I. PENDAHULUAN. dalam setiap aktivitas perusahaan termasuk dalam bidang pemasaran. Pada bidang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Di dalam hidup, manusia tidak lepas dari berbagai macam kebutuhan,

BAB I PENDAHULUAN. dapat dihindari dengan adanya persaingan maka perusahaan-perusahaan akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. sebuah produk (Aaker, 1991). Model asli dari ekuitas merek pelanggan

Bab I PENDAHULUAN. Sebuah merek (brand) mempunyai kekuatan untuk memikat hati UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Jaman moderen dengan teknologi yang semakin canggih seperti sekarang ini,

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi yang melanda dunia menjanjikan suatu peluang dan

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi suatu jembatan penghubung antara perusahaan dan customer-nya. Merek

BAB II KAJIAN PUSTAKA. semakin mengembangkan potensinya untuk dapat bersaing dan merebut market

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkat dan banyak bisnis online yang bermunculan. Seseorang dapat

BAB 1 PENDAHULUAN Latar belakang

II. LANDASAN TEORI. Sebagian besar produk konsumen dan industrial memiliki merek. Merek-merek

KERANGKA PEMIKIRAN. dan jasa, termasuk proses pengambilan keputusan yang mendahului dan

BAB I PENDAHULUAN. berkembang. Salah satu hal penting yang perlu dilakukan dan diperhatikan oleh. menggarap pelanggan-pelanggan potensial baru.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam situasi dan kondisi ekonomi pada saat ini khususnya menjelang era

I. PENDAHULUAN. cukup besar, dengan jumlah penduduk yang cukup besar tersebut Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pemasaran pada dasarnya adalah membangun merek di benak konsumen. Merek menjadi semakin penting karena konsumen tidak lagi puas hanya

BAB I PENDAHULUAN. peluang dan tantangan bisnis baru bagi perusahaan yang beroperasi di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan 1-1

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan pengiriman barang telah menjadi kebutuhan utama setiap individu.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan yang sangat kompetitif di era globalisasi sangat sekali memberikan peluang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Pada bab sebelumnya, telah dijabarkan tentang latar belakang dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya suatu produk yang dikeluarkan pada masing masing perusahaan

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan Indonesia. Di satu sisi, era globalisasi memperluas

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dan program pemasaran yang digunakan untuk melayani pasar sasaran tersebut.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau jasa dari seseorang atau penjual dan untuk membedakannya dari

BAB I PENDAHULUAN UKDW. harus dapat menjawab tantangan tantangan yang ada di pasar saat ini dan

BAB I PENDAHULUAN. Layanan yang berdasar pada konsumen menjadi inti dari pemasaran. Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. yang canggih. Banyak konsumen yang belum sempat mencoba seri terbaru

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam skala kecil dan besar, juga adanya berbagai kebebasan dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. karena pada dasarnya tujuan dari suatu bisnis adalah untuk menciptakan rasa

BAB I PENDAHULUAN. memaksa perusahaanuntuk mencapai keunggulan kompetitif agar mampu

BAB 1 PENDAHULUAN. tajam antar perusahaan. Dengan adanya kemajuan teknologi yang juga terus

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas jasa sudah menjadi standar yang dapat dengan mudah dan cepat ditiru dan dimiliki oleh siapa

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Lingkungan bisnis bergerak sangat dinamis, serta mempunyai. spesifik disebut konsumen). Semakin ketatnya persaingan toko ataupun

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB I. dari unsur-unsur tersebut (Kotler dan Keller, 2009). Tujuannya untuk. mengidentifikasi produk dan layanan dari kelompok penjual serta untuk

BAB I PENDAHULUAN. ini didukung dengan berdirinya bermacam-macam partai politik. Diawali

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan disektor penjualan sepeda motor semakin melesat naik tajam UKDW

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan merek dan segala yang dimilikinya merupakan asset yang paling UKDW

BAB I PENDAHULUAN. meningkat pula diantara para produsen. Menurut Kartajaya (2004:144), merek

BAB I PENDAHULUAN. selalu invoatif dalam mengembangkan usahanya. Salah satu kegiatan pokok

BAB I PENDAHULUAN. bagi perusahaan di Indonesia. Di satu sisi, era globalisasi memperluas pasar

