KEMENTERIAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA SIARAN PERS Pusat HUMAS Kementerian Perdagangan Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta 10110 Telp: 021-23528446/Fax: 021-23528456 www.depdag.go.id Kinerja Ekspor Februari 2010 Terus Membaik Jakarta, 7 April 2010 Kinerja ekspor bulan Februari 2010, seperti bulan sebelumnya, terus membaik. Ekspor nonmigas selama Februari 2010 mencapai US$ 9,1 miliar, meningkat 48, dibanding ekspor bulan yang sama tahun 2009 lalu. Nilai itu bahkan lebih tinggi dari kinerja Februari 2008, sebelum krisis global terjadi. Demikian dijelaskan Wakil Menteri Perdagangan, Mahendra Siregar pada konperensi pers mengenai perkembangan ekspor impor, hari ini di kantor Kementerian Perdagangan. Kinerja ekspor tersebut mengindikasikan bahwa pembalikan kinerja ekspor Indonesia yang terjadi sejak triwulan terakhir 2009 dapat terus ditingkatkan pada awal tahun 2010. Sementara itu, World Trade Organization (WTO) memperkirakan perdagangan dunia akan tumbuh 9,5% pada tahun 2010, setelah mengalami penurunan terbesar selama lebih dari 70 tahun pada tahun 2009. Berdasarkan kinerja ekspor 2 bulan pertama 2010 itu, pemerintah optimis Indonesia akan semakin mampu menarik keuntungan dari perkembangan perdagangan dunia tersebut, sehingga ekspor nonmigas akan dapat melampaui target pertumbuhan sebesar 8,5%. Perkiraan Perdagangan Global dan Peningkatan Pangsa Ekspor Indonesia World Trade Organization (WTO) memprediksi volume perdagangan dunia di tahun 2010 akan mengalami peningkatan sebesar 9,5%. Peningkatan tersebut terjadi setelah pada tahun sebelumnya mengalami kontraksi 1. Penurunan volume perdagangan dunia itu adalah yang paling buruk selama 70 tahun terakhir, terutama terjadi di kawasan, Uni Eropa, dan yang mengalami kontraksi masing-masing sebesar 24,5%, 23, dan 28,1%. Sementara di mengalami kontraksi sebesar 20,9%. Grafik 1. Pertumbuhan dan Pangsa Total Perdagangan Dunia 30.00 Pertumbuhan Perdagangan Menurut Kawasan 04/05 08/09 Share Total Perdagangan Menurut Kawasan Persen 20.00 10.00 0.00-10.00 4% 1 2005 18% 5% 2009 15% -20.00-30.00-40.00 27% 39% 31% 38% Sumber: WTO dan IFS (diolah)
Pangsa perdagangan dunia telah mengalami pergeseran dari Eropa dan beralih ke. Pada tahun 2005, pangsa perdagangan kawasan dan Eropa mencapai 18% dan 39%, turun menjadi 15% dan 38% pada 2009. Selama periode yang sama pangsa perdagangan dan meningkat dari 27% dan 4% menjadi 31% dan 5%. (Grafik 1) Laporan WTO itu menjelaskan bahwa penurunan ekspor dunia pada tahun 2009 disebabkan oleh menurunnya permintaan dunia sebagai dampak dari krisis keuangan global yang terjadi sejak akhir triwulan III 2008. Selain itu kelangkaan pembiayaan perdagangan juga berperan terhadap melemahnya ekspor yang terjadi di seluruh dunia. Kawasan yang terkena imbas penurunan ekspor terbesar adalah yang turun sebesar 30,5%, diikuti Uni Eropa 