HUBUNGAN KEMITRAAN BIDAN DAN DUKUN TERLATIH DENGAN PENINGKATAN CAKUPAN PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ASKA KAB. SINJAI

dokumen-dokumen yang mirip
Volume 3 No. 1 Maret 2012 ISSN :

Yeni Yuniarti 2, Suesti 3 INTISARI

Seprianus Lahal 1, Suhartatik 2. STIKES Nani Hasanuddin Makassar 2. STIKES Nani Hasanuddin Makassar ABSTRAK

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN HUBUNGAN USIA IBU DENGAN KOMPLIKASI KEHAMILAN PADA PRIMIGRAVIDA

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG TANDA BAHAYA PADA KEHAMILAN DI PUSKESMAS SIDOHARJO KABUPATEN SRAGEN

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) masih merupakan masalah

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGISIAN PARTOGRAF SECARA LENGKAP OLEH BIDAN PRAKTEK MANDIRI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LUBUK BUAYA PADANG

KERANGKA ACUAN KEMITRAAN BIDAN DAN DUKUN

Volume 4 No. 2, September 2013 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilihat dengan upaya meningkatkan usia harapan hidup, menurunkan. untuk berperilaku hidup sehat (Depkes RI, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan jumlah kematian perinatal sebesar orang. Dari jumlah

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERDARAHAN POSTPARTUM PRIMER DI RSUD ROKAN HULU TAHUN 2010

Kata kunci : pengetahuan, sikap ibu hamil, pemilihan penolong persalinan.

BAB I PENDAHULUAN. tinggi rendahnya angka kematian ibu dan bayi. berkembang yaitu sebesar 99 persen (Wiknjosastro, 2002 hlm 23).

BAB 1 PENDAHULUAN. program KIA tersebut menurunkan angka kematian ibu dan anak (Depkes, RI 2007)

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG AMBULASI DINI DI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2012

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN BIDAN TERHADAP PELAKSANAAN PERAWATAN LUKA EPISIOTOMI DI RSUD KOTA MAKASSAR

ANALISIS PENGARUH PENERAPAN STANDART PELAYANAN KEHAMILAN TERHADAP KUNJUNGAN IBU HAMIL DI PUSKESMAS GEMOLONG SRAGEN TAHUN 2011

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 6, No. 3 Oktober 2010

Hubungan Pengetahuan Dengan Perilaku Ibu Hamil Trimester Iii Dalam Persiapan Persalinan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Faktor resiko kematian ibu dipengaruhi oleh keadaan sosial ekonomi,

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN KADER DALAM PELAKSANAAN KELURAHAN SIAGA DI KOTA BANJARMASIN TAHUN 2013

HUBUNGAN ANTARA IBU HAMIL PRE EKLAMSI DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RSUD SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU HAMIL DENGAN KETERATURAN ANC DI PUSKESMAS TURI KABUPATEN LAMONGAN

ANALISIS KINERJA PERAWAT PELKASANA DALAM PENERAPAN PROSES KEPERAWATAN DI RUANGAN RAWAT INAP RSUD LABUANG BAJI MAKASSAR

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA-TANDA BAHAYA KEHAMILAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ALALAK TENGAH BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. Penyebab tingginya angka kematian ibu terutama disebabkan karena faktor

Ria Yulianti Triwahyuningsih Akademi Kebidanan Muhammadiyah Cirebon, Jawa Barat, Indonesia

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL DENGAN KUNJUNGAN K1 AKSES (KUNJUNGAN AWAL) DI PUSKESMAS PELAMBUAN

BAB I PENDAHULUAN. Millenium Development Goals (MGD s) atau tujuan pembangunan milenium

HUBUNGAN ANTARA PENDAMPINGAN PERSALINAN OLEH KELUARGA DENGAN LAMANYA PERSALINAN KALA II DI BPS HJ. YUSFA F. ZUHDI GEMPOL PADING PUCUK

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN BBLR DI RSUD. PROF. DR. HI. ALOEI SABOE KOTA GORONTALO TAHUN Tri Rahyani Turede NIM

Oleh : Desi Evitasari, S.ST ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN K4 DI PUSKESMAS BAQA KOTA SAMARINDA TAHUN 2016

HUBUNGAN PELAKSANAAN ASUHAN SAYANG IBU DENGAN PROSES PERSALINAN DI RUANG BERSALIN BLUD RUMAH SAKIT KABUPATEN KONAWE

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. minggu pertama kehidupan dan 529 ribu ibu meninggal karena penyebab yang

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TRIMESTER I TENTANG ANTENATAL CARE DIPUSKESMAS JEPON KABUPATEN BLORA. Oleh

