Bab I PENDAHULUAN. kesalehan pribadi ( Individu ) dan kesalehan sosial sehingga pendidikan agama

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. antara lain pemerintah, guru, sarana prasarana, dan peserta didik itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. Masalah pendidikan adalah masalah yang sangat penting dalam. kehidupan, baik kehidupan keluarga atau berbangsa dan bernegara.

BAB I PENDAHULUAN. sekolah sebagai lembaga pendidikan formal. Dalam Undang-Undang tentang

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. di antara makluk-nya yang lain. Allah memberi banyak kelebihan kepada

BAB I PENDAHULUAN. memahami ajaran Islam secara menyeluruh dan menghayati tujuan, yang pada

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional termasuk didalamnya bidang pendidikan, itulah sebabnya

BAB I PENDAHULUAN. Dalam ajaran Islam penanaman nilai aqidah akhlak bagi manusia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk individu dan makhluk sosial. maksud bahwa manusia bagaimanapun juga tidak bisa terlepas dari individu

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk

BAB I PENDAHULUAN. unutk mencapai tujuan pembangunan, yaitu suatu masyarakat yang sejahtera,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. agar manusia senantiasa melaksanakan perintah-nya dan menjauhi larangan-

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan maupun teori belajar dan merupakan penentu utama keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT mengisi dunia ini dengan berbagai macam ciptaannya, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. begitu, seorang guru pendidikan agama Islam harus mampu mendidik. keselamatan dunia maupun di akhirat kelak.

BAB I PENDAHULUAN. dan menciptakan suasana kondusif yang mendorong siswa untuk melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. manusia baik dalam hubungan dengan Tuhannya maupun berinteraksi dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan degradasi moral. Mulai dari tidak menghargai diri sendiri,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang sedang berkembang, maka pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. sangat membutuhkan pendidikan melalui proses penyadaran yang berusaha

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Dasar (SD) Negeri Wirosari memiliki visi menjadikan SD

BAB 1 PENDAHULUAN. mampu membantu dan membentuk karakter dan keyakinan yang kuat pada setiap

BAB I PENDAHULUAN. sangatlah penting bagi semua orang. Karena dengan pendidikan agama

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kepribadian dan kemampuan belajar baik dari segi kognitif,

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di era globalisasi dan tuntutan zaman. Perkembangan ilmu

BAB V PEMBAHASAN. 1. Pembelajaran Intrakurikuler yang dilakukan Guru Pendidikan Agama

BAB I PENDAHULUAN. 1, pasal 1, butir 1 yang menyatakan bahwa : belajar dan proses pembelajaran agar paeserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berikutnya. Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu mata. mulai dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah sebagai usaha membina dan mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini sangat berpengaruh pada kehidupan manusia. Berbagai penemuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Munculnya berbagai problematika remaja yang terjadi saat ini

BAB I PENDAHULUAN. terkait dengan proses pembangunan. Sedangkan pembangunan diarahkan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia yang berkepribadian baik dan mempunyai kecerdaan yang unggul

BAB I PENDAHULUAN. dan dapat merasakan betapa nikmatnya hidup beragama. 1 Kendatipun. langkah awal untuk menuju ke arah kedewasaan.

PENERAPAN KONSEP PEMBELAJARAN HOLISTIK DI SEKOLAH DASAR ISLAM RAUDLATUL JANNAH WARU SIDOARJO PADA MATERI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. dirinya yang memungkinkannya untuk berfungsi secara baik dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Di era modern ini, begitu pentingnya nilai dalam menjaga keharmonisan

BAB I PENDAHULUAN. sumber utamanya kitab suci Al-Quran dan Al-Hadis, melalui kegiatan. bimbingan, pengajaran, latihan, serta penggunaan pengalaman.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

BAB I PENDAHULUAN. dan evaluasi yang perlu dilakukan untuk menentukan tingkat pencapaian

BAB I PENDAHULUAN. Maka seorang pemimpin selain perlu memikirkan gaya kepemimpinannya, dia

BAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. Islam. Akhlak dapat merubah kepribadian muslim menjadi orang yang

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kecakapan spiritual keagamaan, kepribadian,

