HUBUNGAN KEMITRAAN BIDAN DAN DUKUN TERLATIH DENGAN PENINGKATAN CAKUPAN PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ASKA KAB. SINJAI Afrisal 1, H.Syahrir, Yasir Haskas 3 1 STIKES Nani Hasanuddin Makassar RSUD Labuang Baji Provinsi Sulawesi Selatan 3 STIKES Nani Hasanuddin Makassar ABSTRAK Keberhasilan pembangunan kesehatan di Indonesia masih belum memuaskan, terbukti dari masih tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Untuk meningkatkan cakupan dan kualitas pertolongan persalianan oleh tenaga kesehatan terampil, perlu ada suatu kegiatan yang dapat membuat kerjasama yang saling menguntungkan antara bidan dengan dukun bayi. Dengan demikian, cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan di harapkan dapat bertambah dengan menggunakan pola kemitraan bidan dengan dukun. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kemitraan antara bidan dan dukun terlatih dengan peningkatan cakupan persalinan di wilayah kerja Puskesmas Aska Kabupaten Sinjai. Metode penelitian ini yaitu deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dari penelitian ini yaitu semua bidan yang bertugas dan di Puskesmas Aska Kabupaten Sinjai dan dukun terlatih dalam wilayah kerja Puskesmas Aska berjumlah 14 orang bidan dan 14 orang dukun terlatih sampel penelitian yaitu 8 orang (total sampling). Penelitian ini dilakukan selama 16 hari yaitu mulai dari tanggal 14 sampai 3 Januari 13. Setelah data diolah dan dianalisa, maka didapatkan probabilitas (p),11. Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah ada hubungan yang bermakna antara kemitraan bidan dan dukun terlatih dengan peningkatan cakupan persalinan di wilayah kerja puskesmas Aska Kabupaten Sinjai. Disarankan kepada pihak Puskesmas Aska Kabupaten Sinjai agar dapat mempertahankan program kemitraan bidan dan dukun terlatih di wilayahnya. Kata kunci: Kemitraaan bidan dan dukun terlatih PENDAHULUAN Dalam rangka percepatan penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia, dan sejalan dengan strategi utama Kementrian Kesehatan telah dilaksanakan upaya terfokus penurnan AKI melalui Strategi Making Pregnancy Safer (MPS) dengan 3 (tiga) pesan kunci, yaitu, setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terampil, setiap komplikasi obstetri dan neonatal mendapat penanganan yang di inginkan dan penanganan komplikasi keguguran. Pesan kunci tersebut dilaksanan melalui 4 strategi yaitu, menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat, meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas, meningkatkan system surveillance, monitoring dan informasi kesehatan, meningkatkan pembiayaan kesehatan. Keberhasilan pembangunan kesehatan di Indonesia masih belum memuaskan, terbukti dari masih tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Kematian dan kesakitan ibu hamil, bersalin,nifas dan bayi baru lahir masih merupakan masalah besar negara berkembang termasuk Indonesia. Di Negaranegara miskin, sekitar 5 5% kematian wanita usia subur disebabkan oleh masalah yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan dan nifas. WHO memperkirakan diseluruh dunia setiap tahunnya lebih dari 585. ibu meninggal pada saat hamil atau bersalin. (Depkes RI, 1) Jumlah angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) masih cukup tinggi. Data Kementerian Kesehatan menunjukkan AKI saat ini mencapai angka 8 per 1. dan AKB 34 per 1.. Khusus di Sulsel, 1 lalu AKI mencapai 11 kasus dan 116 kasus pada 11. Sementara AKB sebanyak 84 kasus tahun 1 dan 868 kasus pada 11. Jumlah tersebut masih tinggi dari yang ditargetkan pada 14 menjadi 118 per 1 ribu kelahiran hidup dan 15 akan diupayakan menjadi 1 per 1 ribu kelahiran hidup. Jumlah kematian ibu maternal yang dilaporkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota di Sulawesi Selatan pada Volume 3 Nomor Tahun 13 ISSN : 3-171 59