¹STIKES Nani Hasanuddin Makassar ²STIKES Nani Hasanuddin Makassar ³STIKES Nani Hasanuddin Makassar ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG KEHAMILAN RESIKO TINGGI DIPUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

IMPLEMENTASI PROGRAM PERENCANAAN PERSALINAN DAN PENCEGAHAN KOMPLIKASI DENGAN DETEKSI DINI IBU HAMIL RESIKO TINGGI

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PELAKSANAAN ANTENATAL CARE TERINTEGRASI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KRUENG BARONA JAYA KABUPATEN ACEH BESAR

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS TABONGO KECAMATAN TABONGO KABUPATEN GORONTALO TAHUN

Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Rendahnya Kunjungan (K4) Ibu Hamil di Puskesmas Bambu Apus, Jakarta Timur

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGANSIKAP REMAJA PUTRI TENTANG KEHAMILAN USIA DINI DI DESA CIWARENG KECAMATAN BABAKAN CIKAO KABUPATEN PURWAKARTA TAHUN 2011

HUBUNGAN TINGKAT PENDAPATAN DENGAN JUMLAH PERSALINAN DI WILAYAH PUSKESMAS MAMBURUNGAN KOTA TARAKAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BERSALIN DENGAN INISIASI MENYUSU DINI DI BIDAN PRAKTEK SWASTA BENIS JAYANTO NGENTAK KUJON CEPER KLATEN. Wahyuningsih ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. penyelenggaraan upaya kesehatan oleh bangsa Indonesia untuk mencapai

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KADER DENGAN DETEKSI DININ FAKTOR RISIKO KEHAMILAN DIN WILAYAH KERJA PUSKESMAS KOTABARU KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2013

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN BIDAN DI DESA DALAM PEMANFAATAN PARTOGRAF DI KABUPATEN BANJAR TAHUN 2013

STIKES Nani Hasanuddin Makassar 2. STIKES Nani Hasanuddin Makassar 3. STIKES Nani Hasanuddin Makassar

BAB I PENDAHULUAN. system kesehatan yang bertujuan untuk menjaga kesehatan ibu selama kehamilan

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN SUAMI TENTANG KB DENGAN PARTISIPASI SUAMI DALAM BER-KB DI KELURAHAN KEMANG KABUPATEN BOGOR

Meningkatkan Kinerja Bidan dalam Upaya Menurunkan Angka Kejadian Partus Lama di RSUD Rokan Hulu. Andriana* Syafneli**

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA BIDAN DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN DESA SIAGA DI KABUPATEN TAPIN TAHUN 2014

Hubungan Pengetahuan, Pendidikan, Paritas dengan Pemberian ASI eksklusif di Puskesmas Bahu Kecamatan Malalayang Kota Manado

GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG PENGISIAN PARTOGRAF PADA MAHASISWI TINGKAT II AKADEMI KEBIDANAN SARI MULIA BANJARMASIN ABSTRAK

HUBUNGAN PELAKSANAAN ASUHAN SAYANG IBU DENGAN KECEMASAN PROSES PERSALINAN DI BPM HESTI UTAMI DESA GRANTUNG KECAMATAN BAYAN KABUPATEN PURWOREJO

Agus Byna 1, Laurensia Yunita 2, Indah Ratna Sari * *Korespondensi Penulis, Telepon : ,

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DASAR DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI USIA 1 TAHUN DI PUSKESMAS DEPOK I SLEMAN YOGYAKARTA

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Robekan Jalan Lahir Pada Ibu Bersalin

PENGARUH DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP PERILAKU IBU DALAM BERSALIN KE BIDAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PARTUS LAMA DI RUANG KEBIDANAN RSUD IBNU SUTOWO BATURAJA TAHUN 2015

PENGARUH PENGETAHUAN DAN PENGALAMAN KERJA DENGAN PERILAKU BIDAN DALAM PENERAPAN 58 LANGKAH APN DI RSUD KOTA BEKASI TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Tingginya AKI di suatu negara menunjukkan bahwa negara tersebut

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ULANG NIFAS DI WILAYAH PUSKESMAS PURWOYOSO KOTA SEMARANG

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Gatak I Sukoharjo Penelitian ini dilaksanakan

Trisna Ebtanastuti 2, Anjarwati 3 INTISARI

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN DENGAN KEPATUHAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN DI BPS ERNAWATI BOYOLALI

ABSTRAK. : Hubungan Pengetahuan dengan Kepatuhan Pemberian, Imunisasi Dasar. Nuur Octascriptiriani Rosdianto

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP BIDAN DENGAN PELAKSANAAN ASUHAN PERSALINAN NORMAL (APN) DI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2015.

