BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

(PTK Pada Siswa Kelas VIII B SMP Muhammadiyah 10 Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. kembangkan potensi-potensi siswa dalam kegiatan pengajaran. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku pada diri pribadinya. Perubahan tingkah laku inilah yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. lebih besar, karena kedudukannya sebagai orang yang lebih dewasa, lebih

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Penyelenggaraan. pendidikan diharapkan mampu mencetak manusia yang berkualitas yang

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang terjadi dengan apa yang diharapkan terjadi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasai saat ini suatu bangsa dituntut bersaing dan selalu

BAB I PENDAHULUAN. Akan tetapi yang perlu diingat bahwa pendidikan akan berhasil dengan. negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan suatu bangsa guna

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan berperan untuk membentuk manusia yang berkualitas, dan berguna untuk kemajuan hidup bangsa.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. akan berusaha untuk mengaktualisasi pengetahuannya tersebut di dalam. latihan, bagi pemerannya dimasa yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. tanah air, mempertebal semangat kebangsaan serta rasa kesetiakawanan sosial.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia itu sendiri (Dwi Siswoyo,dkk, 2007: 16). Oleh karena itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. tersebut ditujukan untuk membantu anak dalam menghadapi dan. dalam perkembangan anak (Suryosubroto, 2010).

BAB I. Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 sebagai berikut. Pendidikan Nasional

I. PENDAHULUAN. taraf hidup manusia. Sebagaimana disebutkan dalam Undang-undang Sistem

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran, dan sebagainya. Masing-masing faktor yang terlibat dalam. lain, akan tetapi saling berhubungan dan saling mendukung.

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan perubahan zaman, semakin maju pula peradaban dunia yaitu

I. PENDAHULUAN. Hal ini sesuai dengan UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dikatakan berjalan baik apabila mampu berperan secara proporsif,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam

BAB I PENDAHULUAN. dan keterampilan. Menurut Suharjo (2006: 1), pendidikan memainkan peranan. emosi, pengetahuan dan pengalaman peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang ingin cepat maju dan mampu bersaing dengan negara-negara lain

BAB I PENDAHULUAN. dengan peserta didik dalam situasi intruksional edukatif. Melalui proses belajar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Matematika merupakan mata pelajaran yang penting untuk diajarkan di MI karena

BAB 1 PENDAHULUAN. sebelumnya. UU nomor 20 tahun 2003 pasal 3 menjelaskan bahwa fungsi

Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika

BAB I PENDAHULUAN. kurang memperhatikan sektor pendidikannya. Pendidikan memiliki peran dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menentukan kualitas sumber daya manusia di suatu negara,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

Disusun Oleh : LINA FIRIKAWATI A

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan adalah sebuah proses dengan metode-metode tertentu

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat

Tim Pengembang Ilmu Pendidikan UPI (2009:171) mengemukakan

1. PENDAHULUAN. menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan mutu pendidikan bangsa itu sendiri. berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan bertanggung jawab.

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI KOTA TEBING TINGGI

BAB I PENDAHULUAN. terencana untuk membekali peserta didik agar menjadi warga negara yang baik

BAB I PENDAHULUAN. terlihat pada rendahnya kualitas pendidikan, dengan adanya kenyataan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Feni Maelani, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik. Pada hakikatnya pendidikan adalah sarana untuk mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu bagian terpenting dalam suatu pembangunan,

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara utuh. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) yang

BAB I PENDAHULUAN. mendorong berbagai upaya dan perhatian seluruh lapisan masyarakat terhadap

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ivo Aulia Putri Yatni, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi yang semakin cepat menuntut sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi yang diharapkan. Karena hal itu merupakan cerminan dari kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual,

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU No.20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional menyatakan. bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya merupakan proses pengembangan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyelenggaraan pendidikan tidak lepas dari kegiatan belajar dan mengajar (KBM). Salah satunya pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, cerdas, kreatif, terampil, dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

pembelajaran yang seperti ini cenderung bersifat monoton dan kaku. Terkadang, aktivitas belajar mengajar juga kurang divariasikan dengan model

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada saat ini telah menjadi kebutuhan yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini.

