013 sebesar Rp. 7.148.823, pada tahun 2014 sebesar Rp. 6.532.542, dan pada tahun 2015 sebesar Rp. 8.213.137. Jadi pendapatan terbesar pada tahun 2015 sebesar Rp. 8.213.137 sedangkan yang terendah pada tahun 2012 sebesar Rp. 5.643.420. Kata Kunci: Biaya usahatani, Pendapatan petani

PENDAHULUAN Kakao merupakan salah satu hasil pertanian Indonesia yang cukup potensial dalam menyumbang devisa negara, di tingkat dunia kakao Indonesia menepati posisi ketiga setelah Pantai Gading dan Ghana. Hal ini di dukung dengan areal tanam Indonesia yang masih banyak tersedia, tenaga kerja dan tenaga ahli kakao.tidak berlebihan rasanya bila potensi ini masih dapat di tingkatkan.kakao (Theobroma cacao) merupakan salah satu komoditas ekspor yang cukup potensial sebagai penghasil devisa negara, di samping itu juga karena permintaan dalam negeri yang terus meningkat akibat berkembangnya industry pengolahan biji kakao. Budidaya kakao dimulai dari persiapan bibit kakao yang berkualitas, dimana bibit berkualitas dihasilkanmelalui penggunaan bibit dari varietas yang baik dan teknik budidaya yang benar, salah satu teknik budidaya adalahpemupukan kompos dari kulit buah kakao (Yosep et al., 2013: 1). Kabupaten Pohuwato merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Gorontalo yang memiliki banyak komuditi kakao dan banyak petani yang melakukan budidaya kakao.produksi kakao di Kabupaten Pohuwato setiap tahunnya meningkat, dibuktikan pada tahun 2014 dengan luas panen kakao mencapai 5.875 ha dengan produktivitasnya mencapai 5.270 ton, pada tahun 2015 luas panenya meningkat menjadi 7.599 ha dengan produktivitas hingga mencapai 7.220 ton, peningkatan produktivitas kakao membuktikan bahwa Kabupaten Pohuwato merupakan wilayah 18 potensi kakao, (Dinas Pertanian Kabupaten Pohuwato, 2016). Kecamatan Taluditi salah satu wilayah produksi kakao terbesar di Kabupaten Pohuwato.Kecamatan ini terdiri dari tujuh Desa dengan lingkup masyarakat desa yang sebagian besar mempunyai mata pencaharian sebagai petani kakao.tanaman perkebunan kakao menjadi andalan ekonomi petani di wilayah Kecamatan Taluditi khususnya di Desa Pancakarsa II, untuk ini salah satu usaha yang dilakukan untuk meningkatkan pendapatan petani yaitu dengan memanfaatkan produktivitas yang saat ini sudah mengalami peningkatan.oleh karena itu kakao merupakan tanaman perkebunan unggulan petani Desa Pancakarsa II, Kecamatan Taluditi.Tanaman ini merupakan sumber pendapatan ekonomi rumah tangga petani sekaligus sebagai pengerak ekonomi di Desa Pancakarasa II. Desa pancakarsa II merupakan salah satu desa yang memiliki perkebunan kakao yang meningkat di Kecamatan Taluditi, sehingga dilakukan penelitian di Desa Pancakarsa II tersebut, produksi kakao di Desa Pancakarsa II setiap tahunya meningkat, dibuktikan pada tahun 2014 dengan luas lahan 642 ha dengan produktivitasnya mencapai 8.800 kg, pada tahun 2015 dengan luas lahan 680 ha dengan produktivitasnya mencapai 9.500 kg, peningkatan produktivitas kakao membuktikan bahwa Desa Pancakarsa II merupakan Desa yang berpotensi kakao, (Kantor Desa Pancakarsa II, 2016). TINJAUAN PUSTAKA Whynne dan Hammond (1985:79) mengungkapkan dalam aktivitas ekonomi penggunaan lahan dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor fisik yang meliputi : Iklim yang terdiri dari suhu, curah hujan, radiasi sinar matahari dan angin, topografi, tanah, air. Faktor non fisik (human factor) meliputi : modal, tenaga kerja, transportasi, pemasaran, layanan kredit dan teknologi. Penggunaan lahan harus ditentukan oleh kebijakan proses yaitu dengan memadukan antara kebiasaan dan perubahan elemen. Kebijakan dipergunakan untuk aktivitas pengelolaan tanaman (dipengaruhi oleh persiapan, pemupukan, pembibitan, pemberantasan hama, tenaga kerja, alat pertanian dan pengorganisasian) yang nantinya akan berpengaruh pada pendapatan perkapita. Pendapatan bisa berdampak pada kemiskinan dan atau kesejahteraan. Kesejahteraan petanibisa terjadi jika ada inovasi inovasi baru dalam pertanian sedangkan kemiskinan akan terjadi pada petani jika tidak ada inovasi-inovasi baru atau stagnasi. Dwi dkk (2011 : 28) menjelaskan biaya usahatani di bagi menjadi dua yaitu biaya tetap

