BAB II KERANGKA TEORETIS. mempekerjakan agen untuk melakukan tugas untuk kepentingan prinsipal,

dokumen-dokumen yang mirip
RINGKASAN MATERI KULIAH EARNING MANAGEMENT

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Teori keagenan muncul ketika pemilik perusahaan (principal) tidak mampu

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. antara pihak agent dengan pihak principal. Jensen dan Meckling (1976)

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Landasan teori merupakan penjelasan mengenai definisi teori

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Teori agensi menggambarkan hubungan kontrak kerjasama antara

PENDAHULUAN Laba merupakan komponen yang penting dalam sebuah laporan keuangan. Laba dapat digunakan sebagai evaluasi bagi pihak internal dan

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. menyatakan bahwa teori keagenen mendeskripsikan pemegang saham sebagai principal

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. melakukan hal yang terbaik bagi kepentingan pribadinya. Teori ini menjelaskan

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sumber informasi dari pihak eksternal dalam menilai kinerja perusahaan

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. manajer dalam memilih kebijakan akuntansi yang mempengaruhi laba untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karena teori ini merupakan teori yang menjelaskan praktik manajemen laba dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. individu, sosiasi atau organisasi bisnis yang terdiri dari neraca, laba rugi,

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Meckling (1976) menjelaskan hubungan keagenan didalam teori agensi bahwa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan tujuan untuk mengelabui stakeholder yang ingin mengetahui kinerja dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk mengambil keputusan. Kewenangan ini akan membawa konsekuensi logis yang

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. II.1.1 Definisi Earnings Management (manajemen Laba)

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

TEORI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS. RMK Pertemuan 13 MANAJEMEN LABA OLEH: NI MADE KUSUMA AYUNI (32) PROGRAM EKSTENSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. manajer (agent) dengan pemilik perusahaan (principal) ( Jensen dan Meckling,

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. antara pihak pemilik perusahaan dengan pihak manajemen. Menurut Jensen dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. tidak dapat dipisahkan dari kinerja manajemen. Laba dijadikan salah satu ukuran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. menjelaskan hubungan keagenan di dalam teori agensi (agency theory) bahwa

MANAJEMEN LABA MAKALAH. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Seminar Akuntansi. Disusun oleh : Kelompok 2

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. digunakanuntukmemahamimanajemenlabadan

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan produk akuntansi yang menyajikan data-data

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Gambaran Umum Industri Properti dan Real Estate

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. principal dengan agent yaitu wewenangan yang diberikan principal kepada agent

BAB I PENDAHULUAN. penelitian, dan sistematika penulisan tesis. Standar Akuntansi Keuangan Nomor 1 Paragraf 05 adalah memberikan

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. agent dengan principal. Jensen dan Meckling (1976) mendefinisikan hubungan

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. (shareholders) sebagai prinsipal dan manajemen sebagai agen. Menurut Jensen

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. merupakan sebuah kontrak, dimana pemilik perusahaan (principal) tidak mampu

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. penelitian ini sebagai berikut: Ulfah (2013) dan Sumomba (2012) melakukan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian-penelitian terdahulu. Adapun penelitian terdahulu yang berhubungan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

ANALISIS PERBEDAAN PENGATURAN LABA (EARNINGS MANAGEMENT) PADA KONDISI LABA DAN RUGI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR GO PUBLIC DI INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. Permasalahan pada perusahaan mengenai praktik earnings management yang

Skripsi Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Praktik Manajemen Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

BAB II LANDASAN TEORI. merupakan sumber dalam mengevaluasi kinerja manjemen. Dalam laporan keuangan biasanya

BAB II MANAJEMEN LABA DAN LEVERAGE. II.1.1. Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II DIVERSIFIKASI PERUSAHAAN DAN MANAJEMEN LABA. Tujuan umum pelaporan keuangan adalah untuk memberi informasi yang

BAB II LANDASAN TEORI. Teori pensinyalan (signaling theory) mengasumsikan bahwa terdapat asimetri

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. catatan yang menyertainya, bila ada, yang dimaksudkan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. antara pemilik perusahaan atau principal dengan manajer atau agent yang