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Dalam pelaksanaannya, proses pendidikan membutuhkan kesiapan,

BAB I PENDAHULUAN. ketekunan dan keteladanan baik dari pendidik maupun peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN. yang demokratis serta bertanggung jawab. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. yang terpenting dalam meningkatkan kualitas maupun kompetensi manusia, agar

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan sebagaimana dirumuskan dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Nasional bertujuan: Untuk mengembangkan potensi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peningkatan mutu pendidikan khususnya di sekolah dasar (SD) menjadi fokus perhatian dalam rangka

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan bagian yang sangat penting dan memerlukan perhatian khusus dari semua lapisan masyarakat, bukan hanya pemerintah yang bertanggung jawab atas keberhasilan dan kemajuan pedidikan di Indonesia, tetapi peran dari pihak guru, orang tua, maupun siswa sendiri ikut bertanggung jawab atas keberhasilan pendidikan. Masalah yang dihadapi oleh pendidikan di Indonesia adalah masalah yang berhubungan dengan kualitas pendidikan, terlihat dari pencapaian daya serap siswa terhadap materi yang masih rendah. Permasalahan pendidikan Indonesia akan terselesaikan jika ada suatu tujuan pendidikan yang baik. Sebagaimana dalam UU Sisdiknas No.20 Tahun 2003 Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis, serta bertanggung jawab. Menurut Slameto (1995) berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Secara psikologis belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Belajar pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang berada di sekitar individu. Belajar dapat memberikan manfaat kepada individu dan masyarakat. Bagi individu dengan kemampuan yang dimiliki akan memberikan sumbangan pengembangan untuk berbagai kebutuhan hidup sedangkan bagi masyarakat, belajar merupakan peran penting dalam mempertahankan sekelompok masyarakat ditengah-tengah persaingan yang semakin ketat diantara bangsa-bangsa lain yang lebih dahulu maju. Belajar merupakan sebuah proses perubahan di dalam kepribadian manusia, yang terbentuk melalui pengetahuan awal atau pengalaman yang bermakna dalam 1

bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti pemahaman, daya pikir, dan kemampuan-kemampuan yang lain. Matematika merupakan ilmu dasar yang wajib dipelajari oleh semua orang dari tingkat SD sampai SMA bahkan di perguruan tinggi juga. Dalam kehidupan sehari-hari matematika mempuanyai peranan penting karena matematika tidak hanya diterapkan pada matematika sendiri tetapi juga di ilmu pengetahuan yang lainnya. Matematika sebagai wahana pendidikan tidak hanya dapat digunakan untuk mencapai suatu tujuan misalnya mencerdaskan siswa, tetapi juga untuk membentuk kepribadian siswa serta mengembangkan kertampilan tertentu. Menurut Corey dalam Abdul Majid (2014) pembelajaran adalah suatu proses dimana linkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk memungkinkan turut serta dalam tingkah laku tertentu. Pembelajaran adalah suatu konsep dari dua dimensi kegiatan (belajar dan mengajar) yang harus direncanakan dan diaktualisasikan, serta diarahkan pada pencapaian tujuan atau penguasaan sejumlah kompetensi dan indikatornya sebagai gambaran hasil belajar. Siswa sebagai subjek belajar dituntut untuk aktif mencari, menemukan, menganalisis, merumuskan, memecahkan masalah, dan menyimpulan suatu masalah. Dalam hal ini pembelajaran matematika siswa dibiasakan untuk memperoleh pemahaman dan pengalaman yang dimiliki dan tidak dimiliki. Pembelajaran matematika bagi para siswa merupakan pembentukan pola pikir dalam pemahaman dan penalaran suatu hubungan. Tujuan pembelajaran matematika agar mempunyai pandangan yang cukup luas dan memiliki sikap logis, kritik, cermat, kreatif, dan disiplin serta menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan sehari-hari. Melalui pembelajaran matematika siswa memerlukan penalarannya, membentuk kepribadian serta dapat menerapkan atau menggunakan matematika dalam kehidupan kelak, sesuai dengan jenjang pendidikannya. Penelitian terdahulu menurut (Dalimunthe: 2014) menunjukkan kriteria ketuntasan ketuntasan belajar klasikal yaitu minimal 85% dari jumlah siswa mempunyai daya serap 65% maka pembelajaran inkuiri mencapai target ketuntasan belajar klasikal. Sehingga pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa. 2