BAB I PENDAHULUAN. sikap, perilaku, intelektual serta karakter manusia. Menurut Undang-Undang

BAB I LANDASAN KURIKULUM AL-ISLAM, KEMUHAMMADIYAHAN DAN BAHASA ARAB DENGAN PARADIGMA INTEGRATIF-HOLISTIK

BAB I PENDAHULUAN. akan mengarah kepada tindakan seseorang. Oleh karena itu, penumbuh

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha membina kepribadian dan kemajuan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Muhammad Zuhaili, Pentingnya Pendidikan Islam Sejak Dini, A.H Ba adillah Press, Jakarta, 2002, hlm

BAB I PENDAHULUAN. kependidikan sebagai unsur yang mempunyai posisi sentral dan strategis

BAB I PENDAHULUAN. Mitra Pustaka, 2006), hlm 165. Rhineka Cipta,2008), hlm 5. 1 Imam Musbikiin, Mendidik Anak Kreatif ala Einstein, (Yogyakarta:

PROFESIONALITAS KEPALA SEKOLAH DALAM KEBERHASILAN KURIKULUM 2013

BAB I PENDAHULUAN. didik. Untuk menghadapi dampak negatif globalisasi, agar anak didik berkualitas,

Bab I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kompleksitas problematika kehidupan di era globalisasi telah

VISI, MISI, TUJUAN, dan TOPIK BAHASAN PAI

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pilar dalam kemajuan bangsa, dan

BAB I PENDAHULUAN. muda untuk memperoleh serta meningkatkan pengetahuannya. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 MOJOLABAN TAHUN PELAJARAN 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN. baik individu maupun kolektif. Agama memberi sumbangan bagi sistem sosial,

BAB I PENDAHULUAN. Sebaik-baik pakaian adalah pakaian takwa. (Q.S. Al- A raf/7: 26). 2

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan suatu bangsa. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun Negara yang demokratis, serta bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. Kode etik adalah norma-norma yang mengatur tingkah laku seseorang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dapat diartikan secara umum sebagai usaha proses pembentukan

BAB I PENDAHULUAN. Fungsi sekolah erat hubungannya dengan masyarakat. dan didukung oleh lingkungan masyarakat. 1

BAB I PENDAHULUAN. manusia (SDM) yang berdaya tahan kuat dan perilaku yang handal. Kualitas. oleh sumber daya alamnya saja, melainkan SDM-nya juga.

BAB I PENDAHULUAN. tidak ada sekat secara tidak langsung menciptakan batas batas moralitas

BAB I PENDAHULUAN. merupakan masa peralihan antara masak kanak kanak dengan masa dewasa. Yang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat pembudayaan dan peningkatan kualitasnya.1 Pendidikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

K UNIVERSITAS SEBELAS MARET

BAB I PENDAHULUAN. merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan

BAB I PENDAHULUAN. 2003), (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), hlm Undang-undang SISDIKNAS (Sistem Pendidikan Nasional) (UU RI No.

BAB I PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya dunia pendidikan menuntut setiap lembaga pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. karakteristik dan tujuan yang berbeda dari disiplin ilmu yang lain. Bahkan sangat

BAB I PENDAHULUAN. proses optimalisasi yang memerlukan waktu serta tahapan-tahapan tertentu. yang memiliki ilmu pengetahuan yang luas dan berprestasi.

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan harkat dan martabatnya. Seiring dengan perputaran waktu. normatif yang lebih baik dan mampu menjawab tantangan zaman.

BAB I PENDAHULUAN. Islam yang akan menjadikan pendidikan berkualitas, individu-individu yang

BAB I PENDAHULUAN. Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, PT Remaja Rosdakarya : Bandung, 2008, hlm.1. 2

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional, dalam undang-undang No. 20 Tahun 2003, pasal 37

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pribadi maupun bagian dari masyarakat serta memiliki nilai-nilai moral

Pendidikan Agama Islam di Sekolah, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), hlm. 85.

