LEMBARAN DAERAH KOTA LUBUKLINGGAU. Nomor 01 Tahun 2004 Seri E PERATURAN DAERAH KOTA LUBUKLINGGAU NOMOR 06 TAHUN 2004 TENTANG

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 02 TAHUN 2009 TENTANG RETRIBUSI IZIN HOTEL, PENGINAPAN ATAU WISMA DAN PONDOK WISATA

5. Undang-Undang Republik Indonesia Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang - undangan (Lembaran

L E M B A R AN D A E R A H KABUPATEN BALANGAN NOMOR 07 TAHUN 2006 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 07 TAHUN 2006 T E N T A N G

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERUYAN NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG USAHA DAN PENGGOLONGAN HOTEL MELATI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SERUYAN

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 05 TAHUN 2005 TENTANG RETRIBUSI IZIN PENGENDALIAN PEMBUANGAN LIMBAH CAIR

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA

PEMERINTAH KOTA PEKALONGAN

SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG RETRIBUSI IZIN GANGGUAN

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR : 14 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENYELENGGARAAN IZIN LOKASI

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 05 TAHUN 2005 TENTANG RETRIBUSI IZIN PENGENDALIAN PEMBUANGAN LIMBAH CAIR

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK TAHUN 2003 NOMOR 08 SERI B PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 08 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 04 TAHUN 2000 TENTANG PEMBERIAN IZIN USAHA HOTEL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN,

NOMOR 2 TAHUN 2006 SERI C

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 31 TAHUN 2003 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA SURABAYA Nomor : 1 Tahun 2005 Seri : C

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR : 20 TAHUN 2004 TENTANG RETRIBUSI IZIN PERUNTUKAN PENGGUNAAN LAHAN

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

PEMERINTAH KABUPATEN MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 04 TAHUN 2005 T E N T A N G PERIZINAN USAHA OBYEK DAN DAYA TARIK WISATA ALAM DI KABUPATEN BANTUL

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN TENTANG RETRIBUSI IZIN MEMBUKA DAN MEMANFAATKAN TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN,

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK TAHUN 2000 NOMOR 46 PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 43 TAHUN 2000 TENTANG RETRIBUSI IZIN TRAYEK

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 5 TAHUN 2004 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 28 TAHUN 2001 TENTANG RETRIBUSI IZIN GANGGUAN

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG RETRIBUSI PENGUJIAN LAIK TANGKAP KAPAL PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PENGGANTIAN BIAYA CETAK KARTU TANDA PENDUDUK DAN AKTA CATATAN SIPIL

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 09 TAHUN 2006 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 09 TAHUN 2006 TENTANG

BUPATI MUSI RAWAS, 6. Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

Menimbang : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran

LEMBARAN DAERAH KOTA DENPASAR NOMOR 10 TAHUN 2006 PERATURAN DAERAH KOTA DENPASAR NOMOR 6 TAHUN 2005 TENTANG RETRIBUSI IZIN PERUNTUKAN PENGGUNAAN TANAH

PEMERINTAH KABUPATEN BARITO UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 9 TAHUN 2005 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA PRABUMULIH NOMOR 8 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI IZIN TRAYEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PRABUMULIH,

PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 14 TAHUN 2002 TENTANG

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN NOMOR 9 TAHUN 2009

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA SOLOK NOMOR : 11 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI KARTU KELUARGA, KARTU TANDA PENDUDUK DAN AKTA CATATAN SIPIL

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN NOMOR 33 TAHUN 2007 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA INDUSTRI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 43 TAHUN 2005 TENTANG RETRIBUSI IZIN PEMBORAN AIR BAWAH TANAH DAN IZIN PEMAKAIAN AIR BAWAH TANAH

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG RETRIBUSI PERPANJANGAN IZIN MEMPEKERJAKAN TENAGA KERJA ASING

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MADIUN,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MALUKU TENGAH TAHUN 2009 NOMOR 49

Salinan NO : 1/LD/2014 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 1 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 45 TAHUN 2005 TENTANG RETRIBUSI TANDA DAFTAR PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK TAHUN 2003 NOMOR 06 SERI B PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 06 TAHUN 2003

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 16 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI IZIN TRAYEK DAN ANGKUTAN DI JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 14 TAHUN 2002 SERI C NOMOR 4 PERATURAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 13 TAHUN 2002 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BUTON NOMOR 56 TAHUN 2008

LEMBARAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 10 TAHUN 2001 SERI B NOMOR 8 PERATURAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 10 TAHUN 2001 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKALIS NOMOR 09 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI IZIN PERUNTUKAN PENGGUNAAN TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN SRAGEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II SRAGEN NOMOR 4 TAHUN 1999 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PEMAKAMAN

WALIKOTA BENGKULU PROVINSI BENGKULU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 24 TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI PERUNTUKAN PENGGUNAAN TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI IZIN BENGKEL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK,

