BAB I PENDAHULUAN I. 1. LATAR BELAKANG Nyeri kepala merupakan masalah kesehatan masyarakat yang utama. Secara global, persentase dari populasi orang dewasa yang mengalami gangguan nyeri kepala pada umumnya 47%, 10% Migraine, 38% Tension-Type Headache (TTH), 3% Chronic Headache (Jansen dkk 2007). Dari hasil pengamatan jenis penyakit dari pasien yang berobat jalan di praktek klinik selama tahun 2003, ternyata nyeri kepala menduduki proporsi tempat yang teratas, sekitar 42% dari keseluruhan pasien neurologi (Sjahrir 2004). Penelitian internasional menemukan prevalensi nyeri kepala pada anak-anak dan remaja terus meningkat. Selain itu, diperkirakan bahwa nyeri kepala menetap pada saat usia dewasa dalam persentase yang relatif tinggi (sekitar 50%) dari kasus (Gabman dkk 2009). Hal ini didukung oleh (Lewis 2002) yang melakukan survei epidemiologi pada remaja menemukan dari 9.000 anak-anak sekolah dimana frekuensi nyeri kepala dilaporkan 2.5% setelah berumur tujuh tahun dan15% setelah berumur 15 tahun. Zuraini dkk 2005 di Medan telah meneliti karekteristik nyeri kepala migren dan TTH pada siswa 2 sekolah SMU dan 2 Akademi Keperawatan
(Akper) di kotamadya Medan didapatkan hasil pada SMU sebanyak 78% menderita nyeri kepala sedangkan siswa akper sebanyak 83.75% menderita nyeri (Sjahrir 2004). Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) telah menjadi bagian sentral dari keseharian kehidupan anak-anak dan remaja. Menggunakan komputer untuk belajar, bermain game dan mencari informasi di Internet, dan berkomunikasi melalui ponsel di mana dan kapan pun mereka mau Penelitian di Finlandia pada 7292 peserta berusia 12, 14, 16 dan 18 tahun menunjukkan bahwa anak laki-laki lebih sering bermain game digital dan menggunakan internet dibandingkan anak perempuan yang lebih sering mengunakan Handphone (Hp) (Punamaki dkk 2007). Penelitian dilakukan pada 400 siswa dalam kelompok usia 10-19 tahun menunjukkan bahwa remaja menghabiskan lebih banyak waktu bermain game dan menonton televisi (Goel dkk 2009). Jumlah Pemakai Hp di Indonesia menurut catatan Asosiasi Telepon Seluler Indonesia (ATSI), saat ini, sekitar 180 juta penduduk Indonesia sudah menjadi pelanggan layanan seluler. Itu berarti, sudah sekitar 60 persen populasi di tanah air sudah memiliki perangkat telekomunikasi. ( harian berita com). Pada penelitian (Busch dkk 2010) yang melakukan penelitian berbasis populasi pada 1.025 remaja usia 13-17 tahun. Menemukan sebagian besar remaja menggunakan komputer (85%), menonton televisi (TV) (90%) atau mendengarkan musik (90%) setiap hari, hanya 23% dari
peserta menggunakan ponsel dan hanya 25% bermain game setiap hari. Ada hubungan statistik yang signifikan antara mendengarkan musik dan nyeri Ketika stratifikasi untuk jenis nyeri kepala, tidak ada hubungan statistik yang signifikan. Penelitian tentang prevalensi nyeri kepala pada pengguna Hp di Singapura menemukan bahwa sebanyak 808 pria dan wanita antara 12 dan 70 tahun, yang tinggal dalam satu komunitas, dipilih menggunakan satu tahap cluster random sampling dan mengisi kuesioner. Ditemukan prevalensi pengguna Hp 44,8%. Nyeri kepala adalah gejala yang paling umum di kalangan pengguna HP dibandingkan yang bukan pengguna Hp, Ada peningkatan yang signifikan dalam prevalensi nyeri kepala dengan semakin lamanya penggunaan (dalam menit per hari). Prevalensi nyeri kepala berkurang lebih dari 20% di antara mereka yang