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN JENIS KONTRASEPSI SUNTIK PADA AKSEPTOR KB DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WATAMPONE

Lies Indarwati Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali ABSTRAK

VOLUME I No 3 Juli 2013 Halaman

NURLAILA RAMADHAN Tenaga Pengajar Pada StiKes Ubudiyah Banda Aceh

ABSTRAK. Faktor - Faktor yang Berhubungan dengan Status Gizi Ibu Hamil Trimester I di RSIA Pertiwi Makassar

BAB 1 PENDAHULUAN. terdapat kemungkinan suatu keadaan yang dapat mengancam jiwa ibu dan

Gambaran Pengetahuan Ibu Mengenai Buku Kesesehatan Ibu dan Anak (KIA) di Puskesmas Rancamanyar Baleendah Kabupaten Bandung

Hubungan Tingkat Pendidikan Dengan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Kehamilan Risiko Tinggi

HUBUNGAN KEHAMILAN POSTTERM DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD ABDUL MOELOEK

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian. ini menggunakan rancangan penelitian Cross Sectional yaitu rancangan

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN STATUS PARITAS DENGAN KETERATURAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

PENGARUH INISIASI MENYUSU DINI TERHADAP WAKTU PENGELUARAN ASI PADA IBU POST PARTUM

SISTEM RUJUKAN BIDAN DENGAN KASUS PRE EKLAMSIA DAN EKLAMSIA DI RSU DR. SAIFUL ANWAR MALANG

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN STATUS PEKERJAAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASI ESKLUSIF DI PUSKESMAS 7 ULU PALEMBANG TAHUN 2013

BAB III METODE PENELITIAN

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 1, Maret 2017 ISSN

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI DAN KETERATURANANTENATAL CAREPADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: Aribul Maftuhah

Jurnal Kesehatan Kartika 27

HUBUNGAN ANTARA BERAT BADAN BAYI BARU LAHIR DENGAN KEJADIAN RUPTUR PERINEUM PADA PERSALINAN NORMAL PRIMIGRAVIDA DI RSUD KOTA MAKASSAR

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ANC DENGAN KETERATURAN ANC

GAMBARAN SIKAP IBU HAMIL TERHADAP KELAS IBU HAMIL DI DESA WATES SIMO BOYOLALI TAHUN Oleh. Siti Maesaroh 1) dan Sunarti 2) ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN PANDEGLANG

Volume 4 No. 1, Maret 2013 ISSN : HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RSUD R.A KARTINI JEPARA INTISARI

HUBUNGAN ANTARA PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN IBU DENGAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah Angka Kematian Ibu (AKI) sangat tinggi di dunia, tercatat 800 perempuan meninggal setiap hari akibat

Transkripsi:

HUBUNGAN KEMITRAAN BIDAN DAN DUKUN TERLATIH DENGAN PENINGKATAN CAKUPAN PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ASKA KAB. SINJAI Afrisal 1, H.Syahrir, Yasir Haskas 3 1 STIKES Nani Hasanuddin Makassar RSUD Labuang Baji Provinsi Sulawesi Selatan 3 STIKES Nani Hasanuddin Makassar ABSTRAK Keberhasilan pembangunan kesehatan di Indonesia masih belum memuaskan, terbukti dari masih tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Untuk meningkatkan cakupan dan kualitas pertolongan persalianan oleh tenaga kesehatan terampil, perlu ada suatu kegiatan yang dapat membuat kerjasama yang saling menguntungkan antara bidan dengan dukun bayi. Dengan demikian, cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan di harapkan dapat bertambah dengan menggunakan pola kemitraan bidan dengan dukun. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kemitraan antara bidan dan dukun terlatih dengan peningkatan cakupan persalinan di wilayah kerja Puskesmas Aska Kabupaten Sinjai. Metode penelitian ini yaitu deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dari penelitian ini yaitu semua bidan yang bertugas dan di Puskesmas Aska Kabupaten Sinjai dan dukun terlatih dalam wilayah kerja Puskesmas Aska berjumlah 14 orang bidan dan 14 orang dukun terlatih sampel penelitian yaitu 8 orang (total sampling). Penelitian ini dilakukan selama 16 hari yaitu mulai dari tanggal 14 sampai 3 Januari 13. Setelah data diolah dan dianalisa, maka didapatkan probabilitas (p),11. Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah ada hubungan yang bermakna antara kemitraan bidan dan dukun terlatih dengan peningkatan cakupan persalinan di wilayah kerja puskesmas Aska Kabupaten Sinjai. Disarankan kepada pihak Puskesmas Aska Kabupaten Sinjai agar dapat mempertahankan program kemitraan bidan dan dukun terlatih di wilayahnya. Kata kunci: Kemitraaan bidan dan dukun terlatih PENDAHULUAN Dalam rangka percepatan penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia, dan sejalan dengan strategi utama Kementrian Kesehatan telah dilaksanakan upaya terfokus penurnan AKI melalui Strategi Making Pregnancy Safer (MPS) dengan 3 (tiga) pesan kunci, yaitu, setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terampil, setiap komplikasi obstetri dan neonatal mendapat penanganan yang di inginkan dan penanganan komplikasi keguguran. Pesan kunci tersebut dilaksanan melalui 4 strategi yaitu, menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat, meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas, meningkatkan system surveillance, monitoring dan informasi kesehatan, meningkatkan pembiayaan kesehatan. Keberhasilan pembangunan kesehatan di Indonesia masih belum memuaskan, terbukti dari masih tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Kematian dan kesakitan ibu hamil, bersalin,nifas dan bayi baru lahir masih merupakan masalah besar negara berkembang termasuk Indonesia. Di Negaranegara miskin, sekitar 5 5% kematian wanita usia subur disebabkan oleh masalah yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan dan nifas. WHO memperkirakan diseluruh dunia setiap tahunnya lebih dari 585. ibu meninggal pada saat hamil atau bersalin. (Depkes RI, 1) Jumlah angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) masih cukup tinggi. Data Kementerian Kesehatan menunjukkan AKI saat ini mencapai angka 8 per 1. dan AKB 34 per 1.. Khusus di Sulsel, 1 lalu AKI mencapai 11 kasus dan 116 kasus pada 11. Sementara AKB sebanyak 84 kasus tahun 1 dan 868 kasus pada 11. Jumlah tersebut masih tinggi dari yang ditargetkan pada 14 menjadi 118 per 1 ribu kelahiran hidup dan 15 akan diupayakan menjadi 1 per 1 ribu kelahiran hidup. Jumlah kematian ibu maternal yang dilaporkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota di Sulawesi Selatan pada Volume 3 Nomor Tahun 13 ISSN : 3-171 59