TENTANG RETRIBUSI IZIN TRAYEK. Tahun. retribusi kewenangan. Daerah

LEMBARAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 13 TAHUN 2001 SERI B NOMOR 10 PERATURAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 13 TAHUN 2001 TENTANG

RETRIBUSI WISMA/PESANGGRAHAN/VILLA

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT

WALIKOTA BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 03 TAHUN 2015 TENTANG

PEMERINTAH PROPINSI RIAU PERATURAN DAERAH PROPINSI RIAU NOMOR : 8 TAHUN 2000 TENTANG RETRIBUSI PEMAKAIAN KEKAYAAN DAERAH

PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA PERDAGANGAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 33 TAHUN 2008

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 26 TAHUN 2005 TENTANG RETRIBUSI PASAR GROSIR DAN ATAU PERTOKOAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 12 TAHUN 2003 SERI C NOMOR 12 PERATURAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 12 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI IZIN PENGGUNAAN JALAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 2 TAHUN 2006 SERI C =============================================================

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT

LEMBARAN DAERAH KOTA DENPASAR NOMOR 11 TAHUN 2006 PERATURAN DAERAH KOTA DENPASAR NOMOR 7 TAHUN 2005 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 12 TAHUN 2001 SERI B.6 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 11 TAHUN 2001 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR : 8 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI PEMAKAIAN KEKAYAAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANTEN,

LEMBARAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 9 TAHUN 2004 SERI B NOMOR 2 PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 5 TAHUN 2004

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI IZIN GANGGUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN,

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT REKREASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN,

LEMBARAN DAERAH KOTA DENPASAR NOMOR 14 TAHUN 2006 PERATURAN DAERAH KOTA DENPASAR NOMOR 10 TAHUN 2005 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA JAMBI PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI IZIN PENYELENGGARAAN PELATIHAN KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN POSO

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI IZIN TRAYEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN RPERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG RETRIBUSI IZIN PRAKTIK DOKTER DAN DOKTER GIGI

LEMBARAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 39 TAHUN 2001 SERI B NOMOR 26 PERATURAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 39 TAHUN 2001 TENTANG

PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARIMUN NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RETRIBUSI PERPANJANGAN IZIN MEMPEKERJAKAN TENAGA KERJA ASING

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PELALAWAN NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG RETRIBUSI IZIN PERUNTUKAN PENGGUNAAN TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT

b. bahwa untuk melaksanakan pemungutan retribusi sebagaimana dimaksud pada huruf a diatas, perlu diatur dengan Peraturan Daerah.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 19 TAHUN 2005 TENTANG RETRIBUSI PARKIR DI TEPI JALAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

b. bahwa atas dasar pertimbangan tersebut di atas perlu ditetapkan Peraturan Daerah tentang Izin Bongkar Muat Barang.

PEMERINTAH KOTA SURAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR : 14 TAHUN 2006 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA TANJUNGPINANG NOMOR 7 TAHUN 2006 TENTANG IZIN GANGGUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANJUNGPINANG,

LEMBARAN DAERAH KOTA DUMAI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 38 TAHUN 2005 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA ANGKUTAN KENDARAAN BERMOTOR UMUM DAN KENDERAAN KHUSUS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 24 TAHUN 2001 TENTANG RETRIBUSI IJIN TRAYEK DAN PENGAWASAN

SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN

Transkripsi:

Page 1 of 19 PERATURAN DAERAH KOTA LUBUKLINGGAU NO. 06 TAHUN 2004 CETAK TUTUP LEMBARAN DAERAH KOTA LUBUKLINGGAU Nomor 01 Tahun 2004 Seri E PERATURAN DAERAH KOTA LUBUKLINGGAU NOMOR 06 TAHUN 2004 TENTANG IZIN USAHA HOTEL DAN RETRIBUSI ATAS IZIN USAHA HOTEL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA LUBUKLINGGAU, Menimbang : a. bahwa dengan terbentuknya Pemerintah Kota Lubuklinggau sebagai daerah otonom berdasarkan Undang undang nomor 7 tahun 2001 tentang Pembentukan Kota Lubuklinggau, maka dipandang perlu untuk menggali, meningkatkan dan mengembangkan usaha usaha kepariwisataan khususnya usaha hotel di wilayah Kota Lubuklinggau; b. bahwa dalam rangka menggali, meningkatkan dan mengembangkan usaha kepariwisataan sebagaimana dimaksud huruf a, perlu diatur dan ditetapkan ketentuan ketentuan mengenai Izin Usaha dan Retribusi Atas Izin Usaha Hotel dalam wilayah Kota Lubuklinggau; c. bahwa untuk pelaksanaan pengaturan dimaksud huruf b, perlu ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kota Lubuklinggau. Mengingat : 1. Undang undang nomor 9 tahun 1990 tentang Kepariwisataan ( Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 1990 nomor 78, Tambahan Lembaran Negara nomor 3427 ); 2. Undang undang nomor 18 tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah

Page 2 of 19 ( Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 1997 nomor 41, Tambahan Lembaran Negara nomor 3685 ) sebagaimana telah diubah dengan Undang undang nomor 34 tahun 2000 tentang perubahan atas Undang undang nomor 18 tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2000 nomor 246,Tambahan Lembaran Negara nomor 4048 ); 3. Undang undang nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 1999 nomor 60, Tambahan Lembaran Negara nomor 3839 ); 4. Undang undang nomor 25 tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 1999 nomor 72,Tambahan Lembaran Negara nomor 3848 ); 5 Undang - undang nomor 7 tahun 2001 tentang Pembentukan Kota Lubuklinggau ( Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2001 nomor 87, Tambahan Lembaran Negara nomor 4114 ); 6. Peraturan Pemerintah nomor 67 tahun 1996 tentang Penyelenggaraan Kepariwisataan ( Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 1996 nomor 101, Tambahan Lembaran Negara nomor 3658 ); 7. Peraturan Pemerintah nomor 66 tahun 2001 tentang Retribusi Daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2001 nomor 119, Tambahan Lembaran Negara nomor 4139 ); 8. Keputusan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata nomor : Kep / MKP / IV / 2001 tentang Pedoman Umum Perizinan Usaha Pariwisata; 9. Keputusan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata nomor : KM.3 / HK.001 / MKP. 02 tentang Penggolongan Kelas Hotel ; 10. Keputusan Menteri dalam Negeri dan Otonomi Daerah nomor 22 tahun 2001 tentang Bentuk produk-produk hukum Daerah; 11. Keputusan Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah nomor 7 tahun 2003 tentang Pedoman Operasional Penyidik Pegawai Negeri Sipil dalam Penegakan Peraturan Daerah. 12. Peraturan Daerah Propinsi Sumatera Selatan nomor 3 tahun 1987 tentang Penyerahan sebagian Urusan Pemerintah Daerah Propinsi Sumatera Selatan dalam bidang Kepariwisataan kepada Daerah Tingkat II; 13. Peraturan Daerah Propinsi Sumatera Selatan nomor 5 tahun 1995 tentang

Page 3 of 19 Penambahan Penyerahan Sebagian Urusan Pemerintah Daerah Propinsi Sumatera Selatan dalam bidang Kepariwisataan kepada Daerah Tingkat II; 14. Peraturan Daerah Kota Lubuklinggau Nomor 21 Tahun 2003 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Kantor Informasi, Pariwisata, Seni dan Budaya. Dengan persetujuan DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA LUBUKLINGGAU Menetapkan : MEMUTUSKAN : PERATURAN DAERAH KOTA LUBUKLINGGAU TENTANG IZIN USAHA HOTEL DAN RETRIBUSI ATAS IZIN USAHA HOTEL BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kota Lubuklinggau. 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kota Lubuklinggau. 3. Kepala Daerah adalah Walikota Lubuklinggau yang selanjutnya disebut Walikota. 4. Kantor Informasi, Pariwisata, Seni dan Budaya adalah Kantor Informasi, Pariwisata, Seni dan Budaya Kota Lubuklinggau. 5. Kepala Kantor adalah Kepala Kantor Informasi, Pariwisata, Seni dan Budaya Kota Lubuklinggau. 6. Dinas Pendapatan Daerah adalah Dinas Pendapatan Daerah Kota Lubuklinggau. 7. Kepariwisataan adalah seluruh kegiatan Pemerintah, dunia usaha dan masyarakat yang ditujukan untuk menata kebutuhan perjalanan dan persinggahan wisatawan. 8. Akomodasi adalah suatu wahana untuk penyediaan jasa penginapan yang dapat dilengkapi dengan jasa lainnya.