SMP Negeri 1 Poncol merupakan SMP yang berada di Kabupaten Magetan yang mempunyai input siswa dengan prestasi yang bervariasi. Proses pembelajaran matematika yang masih konvensional dan kurangnya penggunaan media pembelajaran guru. Guru aktif dalam menjelaskan materi pelajaran sementara siswa hanyalah sebagai pendengar saja. Keterlaksanaan pembelajaran yang belum bisa terlaksana dengan baik, dikarenakan guru menggunakan pembelajaran yang konfensional dan kurang mengunakan metode atau model pembelajaran yang efektif. Sehingga, guru dalam mengajar tidak terlaksana dengan baik dari segi waktu, metode pengajarannya serta dalam proses pembelajaran. Siswa yang kurang diikut sertakan dalam pengelolaan informasi, sehingga siswa tidak aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran yang berlangsung, dan untuk respon siswa menjadi rendah, ditandai denga siswa yang bermain sendiri dan bersenda gurau pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Dalam proses pembelajaran guru terbatas hanya menekankan pada penanaman konsep pada diri siswa, tanpa memperdulikan apakah konsep-konsep yang telah diajarkan sudah dipahami oleh siswa itu sendiri. Penjelasan ini diperoleh penulis dari hasil wawancara pada tanggal 21 Januari 2015 dengan guru matematika menyebutkan bahwa siswa kelas VIII B pada waktu pembelajaran matematika masih terlihat kurangnya keinginan untuk mengikuti pembelajaran, dikarenakan siswa tidak tertarik dengan pembelajaran matematika karena siswa beranggapan bahwa pembelajaran matematika adalah momok yang menakutkan sehingga para siswa mengabaikannya. Rendahnya minat siswa menyebabkan sulitnya guru menyampaikan materi sehingga guru kekurangan waktu dalam penyampaiannya. Kendala lainnya adalah siswa yang kurang aktif dalam pembelajaran dikarenakan metode dalam pembelajarannya yang monoton sehingga siswa dalam pembelajaran pasif. Dalam pembelajaran siswa sering menggunakan metode menghafal sehinga pada saat siswa diberi permasalahan yang menggunakan proses berfikir siswa merasa kesulitan. Menurut Tom V. Savage dalam Majid (2014) mengemukakan pembelajaran kooperatif adalah suatu pendekatan yang menekankan kerja sama dalam kelompok. Menurut Nurhayati dalam Majid (2014) mengemukakan pembelajaran 3

kooperatif adalah pembelajaran yang melibatkan partisispasi siswa dalam suatu kelompok kecil secara heterogen untuk saling beriteraksi. Dalam sistem belajar kooperatif, siswa belajar kerja sama dengan anggota lainnya untuk mencapai tujuan pembelajaran. Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah siswa belajar bersama dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari empat-enam siswa yang sederajad tetapi heterogen, kemampuan, jenis kelamin, suku/ras, dan satu sama lain saling membantu untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa lebih aktif dalam menemukan dari materi yang dipelajarai adalah pembelajaran inkuiri. Menurut Gulo dalam Trianto (2007) strategi inkuiri adalah kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya. Pembelajaran dengan penemuan siswa dimotivasi untuk belajar sebagaian besar melalui keterlibatan aktif mereka sendiri dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip serta guru memotivasi siswa untuk memiliki pengalaman dan melakukan percobaan yang memungkinkan mereka menemukan prinsip-prinsip dirinya sendiri. Pembelajaran inkuiri merupakan pembelajaran yang berpusat kepada siswa, yang mana siswa didorong untuk terlibat langsung dalam melakukan inkuiri, yaitu bertanya, merumuskan permasalahan, melakukan eksperimen, mengumpulkan dan menganalisis data, menarik kesimpulan, berdiskusi dan berkomunikasi. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis berkeinginan untuk membuat siswa kelas V111 C tertarik dengan pembelajaran Matematika dengan cara penemuan. Oleh karena itu, peneliti mempunyai kesempatan untuk mengubah cara belajar siswa. Dari hasil observasi tersebut, maka penulis tertarik mengadakan penelitian dengan judul Penerapan Pembelajaran Inkuiri Dengan Setting Kooperatif Di SMP Negeri 1 Poncol Magetan. 4