tahun 6 sebanyak 133 orang atau 11,56 per 1. kelahiran hidup, sedangkan pada tahun 7 sebanyak 143 kematian atau 9,89 per 1. kelahiran hidup. Untuk tahun 8 jumlah kematian ibu maternal mengalami penurunan menjadi 11 orang atau 85,17 per 1. kelahiran hidup dan pada tahun 9 menurun lagi menjadi 118 orang atau 78,84 per 1. KH. Kematian ibu maternal tersebut terdiri dari kematian ibu hamil (19%), kematian ibu bersalin (46%), dan kematian ibu nifas(35%). (http://dinkes.sulsel.go.id/new/index.php?optio n=com_content&task=view&id=36, Diakses 3 Desember 1). Khusus di Puskesmas Aska Kecamatan Sinjai selatan Kabupaten sinjai, dalam kurun 3 tahun terakhir cakupan persalinaan oleh tenaga kesehatan meningkat pesat. Tahun 9 mencapai 6 %, tahun 1 78 %, dan tahun 11 9 %. Hal ini sejalan dengan peningkatan jumlah tenaga kesehatan khususnya bidan desa. Dari tahun 9-11 berturut turut 6, 11, dan 1 orang. Di sisi lain keberadaan jumlah dukun bayi yang terlatih dan tidak terlatih terbilang cukup merata di 4 Desa wilayah kerja Puskesmas. Dari 17 orang dukun bayi, 14 diantaranya telah mendapat pelatihan khusus atau masuk dalam kategori Dukun terlatih. Sehingga perlu dicari suatu kegiatan yang dapat membuat kerjasama yang saling menguntungkan antara bidan dengan dukun bayi, dengan harapan pertolongan persalinan akan berpindah dari dukun bayi ke bidan. Dengan demikian, kematian ibu dan bayi diharapkan dapat diturunkan dengan mengurangi risiko yang mungkin terjadi bila persalinan tidak ditolong oleh tenaga kesehatan yang kompeten dengan menggunakan pola kemitraan bidan dengan dukun. Dalam pola kemitraan bidan dengan dukun berbagai elemen masyarakat yang ada dilibatkan sebagai unsur yang dapat memberikan dukungan dalam kesuksesan pelaksanaan kegiatan ini. BAHAN DAN METODE Lokasi, populasi, dan sampel penelitian Berdasarkan permasalahan yang diteliti, maka jenis penelitian ini adalah desain deskriptif analitik dengan rancangan cross sectional. Penelitian ini dilakukan diwilayah kerja Puskesmas Aska Kabupaten Sinjai pada tanggal 14 sampai 3 Januari 13. Populasi dalam penelitian ini adalah semua bidan yang bertugas dan di Puskesmas Aska Kabupaten Sinjaidan dukun terlatih dalam wilayah kerja Puskesmas Aska. Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 1). Oleh karena jumlah populasi yang diteliti pada penelitian ini hanya 8 orang (bidan 14 orang dan dukun terlatih 14 orang), maka keseluruhan populasi dijadikan sampel (Total sampling). Kriteria inklusi : a. Bidan dan dukun terlatih yang bersedia untuk diteliti dengan menandatangani surat persetujuan peserta penelitian. b. Bidan Puskesmas dan Desa baik yang PNS, PTT, maupun tenaga suka rela. c. Dukun bayi yang telah mendapatkan pelatihan. Kriteria eksklusi : a. Bidan dan dukun terlatih yang tidak bersedia untuk diteliti. b. Bidan dan dukun terlatih yang tidak ada saat pengambilan data. Pengolahan dan analisa data Setelah data terkumpul kemudian peneliti melakukan pengolahan data dengan langkah-langkah sebagai berikut: Pertama editing data yaitu proses penyutingan dan pengecekan isian kuesioner yang dilakukan sebelum memasukan data untuk melihat apakah kuesioner sudah terisi dengan lengkap, terjawab cukup dengan jelas, relevan, dan konsisten.kedua, coding datayaitu kegiatan mengklasifikasi dan member kode terhadap jawaban yang diberikan responden sebelum diolah dengan komputer, dengan mengacu pada kode yang tersusun. Ketiga, entery data, adalah proses memasukan data untuk dilakukan pengolahan dan analisis melalui paket program komputer. Keempat, clearning data yaitupembersihan data kembali untuk menghindari kesalahan pada saat proses pemasukan data (Notoatmodjo, 1).Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan bantuan komputer (SPSS). Analisa statistik yang digunakan adalah: Pertama, analisis univariat yaitumenganalisis variabel-variabel yang ada secara deskriptif dengan menghitung distribusi frekuensi dan persentasi terhadap setiap variabel.kedua, analisis bivariat yaituanalisis yang dilakukan untuk menghubungkan variabel yang ada meliputi variabel bebas terhadap variabel terikat. Uji stastistik pada analisis bivariat menggunakan chi square dengan p<,5, dan data diolah dengan menggunakan program komputerisasi. 6 Volume 3 Nomor Tahun 13 ISSN : 3-171

HASIL PENELITIAN 1. Analisis Univariat Adapun data demografi yaitu karakteristik responden yang diteliti, yang dapat dilihat pada tabel sebagai berikut : Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi Data Demografi Bidan Berdasarkan Umur di Wilayah Kerja Puskesmas Aska Kabupten Sinjai 13 Umur Jumlah (n) Persentasi 3 31 4 > 4 1 Total 14 1 Sumber : Data Primer 13 Berdasarkan table 5.1 diatas diperoleh gambaran tentang karakteristik responden dimana umur responden -3 (85.7 %) dan sisanya ( %) berumur 31-4 tahun. Tabel 5.. Distribusi Frekuensi Data Demografi Bidan Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Wilayah Kerja Puskesmas Aska Kabupten Sinjai 13 Tingakt Jumlah Persentasi Pendidikan SPK D III Kebidanan D IV bidan pendidik (n) 13 1 9,9 7,1 Total 14 1 Sumber : Data Primer 13 Berdasarkan table 5. diatas diperoleh gambaran tentang karakteristik tingkat pendidikan 9,9 % DIII Kebidanan dan hanya 1 responden (7,1%) berpendidikan D IV Kebidanan. Tabel 5.3.Distribusi Frekuensi Data Demografi Bidan Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Wilayah Kerja Puskesmas Aska Kabupten Sinjai 13 Persentasi Masa Kerja Jumlah (n) -5 Tahun 5-1 Tahun >1 Tahun 9 4 1 64,3 8,6 7,1 Total 14 1 Sumber : Data Primer 13 Berdasarkan table 5.3 diatas diperoleh gambaran tentang karakteristik responden dimana masa kerja responden 64,3 % telah bekerja -5 tahun, 8,6 % 5-1 tahun dan 7,1 % >1 tahun. Tabel 5.4. Distribusi frekuensi data demografi dukun terlatih berdasarkan umur di Wilayah Kerja Puskesmas Aska Kabupten Sinjai 13 Persentasi Umur Jumlah (n) 3 31 4 > 4 1 Total 14 1 Sumber : Data Primer 13 Berdasarkan tabel 5.4 diatas diperoleh gambaran tentang karakteristik respnden dimana umur responden 31-4 ( %) dan sebagian besar (%) berumur >4 tahun. Tabel 5.5. Distribusi frekuensi data demografi dukun terlatih berdasarkan tingkat pendidikan di Wilayah Kerja Puskesmas Aska Kabupten Sinjai 13 Kategori Jumlah Persentasi (n) Tidak sekolah Tidak tamat SD SD SMP SMA PT 6 6 4,9 4,9 14, Total 14 1 Sumber : Data Primer 13 Berdasarkan tabel 5.5 diatas diperoleh gambaran tentang karakteristik respnden dimana responden yg tidak sekolah dan tidak tamat SD masing-masing 6 orang (4,9%) dan yang berpendidikan SD sebanyak orang atau 14,%. Tabel 5.6. Distribusi frekuensi data demografi dukun terlatih berdasarkan jenis kelamin di Wilayah Kerja Puskesmas Aska Kabupten Sinjai 13 Persentasi Kategori Jumlah (n) 7,1 9,9 Laki-laki Perempuan 1 13 Total 14 1 Sumber : Data Primer 13 Berdasarkan tabel 5.6 diatas diperoleh gambaran tentang karakteristik respnden dimana jenis kelamin didapatkan 9,9 % perempuan dan 7,1 % laki-laki. Volume 3 Nomor Tahun 13 ISSN : 3-171 61