22,8%, 21,8% dan 20,9%. Namun, ekspor kawasan meningkat pangsanya menjadi 3 di tahun 2009. (Grafik 2) Grafik 2. Pertumbuhan dan Pangsa Ekspor Dunia Pertumbuhan Ekspor Menurut Kawasan Share Ekspor Menurut Kawasan Persen 30.00 20.00 10.00 0.00-10.00 04/05 08/09 5% 1 2005 14% 6% 2009 1-20.00-30.00 30% 39% 3 38% -40.00 Sumber: WTO dan IFS (diolah) Permintaan impor dunia di tahun 2009 mengalami penurunan sebesar 25.. Penurunan ini disebabkan oleh penurunan konsumsi rumah tangga dan perusahaan terhadap semua jenis barang terutama barang konsumsi tahan lama seperti produk otomotif dan barang kebutuhan investasi seperti mesin industri. Selain itu, penurunan permintaan terhadap produk besi dan baja yang sebelumnya digunakan dalam pembangunan kontruksi di negara-negara yang pasar propertinya mengalami booming seperti Serikat, Inggris dan Spanyol memberikan kontribusi cukup signifikan terhadap penurunan impor dunia. Kawasan yang mengalami penurunan impor terbesar selama tahun 2009 adalah 26,3; Uni Eropa 23,7%, 24,4% dan 20,9%. Penurunan impor dunia telah berdampak cukup signifikan pada pergeseran pangsa impor dunia. Kawasan mengalami penurunan pangsa impor terbesar dari 2 pada 2005 menjadi 18% pada 2009. Sementara pangsa impor kawasan Uni Eropa stabil, sedangkan pangsa impor dan Timur Tengah masing-masing meningkat dari 25% dan menjadi 29% dan 4%. (Grafik 3) 2
Grafik 3. Pertumbuhan dan Pangsa Impor Dunia Pertumbuhan Impor Menurut Kawasan Share ImporMenurut Kawasan 30.00 20.00 10.00 04/ 05 08/ 09 1 2005 2 4% 2009 18% Persen 0.00-10.00-20.00-30.00-40.00 25% 38% 29% 38% Sumber: WTO dan IFS (diolah) Pangsa Ekspor Indonesia dalam Perdagangan Dunia Menembus 1% Wamendag mengatakan, dalam peta perdagangan dunia, Indonesia telah mampu meningkatkan pangsanya sebagai eksportir. Pada masa krisis global ekspor Indonesia justru mengalami peningkatan pangsa di pasar dunia. Pada tahun 2008 pangsa Indonesia masih di bawah 1%, sedangkan pada 2009 pangsa Indonesia mencapai 1% (Grafik 4). Hal ini mengindikasikan bahwa kita memiliki kesempatan yang semakin besar justru pada saat negaranegara lain masih mengalami masalah dalam membalikkan kinerja ekspornya. Kita harus meningkatkan momentum itu pada tahun 2010 karena pada tahun 2011 sebagian besar negaranegara lainnya juga akan pulih kembali, ujar Wamendag. Grafik 4. Perkembangan Pangsa Ekspor dan Impor Indonesia di Dunia Ekspor Impor 18,000.0 1.2 18,000.0 1.1 15,000.0 1.1 15,000.0 1.0 12,000.0 1.0 12,000.0 0.9 US$ Miliar 9,000.0 6,000.0 0.9 0.8 (%) US$ Miliar 9,000.0 6,000.0 0.8 0.7 (%) 3,000.0 0.7 3,000.0 0.6 0.0 2004 2005 2006 2007 2008 2009 0.6 0.0 2004 2005 2006 2007 2008 2009 0.5 Nilai Ekspor Dunia Pangsa Ekspor Indonesia Nilai Impor Dunia Pangsa Impor Indonesia Sumber: WTO 3