BAB 1 PENDAHULUAN. Jumlah penduduk indonesia yang sangat besar menjadi pasar yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. yang mengakibatkan persaingan yang ketat dalam dunia usaha. Sejak dibukanya

BAB 1 PENDAHULUAN. sedangkan merek menjelaskan pada spesifikasi pelanggannya. Merek (brand)

BAB I PENDAHULUAN. kemakmuran suatu negara. Hal ini dikarenakan dengan pendidikan,

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tingkat persaingan dunia usaha di Indonesia sangat ketat karena setiap

BAB I PENDAHULUAN. upaya menjalin hubungan yang baik dengan pelanggan atau disebut dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH. Perkembangan pasar yang begitu pesat telah mendorong

BAB II KAJIAN PUSTAKA. yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna, atau kombinasi dari

I. PENDAHULUAN. Era globalisasi memengaruhi perkembangan di berbagai bidang dan membuat

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan zaman dan pertumbuhan perekonomian cenderung

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan sebuah organisasi yang bergerak dalam bidang bisnis baik

Kesimpulan dan Saran

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pemasaran perusahaan bersaing semakin ketat terutama

F o c u s. On Marketing. The Way to Boost Your Marketing Performance. Marketing Quotient Community. Dheni Haryanto

BAB 1 PENDAHULUAN. cara-cara baru dalam mempertahankan pelanggan atau mencari pembeli-pembeli

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penulis dalam menentukan langkah-langkah yang sistematis untuk penyusunan

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat kompleks dalam kegiatan pemasaran, sebab dengan perilaku

BAB I PENDAHULUAN UKDW. bagi perusahaan merek dan segala yang dimilikinya merupakan asset yang

Integrated Marketing Communication I

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. berupa: globalisasi, teknologi dan deregulasi. Perkembangan, perubahan, dan

BAB V PENUTUP. 1. Brand awareness tidak berpengaruh signifikan terhadap purchase intention

Brand adalah identitas tambahan dari suatu produk yang tak hanya. membedakannya dari produk pesaing, namun merupakan janji produsen atau

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat pesat. Hal ini ditandai dengan muncul dan tumbuhnya berbagai

Bab V Kesimpulan Dan Saran 112 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dalam penelitian ini telah dianalisis proses pelaksanaan brand equity

BAB I PENDAHULUAN. terbesar di Indonesia. (www. ism/ 52?%21/ mie_ instans.co.id,, 18 Maret 2013,

BAB I PENDAHULUAN. khas daerah yang beraneka ragam. Yogyakarta sebagai salah satu sentra budaya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perbedaannya yang mendukung penelitian ini. yang berjudul Measuring customer-based brand equity : empirical evidence

BAB II KAJIAN PUSTAKA. promosi dalam marketing mix. Pesan iklan adalah segala bentuk presentasi nonpribadi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam penelitian ini peneliti mempelajari penelitian terdahulu dari Faculty of

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia usaha yang semakin pesat menyebabkan peran

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), PDB perkapita Indonesia atas dasar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gambar, nama, kata, huruf, angka-angka, susunan atau kombinasi. digunakan dalam kegiatan perdagangan barang dan jasa.

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan persaingan bisnis dan meningkatnya era perkembangan teknologi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. mendukung pembangunan ekonomi masyarakat. PT. Pos Indonesia. merupakan suatu BUMN yang bergerak dalam kegiatan pelayanan lalu

BAB I PENDAHULUAN. pangsa pasar dan mempertahankan konsumen yang sudah ada. Pesatnya perkembangan teknologi dan informasi ini turut memicu

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan perusahaan saat ini di Indonesia semakin lama semakin

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan bisnis yang sangat cepat mendorong perusahaan untuk berkompetisi dalam setiap aktivitas perusahaan termasuk dalam bidang pemasaran. Pada bidang pemasaran ini perusahaan melakukan kompetisi diantaranya pada aspek harga, pelayanan dan merek dari suatu produk/jasa. Perusahaan harus selalu waspada terhadap strategi para pesaing yang berusaha merebut pangsa pasar. Penciptaan merek yang dapat selalu diingat oleh konsumen dapat merupakan salah satu hal yang membuat konsumen tidak berpindah ke merek lain. Untuk itu perlu dilakukan suatu upaya agar merek suatu produk/jasa dapat selalu melekat di pikiran konsumen. Merek menjadi lebih dipertimbangkan oleh perusahaan dewasa ini, terutama pada kondisi persaingan merek yang semakin tajam. Perusahaan semakin menyadari arti penting merek bagi suksesnya sebuah produk/jasa. Strategi perusahaan menciptakan suatu merek, dapat dari dalam maupun dari luar. Merek yang berhasil ternyata dapat memperlihatkan kekuatannya, dimana merek merupakan asset termahal dari setiap bisnis. Aktivitas-aktivitas strategi dalam mengelola merek yang meliputi penciptaan merek, membangun merek, memperluas merek dalam rangka memperkuat posisi merek pada persaingan menjadi sangat 1