Page 4 of 19 9. Hotel Bintang adalah yang memenuhi kriteria penggolongan kelas hotel bintang yang diklasifikasikan bintang 1 ( satu ) sampai dengan bintang 5 ( lima ). 10. Hotel Melati adalah suatu usaha komersial yang menggunakan seluruh atau sebagian suatu bangunan yang khusus dijadikan bagi setiap orang untuk memperoleh pelayanan menginap dan lain lain. 11. Pimpinan Hotel adalah orang yang memimpin dan bertanggungjawab atas pengusahaan hotel. 12. Tamu adalah setiap orang yang menginap di hotel dengan membayar sewa kamar serta fasilitas lainnya. 13. Persetujuan Prinsip adalah persetujuan sementara yang diberikan oleh Walikota kepada Badan Usaha atau usaha perseorangan untuk dapat memulai pembangunan hotel. 14. Izin Mendirikan Bangunan adalah izin yang diberikan Walikota untuk mendirikan suatu bangunan. 15. Izin Tempat Usaha adalah izin yang diberikan oleh Walikota untuk membuka tempat usaha. 16. Izin Usaha adalah izin yang diberikan oleh Walikota untuk membangun dan mengusahakan hotel dalam wilayah Kota Lubuklinggau. 17. Retribusi Perizinan Tertentu adalah retribusi atas kegiatan tertentu Pemerintah Daerah dalam rangka pemberian izin kepada Orang Pribadi, Badan Usaha yang dimaksud untuk pembinaan, pengaturan, pengendalian dan pengawasan atas kegiatan pemanfaatan ruang, penggunaan sumber daya alam, barang, prasarana, sarana atau fasilitas guna melindungi kepentingan umum dan menjaga kelestarian lingkungan. 18. Wajib Retribusi adalah Orang Pribadi atau Badan Usaha menurut Peraturan Perundang undangan Retribusi diwajibkan untuk melakukan pembayaran retribusi termasuk pungutan atau pemotong retribusi tertentu. 19. Surat Pendaftaran Objek Retribusi Daerah yang selanjutnya dapat disingkat dengan SPORD adalah surat yang digunakan oleh Wajib Retribusi untuk melaporkan objek retribusi dari Wajib Retribusi sebagai dasar perhitungan dan pembayaran retribusi yang terhutang menurut Peraturan Perundang undangan Retribusi Daerah. 20. Surat Ketetapan Retribusi Daerah yang selanjutnya disingkat SKRD, adalah surat keputusan yang menentukan besarnya jumlah retribusi yang terhutang.

Page 5 of 19 21. Surat Tagihan Retribusi Daerah yang selanjutnya disingkat STRD adalah surat untuk melakukan tagihan retribusi dan atau sanksi administrasi berupa bunga dan atau denda. 22. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Kurang Bayar untuk selanjutnya disingkat SKRDKB adalah surat keputusan yang menentukan besarnya jumlah retribusi yang terhutang, jumlah kredit retribusi, jumlah kekurangan pembayaran pokok retribusi, besarnya sanksi administrasi dan jumlah yang masih harus dibayar. 23. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Kurang Bayar Tambahan yang selanjutnya disingkat SKRDKBT adalah surat keputusan yang menentukan tambahan atas jumlah retribusi yang telah ditetapkan. 24. Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan untuk mencari, mengumpulkan dan mengolah data atau keterangan lainnya dalam rangka pengawasan kepatuhan pemenuhan kewajiban retribusi daerah berdasarkan Peraturan Perundang undangan Retribusi yang berlaku. BAB II BENTUK USAHA DAN PERMODALAN Pasal 2 (1) Untuk menjalankan usaha Hotel Bintang harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: a. Berbentuk Perseroan Terbatas ( PT ) atau Koperasi yang maksud dan tujuannya dinyatakan dalam akta pendirian; b. Mempunyai kantor tetap yang dilengkapi dengan fasilitas pendukung usaha; c. Modal seluruhnya dimiliki oleh Warga Negara Indonesia kecuali dalam rangka penanaman modal asing; d. Mempekerjakan tenaga ahli tetap yang telah memiliki sertifikat pendidikan di bidang perhotelan. (2) Untuk menjalankan usaha Hotel Melati harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : a. Berbentuk Badan Usaha atau usaha perorangan yang maksud dan tujuannya

Page 6 of 19 semata mata berusaha dalam bidang usaha hotel sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang undangan yang berlaku; b. Modal usaha hotel dimiliki oleh Warga Negara Indonesia. (3) Setiap Pengusaha Hotel diwajibkan menjadi anggota Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI ) BAB III JENIS USAHA HOTEL DAN KEWAJIBAN PIMPINAN HOTEL Pasal 3 (1) Lingkup kegiatan usaha Hotel Bintang meliputi : a. Penyediaan kamar tempat menginap; b. Penyediaan tempat dan pelayanan makan dan minum; c. Pelayanan pencucian pakaian; d. Penyediaan fasilitas akomodasi dan pelayanan lainnya yang diperlukan bagi penyelenggaraan kegiatan usaha hotel bintang. (2) Lingkup kegiatan usaha Hotel Melati meliputi : a. Penyediaan jasa menginap ; b. Hubungan sewa menyewa antara pihak hotel dengan tamu bersifat jangka pendek tidak bersifat penyewaan tetap; c. Pelayanan pencucian pakaian ; d. Penyediaan fasilitas akomodasi dan pelayanan lainnya yang diperlukan bagi penyelenggaraan kegiatan usaha hotel melati. Pasal 4 Pimpinan Hotel berkewajiban untuk : a. Memberikan perlindungan dan kenyamanan kepada tamu; b. Melakukan tata pembukuan perusahaan sesuai dengan ketentuan Peraturan