BAB II TELAAH PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbankan adalah suatu industri yang mempunyai sifat-sifat yang berbeda

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. jasa atas nama prinsipal serta memberi wewenang kepada agen membuat

JURNAL PENDIDIKAN AKUNTANSI INDONESIA Vol. VIII. No. 1 Tahun 2010 Hal EARNINGS MANAGEMENT DALAM HUBUNGAN KEAGENAN. Oleh: Amanita Novi Yushita*)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Putu Putri Suriyani, Gede Ani Yunita, Ananta Wikrama T. A. (2015)

Bab 2 Telaah Pustaka dan Pengembangan Model

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pasar modal di Indonesia sangat pesat saat ini. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. bagi pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan. Pemberian

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. berkaitan dengan penelitian dibahas sebagai berikut, Jao dan Pagalung (2011)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Adanya pemisahan kepemilikan oleh principal dengan pengendalian oleh agent

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. memahami hubungan tata kelola dalam suatu organisasi atau perusahaan. Pada

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA. prinsipal, termasuk pendelegasian otorisasi pengambilan keputusan dari prinsipal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Teori keagenan dapat dipandang sebagai suatu versi dari game theory (Mursalim,

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Yustisia dan Andiyani, 2006). Jensen dan Meckling (1976) dalam Sunarto (2009)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian tentang Pengaruh Profitabilitas, Kepemilikan Publik, Debt to

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian tentang Pengaruh Kompensasi Bonus, Leverage, Pajak,

BAB I PENDAHULUAN. manajemen (Schipper dan Vincent, 2003). Menurut Standar Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan mekanisme yang di dalamnya terdiri dari berbagai partisipan

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

Peran Praktek Corporate Governance Sebagai Moderating Variable dari Pengaruh Earnings Management Terhadap Nilai Perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Kerangka Teoritis dan Pengembangan Hipotesis. Perspektif teori agensi merupakan dasar yang digunakan untuk memahami

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. adalah laporan keuangan. Laporan keuangan selain merupakan media

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Dalam menjalankan usahanya perusahaan dihadapkan pada kebutuhan dana, baik untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan dasar akuntansi keuangan adalah untuk memberikan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Teori Agensi adalah hubungan antara pemilik (principal) dan manajer

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dapat dilihat dari laporan keuangan. Laporan keuangan. manajemen adalah profitabilitas perusahaan tersebut.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. teori keagenan mendeskripsi pemegang saham sebagai principal dan manajemen

BAB I PENDAHULUAN. Penyusunan laporan keuangan oleh manajemen bertujuan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. operasi yang netral dari proses tersebut). Menurut Scott (2009), manajemen laba

BAB I PENDAHULUAN. disebut agency conflict disebabkan pihak-pihak yang terkait yaitu prinsipal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Di sini akan dijelaskan teori-teori yang mendukung dalam perumusan hipotesis

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya dunia ekonomi ditandai dengan banyaknya alternatif perusahaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Laporan keuangan juga memberikan suatu informasi yang memperlihatkan tentang

BAB I PENDAHULUAN. of Directors. Menurut Neumann dan Voetmann (1999) dalam Setiawan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya akuntansi keuangan dan laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. perusahaan, terutama hubungan antara pemilik (principal) dengan manajemen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

BAB II KERANGKA TEORETIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) Teori agensi adalah hubungan atau kontrak antara prinsipal dan agen. Prinsipal mempekerjakan agen untuk melakukan tugas untuk kepentingan prinsipal, termasuk pendelegasian, otorisasi, pengambilan keputusan dari prinsipal kepada agen (Anthony dan Govindarajan, 2005). Namun, teori keagenan dapat mengimplikasikan adanya asimetri informasi antara agent dan principal. Masingmasing pihak memiliki kepentingan dan motivasi yang berbeda sehingga menimbulkan konflik atau masalah keagenan (agency problem) antara CFO (Chief Financial Officer) sebagai agent dan pemilik perusahaan sebagai principal. Sehingga seorang CFO akan melakukan manipulasi atas laporan laba rugi tanpa memperhitungkan kepentingan dari pemilik perusahaan sebagai principal. 2.1.2 CFO (Chief Financial Officer) 2.1.2.1 Gender CFO Upper-Echelon Theory menyatakan bahwa karakteristik latar belakang manajerial menjelaskan pilihan strategi dan konsekuensi yang berpengaruh terhadap kinerja