Surplus Neraca Perdagangan Februari 2010 Meningkat 49,5% Perdagangan Indonesia selama Februari 2010 mengalami surplus sebesar US$ 1,7 miliar, terdiri dari nonmigas US$ 1,6 miliar dan migas US$ 0,1 miliar. Surplus tersebut meningkat US$ 0,6 miliar atau 49,5% dari surplus Februari 2009. Dengan demikian, surplus selama Januari-Februari 2010 mencapai US$ 3,8 miliar, atau naik 95, dibanding periode yang sama tahun 2009 (Grafik 5). Wamendag menjelaskan, peningkatan surplus tersebut didorong oleh kenaikan surplus sektor nonmigas yang naik US$ 1,3 miliar dan surplus penjualan gas yang naik sebesar US$ 1,5 miliar. 16.0 Grafik 5. Neraca Perdagangan Indonesia (Miliar US$): Februari 2010 Surplus US$ 1,7 Miliar 14.0 12.0 10.0 8.0 6.0 4.0 2.0 - Jan'09 Feb Mar Apr Mei Juni Juli Ags Sept Okt Nop Des Jan'10 Feb Ekspor Impor Neraca Kinerja Ekspor Nonmigas Februari 2010 Jauh Melampaui Target Ekspor nonmigas bulan Februari 2010 meningkat 48,, atau US$ 3,0 miliar lebih tinggi dibandingkan Februari 2009. Pertumbuhan ini jauh melampaui target pemerintah yang telah ditetapkan dalam Renstra Kementerian Perdagangan 2010-2014, yaitu 7-8,5% pada 2010. Penguatan ekspor nonmigas pada Januari-Februari 2010 didorong oleh peningkatan ekspor dari seluruh sektor. Peningkatan tertinggi terjadi pada sektor pertambangan yang naik sebesar 137,0%, terutama batubara dan tembaga yang dipicu oleh tingginya permintaan RRT, AS dan Jepang untuk memenuhi kebutuhan dalam negerinya akibat musim dingin. Selain itu, faktor meningkatnya harga barang tambang juga mempengaruhi kenaikan ekspor sektor pertambangan. Ekspor sektor industri juga mulai memperlihatkan kinerja yang lebih baik daripada tahun lalu, kata Wamendag. (Grafik 6 dan Grafik 7). US$ Miliar 15 Grafik 6. Ekspor Non Migas Indonesia g Persen 250 200 10 5 Growth rate (m to Growth rate (yoy) Moving p.a growth 150 100 Target Ekspor Non migas 2010 tumbuh 50 8,5% 8,5 0 0 Jan'09 Feb Mar Apr Mei Juni Jul Ags Sept Okt Nov Des Jan'10 Feb -50 4
Grafik 7. Perkembangan Ekspor Non Migas Berdasarkan Sektor Ekspor Non Migas Menurut Sektor (US$ Miliar) Pertumbuhan (%) Pertambangan 1.8 4.2-9.53 137.04 Industri 10.0 13.5-31.22 34.68 Pertanian 0.7 0.6 Jan-Feb '10 Jan-Feb '09-3.87 11.33 Diversifikasi Pasar Ekspor Indonesia Telah terjadi pergeseran pasar tujuan ekspor Indonesia, dari negara tradisional ke negara non tradisional. Pada periode Januari-Februari 2005 lima negara utama tujuan ekspor nonmigas Indonesia adalah AS, Jepang, Singapura, RRT dan Malaysia dengan pangsa mencapai 51% terhadap ekspor nonmigas. Pada Januari-Februari 2010 pangsa kelima negara utama tersebut turun menjadi 47%. Diantara kelima negara tersebut yang mengalami peningkatan pangsa ekspor adalah RRT dan Malaysia. Di luar lima pasar utama ekspor tersebut, India dan Korea Selatan merupakan pasar potensial, dimana pangsanya mengalami peningkatan, masing-masing menjadi 8% dan 6% pada 2010 (Grafik 8). Grafik 8. Diversifikasi Pasar Ekspor Nonmigas Jan-Feb 2005 Jan-Feb 2010 AUSTRALIA UNITED KI NGDOM