diperhatikan oleh perusahaan. Semua upaya tersebut dimaksudkan untuk menciptakan agar merek yang dimiliki oleh perusahaan dapat menjadi kekayaan atau ekuitas bagi perusahaan. Tujuan atau fokus utama pada banyak organisasi beberapa waktu ini adalah menciptakan merek yang kuat. Merek yang kuat membantu perusahaan dalam mempertahankan identitas perusahaan. Menurut Aaker (1997) Ekuitas merek (Brand equity) adalah seperangkat aset dan liabilitas merek yang berkaitan dengan suatu merek, nama dan simbolnya, yang menambah atau mengurangi nilai yang diberikan oleh sebuah barang atau jasa kepada perusahaan atau para pelanggan perusahaan Aaker menjabarkan aset merek yang berkontribusi pada penciptaan Ekuitas merek ke dalam empat dimensi, yaitu : 1. Kesadaran merek (Brand awareness) Menunjukkan kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali atau mengingat kembali bahwa suatu merek merupakan bagian dari kategori produk tertentu. 2. Kualitas merek (Perceived quality) Menunjukkan persepsi pelanggan terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa layanan berkenaan dengan maksud yang diharapkan 3. Asosiasi merek (Brand associations) Menunjukkan pencitraan suatu merek terhadap suatu kesan tertentu dalam kaitannya dengan kebiasaan, gaya hidup, manfaat, atribut produk, geografis harga, pesaing dan lain-lain. 2

4. Kesetiaan merek (Brand loyalty) Merupakan inti dari ekuitas merek yang menjadi gagasan sentral dalam pemasaran karena hal ini merupakan satu ukuran keterkaitan seorang pelanggan pada sebuah merek Dari keempat elemen ekuitas merek ini akan diukur sejauh mana pengaruhnya dalam memenangkan loyalitas konsumen pada jasa pengiriman barang dan dokumen. Beberapa peneliti memfokuskan pada variabel bauran pemasaran, Yoo, Donthu & Lee (2000) menyusun kerangka konseptual ekuitas merek berdasarkan model Aaker sebagai berikut : Nilai bagi Perusahaan Upaya Pemasaran Dimensi Ekuitas Merek Ekuitas Merek Nilai bagi Pelanggan Gambar 1.1 Kerangka konseptual ekuitas merek berdasarkan model Aaker versi Yoo, Donthu & Lee (2000) Ekuitas merek memberikan nilai kepada konsumen dengan menguatkan proses informasi, rasa percaya diri dalam keputusan pembelian dan pencapaian kepuasan dari konsumen/pelanggan. Juga memberikan nilai kepada perusahaan dengan menguatkan efisiensi & efektifitas program pemasaran, kesetiaan merek, harga/laba, perluasan merek, peningkatan perdagangan dan keuntungan kompetitif. Kegiatan pemasaran disini termasuk periklanan, distribusi, strategi, harga dan promosi, baik dilakukan untuk memperkenalkan suatu merek yang baru 3