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tinggi serta mau bersaing dalam tantangan hidup. Akan tetapi sistem

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan yang tidak dapat dilihat oleh mata lahir. Sabda Nabi Muhammad

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana mengubah kepribadian dan pengembangan diri. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan karakter merupakan aspek penting bagi setiap

BAB I PENDAHULUAN. mengarungi kehidupan untuk menuju perjalanan ke akhirat. bukan hanya produk akhir namun juga kualitas jiwa yang berproses.

BAB I PENDAHULUAN. karena dari pendidikan menggambarkan betapa tingginya peradaban suatu bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan sistem dan cara meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. biometrik fingerprint akan mengurangi masalah-masalah yang ditimbulkan oleh

Transkripsi:

Bab I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan agama Islam di Sekolah, diharapkan mampu membentuk kesalehan pribadi ( Individu ) dan kesalehan sosial sehingga pendidikan agama diharapkan jangan sampai menumbuhkan sikap fanatisme dan menumbuhkan sikap intoleran dikalangan peserta didik dan masyarakat Indonesia dan memperlemah kerukunan hidup umat beragama dan memperlemah persatuan dan kesatuan nasional. Dengan kata lain, pendidikan Agama Islam diharapkan mampu menciptakan Ukhuwah Islamiyah dan dalam arti yang luas, yaitu Ukhuwah fi al- Ubudiyah, Ukhuwah fi al-insaniyah, Ukhuwah fi al-wathaniyah wa al-nasab, dan Ukhuwah fi din al-islam. Terdapat tiga landasan yang mendasari pelaksanaan pendidikan agama Islam di lembaga pendidikan dasar dan menengah. Ketiga landasan tersebut adalah Pertama, Landasan yuridis. yakni Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional, pasal 12 ayat 1 poin a, yang mengatakan, Setiap peserta didik berhak mendapatkan pendidikan agama sesuai dengan agama yang dianutnya oleh pendidik yang segama. Kedua, Landasan Psikologis. Yakni landasan yang berhubungan dengan aspk kejiwaan kehidupan bermasyarakat. Hal ini didasarkan bahwa manusia dalam hidupnya baik sebagai individu maupun sebgai anggota masyarakat, dihadapkan pada hal-hal yang membuat hatinya tidak tenang dan tidak tentram, sehingga memerlukan suatu peganangan hidup. 1

2 Pegangan hidup itu dinamakan dengan agama. Ketiga, Landasan religius. Yakni landasan yang bersumber dari ajaran Islam. Mnurut ajaran islam pendidikan agama adalah perintah Allah SWT dan merupakan perwujudan beribadah kepada- Nya. Landasan ini bersumber dari Al-Quran dan Hadits. 1 Secara Fungsi, pendidikan agama diselenggarakan di sekolah adalah untuk pengembangan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah serta akhlak mulia peserta didik secara optimal, yang telah ditanamkan lebih dahulu dalam lingkungan keluarga. Penanaman nilai ajaran Islam sebagai pedoman dalam meniti kehidupan untuk mencapai kebahagiaan hidup bak di dunia ini maupun di akhirat kelak. Penyesuaian mental peserta didik terhadap lingkungan fisik dan sosial melalui penanaman nilai-nilai pendidikan agama Islam yang berkaitan dengan hubungan sosial kemasyarakatan. Perbaikan kesalahpahaman, kesalahan dan kelemahan peserta didik dalam keyakinan, pemahaman dan pengalaman agama Islam dalam kehidupan sehari-hari. Pencegahan peserta didik dari hal-hal negatif baik yang berasal dari pengaruh budaya asing maupun kehidupan sosial kemasyarakatan yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari. Pengajaran tentang pengetahuan ilmu keagamaan secara umum, sistem dan fungsionalnya dalam kehidupan sehingga terbentuk pribadi muslim yang sempurna. Penyiapan dan penyaluran peserta didik untuk mendalami pendidikan agama ke lembaga pendidikan yang lebih tinggi. 2 1 Heri Gunawan, Kurikulum dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, ( Bandung ; Alfabeta, 2012 ) Cetakan ke III, h. 201-203 2 Asmaun Sahlan. Mewujudkan Budaya Religius di Sekolah.( Malang; UIN-Maliki Press, 2009 ) Cetakan ke I jilid I h. 20