6 perusahaan (Hambrick dan Mason, 1984 dalam Lindrianasari, 2010). Teori ini menawarkan bahwa eksekutif puncak dapat mempengaruhi luaran organisasi mereka. Pilihan terhadap strategi dan tingkat kinerja perusahaan merefleksikan karakteristik manajerial (Hambrick dan Mason, 1984 dalam Lindrianasari, 2010). Sehingga, perbedaan gender dari CFO dalam perusahaan akan merefleksikan perilaku, strategi, dan konsekuensi yang berbeda terhadap kinerja perusahaan. 2.1.3 Manajemen Laba Manajemen laba adalah pemilihan kebijakan akuntansi oleh manajer dari standar akuntansi yang ada dan secara alamiah dapat memaksimumkan utilitas mereka dan atau nilai pasar perusahaan (Scott, 2000). Manajemen laba dibagi menjadi dua definisi, yaitu definisi sempit dan luas. Manajemen laba dalam definisi sempit hanya berkaitan dengan pemilihan metode akuntansi. Manajemen laba dalam artian sempit ini didefinisikan sebagai perilaku manajer untuk bermain dengan komponen accruals dalam menentukan besarnya laba. Manajemen laba dalam definisi luas merupakan tindakan manajer untuk meningkatkan (mengurangi) laba yang dilaporkan saat ini atas suatu unit usaha dimana manajer bertanggung jawab, tanpa mengakibatkan peningkatan (penurunan) profitabilitas ekonomi jangka panjang unit tersebut (Sugiri, 1998). Manajemen laba juga didefinisikan sebagai tindakan yang dilakukan oleh manajemen perusahaan untuk mempengaruhi laba yang dilaporkan yang bisa memberikan informasi mengenai keuntungan ekonomis (economic advantage) yang sesungguhnya tidak dialami perusahaan, yang dalam jangka panjang tindakan tersebut bisa merugikan perusahaan (Merchant, 1989 dalam Merchant

7 dan Rockness, 1994). Upaya dari manajemen laba ini tentu akan menguntungkan bagi pihak manajemen, namun merugikan bagi pihak lain yang menggunakan informasi dalam laporan keuangan. Terdapat tiga faktor yang mempengaruhi manajemen laba yaitu : Bonus Plan Hypothesis, Debt to Equity Hypothesis, Political Cost Hypothesis (Watts dan Zimmerman, 1986 dalam Sulistyanto, 2008). Selain itu, masih ada beberapa faktor lain yang memotivasi terjadinya manajemen laba, yaitu taxation motivation, pergantian CEO, Initial Public Offering (IPO), dan pentingnya memberi informasi kepada investor (Scott, 2000:302) dalam Rahmawati dkk. (2006). Faktor-faktor di atas bisa menjadi salah satu penyebab terjadinya praktik manajemen laba baik dilakukan oleh CFO pria, maupun wanita. 2.1.3.1 Model-model Manajemen Laba Menurut Scott (2000) dalam Rahmawati dkk. (2006) menyatakan ada beberapa bentuk manajemen laba yaitu: 1. Taking a bath Dalam bentuk jika manajemen harus melaporkan kerugian, maka manajemen akan melaporkan dalam jumlah besar. Dengan tindakan ini manajemen berharap dapat meningkatkan laba yang akan datang dan kesalahan kerugian piutang perusahaan dapat dilimpahkan ke manajemen lama, jika terjadi pergantian manajer. 2. Income Minimization (menurunkan laba) Dalam bentuk ini manajer akan menurunkan laba untuk tujuan tertentu, misalnya: untuk tujuan penghematan kewajiban pajak yang harus dibayar