HONG KONG TAIWAN SPANYOL JERM AN THAILAND NEGARA LAIN 2 BELANDA INDIA 4% KORSEL 4% 5 Negara Utama 51% AS 15% JEPANG 14% SING CHINA 5% MALAY 5% SPANYOL THAILAND AUSTRALIA UNITED KINGDOM HONG KONG TAIWAN JERM AN BELANDA NEGARA LAIN 2 INDIA 8% KORSEL 6% 5 Negara Utama 47% AS 10% JEPANG 1 SI NG 8% CHI NA MALAY 6% Peningkatan Ekspor terjadi di Negara Mitra FTA dan Emerging Economies Ekspor nonmigas ke RRT mengalami peningkatan. Selama Jan-Feb 2010 ekspor nonmigas mencapai US$ 2 miliar, meningkat sebesar 137,6% dibanding ekspor periode yang sama tahun 2009. Menguatnya ekspor nonmigas ke RRT ternyata juga meningkatkan peran Negeri Panda tersebut sebagai mitra dagang Indonesia. Pangsa ekspor ke RRT dalam ekspor nonmigas kita mengalami peningkatan dari 6,8% pada Jan-Feb 2009 menjadi 10,9% pada Januari 2010. 5
Neraca perdagangan dengan RRT pada Januari 2010 (data BPS terakhir) mengalami defisit sebesar US$ 366,3 juta turun 24,9% dibandingkan periode yang sama tahun 2009. Membaiknya neraca perdagangan Indonesia dengan RRT didorong oleh peningkatan ekspor sektor pertanian sebesar 63,, industri 4,7% dan pertambangan 648,9%. Adapun produk ekspor Indonesia yang mengalami pertumbuhan dan pangsa signifikan di pasar RRT pada Januari 2010 antara lain bahan bakar mineral dan logam, bahan kimia organik, karet dan barang dari karet, tembaga, mesin/peralatan listrik, kayu dan barang dari kayu, berbagai produk kimia, tekstil dari kapas dan kakao/coklat (Tabel 1). HS Tabel 1. 10 Produk Ekspor Indonesia Ke RRT Yang Pangsa Dan Pertumbuhannya Signifikan Pada Januari 2010 Uraian Jan 2009 Jan 2010 Pertumbuhan (%) Pangsa Jan 2010 (%) 27 Bahan bakar mineral 164.80 583.43 254.0 54.2 26 Bijih, Kerak, dan Abu logam 33.20 87.47 163.5 8.1 29 Bahan kimia organik 23.63 62.04 162.6 5.8 40 Karet dan Barang dari Karet 22.70 60.84 168.0 5.7 74 Tembaga 20.55 21.84 6.3 2.0 85 Mesin/peralatan listrik 8.23 19.85 141.1 1.8 44 Kayu, Barang dari Kayu 4.95 15.60 215.2 1.4 38 Berbagai produk kimia 9.78 10.49 7.2 1.0 52 Tekstil dari Kapas 3.62 5.84 61.0 0.5 18 Kakao/coklat 0.57 5.63 890.7 0.5 Setelah pemberlakuan ASEAN-Korea Free Trade Area (AKFTA), ekspor Indonesia ke Korea meningkat tajam. Selama Januari-Februari 2010 ekspor nonmigas ke Korea mencapai US$ 1,03 miliar, meningkat sebesar 111,5% dibanding periode yang sama tahun 2009 yang mengalami penurunan sebesar 36,1%. Peran Korea sebagai pasar tujuan ekspor Indonesia mengalami perubahan yang positif, dimana pangsanya dalam ekspor nonmigas mengalami peningkatan, dari 3,9 % menjadi 5,6%. Produk ekspor Indonesia ke Korea pada Januari 2010 (data terakhir BPS) didominasi oleh batubara, sebesar 69,6% dari total ekspor ke Korea dengan pertumbuhan 171,9%. Produk lainnya adalah bijih, kerak dan abu logam, tembaga, mesin/peralatan listrik, bubur kayu/pulp, serat stapel buatan, bahan kimia anorganik, kayu dan barang dari kayu, karet dan