Tabel 5.7. Distribusi frekuensi peran bidan dalam peningkatan cakupan persalinan di Puskesmas Aska Kabupaten Sinjai 13 Peran Bidan Jumlah % Melaksanakan Tidak melaksanakan 1 Jumlah 14 1, Sumber : Data Primer 13 Berdasarkan tabel 5.3 di atas, dapat diketahui bahwa sebagian besar bidan desa di wilayah kerja Puskesmas Aska telah melaksanakan atau menerapkan kemitraan dengan dukun terlatih dalam menolong persalinan yaitu sebanyak 1 responden (3%) dan hanya sebagian kecil responden yang tidak melaksanakan kemitraan dengan dukun terlatih saat menolong persalinan yaitu responden (%). Tabel 5.8. Distribusi peran dukun terlatih dalam peningkatan cakupan persalinan di Puskesmas Aska Kabupaten Sinjai 13 Peran Dukun Jumlah % Terlatih Melaksanakan Tidak malaksanakan 1 4 71,4 8,6 Jumlah 14 1, Sumber : Data Primer 13 Berdasarkan tabel 5.8 di atas, dapat diketahui bahwa sebagian besar dukun terlatih di wilayah kerja Puskesmas Aska telah melaksanakan atau menerapkan kemitraan dengan Bidan desa dalam menolong persalinan yaitu sebanyak 1 responden (71,4%) dan hanya sebagian kecil responden yang tidak melaksanakan kemitraan dengan bidan desa saat menolong persalinan yaitu 4 responden (8,6%). Tabel 5.9. Distribusi frekuensi responden berdasarkan Cakupan Persalinan di Puskesmas Aska Kabubaten Sinjai 13 Cakupan Jumlah % Persalinan Meningkat Tidak meningkat Sumber : Data Primer 13 1 Berdasarkan tabel 5.9 di atas, diketahui bahwa cakupan persalinan di wilayah kerja Puskesmas Aska mengalami peningkatan sebanyak %.. Analisa Bivariat Untuk menilai hubungan peran bidan dan dukun terlatih dengan peningkatan cakupan persalinan di Puskesmas Aska, maka dilakukan analisa bivariat dengan menggunakan uji statistik chi-square dengan tingkat kemaknaan 5% (α :,5) atau interval kepercayaan 95%, maka ketentuan bahwa peran bidan, peran dukun terlatih dengan peningkatan cakupan persalinan dikatakan mempunyai hubungan yang bermakna jika p <,5. Terdapat dua kategori peran, yaitu peran bidan dan peran dukun terlatih. Hubungan variabel peran bidan dan peran dukun terlatih dengan peningkatan cakupan persalinan dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 6. Hubungan kemitraan bidan dan dukun terlatih dengan peningkatan cakupanpersalinan di puskesmas Aska Kab Sinjai 13 Peran Cakupan Persalinan Jumlah Tidak ada Peningkatan peningkatan N % N % N % Bidan 1 4,86 7,14 14 5 Dukun 1 35,71 4 14,9 14 5 Jumlah 78,57 6 1,43 8 1 p =,11 Sumber : Data Primer 13 Dari tabel 5.6, didapatkan bahwa peran bidan dalam peningkatan cakupan persalinan sebanyak 4,86%, sedangkan dukun terlatih 35,71%. Berdasarkan nilai hasil uji Chi-Square diperoleh nilai p :,11 yang berarti kurang dari α (,5). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ada hubungan yang bermakna antara peran bidan dan peran dukun terlatih dalam pertolongan persalinan dengan dengan peningkatan cakupan persalinan di puskesmas Aska. Jadi H o ditolak dan H 1 diterima. PEMBAHASAN 1. Hubungan peran bidan dengan peningkatan cakupan persalinan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada responden (bidan) yang melaksanakan peningkatan cakupan sebanyak 1 orang (%) yang dapat terlibat dalam pelaksanaan kemitraan, sementara responden (bidan)yang tidak melaksanakan peningkatan cakupan persalinan sebanyak orang (%). Hasil uji statistik chi square dengan koreksi fisher s exact test diperoleh 6 Volume 3 Nomor Tahun 13 ISSN : 3-171