Page 7 of 19 Perundang undangan yang berlaku; c. Mencegah penggunaan hotel dari kegiatan - kegiatan yang dapat mengganggu keamanan dan ketertiban umum, untuk perjudian, penggunaan obat obat terlarang serta melanggar norma norma kesusilaan; d. Mentaati / mematuhi ketentuan ketentuan ketenagakerjaan sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang undangan yang berlaku; e. Melakukan upaya secara terus menerus untuk meningkatkan mutu ketenagakerjaan dan pelayanan; f. Memelihara sanitasi di dalam dan di lingkungan pekarangan sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang undangan yang berlaku; g. Menetapkan tata tertib dan persyaratan penghuni kamar termasuk tarif kamar yang ditempatkan pada tempat yang mudah dilihat dan dibaca oleh tamu; h. Memasang / meletakkan / menempelkan piagam penggolongan hotel ditempatkan pada tempat yang mudah dilihat dan dibaca oleh tamu. BAB IV PENGGOLONGAN HOTEL Pasal 5 (1) Usaha hotel digolongkan dalam 2 ( dua ) golongan kelas hotel yaitu sebagai berikut : a. Golongan kelas Hotel Bintang dan; b. Golongan kelas Hotel Melati. (2) Golongan kelas Hotel Bintang sebagaimana dimaksud dalam huruf a dibagi atas 5 ( lima ) penjenjangan kelas hotel, yaitu Bintang 1 ( satu ) sampai dengan Bintang 5 ( lima ); (3) Golongan kelas Hotel Melati sebagaimana dimaksud huruf b hanya terdiri atas 1 ( satu ) kelas sebagai Hotel Melati. BAB V PERSYARATAN USAHA

Page 8 of 19 Pasal 6 (1) Untuk menjalankan usaha Hotel Bintang harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: a. Berbentuk Perseroan Terbatas (PT) atau Koperasi yang maksud dan tujuannya dinyatakan dalam akta pendirian; b. Mempunyai kantor tetap yang dilengkapi dengan fasilitas pendukung usaha; c. Modal seluruhnya dimiliki oleh Warga Negara Indonesia kecuali dalam rangka Penanaman Modal Asing; d. Mempekerjakan tenaga ahli tetap yang telah memiliki sertifikat pendidikan di bidang usaha perhotelan; (2) Untuk menjalankan usaha Hotel Melati harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: a. Berbentuk badan usaha atau usaha perorangan yang maksud dan tujuannya semata mata berusaha dalam bidang usaha hotel sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang undangan yang berlaku; b. Modal usaha hotel dimiliki oleh Warga Negara Indonesia. BAB VI PERIZINAN Pasal 7 (1) Untuk membangun hotel baru ataupun perubahan / penambahan kamar harus memiliki persetujuan prinsip yang diterbitkan oleh Walikota. (2) Untuk mengusahakan hotel harus memiliki izin usaha. Pasal 8 (1) Persetujuan prinsip sebagaimana dimaksud pasal 7 ayat (1) berlaku untuk masa selama 6 ( enam ) bulan. (2) Persetujuan prinsip hotel batal dengan sendirinya dalam hal pelaksanaan pembangunan belum dimulai dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini.

Page 9 of 19 Pasal 9 (1) Persetujuan prinsip diajukan kepada Walikota melalui Kantor Informasi, Pariwisata, Seni dan Budaya dengan melampirkan : a. Rencana pembangunan dan gambar pra rencana bangunan sesuai dengan golongan klasifikasi; b. Rekomendasi dari Camat setempat; c. Melampirkan photo copy Kartu Tanda Penduduk pemohon; d. Melampirkan photo copy Nomor Pokok Wajib Pajak. (2) Persetujuan dan penolakan permohonan dimaksud ayat (1) pasal ini diselesaikan dalam waktu yang singkat dan dalam hal permohonan disetujui maka dikeluarkan persetujuan prinsip. (3) Setelah persetujuan prinsip dikeluarkan pemohon harus melengkapi Izin Mendirikan Bangunan ( IMB ) sesuai dengan ketentuan yang berlaku. BAB VII TATA CARA MENDAPATKAN IZIN USAHA Pasal 10 (1) Permohonan Izin Usaha Hotel Bintang diajukan secara tertulis oleh Pimpinan Perusahaan kepada Walikota melalui Kantor Informasi, Pariwisata, Seni dan Budaya dengan melampirkan : a. Salinan akta pendirian perusahaan / koperasi ; b. Salinan Izin Mendirikan Bangunan ( IMB ); c. Nomor Pokok Wajib Pajak ( NPWP ) Perusahaan; d. Daftar Riwayat Hidup Pimpinan Perusahaan dan tenaga ahli; e. Proposal pendirian perusahaan; f. Salinan Surat Izin Tempat Usaha ( SITU );