tahun 6 sebanyak 133 orang atau 11,56 per 1. kelahiran hidup, sedangkan pada tahun 7 sebanyak 143 kematian atau 9,89 per 1. kelahiran hidup. Untuk tahun 8 jumlah kematian ibu maternal mengalami penurunan menjadi 11 orang atau 85,17 per 1. kelahiran hidup dan pada tahun 9 menurun lagi menjadi 118 orang atau 78,84 per 1. KH. Kematian ibu maternal tersebut terdiri dari kematian ibu hamil (19%), kematian ibu bersalin (46%), dan kematian ibu nifas(35%). (http://dinkes.sulsel.go.id/new/index.php?optio n=com_content&task=view&id=36, Diakses 3 Desember 1). Khusus di Puskesmas Aska Kecamatan Sinjai selatan Kabupaten sinjai, dalam kurun 3 tahun terakhir cakupan persalinaan oleh tenaga kesehatan meningkat pesat. Tahun 9 mencapai 6 %, tahun 1 78 %, dan tahun 11 9 %. Hal ini sejalan dengan peningkatan jumlah tenaga kesehatan khususnya bidan desa. Dari tahun 9-11 berturut turut 6, 11, dan 1 orang. Di sisi lain keberadaan jumlah dukun bayi yang terlatih dan tidak terlatih terbilang cukup merata di 4 Desa wilayah kerja Puskesmas. Dari 17 orang dukun bayi, 14 diantaranya telah mendapat pelatihan khusus atau masuk dalam kategori Dukun terlatih. Sehingga perlu dicari suatu kegiatan yang dapat membuat kerjasama yang saling menguntungkan antara bidan dengan dukun bayi, dengan harapan pertolongan persalinan akan berpindah dari dukun bayi ke bidan. Dengan demikian, kematian ibu dan bayi diharapkan dapat diturunkan dengan mengurangi risiko yang mungkin terjadi bila persalinan tidak ditolong oleh tenaga kesehatan yang kompeten dengan menggunakan pola kemitraan bidan dengan dukun. Dalam pola kemitraan bidan dengan dukun berbagai elemen masyarakat yang ada dilibatkan sebagai unsur yang dapat memberikan dukungan dalam kesuksesan pelaksanaan kegiatan ini. BAHAN DAN METODE Lokasi, populasi, dan sampel penelitian Berdasarkan permasalahan yang diteliti, maka jenis penelitian ini adalah desain deskriptif analitik dengan rancangan cross sectional. Penelitian ini dilakukan diwilayah kerja Puskesmas Aska Kabupaten Sinjai pada tanggal 14 sampai 3 Januari 13. Populasi dalam penelitian ini adalah semua bidan yang bertugas dan di Puskesmas Aska Kabupaten Sinjaidan dukun terlatih dalam wilayah kerja Puskesmas Aska. Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 1). Oleh karena jumlah populasi yang diteliti pada penelitian ini hanya 8 orang (bidan 14 orang dan dukun terlatih 14 orang), maka keseluruhan populasi dijadikan sampel (Total sampling). Kriteria inklusi : a. Bidan dan dukun terlatih yang bersedia untuk diteliti dengan menandatangani surat persetujuan peserta penelitian. b. Bidan Puskesmas dan Desa baik yang PNS, PTT, maupun tenaga suka rela. c. Dukun bayi yang telah mendapatkan pelatihan. Kriteria eksklusi : a. Bidan dan dukun terlatih yang tidak bersedia untuk diteliti. b. Bidan dan dukun terlatih yang tidak ada saat pengambilan data. Pengolahan dan analisa data Setelah data terkumpul kemudian peneliti melakukan pengolahan data dengan langkah-langkah sebagai berikut: Pertama editing data yaitu proses penyutingan dan pengecekan isian kuesioner yang dilakukan sebelum