ataupun untuk menjaga kelangsungan hidup merek tersebut. Keberhasilan barang atau jasa suatu perusahaan tidak terlepas dari pemahaman perilaku konsumen dalam melakukan proses pembelian, mengingat perubahan konsep dasar pemasaran guna mencapai tujuan akhir perusahaan yaitu memberikan kepuasan kepada konsumen dan kesejahteraan masyarakat jangka panjang. Ekuitas merek pemasaran adalah istilah yang digunakan untuk merujuk pada dampak pemasaran produk/jasa tertentu berkaitan dengan sebuah nama merek. Oleh karena itu, dasar bagi ekuitas merek dan dampaknya pada bisnis didasarkan pada pengetahuan pelanggan tentang produk tersebut. Namun merek memainkan peran penting dalam membantu membangun pengetahuan dan kesadaran, serta pilihan-pilihan yang mereka buat berdasarkan pengetahuan itu. Ekuitas merek memperkuat pentingnya nilai merek dalam promosi bisnis online maupun offline dan menghasilkan jenis positif mengingat dalam pikiran konsumen. Riset pemasaran telah menunjukkan bahwa ekuitas merek adalah salah satu aset yang paling penting bagi perusahaan. Tidak semua ekuitas merek adalah positif, karena itu sebagian besar perusahaan berinvestasi membangun ekuitas merek yang kuat tergantung juga dari perspektif masing-masing. Nama dan seberapa kuat sebuah merek merupakan aset penting, tidak hanya pada perusahaan manufaktur, tetapi juga pada perusahaan jasa seperti yang bergerak di bidang cargo yaitu pengiriman barang/dokumen. Merek merupakan suatu komoditas bagi konsumen, apabila dikelola dengan tepat, merek dapat meningkatkan keunggulan kompetitif pada suatu bidang usaha tertentu, konsumen 4

dapat dengan mudah mengingat sebuah merek melalui simbol dari merek tersebut. Awal mulanya banyak perusahaan penyedia jasa yang dalam menjalankan usahanya hanya bertujuan untuk memenuhi kebutuhan para pelanggan atas jasa yang perusahaan berikan, namun pada masa sekarang ini perusahaan lebih meningkatkan tujuan yang lebih baik yakni bagaimana cara menumbuhkan konsumen yang puas ke arah konsumen yang loyal, karena sangat jelas bagi perusahaan bahwa sebenarnya jauh lebih bernilai bila memiliki pelanggan yang loyal dibandingkan dengan pelanggan yang hanya sekedar membutuhkan jasa pelayanan, sumber perusahaan yang paling bisa diandalkan adalah berasal dari konsumen yang pasti akan membeli produk atau jasa perusahaan secara terusmenerus. Salah satu perusahaan jasa yang bergerak di bidang cargo pengiriman barang maupun dokumen milik swasta yaitu PT TIKI JALUR NUGRAHA EKAKURIR yang selanjutnya lebih dikenal dengan JNE berdiri pada tahun 1990 merupakan perusahaan dalam bidang kurir Ekspres dan logistik yang berkantor pusat di Jakarta, Indonesia. JNE memulai kegiatan usahanya yang terpusat pada penanganan kegiatan kepabeanan/impor kiriman barang/dokumen serta pengantarannya dari luar negeri ke indonesia. Pada tahun 1991, JNE memperluas jaringan internasionalnya dengan bergabung sebagai anggota asosiasi perusahaanperusahaan kurir beberapa Negara Asia yang bermarkas di Hong Kong yang kemudian memberi kesempatan kepada JNE untuk mengembangkan wilayah antaran sampai ke seluruh dunia. Perusahaan-perusahaan lain yang sejenis yang 5

paling sering digunakan dan juga sebagai pesaing PT Tiki JNE dapat dilihat dalam Tabel dibawah ini : Tabel : 1.1. Jasa Pengiriman Barang dan dokumen Yang Paling Sering Digunakan di Propinsi Lampung No Nama Perusahaan Persentase 1 Tiki 27% 2 Tiki JNE 25% 3 Pos Indonesia 15% 4 Pandusiwi 5% 5 Lain-lain 28% Sumber : Kominfo 2014 Dari Tabel 1.1 diatas terlihat PT Tiki JNE menempati peringkat kedua. Untuk menumbuhkan loyalitas pelanggan dalam diri konsumen bukanlah hal mudah yang dibentuk, karena penyedia jasa harus memberikan produk, pelayanan dan kualitas jasa yang bermutu pada pelanggan seperti beberapa produk PT Tiki JNE yang menyangkut komitmennya dalam memberikan pelayanan jasa yang terbaik bagi konsumennya diantaranya adalah DS (Diplomat Service), Produk SS (Sangat Segera), Produk YES (Yakin Esok Sampai), Produk Reguler, Produk OKE (Ongkos Kirim Ekonomis), PT Tiki JNE juga memiliki kebijaksanaan tersendiri dalam menerapkan strateginya dalam mengupayakan kepuasan konsumen. Lebih lanjut, loyalitas yang lebih besar berarti dorongan perdagangan yang lebih besar karena para konsumen mengharapkan merek tersebut tersedia. Hal ini sangat diperhatikan oleh PT Tiki JNE dengan memiliki beberapa agen di Bandarlampung dengan didukung beberapa bentuk promosi yang dilakukan oleh PT Tiki JNE diantaranya adalah promosi melalui surat kabar dan Radio, Promosi ini dilakukan terus menerus, sehingga membuat konsumen sangat mengenal merek PT Tiki JNE dalam hal pengiriman paket maupun dokumen, saat ini PT Tiki JNE menggunakan surat kabar Radar, Sumatera Post selanjutnya menyusul 6