Page 10 of 19 g. Salinan izin Gangguan ( HO ); h. Laporan penyelesaian pembangunan Hotel Bintang ( khusus bagi hotel bintang yang baru ); i. Penyusunan studi dampak lingkungan ( AMDAL, atau UKL dan UPL ). (2) Permohonan Izin Usaha Hotel Melati diajukan secara tertulis oleh pimpinan Hotel kepada Walikota melalui Kantor Informasi, Pariwisata, Seni dan Budaya dengan melampirkan syarat syarat sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini kecuali ayat (1) huruf a. (3) Dalam waktu selambat lambatnya 30 ( tiga puluh ) hari kerja setelah berkas permohonan diterima, akan diberikan jawaban diterima atau ditolaknya izin. (4) Penolakan permohonan izin usaha diberitahukan secara tertulis kepada pemohon disertai dengan alasan penolakan. Pasal 11 (1) Izin usaha diberikan untuk jangka waktu 5 ( lima ) tahun. (2) Izin usaha harus dilakukan Pendaftaran Ulang setiap 1 ( satu ) tahun. Pasal 12 (1) Izin usaha dapat dicabut apabila : a. Tidak memenuhi persyaratan pengusahaan hotel yang telah ditetapkan; b. Tidak melakukan kegiatan usaha selama 2 ( dua ) tahun berturut turut; c. Tidak memenuhi kewajiban penyampaian Laporan Kegiatan Usaha ( LKU ) kepada Walikota melalui Kantor Informasi, Pariwisata, Seni dan Budaya; d. Melakukan kegiatan yang bertentangan dengan peraturan / ketentuan yang berlaku; e. Diperoleh secara tidak sah; f. Perusahaan jatuh pailit. Pasal 13

Page 11 of 19 Setiap perubahan nama dan atau pemindah tanganan, pemilik hotel wajib melaporkan secara tertulis kepada Walikota melalui Kantor Informasi, Pariwisata, Seni dan Budaya. BAB VIII PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Pasal 14 (1) Pembinaan dan pengawasan terhadap usaha hotel dilakukan oleh Kantor Informasi, Pariwisata, Seni dan Budaya atas nama Walikota;. (2) Pimpinan Hotel wajib memberikan laporan tentang tingkat hunian kamar setiap bulan kepada Walikota melalui Kantor Informasi, Pariwisata, Seni dan Budaya; (3) Pimpinan Usaha Hotel wajib menyampaikan Laporan Kegiatan Usaha ( LKU ) kepada Walikota melalui Kantor Informasi, Pariwisata, Seni dan Budaya dan tembusan kepada Gubernur Sumatera Selatan, Laporan Kegiatan Usaha ( LKU ) dilakukan 2 ( dua ) kali dalam 1 ( satu ) tahun pada setiap akhir bulan Januari dan akhir bulan Juli. (4) Dalam hal yang dianggap perlu Walikota melalui Kantor Informasi, Pariwisata, Seni dan Budaya dapat meminta laporan kepada Pimpinan Hotel. Pasal 15 (1) Pembinaan dan pengawasan dimaksud dalam pasal 14 ayat (1) Peraturan Daerah ini meliputi : a. Fisik bangunan termasuk tata ruang; b Tekhnik pengelolaan hotel; c. Kebersihan, kesehatan dan sanitasi; d. Peningkatan keterampilan dan kemampuan tenaga kerja; e. Peningkatan etika dan estetika ( keindahan ); f. Ketertiban dan keamanan. (2) Untuk pelaksanaan pembinaan dan pengawasan dimaksud dalam ayat (1) pasal ini, tehadap pengusahaan hotel sewaktu waktu dapat diadakan pemeriksaan oleh Petugas Kantor Informasi, Pariwisata, Seni dan Budaya.

Page 12 of 19 BAB IX RETRIBUSI ATAS IZIN USAHA HOTEL Bagian Pertama Nama, Objek dan Subjek Retribusi Pasal 16 Dengan nama Retribusi Atas Izin Usaha Hotel dipungut retribusi atas izin usaha hotel yang selanjutnya disebut Retribusi. Pasal 17 Objek Retribusi adalah pelayanan yang disediakan atau diberikan oleh Pemerintah Daerah yang dinikmati oleh orang pribadi berupa pelayanan : a. Pemberian persetujuan prinsip pembangunan baru dan penambahan kamar; b. Pemberian Izin Usaha; c. Pendaftaran ulang. Pasal 18 Subjek Retribusi adalah orang pribadi / badan usaha yang melakukan pembayaran atas pelayanan yang disediakan atau diberikan Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud Pasal 17 Peraturan Daerah ini. Bagian Kedua Golongan Retribusi Pasal 19 Retribusi sebagaimana dimaksud Pasal 16 Peraturan Daerah ini digolongkan sebagai retribusi perizinan tertentu. Bagian Ketiga Cara Mengukur Tingkat Penggunaan Jasa Pasal 20 Tingkat penggunaan jasa diukur berdasarkan jumlah persetujuan prinsip, izin usaha, pendaftaran ulang yang diberikan dan golongan hotel.