3 Krisis moral dikalangan peserta didik nampaknya menjadi tantangan utama saat ini. Seperti tawuran anak Sekolah, Rendahnya disiplin diri, kecurangan dalam ujian, bahkan sampai masuk kedalam tataran penggunnaan Psikotropika dan Narkotika. 3 Realitas buram terkait krisis moral dikalangan peserta didik mendorong timbulnya berbagai gugatan terhadap efektifitas pendidikan agama yang selama ini dipandang oleh sebagian besar masyarakat telah gagal dalam membangun afeksi anak didik dengan nilai-nilai yang eternal Serta mampu menjawab tantangan zaman yang terus berubah. Terlebih lagi dalam hal ini, dunia pendidikan yang mengemban peran sebagai pusat pengembangan Ilmu dan sumber daya manusia, dan pusat kebudayaan kurang berhasil dalam mengemban misinya. Sistem pendidikan yang dikembangkan selama ini lebih mengarah pada pengisian kognitif peserta didik, sehingga melahirkan lulusan yang cerdas tetapi kurang bermoral. 4 Menyikapi permasalahan diatas, perlu kiranya pelakasanaan pendidikan Islam disekolah mulai ditanamkan dan ditumbuhkembangkan melalui Strategi pendidikan yang mengedapankan sikap atau afektif dan Psikomotornya. Seperti halnya pembentukan budaya religius di sekolah. Melalui budaya religius inilah moral siswa dapat diperbaiki sebab budaya religius tersebut menjadi penting karena pada hakikatnya adalah terwujudnya nilai-nilai ajaran agama sebagai tradisi dalam sekolah maka secara sadar maupun tidak ketika warga sekolah 3 Ahmad Tafsir, Pendidikan Karakter Perspekstif Islam. ( Bandung ; PT. Remaja Rosdakarya, 2012 ) Cetakan ke IV jilid II h.4-5 4 Sahlan, Mewujudkan...65

4 mengikuti tradisi yang telah tertanam tersebut sebenarnya warga sekolah sudah melakukan ajaran agama. 5 Dengan demikian pengetahuan tentang pendidikan Islam yang diberikan kepada peserta didik tidak lagi berhenti pada ranah kognitif nya saja namun telah masuk pada ranah pengejawantahan terhadap nilai-nilai pendidikan agama Islam dalam bentuk sikap keseharian. Dan inilah nanti yang akan membentuk kepribadian peserta didik menjadi pribadi yang unggul. Untuk mendukung keberhasilan strategi pengembangan pendidikan agama Islam dalam mewujudkan budaya religius sekolah dapat dilakukan melalui kebijakan pimpinan sekolah, yakni Kepala Sekolah. 6 Kepala sekolah disini berperan sebagai kekuatan sentral yang menjadi kekuatan penggerak kehidupan sekolah. 7 Kepala sekolah tidaklah orang yang harus bekerja sendiri, melainkan orang yang memiliki kompetensi mengatur kerja sama seluruh Komponen dalam rangka pencapaian tujuan organisasi. Ibarat struktur anatomi tubuh, seorang pemimpin adalah kepala. Kepala berposisi paling atas. Di dalam kepala ada otak yang berfungsi memberikan perintah-perintah kerja pada organ tubuh lainnya. Kepala sekolah adalah konseptor dalam sebuah organisasi yang dipimpinnya. 8 dan seorang tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin suatu sekolah dimana diselenggarakan proses belajar 5 Sahlan, Mewujudkan...77 6 Sahlan, Mewujudkan...86 7 Wahjosumidjo. Kepemimpinan Kepala Sekolah. ( Jakarta ; PT. Raja Grafindo Persada, 1999 ) Cetakan ke II, h. 82. 8 Baharuddin dan Makin, Manajemen Pendidikan Islam. ( Malang; UIN Maliki Press, 2010 ) Cetakan ke I, h.52