barang dari karet, bahan kimia organik dengan pangsa masing-masing sebesar 5,48%, 4,35%, 2,5, 2,47%, 2,09%, 1,50%, 1,48%, 1,26% dan 0,79%. Adapun pertumbuhannya masing-masing sebesar 10.292,7%, 175,4%, 75,0%, 384,8%, 137,, 408,5%, 63,5%, 17,7%, dan 129,. Pada 2010 ekspor nonmigas Indonesia ke Brazil mengalami kenaikan yang signifikan. Selama Januari-Februari 2010 ekspor nonmigas ke Negeri Samba ini mencapai US$ 172,5 juta, meningkat sebesar 96,4% dibanding ekspor periode yang sama tahun 2009. Penguatan ekspor tersebut terjadi setelah pada periode yang sama tahun lalu mengalami kontrkasi cukup besar, yaitu 34,6%. Dalam kurun waktu yang sama posisi Brazil sebagai pasar ekspor Indonesia mengalami perubahan dari yang ke-25 menjadi yang ke-23. Pangsa ekspor nonmigas ke Brazil mengalami peningkatan, dari 0,71 % menjadi 0,94 %. Di pasar impor Brazil, selama 2009 Indonesia merupakan negara pemasok terbesar ke-29, dengan pangsa sebesar 0,77%. Sepuluh dari 20 jenis barang impor terbesar Brazil (dalam HS 2 digit) termasuk jenis barang ekspor terbesar Indonesia ke Brazil. Barang-barang tersebut adalah bahan kimia organik dengan pangsa 0,15%, berbagai produk kimia (0,3), plastik dan barang dari plastik (0,18%), karet dan barang dari karet (4,49%), kertas/karton (4,40%), filamen buatan (10,34%), mesinmesin/pesawat mekanik (0,20%), mesin/peralatan listrik (0,56%), kendaraan dan bagiannya (0,60%) dan perangkat optik (0,08%). Pesaing utama produk Indonesia di pasar Brazil adalah RRT, Thailand, India, Malaysia, dan Vietnam. 6
Produk Ekspor Nonmigas Semakin Beragam Dominasi 10 produk utama dalam ekspor nonmigas semakin berkurang. Sebaliknya persentase produk lainnya mengalami kenaikan. Hal ini menunjukkan adanya diversifikasi produk ekspor nonmigas. Pada Januari 2009, kontribusi ekspor produk utama dan produk lainnya terhadap total ekspor nonmigas masing-masing sebesar 50%. Sedangkan pada Januari 2010 kontribusi ekspor produk utama sudah berkurang menjadi 44%, sementara produk lainnya meningkat menjadi 56% (Grafik 9). Produk lainnya di luar 10 komoditi utama yang mengalami peningkatan pangsa diantaranya peralatan medis, minyak atsiri, tanaman obat, rempah-rempah, makanan olahan, dan kerajinan. Grafik 9. Kontribusi Ekspor 10 Produk Utama Terhadap Ekspor Nonmigas Jan 2009 Jan 2010 Produk 50% 10 Produk Utama 50% Produk 56% 10 Produk Utama 44% TPT, produk hasil hutan dan elektronik masih mendominasi ekspor 10 produk utama. Dominasi produk sawit dalam ekspor nonmigas pada Januari 2010 terlihat turun dibandingkan Januari 2009 dan digeser oleh produk hasil hutan. Dilihat dari pertumbuhan ekspornya pada Januari 2010, hanya kopi dan udang yang mengalami penurunan dibanding Januari 2009. Beberapa produk yang mengalami pertumbuhan tinggi adalah kakao, karet dan produk karet, produk hasil hutan dan elektronik, masing-masing naik 132,9%; 83,5%; 44,4% dan 38, (Grafik 10). Grafik 10. Nilai Ekspor 10 Produk Utama Nilai Ekspor (US$ Juta) Growth (%) KOPI KAKAO UDANG OTOMOTIF ALAS KAKI PRODUK HASIL HUTAN SAWI T KARET DAN PRODUK KARET ELEKTRONI K TPT 37 49 63 62 72 146 165 161 196 156 284 512 521 515 632 Jan ' 10 Jan ' 09 739 691 712 709-25.2-19.2-13.9-13.9-7.6-23.8-4.2-26.7-48.6-47.2-13.3 840-17.4 2.5 25.4 44.4 9.4 38.2 18.4 83.5 132.9 Growth'10 Growth'09 7