nilai p =,11, yang berarti nilai p >,5. Hal ini menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara peran bidan dengan peningkatan cakupan persalinan. Hal ini didukung dengan pendapat Mustika (7) yang menyatakan bahwa Fungsi bidan adalah memberikan pelayanan kesehatan khususnya pelayanan KIA termasuk KB, dalam menjalankan fungsinya bidan diwajibkan di tempat tugasnya dan melakukan pelayanan secara aktif. Berdasarkan hasil penelitian dan pendapat-pendapat di atas, maka peneliti berpendapat bahwa peran bidan dalam pertolongan persalinan sangat berpengaruh pada peningktan cakupan persalinan.. Hubungan peran dukun terlatih dengan peningkatan cakupan persalinan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada responden (dukun terlatih) yang melaksanakan peningkatan cakupan sebanyak 1 orang (71,4%) yang dapat terlibat dalam pelaksanaan kemitraan, sementara responden (dukun terlatih) yang tidak melaksanakan peningkatan cakupan persalinan sebanyak 4 orang (8,6%). Hasil uji statistik chi square dengan koreksi fisher s exact test diperoleh nilai p =,1, yang berarti nilai p >,5. Hal ini menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara peran dukun terlatih dengan peningkatan cakupan persalinan. Hal ini didukung dengan pendapat Ridha (1) yang menyatakan bahwa Dukun bayi merupakan tokoh kunci dalam masyarakat yang berpotensi untuk meningkatkan kesehatan ibu dan bayi. Peran dan pengaruh dukun sangat bervariasi sesuai dengan budaya yang berlaku. Peran dukun dalam masa perinatal sangat kecil atau dukun memiliki wewenang yang terbatas dalam pengambilan keputusan tentang cara penatalaksanaan komplikasi kehamilan atau persalinan, sehinngga angka kematian masih tinggi. Berdasarkan hasil penelitian dan pendapat-pendapat di atas, maka peneliti berpendapat bahwa peran dukun terlatih dalam pertolongan persalinan sangat berpengaruh pada peningktan cakupan persalinan. 3. Hubungan kemitraan bidan dan dukun terlatih dengan peningkatan cakupan persdalinan. Hasil analisa univariat menunjukkan bahwa lebih dari sebagian responden (Bidan % dan Dukun terlatih 71,4%) melaksanakan atau menerapkan program kemitraan dan hanya sebagaian kecil (Bidan % dan Dukun terlatih 71,4%) responden yang tidak melaksanakan program kemitraan. Sedangkan berdasarkan analisa bivariat menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara kemitraan bidan dan dukun terlatih dengan peningkatan cakupan persalinan. Hal ini didukung oleh pendapat Robert Davies,yang menyatakan bahwa kemitraan adalah suatu kerjasama formal antara individu-individu,kelompok-kelompok atau organisasi untuk mencapai suatutujuan tertentu. Dalam kerjasama tersebut adakesepakatan tentang komitmen dan harapan masing-masing tentang peninjauan kembali terhadapkesepakatan-kesepakatan yang telah dibuat, dan salingberbagi, baik dalam resiko maupun keuntungan yangdiperoleh. (Notoatmodjo, 3:15). Dari hasil penelitian ini, masih didapatkan responden yang tidak melaksanakan program kemitraan. Hal ini mungkin disebabkan karena responden tersebut kurang memiliki motivasi atau karena kepercayaan bidan terhadap dukun terlatih atau sebaliknya yang masih kurang. Oleh karena itu, responden tersebut perlu diberikan pengetahuan yang lebih luas lagi tentang pentingnya kemitraan bidan dan dukun terlatih dan juga diberikan pelatihan yang cukup khususx dukun. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang dapat dilihat pada analisa bivariat dan pembahasan penelitian, maka pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa : 1. Ada hubungan yang bermakna antara peran bidan dengan peningkatan cakupan persalinan.. Ada hubungan yang bermakna antara peran dukun terlatih dengan peningkatan cakupan persalinan. 3. Ada hubungan yang bermakna antara kemitraan bidan dan dukun terlatih dengan peningkatan cakupan persalinan. SARAN 1. Bagi pihak Puskesmas Aska. Disarankan agar pihak Puskesmas dapat meningkatkan pelatihan kepada dukun terlatih agar dapat lebih termotivasi untuk meningkatkan kinerjanya dalam pelayanan kepada masyarakat.. Bagi bidan Disarankan agar bidan dapat meningkatkan pelatihan kepada dukun terlatih dan khususnya kepada dukun yang belum terlatih. Volume 3 Nomor Tahun 13 ISSN : 3-171 63