memasukan data untuk melihat apakah kuesioner sudah terisi dengan lengkap, terjawab cukup dengan jelas, relevan, dan konsisten.kedua, coding datayaitu kegiatan mengklasifikasi dan member kode terhadap jawaban yang diberikan responden sebelum diolah dengan komputer, dengan mengacu pada kode yang tersusun. Ketiga, entery data, adalah proses memasukan data untuk dilakukan pengolahan dan analisis melalui paket program komputer. Keempat, clearning data yaitupembersihan data kembali untuk menghindari kesalahan pada saat proses pemasukan data (Notoatmodjo, 1).Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan bantuan komputer (SPSS). Analisa statistik yang digunakan adalah: Pertama, analisis univariat yaitumenganalisis variabel-variabel yang ada secara deskriptif dengan menghitung distribusi frekuensi dan persentasi terhadap setiap variabel.kedua, analisis bivariat yaituanalisis yang dilakukan untuk menghubungkan variabel yang ada meliputi variabel bebas terhadap variabel terikat. Uji stastistik pada analisis bivariat menggunakan chi square dengan p<,5, dan data diolah dengan menggunakan program komputerisasi. 6 Volume 3 Nomor Tahun 13 ISSN : 3-171
HASIL PENELITIAN 1. Analisis Univariat Adapun data demografi yaitu karakteristik responden yang diteliti, yang dapat dilihat pada tabel sebagai berikut : Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi Data Demografi Bidan Berdasarkan Umur di Wilayah Kerja Puskesmas Aska Kabupten Sinjai 13 Umur Jumlah (n) Persentasi 3 31 4 > 4 1 Total 14 1 Sumber : Data Primer 13 Berdasarkan table 5.1 diatas diperoleh gambaran tentang karakteristik responden dimana umur responden -3 (85.7 %) dan sisanya ( %) berumur 31-4 tahun. Tabel 5.. Distribusi Frekuensi Data Demografi Bidan Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Wilayah Kerja Puskesmas Aska Kabupten Sinjai 13 Tingakt Jumlah Persentasi Pendidikan SPK D III Kebidanan D IV bidan pendidik (n) 13 1 9,9 7,1 Total 14 1 Sumber : Data Primer 13 Berdasarkan table 5. diatas diperoleh gambaran tentang karakteristik tingkat pendidikan 9,9 % DIII Kebidanan dan hanya 1 responden (7,1%) berpendidikan D IV Kebidanan. Tabel 5.3.Distribusi Frekuensi Data Demografi Bidan Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Wilayah Kerja Puskesmas Aska Kabupten Sinjai 13 Persentasi Masa Kerja Jumlah (n) -5 Tahun 5-1 Tahun >1 Tahun 9 4 1 64,3 8,6 7,1 Total 14 1 Sumber : Data Primer 13 Berdasarkan table 5.3 diatas diperoleh gambaran tentang karakteristik responden dimana masa kerja responden 64,3 % telah bekerja -5 tahun, 8,6 % 5-1 tahun dan 7,1 % >1 tahun. Tabel 5.4. Distribusi frekuensi data demografi dukun terlatih berdasarkan umur di Wilayah Kerja Puskesmas Aska Kabupten Sinjai 13 Persentasi Umur Jumlah (n) 3 31 4 > 4 1 Total 14 1 Sumber : Data Primer 13 Berdasarkan tabel 5.4 diatas diperoleh gambaran tentang karakteristik respnden dimana umur responden 31-4 ( %) dan sebagian besar (%) berumur >4 tahun. Tabel 5.5. Distribusi frekuensi data demografi dukun terlatih berdasarkan tingkat pendidikan di Wilayah Kerja Puskesmas Aska Kabupten Sinjai 13 Kategori Jumlah Persentasi (n) Tidak sekolah Tidak tamat SD SD SMP SMA PT 6 6 4,9 4,9 14, Total 14 1 Sumber : Data Primer 13 Berdasarkan tabel 5.5 diatas diperoleh gambaran tentang karakteristik respnden dimana responden yg tidak sekolah dan tidak tamat SD masing-masing 6 orang (4,9%) dan yang berpendidikan SD sebanyak orang atau 14,%. Tabel 5.6. Distribusi frekuensi data demografi dukun terlatih berdasarkan jenis kelamin di Wilayah Kerja Puskesmas Aska Kabupten Sinjai 13 Persentasi Kategori Jumlah (n) 7,1 9,9 Laki-laki Perempuan 1 13 Total 14 1 Sumber : Data Primer 13 Berdasarkan tabel 5.6 diatas diperoleh gambaran tentang karakteristik respnden dimana jenis kelamin didapatkan 9,9 % perempuan dan 7,1 % laki-laki. Volume 3 Nomor Tahun 13 ISSN : 3-171 61
