BUPATI LOMBOK UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJARUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK UTARA, Menimbang: a. bahwa dalam rangka meningkatkan mutu dan pengembangan pelayanan kesehatan di rumah sakit, dipandang perlu untuk meningkatkan kelembagaan Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Lombok Utara; b. bahwa dengan ditetapkannya Keputusan Bupati Lombok Utara Nomor 289/686.1/DIKES/2015 tentang Peningkatan Kelas Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Lombok Utara dari Kelas D menjadi Kelas C, maka Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Utara Nomor 9 Tahun 2013 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Lombok Utara sudah tidak sesuai lagi maka perlu dicabut; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, maka perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang PembentukanOrganisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Lombok Utara. Mengingat: 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2008 tentang Pembentukan Kabupaten Lombok Utara di Provinsi Nusa Tenggara Barat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 99, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4872); 3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063); 4. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5072); 5. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494);
6. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741); 9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah; 10. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 56 Tahun 2014 tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit; Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA dan BUPATI LOMBOK UTARA MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PEMBENTUKANORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Lombok Utara. 2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggaraan Pemerintahan Daerah. 3. Bupati adalah Bupati Lombok Utara. 4. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kabupaten Lombok Utara. 5. Lembaga Teknis Daerah adalah Lembaga Teknis Daerah yang mendukung tugas Kepala Daerah dalam menyusun dan melaksanakan kebijakan yang bersifat spesifik. 6. Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Lombok Utara yang selanjutnya disingkat RSUD KLU adalah Rumah Sakit milik Pemerintah Kabupaten Lombok Utara yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medis Spesialistik Dasar. 7. Direktur adalah Direktur RSUD KLU selaku pimpinan lembaga teknis daerah. 8. Klasifikasi Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Lombok Utara adalah pengelompokan Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten berdasarkan
perbedaan tingkatan menurut kemampuan pelayanan kesehatan yang dapat disediakan. 9. Pelayan Medis Spesialistik Dasar adalah pelayanan medis spesialis penyakit dalam, kebidanan dan penyakit kandungan, bedah serta kesehatan anak. 10. Kesehatan adalah keadaan sehat baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. 11. Gawat Darurat adalah keadaan klinis pasien yang membutuhkan tindakan medis segera untuk penyelamatan nyawa dan atau pencegahan kecacatan lebih lanjut. 12. Pelayanan medik adalah upaya kesehatan perorangan yang meliputi promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang diberikan kepada pasien oleh tenaga medis rumah sakit sesuai standar pelayanan medis dengan memanfaatkan sumber daya dan fasilitas secara optimal. 13. Satuan Pengawas Internal yang selanjutnya disingkat SPI adalah perangkat rumah sakit yang bertugas melakukan pengawasan dan pengendalian internal terhadap kinerja pelayanan, keuangan dan pengaruh sosial sekitarnya (social responsibility) untuk membantu tugas Direktur dalam menentukan arah kebijakan pelayanan dan penyelenggaraan bisnis yang sehat. 14. Komite Medik dan Keperawatan adalah perangkat rumah sakit yang bertugas menangani dan mengawasi tata kelola klinis (clinical governance) serta menjaga profesionalisme staf medis dan keperawatan melalui mekanisme kredensial, penjagaan mutu profesi medis dan keperawatan serta pemeliharaan etika dan disiplin profesi medis dan keperawatan. 15. Staf Medis Fungsional yang selanjutnya disingkat SMF adalah kelompok profesi Dokter yang bekerja langsung di unit/instalasi rumah sakit dalam menentukan tindakan diagnostik, promotif, preventif dan rehabilitatif. 16. Instalasi adalah sarana penunjang kegiatan Unit Pelaksana Fungsional. 17. Jabatan Fungsional adalah kedudukan yang menunjukkan tugas, wewenang, tanggung jawab dan hak Pegawai Negeri Sipil dalam satuan organisasi yang dalam pelaksanaan tugasnya didasarkan pada keahlian dan atau keterampilan tertentu serta bersifat mandiri. 18. Eselon adalah tingkatan jabatan struktural dalam instansi Pemerintahan. BAB II PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI Bagian Kesatu Pembentukan Pasal 2 Dengan Peraturan Daerah ini dibentuk Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Lombok Utara, dengan klasifikasi Rumah Sakit Tipe C. Bagian Kedua Susunan Organisasi Pasal 3 (1) Susunan Organisasi RSUD KLU terdiri dari : a. Direktur; b. Bagian Tata Usaha, terdiri dari: 1) Subbagian Umum dan Kepegawaian; 2) Subbagian Keuangan; dan 3) Subbagian Perencanaan dan Pelaporan.