5 mengajar, atau tempat di mana terjadi interaksi antara guru yang mmberi mata pelajaran dan murid yang menerima pelajaran. 9 Berangkat dari pemahaman diatas penulis menemukan sebuah lembaga pendidikan Islam terkenal di wilayah surabaya. Yakni SMP Al Hikmah, Sekolah tersebut mengembangkan sebuah kurikulum yang merupakan paduan antara kurikulum Departemen Pendidikan Nasional, Kurikulum Khas Al Hikmah dan Kurikulum Matrikulasi. Serta memiliki tujuan dan target pendidikan dan pengajaran yakni Ketaqwaan yang tangguh, Akhlaq yang karimah, Prestasi akademis optimal, dan berwawasan kebangsaan, Global dan Islami. 10 Atas dorongan inilah, penulis terdorong untuk mengadakan penelitian dan Proposal skripsi dengan judul : Peran Kepala Sekolah dalam Pengembangan Pendidikan Agama Islam Sebagai Budaya Sekolah di SMP Al-Hikmah Surabaya B. Rumusan Masalah Untuk mengetahui lebih jauh mengenai peran kepala sekolah dalam pengembangan pendidikan agama Islam sebagai budaya sekolah di SMP Al Hikmah Surabaya maka dapat diuraikan beberapa rumusan masalah penting yaitu : 9 Wahjosumidjo. Kepemimpinan Kepala Sekolah...83 10 Http//Www.SMP.alhikmahsby.sch.id, diakses pada 03 November 2015

6 1. Bagaimana bentuk pengembangan pendidikan Islam sebagai budaya sekolah di SMP Al Hikmah Surabaya? 2. Bagaimana peran kepala Sekolah dalam pengembangan pendidikan agama Islam sebagai budaya Sekolah di SMP Al Hikmah Surabaya? C. Tujuan Penelitian Dari rumusan masalah yang telah diuraikan diatas, maka yang menjadi tujuan penelitian dalam proposal Skripsi ini yaitu : 1. Untuk mengetahui bagaimana peran kepala sekolah di SMP Al Hikmah Surabaya. 2. Untuk mengetahui bagaimana bentuk pengembangan pendidikan Islam sebagai budaya sekolah di SMP Al Hikmah Surabaya. 3. Untuk mengetahui bagaimana peran kepala Sekolah dalam pengembangan pendidikan agama Islam sebagai budaya Sekolah di SMP Al Hikmah Surabaya. D. Manfaat Penelitian Bertumpu pada tujuan penelitian diatas maka kegunaan penelitian ini adalah : 1. Bagi Peneliti

7 a. Sebagai karya Ilmiah dalam upaya mengembangkan kompetensi penulis serta untuk memenuhi salah satu tugas dan syarat dalam menyelesaikan studi program sarjana strata satu ( S1 ). b. Untuk menambah referensi bagaimana mengelola sebuah lembaga pendidikan yang efektif dan efisien di Era Globalisasi. 2. Bagi Praktisi Pendidikan Dari Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan dan wawasan bagi para pengelola lembaga pendidikan dalam melaksanakan perannya sebagai supervisor, administrator, pemimpin pendidikan, manajer dan upaya apa saja yang dilakukan untuk mengembangkan lembaga pendidikan. E. Penelitian Terdahulu Pada tahun 2007, Samrotul Mufidah 11 meneliti Peran Kepala Sekolah Dalam Pengembangan Lembaga Pendidikan Di SMK Antartika 1 Sidoarjo. Dalam penelitian ini menggunakan bentuk kualitatif deskriptif yaitu memaparkan keadaan objek yang diteliti dengan sebenarnya berdasarkan fakta dilapangan dengan pengumpulan datanya menggunakan wawancara, observasi dan dokumentasi. Skripsi tersebut mendeskripsikan peran kepala sekolah sebagai supervisor, administrator, pemimpin pendidikan dan manajer dalam mnegembangkan lembaga pendidikan di SMK Antartika 1 Sidoarjo sehingga, menjadi kepala sekolah unggul. 11 Samrotul Mufidah, Peran Kepala Sekolah dalam Pengembangan Lembaga Pendidikan di SMK Antartika 1 Sidoarjo. ( Skripsi, UIN Sunan Ampel, Surabaya, 2007 ) h.vi