Tabel 5.7. Distribusi frekuensi peran bidan dalam peningkatan cakupan persalinan di Puskesmas Aska Kabupaten Sinjai 13 Peran Bidan Jumlah % Melaksanakan Tidak melaksanakan 1 Jumlah 14 1, Sumber : Data Primer 13 Berdasarkan tabel 5.3 di atas, dapat diketahui bahwa sebagian besar bidan desa di wilayah kerja Puskesmas Aska telah melaksanakan atau menerapkan kemitraan dengan dukun terlatih dalam menolong persalinan yaitu sebanyak 1 responden (3%) dan hanya sebagian kecil responden yang tidak melaksanakan kemitraan dengan dukun terlatih saat menolong persalinan yaitu responden (%). Tabel 5.8. Distribusi peran dukun terlatih dalam peningkatan cakupan persalinan di Puskesmas Aska Kabupaten Sinjai 13 Peran Dukun Jumlah % Terlatih Melaksanakan Tidak malaksanakan 1 4 71,4 8,6 Jumlah 14 1, Sumber : Data Primer 13 Berdasarkan tabel 5.8 di atas, dapat diketahui bahwa sebagian besar dukun terlatih di wilayah kerja Puskesmas Aska telah melaksanakan atau menerapkan kemitraan dengan Bidan desa dalam menolong persalinan yaitu sebanyak 1 responden (71,4%) dan hanya sebagian kecil responden yang tidak melaksanakan kemitraan dengan bidan desa saat menolong persalinan yaitu 4 responden (8,6%). Tabel 5.9. Distribusi frekuensi responden berdasarkan Cakupan Persalinan di Puskesmas Aska Kabubaten Sinjai 13 Cakupan Jumlah % Persalinan Meningkat Tidak meningkat Sumber : Data Primer 13 1 Berdasarkan tabel 5.9 di atas, diketahui bahwa cakupan persalinan di wilayah kerja Puskesmas Aska mengalami peningkatan sebanyak %.. Analisa Bivariat Untuk menilai hubungan peran bidan dan dukun terlatih dengan peningkatan cakupan persalinan di Puskesmas Aska, maka dilakukan analisa bivariat dengan menggunakan uji statistik chi-square dengan tingkat kemaknaan 5% (α :,5) atau interval kepercayaan 95%, maka ketentuan bahwa peran bidan, peran dukun terlatih dengan peningkatan cakupan persalinan dikatakan mempunyai hubungan yang bermakna jika p <,5. Terdapat dua kategori peran, yaitu peran bidan dan peran dukun terlatih. Hubungan variabel peran bidan dan peran dukun terlatih dengan peningkatan cakupan persalinan dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 6. Hubungan kemitraan bidan dan dukun terlatih dengan peningkatan cakupanpersalinan di puskesmas Aska Kab Sinjai 13 Peran Cakupan Persalinan Jumlah Tidak ada Peningkatan peningkatan N % N % N % Bidan 1 4,86 7,14 14 5 Dukun 1 35,71 4 14,9 14 5 Jumlah 78,57 6 1,43 8 1 p =,11 Sumber : Data Primer 13 Dari tabel 5.6, didapatkan bahwa peran bidan dalam peningkatan cakupan persalinan sebanyak 4,86%, sedangkan dukun terlatih 35,71%. Berdasarkan nilai hasil uji Chi-Square diperoleh nilai p :,11 yang berarti kurang dari α (,5). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ada hubungan yang bermakna antara peran bidan dan peran dukun terlatih dalam pertolongan persalinan dengan dengan peningkatan cakupan persalinan di puskesmas Aska. Jadi H o ditolak dan H 1 diterima. PEMBAHASAN 1. Hubungan peran bidan dengan peningkatan cakupan persalinan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada responden (bidan) yang melaksanakan peningkatan cakupan sebanyak 1 orang (%) yang dapat terlibat dalam pelaksanaan kemitraan, sementara responden (bidan)yang tidak melaksanakan peningkatan cakupan persalinan sebanyak orang (%). Hasil uji statistik chi square dengan koreksi fisher s exact test diperoleh 6 Volume 3 Nomor Tahun 13 ISSN : 3-171