c. Bidang Medik dan Keperawatan, terdiri dari: 1) Seksi Pelayanan Medik; 2) Seksi Pelayanan Keperawatan; dan 3) SeksiPengembangan Pendidikan dan Pelatihan. d. Bidang Penunjang Medik dan Non Medik, terdiri dari: 1) SeksiPenunjang Medik; 2) SeksiPenunjang Non Medik; dan 3) Seksi Sarana Prasarana dan Logistik Rumah Sakit. e. Kelompok Jabatan Fungsional/Tenaga Ahli. (2) Bagan Struktur Organisasi RSUD KLU sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini. BAB III KEDUDUKAN, TUGAS POKOK DAN FUNGSI Bagian Kesatu Kedudukan Pasal 4 (1) RSUD KLU merupakan unsur pendukung tugas Bupati dalam penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah yang bersifat spesifik dibidang pelayanan kesehatan; (2) RSUD KLU di pimpin oleh Direktur, yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah dan secara teknis administrasi mendapat pembinaan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Utara. Bagian Kedua Tugas Pokok dan Fungsi Pasal 5 (1) RSUD KLU mempunyai tugas pokok: a. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna melalui upaya pelayanan pengobatan, penyembuhan, pemulihan, pencegahan dan promosi kesehatan secara terpadu serta melaksanakan pelayanan rujukan; b. melaksanakan pelayanan kesehatan yang bermutu sesuai standar pelayanan Rumah Sakit. (2) Untuk menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), RSUD KLU mempunyai fungsi : a. penyelenggaraan pelayanan medik dan kedaruratan medik; b. penyelenggaraan pelayanan penunjang medik dan non medik; c. penyelenggaraan pelayanan asuhan keperawatan dan kebidanan; d. penyelenggaraan pelayanan rujukan; e. penyelenggaraan Pendidikan, pelatihan dan pengembangan; dan f. penyelenggaraan administrasi umum dan keuangan. Pasal 6 Rincian tugas pokok dan fungsi RSUD KLU sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 ditindak lanjuti dengan Peraturan Bupati.
Bagian Ketiga Kelompok Jabatan Fungsional Pasal 7 Jabatan Fungsional/Tenaga Ahli mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas RSUD KLUsesuai dengan keahlian dan kebutuhan rumah sakit. Pasal 8 (1) Kelompok Jabatan Fungsional/Tenaga Ahli terdiri atas sejumlah tenaga dalam jenjang fungsional sesuai dengan bidang keahliannya. (2) Jumlah Jabatan Fungsional ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja serta bersifat tidak tetap. (3) Jenis dan Jenjang Fungsional tersebut diatur sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pasal 9 (1) Kelompok Jabatan Fungsional terdiri dari: a. Komite Medik; b. Komite Keperawatan; dan c. Komite Hospital Safety, yang terdiri dari: 1) Penjaminan Mutu; 2) K3 dan Kesling RS; 3) Infeksi Nosokomial; 4) Terapi Rasional; dan 5) Pasien safety. (2) Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud ayat (1) dibentuk dan ditetapkan melalui keputusan Bupati atas usulan dari Direktur. (3) Pejabat yang menempati Jabatan Fungsisonal diangkat dan diberhentikan oleh Bupati. Bagian Keempat Satuan Pengawas Internal Pasal 10 (1) Satuan Pengawas Internalmerupakan Satuan Kerja Fungsional yang membantu tugas Direktur dalam melaksanakan pengawasan internal rumah sakit. (2) Satuan Pengawas Intern berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur. (3) Satuan Pengawas Intern dibentuk dan ditetapkan melalui Keputusan Bupati atas usulan dari Direktur. (4) Pejabat yang menempati Jabatan Pengawas internal diangkat dan diberhentikan oleh Bupati. Bagian Kelima Komite Medik Pasal 11 (1) Komite Medik merupakankelompok tenaga medis yang keanggotaaanya dipilih dari dan oleh anggota staf medis fungsional. (2) Komite Medik berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur.