8 perusahaan kepada pemerintah, karena semakin rendah laba yang dilaporkan perusahaan semakin rendah pula pajak yang harus dibayarkan. 3. Income Maximization (meningkatkan laba) Dalam bentuk ini manajer akan berusaha menaikkan laba untuk tujuan tertentu, misalnya: menjelang IPO manajer akan meningkatkan laba dengan harapan mendapatkan reaksi yang positif dari pasar. 4. Income Smoothing (perataan laba) Income smoothing dilakukan dengan meratakan laba yang dilaporkan, dengan tujuan pelaporan eksternal, terutama bagi investor, karena umumnya investor menyukai laba yang relatif stabil. Model manajemen laba yang dipilih dan dilakukan oleh manajemen sangat beragam, tergantung dari tujuan mereka. 2.1.3.2 Teknik Manajemen Laba Ada tiga cara yang dapat digunakan untuk melakukan manajemen laba pada laporan keuangan (Scott, 2000 dalam gumanti, 2000) yaitu: 1. Memanfaatkan peluang untuk membuat estimasi akuntansi Cara ini merupakan cara manajer untuk mempengaruhi laba melalui judgement terhadap estimasi akuntansi antara lain: estimasi tingkat piutang tak tertagih, estimasi kurun waktu depresiasi aktiva tetap atau amortisasi aktiva tak berwujud estimasi biaya garansi, dan lain-lain. 2. Mengubah metode akuntansi

9 Perubahan metode akuntansi yang digunakan untuk mencatat suatu transaksi, contoh: mengubah metode depresiasi aktiva tetap, dari metode depresiasi angka tahun ke metode depresiasi garis lurus. 3. Menggeser periode biaya atau pendapatan Beberapa orang menyebutkan rekayasa jenis ini sebagai manipulasi keputusan operasional (Fischer dan Rosenzweig, 1995; Bruns dan Merchant, 1990). 2.2 Penelitian Terdahulu CFO wanita maupun pria memiliki karakteristik dan perilaku yang berbeda dalam hal gaya kepemimpinan, kemampuan berkomunikasi, konservatif, pengambilan risiko, dan pengambilan keputusan dalam perusahaan. Beberapa penelitian telah memfokuskan untuk meneliti mengenai perbedaan praktik manajemen laba antara CFO wanita dan pria. Hal ini dapat dilihat pada tabel 2.2 sebagai berikut : Tabel 2.2 Hasil Penelitian Terdahulu No. Peneliti Judul Variabel Hasil 1. Abhijit Barua, Lewis F. Davidson, Dasaratha V. Rama, dan Sheela Thiruvadi (2010) CFO Gender and Accruals Quality ABS_PMATA, ABS_PMACA, ABS_DD, ABS_MDD, SIZE, BM, SGROWTH, ROA, OCF, AU, DE, OPCYCLE, FEMALECFO perusahaan yang memiliki CFO wanita melaporkan absolute abnormal total, current accruals,

10 Tabel 2.2 (lanjutan) No. Peneliti Judul Variabel Hasil dan accrual estimation errors lebih rendah daripada CFO pria 2. Emilia Peni dan Sami Vahamaa (2010) 3. Sharifah Buniamin, Nor Hasimah Johari, Noor Raida Abd Rahman dan Fatimah Hanim Abdul Rauf (2012) Female Executives and Earnings Management Board Diversity and Discretionary Accruals Of The Top 100 Malaysia Corporate Governance (MCG) Index Company Leverage, loss, market-tobook, sales growth, size, female CFO, female CFO, female Financial, earnings management. Discretionary Accruals, Board Size, Directors Independence, Directors Competency, Directors Remuneration, Women On Board, Leverage, Cash Flow CFO wanita lebih konservatif dalam strategi pelaporan keuangan CFO wanita (women on board) memiliki hubungan positif dengan accruals. Hal ini menunjukkan bahwa lebih banyak jumlah CFO wanita (women on board) yang meningkatkan aktivitas