nilai p =,11, yang berarti nilai p >,5. Hal ini menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara peran bidan dengan peningkatan cakupan persalinan. Hal ini didukung dengan pendapat Mustika (7) yang menyatakan bahwa Fungsi bidan adalah memberikan pelayanan kesehatan khususnya pelayanan KIA termasuk KB, dalam menjalankan fungsinya bidan diwajibkan di tempat tugasnya dan melakukan pelayanan secara aktif. Berdasarkan hasil penelitian dan pendapat-pendapat di atas, maka peneliti berpendapat bahwa peran bidan dalam pertolongan persalinan sangat berpengaruh pada peningktan cakupan persalinan.. Hubungan peran dukun terlatih dengan peningkatan cakupan persalinan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada responden (dukun terlatih) yang melaksanakan peningkatan cakupan sebanyak 1 orang (71,4%) yang dapat terlibat dalam pelaksanaan kemitraan, sementara responden (dukun terlatih) yang tidak melaksanakan peningkatan cakupan persalinan sebanyak 4 orang (8,6%). Hasil uji statistik chi square dengan koreksi fisher s exact test diperoleh nilai p =,1, yang berarti nilai p >,5. Hal ini menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara peran dukun terlatih dengan peningkatan cakupan persalinan. Hal ini didukung dengan pendapat Ridha (1) yang menyatakan bahwa Dukun bayi merupakan tokoh kunci dalam masyarakat yang berpotensi untuk meningkatkan kesehatan ibu dan bayi. Peran dan pengaruh dukun sangat bervariasi sesuai dengan budaya yang berlaku. Peran dukun dalam masa perinatal sangat kecil atau dukun memiliki wewenang yang terbatas dalam pengambilan keputusan tentang cara penatalaksanaan komplikasi kehamilan atau persalinan, sehinngga angka kematian masih tinggi. Berdasarkan hasil penelitian dan pendapat-pendapat di atas, maka peneliti berpendapat bahwa peran dukun terlatih dalam pertolongan persalinan sangat berpengaruh pada peningktan cakupan persalinan. 3. Hubungan kemitraan bidan dan dukun terlatih dengan peningkatan cakupan persdalinan. Hasil analisa univariat menunjukkan bahwa lebih dari sebagian responden (Bidan % dan Dukun terlatih 71,4%) melaksanakan atau menerapkan program kemitraan dan hanya sebagaian kecil (Bidan % dan Dukun terlatih 71,4%) responden yang tidak melaksanakan program kemitraan. Sedangkan berdasarkan analisa bivariat menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara kemitraan bidan dan dukun terlatih dengan peningkatan cakupan persalinan. Hal ini didukung oleh pendapat Robert Davies,yang menyatakan bahwa kemitraan adalah suatu kerjasama formal antara individu-individu,kelompok-kelompok atau organisasi untuk mencapai suatutujuan tertentu. Dalam kerjasama tersebut adakesepakatan tentang komitmen dan harapan masing-masing tentang peninjauan kembali terhadapkesepakatan-kesepakatan yang telah dibuat, dan salingberbagi, baik dalam resiko maupun keuntungan yangdiperoleh. (Notoatmodjo, 3:15). Dari hasil penelitian ini, masih didapatkan responden yang tidak melaksanakan program kemitraan. Hal ini mungkin disebabkan karena responden tersebut kurang memiliki motivasi atau karena kepercayaan bidan terhadap dukun terlatih atau sebaliknya yang masih kurang. Oleh karena itu, responden tersebut perlu diberikan pengetahuan yang lebih luas lagi tentang pentingnya kemitraan bidan dan dukun terlatih dan juga diberikan pelatihan yang cukup khususx dukun. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang dapat dilihat pada analisa bivariat dan pembahasan penelitian, maka pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa : 1. Ada hubungan yang bermakna antara peran bidan dengan peningkatan cakupan persalinan.. Ada hubungan yang bermakna antara peran dukun terlatih dengan peningkatan cakupan persalinan. 3. Ada hubungan yang bermakna antara kemitraan bidan dan dukun terlatih dengan peningkatan cakupan persalinan. SARAN 1. Bagi pihak Puskesmas Aska. Disarankan agar pihak Puskesmas dapat meningkatkan pelatihan kepada dukun terlatih agar dapat lebih termotivasi untuk meningkatkan kinerjanya dalam pelayanan kepada masyarakat.. Bagi bidan Disarankan agar bidan dapat meningkatkan pelatihan kepada dukun terlatih dan khususnya kepada dukun yang belum terlatih. Volume 3 Nomor Tahun 13 ISSN : 3-171 63
3. Bagi dukun Disarankan agar lebih meningkatkan kinerjanya dalam pertolongan persalinan dan menerapkan kemitraan dengan bidan. 4. Bagi masyarakat Disarankan kepada masyarakat agar lebih berperan aktif dan mendukung program kemitraan bidan dan dukun terlatih. 5. Bagi peneliti lain Penelitian ini kiranya dapat bermanfaat bagi peneliti-peneliti yang lain di masa mendatang untuk meneruskan dan lebih mendalaminya serta dapat dijadikan sebagai bahan bacaan untuk penelitian dimaksud, peneliti yang akan datang dapat meneliti lebih dalam untuk mencari bagaimana hubungan kemitraan bidan dan dukun terlatih dengan peningkatan cakupan persalinan. DAFTAR PUSTAKA Badudu, Yus. 8. Buku dan Pengarang. Khasanah Bahari : Jakarta Dep Kes RI.1. Pedoman Supervisi Dukun Bayi Manuaba, IBG. 1. Pengantar Kuliah Obstetri. EGC : Jakarta Manuaba, IBG. 1. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. EGC : Jakarta Manuaba, IAC dkk. 8. Buku Ajar Patologi Obstetri. EGC : Jakarta Notoatmodjo, Soekidjo, 1. Promosi Kesehatan: Teori dan Aplikasi. Rineka Cipta : Jakarta Notoatmodjo, Soekidjo, 7. Promosi Kesehatan: Teori dan Perilaku. Rineka Cipta : Jakarta Prawirohardjo, Sarwono. 1. Ilmu Kebidanan. Rineka Cipta. Jakarta Ridha, Ummi. 1. 17 Catatan hati. Al Mawardi : Jakarta Syafrudin, SKM, M. Kes, dkk. 9. Kebidanan Komunitas. EGC :Jakarta Sungguh, Andi. 7. Ejaan yang Disempurnakan. Bumi Aksara. Jakarta Yusuf, Musnawir, 9 Dukun Bayi Di Pedesaan Gayo dalam Dukun, Mantra, Kepercayaan Masyarakat, Pustaka Karya Grafikatama : Jakarta Yulifah, Rita. 9. Asuhan Kebidanan Komunitas. Salemba Medika : Jakarta RMOL, 1 Juni 1. Angka Kematian Ibu & Anak Meningkat Tajam. (http://kesehatan.rmol.co/read/1 /6/1/65739/Angka-Kematian-Ibu-&-Anak-Meningkat-Tajam-, diakses 3 Desember 1). Redaksi, Makassar. 3 Mey 1. AKI dan AKB Sulsel Diklaim Lebih Baik Dari Nasional, (online), (http://makassar.radiosmartfm.com/jurnal-makassar/337-aki-dan-akb-sulsel-diklaim-lebih-baik-dari nasional.html, diakses 3 Desember 1). Sudarianto, 11 Juni 1, Laporan Dinkes Kab./Kota : Kematian Ibu Maternal di Sulsel 78,84 per 1. KH, (online), (http://dinkes-sulsel.go.id/new/index.php?option=com_content&task=view&id=36, diakses 3 Desember 1). Mahyudin, 4 Agustus 1. Data dan Informasi Kesehatan, (online), (http://datinkessulsel.wordpress.com/profilkesehatan/7-sinjai/, diakses November 1). 64 Volume 3 Nomor Tahun 13 ISSN : 3-171