(3) Komite Medik mempunyai tugas membantu direktur menyusun standar pelayanan, pemantauan pelaksanaan pelayanan, membina etika profesi, mengatur kewenangan profesi dari anggota staf medis fungsional, mengembangkan program pelayanan pendidikan dan pelatihan serta penelitian dan pengembangan. (4) Dalam melaksanakan tugasnya, Komite Medik dapatdibantu oleh panitiapanitia yang keanggotaanya terdiri dari staf medis fungsional dan tenaga profesi lainnya secara ex officio. (5) Panitia sebagaimana dimaksud dalam ayat (4) merupakan kelompok kerja khusus didalam komite medis yang dibentuk untuk mengatasi masalah khusus. (6) Pembentukan, penetapan dan pemberhentian kepanitiaandilakukan melalui Keputusan Direktur. Bagian Keenam Instalasi Pasal 12 (1) Instalasi merupakan fasilitas penyelenggara pelayanan medis dan keperawatan, pelayanan penunjang medis, kegiatan penelitian, pengembangan, pendidikan, pelatihan dan pemeliharaan sarana Rumah Sakit. (2) Instalasi dipimpin oleh seorang Kepala Instalasi dalam jabatan non struktural yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Direktur. (3) Perubahan jumlah dan jenis instalasi ditetapkan oleh Direktur sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. (4) Jumlah dan jenis instalasi disesuaikan dengan kelas dan kemampuan Rumah Sakit serta kebutuhan masyarakat berdasarkan perundangundangan yang berlaku. (5) Instalasi mempunyai tugas meliputi pelayanan rawat jalan, rawat inap, gawat darurat, sterilisasi sentral, perawatan intensif, radiology, farmasi, kamar bedah, rehabilitasi medis, patologi klinis, laboratorium klinik, gizi, pemeliharaan sarana rumah sakit, serta kamar jenazah. Pasal 13 (1) Jumlah dan Jenis instalasi terdiri dari: a. Instalasi Rawat Jalan; b. Instalasi Rawat Inap; c. Instalasi Rehab Medik; d. Instalasi Kamar Bedah; e. Instalasi ICU/ICCU; f. Instalasi Gawat Darurat; g. Instalasi Radiology; h. Instalasi Laboraturium; i. Instalasi Farmasi; j. Instalasi Gizi; k. Instalasi Pemulasaran Jenajah; l. Instalasi CSSD; dan m. Instalasi PSRS. (2) Uraian tugas instalasi sebagaimana dimaksud pada Pasal 13 ayat (1) sebagai berikut :
a. Instalasi Rawat Jalan mempunyai tugas melaksanakan diagnosa, pengobatan, perawatan, pencegahan dan peningkatan pemeliharaan kesehatan serta penelitian penderita rawat jalan; b. Instalasi Rawat Inap mempunyai tugas melaksanakan diagnosa, pengobatan, perawatan, pencegahan dan peningkatan pemeliharaan kesehatan serta penelitian penderita rawat inap; c. Intalasi Rehab Medik mempunyai tugas memberikan