Page 13 of 19 Bagian Keempat Prinsip dan Sasaran dalam Penetapan Struktur dan Besarnya Tarif Retribusi Pasal 21 (1) Prinsip dan sasaran dalam penetapan struktur dan besarnya tarif retribusi didasarkan pada tujuan untuk menutupi sebagian atau sama dengan biaya penyelenggaraan pemberian pelayanan sebagaimana dimaksud Pasal 17 Peraturan Daerah ini. (2) Biaya sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini meliputi komponen biaya survey lapangan dan biaya transportasi dalam rangka pembinaan pengendalian dan pengawasan. Bagian Kelima Struktur dan Besarnya Tarif Retribusi Pasal 22 (1) Struktur tarif retribusi digolongkan berdasarkan penggolongan hotel, jumlah kamar dan jenis pelayanan yang diberikan sebagaimana dimaksud Pasal 17 Peraturan Daerah ini. (2) Struktur dan besarnya tarif sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini adalah sebagai berikut : a. Retribusi pemberian persetujuan prinsip pembangunan baru dan penambahan kamar : - Hotel Bintang sebesar Rp. 20.000,- / kamar - Hotel Melati sebesar Rp. 15.000,- / kamar b. Retribusi Izin Usaha : - Bintang 5 ( lima ) sebesar Rp. 50.000,- / kamar - Bintang 4 ( empat ) sebesar Rp. 40.000,- / kamar - Bintang 3 ( tiga ) sebesar Rp. 35.000,- / kamar - Bintang 2 ( dua ) sebesar Rp. 30.000,- / kamar - Bintang 1 ( satu ) sebesar Rp. 25.000,- / kamar - Melati sebesar RP. 20.000,- / kamar (3) Setiap pendaftaran ulang dikenakan retribusi sebesar 50 % ( lima puluh persen ) dari besarnya tarif sebagaimana dimaksud ayat (2) huruf b pasal ini.

Page 14 of 19 Bagian Keenam Wilayah Pemungutan Pasal 23 Retribusi terhutang dipungut di wilayah daerah tempat pelayanan diberikan. Bagian Ketujuh Masa Retribusi dan Saat Retribusi Terhutang Pasal 24 Masa retribusi adalah dalam jangka waktu yang lamanya 5 ( lima ) tahun. Pasal 25 Saat terhutangnya retribusi adalah pada saat diterbitkannya SKRD atau dokumen lainnya yang dipersamakan. Bagian Kedelapan Surat Pendaftaran Pasal 26 (1) Wajib Retribusi, wajib mengisi SPORD (2) SPORD sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini harus diisi dengan jelas, benar dan lengkap serta ditandatangani oleh Wajib Retribusi atau kuasanya bersamaan dengan pengajuan permohonan perizinan. (3) Bentuk, isi serta tata cara pengisian dan penyampaian SPORD sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini, ditetapkan oleh Walikota. Bagian Kesembilan Penetapan Retribusi Pasal 27 (1) Berdasarkan SPORD sebagaimana dimaksud pasal 26 ayat (1) Peraturan Daerah ini, ditetapkan retribusi terhutang dengan menerbitkan SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan. (2) Apabila berdasarkan hasil pemeriksaan ditemukan data baru atau data yang semula belum terungkap yang mengakibatkan penambahan jumlah retribusi yang terhutang, maka dikeluarkan SKRDKBT.

Page 15 of 19 (3) Bentuk, isi dan tata cara penerbitan SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini dan SKRDKBT sebagaimana dimaksud ayat (2) pasal ini ditetapkan oleh Walikota. Bagian Kesepuluh Tata Cara Pemungutan Pasal 28 (1) Pemungutan Retribusi tidak dapat diborongkan. (2) Retribusi dipungut dengan menggunakan SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan dan SKRDKBT Bagian Kesebelas Sanksi Administrasi Pasal 29 Dalam hal Wajib Retribusi tidak membayar tepat pada waktunya atau kurang membayar, dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2 % ( dua persen ) setiap bulan dari retribusi yang terhutang atau kurang membayar dan ditagih dengan menggunakan STRD. Bagian Keduabelas Tata Cara Pembayaran Pasal 30 (1) Pembayaran retribusi yang terhutang harus dilunasi sekaligus. (2) Retribusi yang terhutang dilunasi selambat lambatnya 15 ( lima belas ) hari sejak diterbitkannya SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan, SKRDKBT dan STRD. (3) Tata cara pembayaran, penyetoran dan tempat pembayaran retribusi diatur dengan Keputusan Walikota. Bagian Ketigabelas Tata Cara Penagihan Pasal 31 (1) Pengeluaran surat teguran / peringatan / surat lain yang sejenis sebagai awal tindakan pelaksanaan penagihan retribusi dikeluarkan 7 ( tujuh ) hari sejak jatuh tempo pembayaran.