11 Tabel 2.2 (lanjutan) No. Peneliti Judul Variabel Hasil accruals. Arus kas memiliki hubungan signifikan negatif dengan accruals yang menunjukkan bahwa perusahaan dengan arus kas yang lebih rendah menggunakan accruals untuk meningkatkan laba. 4. Weili Ge, Dawn Matsumoto, dan Jenny Li Zhang (2011) Do CFOs Have Style? An Empirical Investigation of the Effect of Individual CFOs on Accounting Practices Discretionary Accrual, operating lease, pension assets, FSCORE, SMBE, Earn smooth, ROA, size, book to market ratio, leverage, growth, cash flow from financing, Gaya individual dari seorang CFO berpengaruh terhadap praktik akuntansi perusahaan dan gender, umur, latar belakang pendidikan dari CFO

12 Tabel 2.2 (lanjutan) No. Peneliti Judul Variabel Hasil 5. Zuobao Wei dan Feixue Xie (2010) CFO Gender and Earnings Management: Evidence from China Auditor Expertise, complexity, women, age, CPA, MBA Discretionary current accruals, Abnormal production costs, Abnormal expenses mempengaruh i karakteristik dari pilihan pelaporan. CFO wanita memiliki Discretionary current accruals, Abnormal production costs, yang lebih rendah dan Abnormal expenses signifikan lebih tinggi dari perusahaan dengan CFO pria. CFO pria yang baru lebih agresif dari CFO wanita yang baru dalam praktik manajemen laba di tahun pertama masa jabatannya sebagai CFO

13 Tabel 2.2 (lanjutan) No. Peneliti Judul Variabel Hasil dengan menurunkan accruals dan atau menaikkan expenses. Sumber : Dikembangkan untuk penelitian ini 2.3 Pengembangan Hipotesis Hasil Penelitian dari Peni dan Vahamaa (2010) menunjukan bahwa CFO wanita lebih konservatif dalam strategi pelaporan keuangan. Salah satu hasil penelitian Wei dkk. (2010) menunjukkan bahwa CFO wanita memiliki current accruals, abnormal production costs yang lebih rendah dan abnormal expenses yang lebih tinggi dibandingkan CFO pria. Hasil penelitian Buniamin dkk. (2012) salah satunya menunjukkan bahwa CFO wanita (women on board) memiliki hubungan positif dengan accruals. Hal ini menunjukkan bahwa lebih banyak jumlah CFO wanita (women on board) yang meningkatkan aktivitas accrual. Ditambah lagi adanya kinerja CFO wanita, maupun pria Indonesia yang dipengaruhi oleh budaya dan kultural masyarakat yang terdiri dari banyak etnis dan suku. CEO pria yang mendominasi jabatan di perusahaan, akan mempengaruhi kinerja dari CFO wanita dan pria. Penelitian Feingold (1994) menunjukkan bahwa pria lebih tegas dan memiliki sedikit lebih tinggi harga diri daripada wanita, sedangkan wanita memiliki

14 extraversion (banyak bicara, perilaku energik), kecemasan, kepercayaan, dan terutama pikiran yang lembut yang lebih tinggi dari pria. Berdasarkan sifat tersebut, maka CEO pria akan cenderung lebih agresif dalam menunjukkan kinerja mereka dengan melakukan income increasing. Sifat wanita yang cenderung lebih hati-hati, memiliki kecemasan, kepercayaan, dan terutama pikiran yang lembut yang lebih tinggi dari pria, membuat CFO wanita akan mengikuti apa yang diperintahkan oleh CEO pria dalam memenuhi target internal dengan memiliki accrual yang lebih tinggi dibandingkan CFO pria, karena CFO pria memiliki harga diri dan prinsip yang lebih kuat dibandingkan CFO wanita. Sehingga, penulis berkeinginan untuk menambahkan bukti empiris mengenai perbedaan praktik manajemen laba antara Chief Financial Officer (CFO) wanita dan Chief Financial Officer (CFO) pria. H 1 : Terdapat perbedaan praktik manajemen laba antara CFO wanita dan CFO pria. CFO wanita menunjukkan accruals yang lebih tinggi daripada CFO pria. Berdasarkan hipotesis di atas, maka model penelitian ini digambarkan sebagai berikut : Gambar 2.3 Model Penelitian Manajemen dd Laba: accruals CFO Wanita Uji Beda CFO Pria Sumber : Dikembangkan untuk penelitian ini