pelayanan terapi terhadap penderita sesuai dengan permintaan dokter; d. Instalasi Kamar Bedah mempunyai tugas melaksanakan diagnosa pengobatan, perawatan, pencegahan akibat penyakit, penyuluhan, peningkatan pemulihan kesehatan di bidang bedah dan rehabilitasi; e. Intalasi ICU/ICCU mempunyai tugas melaksanakan dan memberikan pelayanan secara intensif dan khusus; f. Instalasi Gawat Darurat mempunyai tugas melaksanakan pelayanan rawat darurat medis, termasuk diagnosa, pengobatan, perawatan, pencegahan akibat penyakit dan peningkatan pemulihan kesehatan; g. Instalasi Radiology mempunyai tugas melaksanakan pelayanan radio diagnostic dan radio terapi; h. Instalasi Laboratorium mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pemeriksaan di bidang laboratorium unit untuk keperluan diagnosa, penelitian dan pelayanan transfusi darah; i. Instalasi Farmasi mempunyai tugas : 1) Melaksanakan kegiatan penyediaan, peracikan, penyimpanan, penyaluran, pengawasan dan penelitian penggunaan obat obatan, gas medik dan bahan; 2) Melaksanakan kegiatan penyimpanan dan penyaluran alat dan bahan kesehatan habis pakai. j. Instalasi Gizi mempunyai tugas melaksanakan kegiatan merencanakan, memberikan, mengelolah, menyalurkan dan memberikan asupan gizi makanan kepada pasien rawat inap; k. Instalasi Pemulasaran Jenazah mempunyai tugas melaksanakan kegiatan perawatan jenazah dan penyimpanan jenazah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang - undangan yang berlaku; l. Instalasi CSSD mempunyai tugas melaksanakan pencuci hamaan/sterilisasi alat kedokteran, alat kesehatan dan linen; m. Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit mempunyai tugas : 1) Melaksanakan pemeliharaan peralatan listrik dan elektronik serta peralatan kesehatan; 2) Melaksanakan persediaan air minum, gas teknis dan listrik. Bagian Ketujuh Staf Medis Fungsional Pasal 14 (1) Staf Medis Fungsional merupakan kelompok dokter dan dokter gigi yang bekerja di instalasi dalam jabatan fungsional. (2) Staf Medis Fungsional mempunyai tugas melaksanakan diagnosa, pengobatan, pencegahan akibat penyakit, peningkatan dan pemulihan kesehatan, pendidikan dan pelatihan serta penelitian dan pengembangan. (3) Dalam melaksanakan tugasnya, staf medis fungsional dikelompokan sesuai dengan keahliannya. (4) Kelompok sebagaimana dimaksud ayat (3), dipimpin oleh seorang ketua yang dipilih dari dan atau oleh anggota kelompoknya untuk masa bakti yang ditentukan. (5) Ketua Staf Medik terpilih diangkat oleh Bupati atas usul direktur.