8 Dalam pelaksanaan perannya tersebut kepala sekolah berpedoman pada program kerja kepala sekolah. Sehingga, kepala sekolah mampu mengembangkan lembaganya dengan beberapa upaya yaitu : a. Pembuatan RIPS b. Program kerja Sekolah c. RAPBS d. Rencana Pengembangan SDM. Dalam pelaksanaannya tersebut meskipun tidak mudah tetapi, mampu berjalan dengan lancar dan hasil yang maksimal hal ini terbukti dengan berjalannya RIPS, berjalannya program kerja sekolah, SD yang berkualitas, dukungan dan kepercayaan masyarakat, Dunia usaha dan pemerintah ( baik daerah, propinsi dan pusat ), keuangan yang surplus, kelengkapan sarana dan prasarana SMK Antartika 1 Sidoarjo serta Akreditasi A dari departemen Pendidikan. Judul Penelitian diatas hampir sama tetapi berbeda dengan Judul skripsi yang sudah kami ajukan yakni Peran Kepala Sekolah dalam Pengembangan Pendidikan Agama Islam Sebagai Budaya Sekolah di SMP Al-Hikmah Surabaya. Persamaannya ada pada peran kepala sekolah sedangkan Perbedaannya terdapat pada pengembangan pendidikan agama Islam sebagai budaya sekolah. F. Definisi Operasional

9 Untuk menghindari kesalahfahaman dalam memahami judul penelitian skripsi diatas, maka kiranya perlu penulis jelaskan terlebih dahulu apa maksud yang terdapat dalam judul tersebut : 1. Peran kepala Sekolah Perangkat yang diharapkan dari kepala sekolah selaku tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin suatu sekolah dimana diselenggarakan proses belajar mengajar, atau tempat di mana terjadi interaksi antara guru yang mmberi mata pelajaran dan murid yang menerima pelajaran. 12 2. Pengembangan pendidikan agama Islam Suatu usaha sadar untuk membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat memahami ajaran Islam secara menyeluruh ( Kaffah ). Lalu menghayati tujuan yang pada akhirnya dapat mengamalkan serta menjadikan Islam sebagai pandangan hidup. 13 3. Budaya Sekolah Terwujudnya nilai-nilai ajaran agama sebagai tradisi dalam berprilaku dan budaya organisasi yang diikuti oleh seluruh warga sekolah. Dengan menjadikan agama sebagai tradisi dalam sekolah maka secara sadar 12 Wahjosumidjo. Kepemimpinan Kepala Sekolah...83 13 Heri Gunawan, Kurikulum...201

10 maupun tidak ketika warga sekolah mengikuti tradisi yang telah tertanam tersebut sebenarnya warga sekolah sudah melakukan ajaran agama. 14 4. SMP Al-Hikmah Surabaya Sekolah tersebut mengembangkan sebuah kurikulum yang merupakan paduan antara kurikulum Departemen Pendidikan Nasional, Kurikulum Khas Al-Hikmah dan Kurikulum Matrikulasi. Serta memiliki tujuan dan target pendidikan dan pengajaran yakni Ketaqwaan yang tangguh, Akhlaq yang karimah, Prestasi akademis optimal, dan berwawasan kebangsaan, Global dan Islami. 15 14 Sahlan, Mewujudkan...77 15 SMP.alhikmahsby.sch.id, diakses pada 03 November 2015

11 G. Sistematika Pembahasan Agar penelitian ini mudah dipahami, maka penulis akan menyusun sistematika Pembahsan sebagai berikut : Dalam bab 1 yang merupakan bab pendahuluan akan dibahas latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional dan sistematika pembahasan. Sedangkan bab II memuat kajian teoritis yang terdiri dari : peran kepala sekolah, peran kepala Sekolah dalam pengembangan pendidikan agama Islam sebagai budaya Sekolah dan bentuk pengembangan pendidikan Islam sebagai budaya sekolah. Pada paparan bab III memuat pembahasan tentang metode penelitian yang berisi jenis dan pendekatan penelitian, populasi dan sample, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data dan instrument penelitian dan teknik analisi data. Selanjutnya bab IV memuat paparan data hasil penelitian yang meliputi gambaran umum obyek penelitian, penyajian data dan analisisnya. Akhirnya bab V bab penutup yang berisi kesimpulan dan saran.