surat kabar Tribun. Sementara promosi melalui media radio dilakukan melalui RRI dan Rajawali. Selain itu promosi yang diberikan berupa bentuk kerjasama yang dilakukan antara pihak agen yang secara rutin mengirimkan paket barangnya dari dan menuju tempat tujuan dengan menggunakan PT Tiki JNE seperti memberikan potongan harga atas setiap paket yang dikirimkan dan proses pembayaran dilakukan setiap bulan. Hubungan antara kualitas jasa dan profitabilitas dalam hal ini cukup jelas, karena dengan memiliki pelanggan setia atau loyal, perusahaan mendapat jaminan produk atau jasanya akan terus dibeli sehingga tujuan perusahaan untuk meningkatkan volume penjualan akan tercapai. Volume penjualan berdasarkan kenyataan dari PT Tiki JNE Cabang Lampung dari target yang telah ditetapkan seperti ditunjukkan dalam Tabel 1.2 berikut ini : Tabel : 1.2. Perkembangan Target dan Kenyataan Volume Penjualan Jasa Pengiriman Barang/dokumen pada PT Tiki JNE Cabang Bandarlampung Tahun 2012-2014 Tahun Target Penjualan Kenyataan Penjualan (Ribuan) 2012 1.000.000 1.600.000 2013 1.500.000 2.450.000 2014 2000.000 3.300.000 Sumber : PT Tiki JNE Cabang Bandarlampung tahun 2014 Tabel 1.2 memperlihatkan bahwa target penjualan yang telah ditetapkan oleh PT Tiki JNE di Cabang Bandarlampung tiap tahunnya mengalami peningkatan dan dilihat dari kenyataan penjualan PT Tiki JNE juga mengalami peningkatan. Jika dilihat dari perkembangannya PT Tiki JNE dapat dikatakan mempunyai kekuatan merek yang cukup baik di masyarakat. Dikenalnya merek dengan baik oleh pelanggan membawa konsekuensi PT Tiki JNE dituntut terus untuk dapat meningkatkan pelayanan jasa pengiriman yang terbaik dengan memberikan nilainilai yang berdayaguna agar pelanggan tidak berpindah ke merek lain, bersaing 7

dengan kompetitor baik dari segi ekuitas merek, harga yang ditawarkan, adanya variasi produk, pelayanan jasa yang bermutu juga promosi yang menarik. PT Tiki JNE harus mampu memberi pelayanan yang konsisten setiap waktu. Kegagalan suatu merek dalam menyampaikan citra yang baik kepada konsumen akan memberikan dampak buruk terhadap persepsi mereka atas merek tersebut. Dalam hal ini penulis tertarik untuk melihat/mengukur dimensi konsekuensi yang muncul dari ekuitas merek dalam memenangkan loyalitas konsumen pada PT Tiki JNE, yang akan dituangkan dalam bentuk thesis dengan judul : Pengaruh Ekuitas Merek Terhadap Loyalitas Konsumen pada PT Tiki JNE cabang Bandarlampung. 1.2. Permasalahan Menurut Aaker dalam Tjiptono (2005:40) Ekuitas merek terdiri dari 4 dimensi yaitu kesetiaan merek ( brand loyalty), kualitas merek ( brand perceived quality), asosiasi merek ( brand associations) dan kesadaran merek ( brand awareness). Ekuitas merek suatu produk atau jasa akan menarik pelanggan untuk memperlihatkan preferensi terhadap produk atau jasa tersebut daripada produk yang tidak bermerek meski pada dasarnya kedua produk atau jasa tersebut identik. Berdasarkan uraian diatas maka permasalahan yang dapat penulis rumuskan yaitu: 1. Bagaimana persepsi konsumen atas kesadaran merek pada perusahaan jasa PT Tiki JNE cabang Bandarlampung? 2. Bagaimana persepsi konsumen atas kualitas merek pada perusahaan jasa PT Tiki JNE cabang Bandarlampung? 3. Bagaimana persepsi konsumen atas asosiasi merek pada perusahaan jasa PT Tiki JNE cabang Bandarlampung? 8