BAB IV TATA KERJA Pasal 15 (1) RSUD KLUdalam pelaksanaan teknis kesehatan, mempunyai hubungan koordinatif, kooperatif dengan Dinas Kesehatan. (2) Dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan,rsud KLUmempunyai jaringan pelayanan dengan rumah sakit lainnya. Pasal 16 Dalam pelaksanaan tugas Direktur, Kepala Bagian, Kepala Bidang, Kepala Subbagian, Kepala Seksi dan Kepala Instalasi wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi secara vertikal dan horizontal baik dalam lingkungan Rumah Sakit maupun dengan Instalasi lain sesuai dengan tugas masing-masing. Pasal 17 (1) Setiap pimpinan satuan organisasi lingkuprsud KLU bertanggung jawab memimpin dan mengkoordinasikan bawahannya masing-masing dan memberikan bimbingan serta petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahannya. (2) Setiap pimpinan satuan organisasi wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk-petunjuk dan bertanggung jawab kepada atasan masing-masing dan menyampaikan laporan tepat pada waktunya. (3) Setiap laporan yang diterima, pimpinan satuan organisasi dari bawahan wajib diperoleh dan dipergunakan sebagai bahan penyusunan laporan lebih lanjut dan sebagai bahan untuk memberikan arahan kepada bawahannya. Pasal 18 (1) Kepala Bagian, Kepala Bidang, Kepala Subbagian, Kepala Seksi, Kepala Instalasi dan Rekam Medik menyusun laporan rutin, berkala dan khusus kepada Direktur. (2) Laporan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)dilakukan melalui proses hirakhi organisasisebagai mana struktur organisasi yang telah ditetapkan sebelum laporan tersebut sampai kepada Direktur. (3) Setiap laporan dibuatkan tembusan kepada satuan orgaisasi lain di lingkuprsud KLU yang secara fungsional mempunyai korelasi. BAB V PENGELOLAAN Pasal 19 (1) Pengelolaan RSUD KLUmerupakan tanggung jawab Direktur. (2) Pengelolaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) termasuk juga kewenangan untuk memanfaatkan peluang pasar dengan tetap melaksanakan fungsi sosial. (3) Direktur dapat melakukan kerja sama dengan pihak ketiga dengan berpedoman pada peraturan perundang-undangan yang berlaku. (4) Tata cara pengelolaan dan pertanggung jawaban RSUD KLU dilakukan sesuai ketentuan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.
BAB VI ESELONISASI Pasal 20 (1) Direktur adalah jabatan Struktural Eselon III.a (2) Kepala Bagian adalah jabatan struktural Eselon III.b (3) Kepala Bidang adalah jabatan struktural Eselon III.b (4) Kepala Subbagian, Kepala Seksi adalah Jabatan Struktural Eselon IVa. BAB VII PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN DALAM JABATAN Pasal 21 (1) Jabatan yang diangkat dalan jabatan struktural pada Organisasi RSUD KLU harus memenuhi persyaratan sesuai dengan Peraturan Perundang- Undangan Kepegawaian yang berlaku dan mempunyai kemampuan dibidang teknis kesehatan. (2) Direktur diangkat dan diberhentikan oleh Bupati atas usul Sekretaris Daerah. (3) Pengangkatan dan pemberhentian pejabat/pegawai lain dalam lingkungan Rumah Sakit Umum Daerah dilakukan oleh Bupati atas usul Sekretaris Daerah. BAB VIII KETENTUAN PERALIHAN Pasal 22 (1) Selama belum ditetapkannya Pelaksanaan Peraturan Daerah ini, maka seluruh ketentuan yang telah ada yang mengatur Susunan Organisasi Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Lombok Utara dinyatakan tetap berlaku. (2) Segala jabatan yang telah ada berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2013 dinyatakan masih tetap berlaku sampai dengan diadakannya jabatan baru berdasarkan Peraturan Daerah ini. BAB IX KETENTUAN PENUTUP Pasal 23 Pada saat berlakunya Peraturan Daerah ini segala ketentuan mengenai susunan organisasi Rumah Sakit Umum Daerah yang dimuat dalam Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2013 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Lombok Utara (Lembaran Daerah Kabupaten Lombok Utara Tahun 2013 Nomor 9) dicabut dan dinyatakan tidak berlaku lagi.
Pasal 24 Peraturan Daerah ini mulai berlaku paling lama 1 (satu) tahun sejak diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Lombok Utara. Ditetapkan di Tanjung pada tanggal 30 Maret 2016 BUPATI LOMBOK UTARA Diundangkan di Tanjung pada tanggal 30 Maret 2016 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA, H. NAJMUL AKHYAR H. SUARDI LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA TAHUN 2016 NOMOR 6 NOREG PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR27 TAHUN 2016.