dan biaya tidak tetap. Biaya tetap adalah jenis biaya yang besar kecilnya tidak tergantung pada besar kecilnya produksi, misalnya alat-alat pertanian sewa lahan, mesin pertanian, dan biaya pemeliharaan.biaya tidak tetap adalah biaya yang besar kecilnya berhubungan langsung dengan besarnya produksi, misalnya pengeluaran untuk bibit, pupuk dan pestisida. Dalam usahatani, petani harus membandingkan antara hasil yang harapkan akan diterima pada waktu panen yang disebut dengan biaya pengeluaran atau biaya produksi. Penerimaan total (TR) adalah jumlah total yang diterima perusahaan dari penjualan produknya, perusahaan yang bersaing secara sempurna menjual masing-masing unit produknya dengan harga yang sama, tanpa menghirauakan tingkat keluaran yang telah dipilihnya. Oleh karena itu, total penerimaan sama dengan harga per unit dikali kuantitas keluaran yang diputuskan 19 untuk diproduksi oleh perusahaan itu (Case dan Fair, 2002: 220). Pendapatan adalah hasil dari usahatani, yaitu hasil kotor (bruto) dengan produksi yang dinilai dengan uang, kemudian dikurangkan biaya produksi dan pemasaran sehingga diperoleh pendapatan bersih usahatani (Mubyarto, 1994 : 61). Berhasil atau tidaknya usahatani dapat dilihat dari besarnya pendapatan yang diperoleh petani dalam mengelola usahatani.pendapatan dapat didefinisikan sebagai sisa dari pengurangan nilai penerimaan dan biaya yang dikeluarkan. Pendapatan yang diharapkan adalah pendapatan yang bernilai positif. Penerimaan usahatani adalah nilai produk total usahatani dalam jangka waktu tertentu, baik yang dijual maupun yang tidak dijual. Penerimaan ini mencakup semua produk yang dijual, dikonsumsi rumah tangga petani, yang digunakan kembali untuk bibit atau yang disimpan digudang (Soekartawi, 1986 : 9). METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan selama bulan Juni Juli Tahun 2016 di Desa-Pancakarsa II Kecamatan Taluditi, Kabupaten Pohuwato.Jenis penelitian yang digunakan dalam menganilisis pendapatan petani kakao dengan menggunakan jenis penelitian berupa survey dan wawancara. Survey merupakan penelitian secara komperhensif kepada suatu objek tertentu yang tujuannya untuk mendapatakan data yang valid.wawancara merupakan pendekatan dan bertanya langsung kepada petani.adapun data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dari hasil pengamatan langsung, wawancara dan pengisian kuesioner dengan pihak-pihak terkait.data sekunder diperoleh dari buku-buku, jurnal ilmiah, hasil-hasil penelitian serta informasi dan studi literatur yang mendukung dari berbagai instansi terkait.untuk mengindentifikasi masalah 1 dan 2 menggunakan analisis deskriptif kualitatif yaitu mengumpulkan data dan mengolah data baik data skunder dan data primer. Pendapatan petani merupakan balas jasa atau hasil dari kerja dan pengelolaan petani dan anggota keluarganya, maka ukuran inilah yang terbaik untuk mengetahui berhasilnya kegiatan usahatani. Data yang telah diperoleh selanjutnya dianalisis dengan menggunakan: 1. Total Biaya (Total Cost) diperoleh dengan menggunakan rumus: TC = FC x VC Keterangan: FC = Biaya Tetap (Fixed Cost) VC = Biaya Variabel (Variable Cost) Total Penerimaan (Total Revenue) diperoleh dengan menggunakan rumus: TR = P x Q Keterangan : P = Harga (Price) Q = Jumlah (Quantity) 2. Analisis Pendapatan Usahatani dengan menggunakan rumus:

Pd = TR x TC Keterangan : Pd = Pendapatan TR = Total Penerimaan (Total Revenue) TC = Total Biaya (Total Cost) 3. Analisis Keuntungan usahatani dengan menggunakan rumus: R/C Ratio = TR TC Keterangan : TR TC = Total Penerimaan = Total Biaya 20 Dengan kriteria sebagai berikut: - Jika R/C > 1 maka usahatani kakao menguntungkan - Jika R/C = 1 maka usahatani kakao impas atau tidak untung dan tidak rugi - Jika R/C < 1 maka usahatani kakao tidak menguntungkan (rugi) HASIL DAN PEMBAHASAN Komponen biaya usahatani Kakao meliputi biaya tetap dan biaya variabel. Penerimaan adalah hasil kali jumlah produksi dengan harga komoditas, sedangkan pendapatan bersih berasal dari selisih antara penerimaan dan biaya produksi. Biaya produksi Kakao adalah biaya yang dikeluarkan petani sampel Kakao selama proses produksi sehingga menjadi produk Kakao.Biaya ini meliputi biaya tetap (fixed cost) dan biaya variabel atau biaya-biaya berubah (variabel cost). Biaya tetap adalah biaya yang penggunaannya tidak habis dalam satu masa produksi. Biaya tetap dalam usahatani Kakao ini meliputi pajak lahan, penyusutan alat dan upah tenaga kerja dalam keluarga. Biaya variabel adalah biaya yang penggunaannya sangat tergantung pada skala produksi dan habis dalam satu masa produksi. Biaya variabel dari usahatani Kakao meliputi biaya untuk bibit, Pupuk Urea, phonska, Obatobatan,sewa tenaga krja serta upah panen. Tabel 1. Komponen Biaya Usaha Tani Kakao No. Jenis biaya Nilai Biaya/Ha (Rp/Tahun) 2011 2012 2013 2014 2015 1 Biaya Variabel Perawatan - Pupuk urea 200.000 220.000 250.700 250.700 244.800 - Pupuk ponska 160.000 165.600 180.000 189.000 206.800 - Obat noxon 270.000 234.580 250.000 220.080 240.160 - Obat sprin 270.000 185.400 226.000 200.000 220.080 Sewa tenaga kerja - Pemupukan 126.800 150.400 194.400 169.200 186.000 - Pemberantasan Hp 132.800 151.200 176.000 170.000 199.200 - Panen / Pemetikan 124.600 156.800 158.400 199.000 192.000 Total biaya variabel (1) 1.284.200 1.263.980 1.435.500 1.397.980 1.489.040 2. Biaya Tetap Pajak lahan 10.000 10.000 12.000 15.000 15.000 Penyusutan alat - - 11.997 - - Total Biaya tetap (2) 10.000 10.000 23.997 15.000 15.000 3. Biaya Total 1.294.200 1.273.980 1.459.497 1.412.980 1.504.040 Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2016

21 1. Biaya Total Usaha Tani Biaya total adalah jumlah seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi suatu barang atau jasa. Biaya ini merupakan penjumlahan dari Biaya Tetap Total dan Biaya Variabel Total. Biaya Total usahatani Kakao dari petani sampel dapat dilihat pada Tabel 2 berikut: No Tahun Pupuk Tabel 2. Biaya Total Usaha Tani Kakao Pengunaan Obat- Obatan Jenis Biaya Upah Tenaga kerja Penyusutan alat Pajak Lahan Biaya Total 1. 2011 360.000 540.000 384.200-10.000 1.294.200 2. 2012 385.000 419.980 458.400-10.000 1.273.980 3. 2013 430.700 476.000 528.800 11.997 12.000 1.459.497 4. 2014 439.700 420.080 385.200-15.000 1.412.980 5. 2015 451.600 460.240 577.200-15.000 1.504.040 Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2016. No 2. Produksi Tanaman Kakao Produksi merupakan suatu kegiatan yang dikerjakan untuk menambah nilai guna suatu benda atau menciptakan benda baru sehingga lebih bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan. Tabel 3. Produksi Tanaman Kakao Tahun Produksi (Kg) Harga Rp/Kg 1. 2011 347,2 21.920 2. 2012 305 22.680 3. 2013 352,8 24.400 4. 2014 314,8 25.240 5. 2015 360,2 27.000 Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2016 Pada Tabel 3 diatas diketahui bahwa produksi tertinggi pada tahun 2015 sebesar 360,2 Kg. Hal ini menunjukkan bahwa petani berhasil melakukan panen pada tahun 2015 yaitu sebanyak 25 petani, dan produksi terendah pada tahun 2012 yaitu sebesar 305 Kg. 3. Penerimaan Usahatani Kakao Penerimaan usahatani adalah perkalian antara produksi kakao yang diperoleh selama satu kali panen dengan harga jual selama proses produksi. Besarnya biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi sesuatu, menentukan harga pokok dari produk yang akan dihasilkan seperti yang disajikan pada Tabel 4: No Tahun Tabel 4. Penerimaan Hasil Usahatani Kakao Harga Rp/Kg Produksi (Kg) Penerimaan (Rp) 1. 2011 21.920 347,2 7.610.624 2. 2012 22.680 305 6.917.400 3. 2013 24.400 352,8 8.608.320 4. 2014 25.240 314,8 7.945.552 5. 2015 27.000 360,2 9.720.000 Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2016. Pada Tabel 4 diatas menunjukkan bahwa penerimaan tertinggi pada tahun 2015 sebesar Rp. 9.720.000 dengan harga ratarata Rp. 27.000 dan produksi