4. Bagaimana persepsi konsumen atas kesetiaan merek pada perusahaan jasa PT Tiki JNE cabang Bandarlampung? 5. Bagaimana pengaruh kesadaran merek,kualitas merek,asosiasi merek dan kesetiaan merek terhadap loyalitas konsumen pada perusahaan jasa PT Tiki JNE cabang Bandarlampung? 1.3. Tujuan Penelitian Sejalan dengan perumusan masalah maka tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui persepsi konsumen atas kesadaran merek terhadap loyalitas konsumen pada perusahaan jasa PT Tiki JNE cabang Bandarlampung? 2. Untuk mengetahui persepsi konsumen atas kualitas merek terhadap loyalitas konsumen pada perusahaan jasa PT Tiki JNE cabang Bandarlampung? 3. Untuk mengetahui persepsi konsumen atas asosiasi merek terhadap loyalitas konsumen pada perusahaan jasa PT Tiki JNE cabang Bandarlampung? 4. Untuk mengetahui persepsi konsumen atas kesetiaan merek terhadap loyalitas konsumen pada perusahaan jasa PT Tiki JNE cabang Bandarlampung? 5. Untuk mengetahui pengaruh kesadaran merek,kualitas merek,asosiasi merek dan kesetiaan merek terhadap loyalitas konsumen pada perusahaan jasa PT Tiki JNE cabang Bandarlampung? 9

1.4. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah : 1. Hasil penelitian ini dapat menjadi sumber informasi atau masukan bagi perusahaan jasa PT Tiki JNE maupun perusahaan jasa merek lainnya untuk mengetahui pengaruh ekuitas merek terhadap loyalitas konsumen guna peningkatan penjualan produk jasa mereka. 2. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber informasi tambahan bagi pihak akademis untuk pembahasan mengenai manajemen pemasaran khususnya kekuatan merek dalam kaitannya dengan loyalitas konsumen. 3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pemahaman peneliti mengenai hal-hal yang berhubungan dengan teori perilaku konsumen dan penerapannya di lapangan. 4. Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi penelitian selanjutnya pada permasalahan atau subjek yang sama demi pengembangan baik secara umum maupun khusus terhadap ilmu pengetahuan yang dijadikan dasar penelitian ini. 1.5. Kerangka Pikir Ekuitas merek memiliki posisi yang penting dalam tercapainya tujuan perusahaan. Bagi perusahaan yang ingin tetap bertahan dan melangkah lebih maju untuk memenangkan persaingan sangat perlu mengetahui kondisi ekuitas merek produk atau jasanya. Ekuitas merek yang kuat akan mampu mengembangkan keberadaan suatu merek dalam persaingan apapun dalam jangka waktu yang panjang. Menurut Aaker (1997:22) Ekuitas Merek adalah Seperangkat aset dan kewajiban merek yang berkaitan dengan suatu merek, nama dan simbolnya, yang menambah 10

dan mengurangi nilai yang diberikan oleh sebuah barang atau jasa kepada perusahaan atau para pelanggan perusahaan tersebut. Sedangkan menurut Surachman (2008 :6) bahwa Ekuitas merek atau kekuatan suatu merek adalah suatu aset, dapat juga didefinisikan sebagai efek diferensial positif yang ditimbulkan oleh pengetahuan nama merek terhadap tanggapan pelanggan atas produk atau jasa tersebut. Aaker menjabarkan aset merek yang berkontribusi pada penciptaan Ekuitas merek ke dalam empat dimensi, yaitu : 1. Kesadaran merek Menunjukkan kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali atau mengingat kembali bahwa suatu merek merupakan bagian dari kategori produk tertentu. 2. Kualitas Merek Menunjukkan persepsi pelanggan terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa layanan berkenaan dengan maksud yang diharapkan. 3. Asosiasi merek Menunjukkan pencitraan suatu merek terhadap suatu kesan tertentu dalam kaitannya dengan kebiasaan, gaya hidup, manfaat, atribut produk, geografis harga, pesaing dan lain-lain. 4. Kesetiaan merek Merupakan inti dari ekuitas merek yang menjadi gagasan sentral dalam pemasaran karena hal ini merupakan satu ukuran keterkaitan seorang pelanggan pada sebuah merek 11