3. Bagi dukun Disarankan agar lebih meningkatkan kinerjanya dalam pertolongan persalinan dan menerapkan kemitraan dengan bidan. 4. Bagi masyarakat Disarankan kepada masyarakat agar lebih berperan aktif dan mendukung program kemitraan bidan dan dukun terlatih. 5. Bagi peneliti lain Penelitian ini kiranya dapat bermanfaat bagi peneliti-peneliti yang lain di masa mendatang untuk meneruskan dan lebih mendalaminya serta dapat dijadikan sebagai bahan bacaan untuk penelitian dimaksud, peneliti yang akan datang dapat meneliti lebih dalam untuk mencari bagaimana hubungan kemitraan bidan dan dukun terlatih dengan peningkatan cakupan persalinan. DAFTAR PUSTAKA Badudu, Yus. 8. Buku dan Pengarang. Khasanah Bahari : Jakarta Dep Kes RI.1. Pedoman Supervisi Dukun Bayi Manuaba, IBG. 1. Pengantar Kuliah Obstetri. EGC : Jakarta Manuaba, IBG. 1. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. EGC : Jakarta Manuaba, IAC dkk. 8. Buku Ajar Patologi Obstetri. EGC : Jakarta Notoatmodjo, Soekidjo, 1. Promosi Kesehatan: Teori dan Aplikasi. Rineka Cipta : Jakarta Notoatmodjo, Soekidjo, 7. Promosi Kesehatan: Teori dan Perilaku. Rineka Cipta : Jakarta Prawirohardjo, Sarwono. 1. Ilmu Kebidanan. Rineka Cipta. Jakarta Ridha, Ummi. 1. 17 Catatan hati. Al Mawardi : Jakarta Syafrudin, SKM, M. Kes, dkk. 9. Kebidanan Komunitas. EGC :Jakarta Sungguh, Andi. 7. Ejaan yang Disempurnakan. Bumi Aksara. Jakarta Yusuf, Musnawir, 9 Dukun Bayi Di Pedesaan Gayo dalam Dukun, Mantra, Kepercayaan Masyarakat, Pustaka Karya Grafikatama : Jakarta Yulifah, Rita. 9. Asuhan Kebidanan Komunitas. Salemba Medika : Jakarta RMOL, 1 Juni 1. Angka Kematian Ibu & Anak Meningkat Tajam. (http://kesehatan.rmol.co/read/1 /6/1/65739/Angka-Kematian-Ibu-&-Anak-Meningkat-Tajam-, diakses 3 Desember 1). Redaksi, Makassar. 3 Mey 1. AKI dan AKB Sulsel Diklaim Lebih Baik Dari Nasional, (online), (http://makassar.radiosmartfm.com/jurnal-makassar/337-aki-dan-akb-sulsel-diklaim-lebih-baik-dari nasional.html, diakses 3 Desember 1). Sudarianto, 11 Juni 1, Laporan Dinkes Kab./Kota : Kematian Ibu Maternal di Sulsel 78,84 per 1. KH, (online), (http://dinkes-sulsel.go.id/new/index.php?option=com_content&task=view&id=36, diakses 3 Desember 1). Mahyudin, 4 Agustus 1. Data dan Informasi Kesehatan, (online), (http://datinkessulsel.wordpress.com/profilkesehatan/7-sinjai/, diakses November 1). 64 Volume 3 Nomor Tahun 13 ISSN : 3-171