Impor Bahan Baku dan Penolong Meningkat Tajam, 55, Impor nonmigas selama Februari 2010 mencapai US$ 7,4 miliar, meningkat 49,6% dari bulan yang sama tahun 2009. Namun, jika dibandingkan dengan impor bulan sebelumnya, Januari 2010, mengalami penurunan 1,5%. Peningkatan impor pada periode Januari-Februari 2010 didorong oleh meningkatnya impor seluruh golongan barang, dimana bahan baku/penolong mengalami peningkatan tertinggi sebesar 55,. Impor barang modal naik 37,4% dan barang konsumsi naik 56,0%, namun demikian kontribusi terhadap total impor hanya sebesar 6,9%. Menurut Wamendag, meningkatnya permintaan impor bahan baku/penolong dan barang modal merupakan cerminan dari kondisi industri nasional yang membaik (Grafik 11). Grafik 11. Perkembangan Impor Menurut Golongan Penggunaan Barang Impor Non Migas Menurut Golongan Penggunaan Barang (US$ Juta) Pertumbuhan (%) Barang Modal 2723.5 3740.7-10.75 37.35 Bahan Baku/ Penolong 8976.8 13938.7-40.50 55.27 Barang Konsumsi 839.3 1,309.1 Jan-Feb '10 Jan-Feb '09-36.04 55.98 Kebijakan impor produk tertentu berlanjut hingga tahun 2010, sehingga struktur pelabuhan impor produk tertentu masih relatif sama dengan tahun 2009. Setelah penerapan Permendag 56/2008, proporsi penggunaan pelabuhan di luar yang ditentukan mengalami perubahan dari sekitar 3,0 menjadi 0,85%. Nilai impornya juga mengalami penurunan tajam (47,6%) setelah impor produk tertentu dibatasi pelabuhannya, dari US$ 7,5 juta pada Januari 2008 menjadi US$ 3,9 juta pada Januari 2010 (Grafik 12). Impor produk tertentu (alas kaki, elektronika, mainan anak, makanan minuman dan pakaian jadi) di tahun 2010 mulai kembali normal sesuai polanya. Impor Januari 2010 mengalami peningkatan 7,9% dari Desember 2009 menjadi US$ 461,0 juta. 8
Grafik 12. Struktur Pelabuhan Impor Produk Tertentu UDARA 36.60% BBK 5.98% LAIN 3.0 UDARA 46.29% BBK 3.07% LAIN 0.85% LAUT TERTENTU 54.38% LAUT TERTENTU 49.79% Januari 2008 Januari 2010 Grafik 13. Perkembangan Impor Produk Tertentu Perkembangan Impor 5 Produk Tertentu Nilai impor Pertumbuhan bulanan Pertumbuhan (m to m) Pertumbuhan (yoy) US$ Juta 550 500 450 400 350 300 250 200 150 100 50 - Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Ags Sep Okt Nop Des Jan Feb* 195 180 165 150 135 120 105 90 75 60 45 30 15 0-15 -30-45 -60 % 2008 2009 2010 --selesai-- Informasi lebih lanjut hubungi: Robert James Bintaryo Kepala Pusat Humas Kementerian Perdagangan Telp/Fax: 021-23528446/021-23528456 Email: pusathumas@depdag.go.id 9