sebesar 360,2 Kg. Sedangkan penerimaan terendah pada tahun 2011 sebesar Rp. 7.610.624 dengan harga rata-rata Rp. 21.920 dan rata-rata produksi sebesar 347.2. 4. Pendapatan Usahatani Kakao 22 Pendapatan petani merupakan balas jas atau hasil dari kerja dan pengelolaan petani dan anggota keluarganya, maka ukuran inilah yang terbaik untuk mengetahui berhasilnya kegiatan usahatani. Tabel 5. Pendapatan Usahatani Kakao No Tahun Penerimaan Biaya Total Pendapatan (Rp) (Rp) (Rp) 1. 2011 7.610.624 1.294.200 6.316.424 2. 2012 6.917.400 1.273.980 5.643.420 3. 2013 8.608.320 1.459.497 7.148.823 4. 2014 7.945.552 1.412.980 6.532.542 5. 2015 9.720.000 1.504.040 8.213.137 Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2016 Pada Tabel diatas dapat dilihat bahwa pendapatan tertinggi diperoleh pada tahun 2015 sebesar Rp. 8.213.1337, sedangkan pendapatan yang terendah pada tahun 2012 sebesar Rp. 5.609.098. KESIMPULAN Berdasarkan uraian, analisis, dan pembahasan maka kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah: 1. Biaya usahatani Kakao di Desa Pancakarsa II Kecamatan Taluditi, Kabupaten Pohuwato di bagi menjadi dua yaitu: (a) biaya tetap yang terdiri dari penyusutan alat, pajak lahan, sedangkan biaya variabel terdiri dari bibit, pupuk, obat dan biaya tenaga kerja; (b) b iaya total untuk usahatani kakao selama 5 tahun yaitu yang terbesar pada tahun 2015 sebesar Rp. 1.504.040 dan yang terkecil pada tahun 2012 sebesar Rp. 1.273.980, sedangkan penerimaan untuk usahatani kakao selama 5 tahun yang terbesar pada tahun 2015 sebesar Rp. 9.720.000 dan yang terkecil pada tahun 2012 sebesar Rp. 6.917.400. 2. Dari hasil Penelitian usahatani kakao di Desa Pancakarsa II, Kecamatan Taluditi, Kabupaten Pohuwato Pendapatan yang diperoleh selama 5 tahun oleh Petani Kakao pada tahun 2011 sebesar Rp. 6.316.424, pada tahun 2012 sebesar Rp. 5.643.420, pada tahun 2013 sebesar Rp. 7.148.823, pada tahun 2014 sebesar Rp. 6.532.542, dan pada tahun 2015 sebesar Rp. 8.213.137. Jadi pendapatan terbesar pada tahun 2015 sebesar Rp. 8.213.137 sedangkan yang terendah pada tahun 2012 sebesar Rp. 5.643.420. SARAN Berdasarkan kesimpulan di atas maka dapat diberi saran sebagai berikut: 1. Usahatani Kakao petani sampel di Desa Pancakarsa II Kecamatan Taluditi Kabupaten Pohuwato lebih di tingkatkan lagi, baik dari segi proses produksi (Pengolahan lahan, penanaman pemeliharaan dan panen) dan pemasaran untuk menambah atau meningkatkan jumlah produksi serta pendapatan untuk kesejahteraan petani. 2. Dukungan dari pemerintah kepada petani ataupun bantuan berupa bibit dan lainlain agar masyarakat lebih terbantukan dalam pembudidayaan tanaman kakao. 3. Program penyuluhan menegenai pemberantasan hama dan penyakit pada petani harus ditingkatkan, bahkan perlu

didampingi dengan program lain agar dapat meningkatkan keberdayaan dan pendapatan bagi petani. DAFTAR PUSTAKA Case dan Fair. 2002. Edisi Kelima Prinsip-prinsip Ekonomi Mikro. PT. Perhalindo Jakarta. Indonesia. Mubyarto. 1994. Pengantar Ekonomi Pertanian. PT Pustaka LP3ES, Indonesia Setiawati et. al (2007), Analisis Kelayakan Finansial pada Usahatani Kakao. Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas Negeri Gorontalo. 23 4. Diperlukan pelatihan, kursus dan sekolah lapang dapat dilakukan secara berkala untuk meningkatkan produksi usahatani dan pendapatan petani. T. Wahyudi; T.R. Panggabean; Pujiyanto. 2008. Kakao Manajemen Agribisnis dari Hulu hingga Hilir. Penerbit Penebar Swadaya. Jakarta. Yosep Sri et al.2013. Pemanfaatan Kompos Kulit Buah Kakao Pada Pertumbuhan Bibit Kakao Hibrida. Jurnal Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Riau