1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, permasalahan yang dapat diungkapkan melalui penelitian ini, dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana keterlaksanaan pembelajaran inkuiri dengan model kooperatif di SMP Negeri 1 Poncol Magetan dengan materi kubus dan balok? 2. Bagaimana respon siswa selama diterapkan pembelajaran inkuiri dengan model kooperatif di SMP Negeri 1 Poncol Magetan dengan materi kubus dan balok? 1.3 Pembatasan Masalah Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah maka agar peneliti lebih terarah dan mencapai sasaran yang diinginkan, penulis melakukan pembatasan masalah pada: 1. Materi pelajaran matematika yang digunakan adalah kubus dan balok pada sub bab bagian-bagian kubus dan balok 2. Keterlaksanaan pembelajaran matematika, dilihat dari aktivitas guru dan siswa 3. Faktor internal siswa yang diteliti adalah respon siswa 1.4 Tujuan Penelitian Melihat beberapa permasalahan yang telah dikemukakan di atas maka diperlukan usaha-usaha untuk mengatasinya. Oleh karena itu sebelum seseorang melakukan penelitian maka harus menetapkan apa saja yang menjadi tujuan dalam penelitiannya. Beberapa tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian antara lain: 1. Untuk mengetahui bagaimana keterlaksanaan pembelajaran inkuiri dengan model kooperatif di SMP Negeri 1 Poncol Magetan dengan materi kubus dan balok 2. Untuk mengetahui bagaimana respon siswa selama diterapkan pembelajaran inkuiri dengan model kooperatif di SMP Negeri 1 Poncol Magetan dengan materi kubus dan balok 5

1.5 Manfaat Penelitian Penelitian yang dilaksankana di SMP Negeri 1 Poncol Magetan pada siswa kelas VIII C diharapkan dapat memberikan manfaat yang berarti bagi kalangan akademik maupun yang lain. Manfaat yang dapat diperoleh dari hasil penelitian ini adalah: 1. Manfaat Teoritis Hasil penerapan pembelajaran dapat dijadikan referensi dan sebagai salah satu bentuk inovasi dalam pembelajaran matematika khususnya pada materi kubus dan balok. 2. Manfaat Praktis Hasil penerapan pembelajaran dapat memberikan nuansa pengetahuan baru terhadap proses pembelajaran matematika. Selama ini mereka hanya mendapat pembelajaran yang klasikal dan ceramah, karena itu diperkenalkan pembelajaran kooperatif dengan kelompok-kelompok kecil sehingga siswa akan memperoleh pengalaman baru, dan menjadi masukan bagi guru untuk memperoleh metode pembelajaran yang tepat dalam pembelajaran matematika. 1.6 Penegasan Istilah Sebelum penulis menguraikan isi skripsi, maka akan diawali dahulu dengan memberi penjelasan pengertian berbagai istilah yang ada di skripsi. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi kesalahfahaman interpretasi isi keseluruhan skripsi. 1. Pembelajaran inkuiri merupakan kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya. 2. Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran dimana siswa berada dalam kelompok kecil secara heterogen berjumlah empat sampai enam siswa yang saling bekerjasama sebagai tim untuk mencapai tujuan pembelajaran. 6

3. Keterlaksanaan pembelajaran adalah proses pembelajaran mulai dari perencanaan, persiapan, kegiatan inti hingga berakhir kegiatan yang setiap langkahnya diterapkan atau tidak pada saat pembelajaran. 4. Respon adalah suatu tindakan atau pengamatan yang menghasilkan suatu kesan sehingga menjadi kesadaran yang dapat dikembangkan pada masa sekarang atau pun menjadi antisipasi pada masa yang akan datang. 7