menggunakan hand-free dibandingkan dengan mereka yang tidak pernah menggunakan (Chia dkk 2000). Penelitian Soderqvist 2008 mengenai penggunaan Hp pada remaja Swedia umur 15-19 tahun menemukan bahwa gejala yang sering dikeluhkan adalah kelelahan, stress, nyeri kepala, cemas, susah berkonsentrasi dan gangguan tidur (Soderqvist 2008). Anak-anak di negara maju banyak menghabiskan waktu menonton televisi. Survei menunjukkan bahwa waktu yang dihabiskan pada masa anak-anak dan remaja untuk menonton televisi melebihi waktu yang dihabiskan di sekolah. Ada kekhawatiran bahwa peningkatan menonton
televisi oleh anak-anak bisa memiliki efek buruk pada kesehatan (Hancox dkk 2004) Meningkatnya prevalensi keluhan fisik seperti nyeri leher, nyeri bahu, dan nyeri kepala telah dilaporkan pada populasi remaja. Jika dibandingkan dengan penelitian cross sectional dari 1991-2001, yang kemungkinan nyeri punggung meningkat antara 23% - 50% untuk anak laki-laki dan antara 44% - 50% di antara perempuan dalam jangka waktu 10 tahun. Sejalan dengan peningkatan keluhan fisik,pada remaja terjadi peningkatan dalam menghabiskan waktu di kegiatan berbasis layar, seperti TV, computer games, atau jenis hiburan lainnya berbasis komputer (Torsheim 2010). I.2. Perumusan masalah Berdasarkan latar belakang penelitian-penelitian terdahulu seperti yang telah diuraikan di atas, dirumuskan masalah sebagai berikut: Apakah ada hubungan penggunaan media elektronik dengan nyeri kepala pada remaja? I.3. Tujuan penelitian Penelitian ini bertujuan: I.3.1. Tujuan Umum Untuk mengetahui hubungan penggunaan media elektronik dengan nyeri kepala pada remaja.
I.3.2. Tujuan Khusus 1. Untuk melihat hubungan antara penggunaan media elektronik dengan nyeri 2. Untuk melihat gambaran deskriptik umur, jenis kelamin, jenis media elektronik, penggunaan media elektronik dan nyeri 3. Untuk melihat hubungan antara penggunaan Hp dengan nyeri 4. Untuk melihat hubungan antara penggunaan komputer dengan nyeri 5. Untuk melihat hubungan antara penggunaan televisi dengan nyeri 6. Untuk melihat hubungan frekuensi penggunaan Hp dengan nyeri 7. Untuk melihat hubungan antara durasi penggunaan Hp dengan nyeri kepala menggunakan. 8. Untuk melihat hubungan antara lama punya Hp dengan nyeri 9. Untuk melihat hubungan antara durasi menggunakan komputer sehari dengan nyeri 10. Untuk melihat hubungan antara durasi sehari menonton televisi dengan nyeri 11. Untuk melihat hubungan frekuensi penggunaan Hp dengan tipe nyeri 12. Untuk melihat hubungan antara durasi penggunaan Hp dengan tipe nyeri
13. Untuk melihat hubungan antara lama punya Hp dengan tipe nyeri 14. Untuk melihat hubungan antara durasi menggunakan komputer sehari dengan tipe nyeri 15. Untuk melihat hubungan antara durasi sehari menonton televisi dengan tipe nyeri I.4. Hipotesis Ada hubungan penggunaan media elektronik dengan nyeri kepala pada remaja. I.5. Manfaat Penelitian I.5.1 Manfaat Penelitian Untuk Ilmu Pengetahuan Dengan mengetahui hubungan penggunaan media elektronik dengan nyeri kepala, maka dapat dijadikan sebagai dasar pertimbangan untuk lebih banyak melakukan penelitian pada efek media elektronik pada kesehatan. I.5.2 Manfaat Penelitian Untuk Masyarakat Dengan mengetahui hubungan penggunaan media elektronik dengan nyeri kepala, maka dapat dijadikan sebagai dasar pertimbangan memberi nasehat kepada masyarakat untuk lebih hati-hati menggunakan media elektronik.