Kekuatan suatu merek tergantung pada seberapa jauh merek tersebut dapat menjamin future cash flow earning. Dengan kata lain menurut Soehadi (2005) merek yang kuat juga harus sehat secara financial. Konsep ekuitas merek dapat terjadi ketika seorang konsumen memiliki tingkatan yang tinggi terhadap kesadaran dan pengenalan suatu merek dan berpegang pada kekuatan kegemaran dan keunikan asosiasi-asosiasi merek dalam ingatannya. Konsumen yang menunjukkan sikap positifnya terhadap suatu merek, mempunyai komitmen pada merek tertentu dan berniat untuk terus membelinya dimasa depan, hal ini menunjukkan kepuasan dan kesetiaannya terhadap merek tersebut. Kesetiaan merek dipengaruhi secara langsung oleh kepuasan atau ketidakpuasan dengan merek yang telah digunakan dalam jangka waktu tertentu. Konsumen dalam memenuhi kebutuhan dan keinginannya membeli produk dengan merek tertentu, apabila merek yang dipilih konsumen itu dapat memuaskan kebutuhan dan keinginannya, maka konsumen akan memiliki ingatan yang kuat terhadap merek tersebut. Pada pembelian berikutnya konsumen akan memilih produk dengan merek yang telah memberikannya kepuasan sehingga akan terjadi pembelian yang berulang-ulang terhadap merek tersebut. Durianto, dkk (2004) menyatakan bahwa Ekuitas merek akan menciptakan nilai, baik kepada konsumen maupun kepada produsen, baik secara langsung maupun tidak langsung. Suatu merek dapat dikatakan memiliki ekuitas yang tinggi, apabila merek tersebut berhasil membuat konsumen puas dan loyal. Dari keempat faktor ekuitas merek, pada kenyataannya kualitas merek dan asosiasi merek yang dapat mempertinggi tingkat kepuasan konsumen. Sedangkan menurut Aaker (1997) 12

bahwa Kesan kualitas, asosiasi dan nama yang terkenal bisa memberikan alasan untuk membeli dan bisa mempengaruhi kepuasan penggunaan. Bahkan jika ketiganya tidak penting dalam proses pemilihan merek, ketiganya tetap bisa mengurangi rangsangan untuk mencoba merek-merek lain. Secara skematis, pengaruh ekuitas merek terhadap loyalitas konsumen dapat digambarkan sebagai berikut: EKUITAS MEREK (X) 1.Kesadaran Merek (X 1) ) 2.Kualitas Merek (X 2 ) 3.Asosiasi Merek (X 3 ) 4.Kesetiaan Merek (X 4 ) LOYALITAS KONSUMEN (Y) Gambar 1.2 Kerangka Pemikiran Gambar 1.2 diatas lebih berfokus pada perspektif perilaku konsumen dengan asumsi pokok bahwa kekuatan sebuah merek terletak pada apa yang dipelajari, dirasakan, dilihat dan didengarkan konsumen tentang merek tersebut sebagai hasil dari pengalamannya sepanjang waktu. Sebuah merek dikatakan memiliki kekuatan merek positif apabila pelanggan bereaksi secara lebih positif terhadap sebuah produk ataupun jasa pelayanan. Kunci pokok penciptaan ekuitas merek adalah kekuatan kesadaran merek. Dengan demikian kekuatan merek baru terbentuk jika pelanggan mempunyai tingkat kesadaran dan familiaritas tinggi terhadap sebuah merek dan memiliki asosiasi merek yang kuat, positif dan unik dalam memorinya. Hal inilah yang meningkatkan loyalitas konsumen terhadap suatu merek. 1.6. Hipotesis Berdasarkan latar belakang, permasalahan dan kerangka pemikiran yang telah diuraikan sebelumnya, maka hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah 13

Kesadaran Merek, Kualitas Merek, Asosiasi Merek, Kesetiaan Merek berpengaruh positif terhadap Loyalitas Konsumen pada PT Tiki JNE (Jalur Nugraha Ekakurir) Cabang Bandarlampung 14