Page 16 of 19 (2) Dalam jangka waktu 7 ( tujuh ) hari sejak tanggal surat teguran / peringatan / surat lain yang sejenis Wajib Retribusi harus melunasi retribusi yang terhutang. (3) Surat teguran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini dikeluarkan oleh Pejabat yang ditunjuk. Bagian Keempat belas Pengurangan, Keringanan dan Pembebasan Retribusi Pasal 32 (1) Walikota dapat memberikan pengurangan, keringanan dan pembebasan retribusi. (2) Pengurangan, keringanan dan pembebasan retribusi sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini dapat diberikan dengan memperhatikan kemampuan Wajib Retribusi. (3) Tata cara pengurangan, keringanan dan pembebasan retribusi ditetapkan oleh Walikota. BAB X KETENTUAN PIDANA Pasal 33 (1) Wajib Retribusi yang tidak melaksanakan kewajibannya sehingga merugikan keuangan daerah diancam pidana kurungan paling lama 6 ( enam ) bulan atau denda sebanyak banyaknya Rp. 5.000.000,- ( Lima Juta Rupiah ). (2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini adalah pelanggaran. BAB XI PENYIDIKAN Pasal 34 (1) Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkungan Pemerintah Daerah diberi wewenang khusus untuk melakukan penyidikan tindak pidana di bidang Retribusi Daerah sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Hukum Acara Pidana yang berlaku. (2) Wewenang Penyidik sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini adalah :

Page 17 of 19 a. Menerima, mencari, mengumpulkan dan meneliti keterangan atau laporan berkenaan dengan tindak pidana di bidang Retribusi Daerah agar keterangan tentang laporan tersebut menjadi lengkap dan jelas; b. Meneliti, mencari dan mengumpulkan mengenai orang pribadi atau badan sehubungan dengan tindak pidana di bidang Retribusi Daerah; c. Meminta keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi atau badan sehubungan dengan tindak pidana di bidang Retribusi Daerah; d. Memeriksa buku buku, catatan catatan dan dokumen dokumen lain yang berkenaan dengan tindak pidana di bidang Retribusi Daerah; e. Melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan bukti pembukuan, pencatatan dan dokumen dokumen lain serta melakukan penyitaan terhadap bahan bukti tersebut; f. Meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana di bidang Retribusi Daerah; g. Menyuruh berhenti dan / atau melarang seseorang meninggalkan ruangan atau tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa identitas orang dan / atau dokumen yang dibawa sebagaimana dimaksud pada huruf e; h. Memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana di bidang Retribusi Daerah; i. Memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi; j. Menghentikan penyidikan; k. Melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan tindak pidana di bidang Retribusi Daerah menurut hukum yang dapat dipertanggungjawabkan. (3) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memberitahukan dimulainya penyidikan dan menyampaikan hasil penyidikannya kepada Penuntut Umum sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang undang Hukum Acara Pidana yang berlaku. BAB XII KETENTUAN PERALIHAN

Page 18 of 19 Pasal 35 (1) Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka semua ketentuan tentang pengusahaan hotel yang pernah dikeluarkan dan bertentangan dengan Peraturan Daerah ini dinyatakan tidak berlaku. (2) Selambat lambatnya dalam jangka waktu selama 6 ( enam ) bulan terhitung sejak berlakunya Peraturan Daerah ini, semua usaha hotel dalam daerah harus telah menyesuaikan dengan Peraturan Daerah ini. BAB XIII KETENTUAN PENUTUP Pasal 36 Hal hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini, akan ditetapkan lebih lanjut oleh Walikota sepanjang mengenai pelaksanaannya. Pasal 37 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kota Lubuklinggau. Ditetapkan di Lubuklinggau. pada tanggal 17 Juni 2004 WALIKOTA LUBUKLINGGAU, Cap/ttd H. RIDUAN EFFENDI Diundangkan di Lubuklinggau Pada tanggal 19 Juni 2004 SEKRETARIS DAERAH Cap/ttd H. UBAIDILLAH IDRUS, SH PEMBINA TK. I NIP. 440012311

Page 19 of 19 LEMBARAN DAERAH KOTA LUBUKLINGGAU TAHUN 2004 NOMOR 01 SERI E PERATURAN DAERAH KOTA LUBUKLINGGAU NOMOR 06 TAHUN 2004 CETAK TUTUP