BAB I PENDAHULUAN. Dalam kondisi sedemikian terdapat kesukarelaan atau induksi pemenuhan;

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. kemampuan perusahaan tersebut dalam mencapai tujuannya. Pencapaian tujuan

BAB I PENDAHULUAN. agar tujuan individu konsisten dengan tujuan organisasi itu sendiri (Anthony

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sosial, sebab prinsip-prinsip, definisi, dan teori-teorinya diharapkan dapat

BAB I PENDAHULUAN. diubah dengan Undang Undang No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dan setiap perusahaan berusaha meningkatkan serta mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar dengan sebuah

BAB I. kualitas maupun kuantitas. Menurut Rivai (2006) kinerja adalah perilaku nyata yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Organizational Citizenship Behavior. Menurut Organ, Podsakoff, & MacKinzie (2006), organizational

BAB I PENDAHULUAN. manusia merupakan faktor sentral serta memiliki peranan yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. Peranan sumber daya manusia merupakan modal dasar dalam menentukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan faktor yang terpenting sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan dan mengolah berbagai sumber daya yang dimiliki perusahaan seperti

BAB I PENDAHULUAN. Para manajer memiliki peran strategis dalam suatu organisasi. Peran

BAB I PENDAHULUAN. manusia memegang peran bagi oraganisasi dalam mencapai tujuanya.

PENGARUH HUMAN RELATIONS DAN GAYA KEPEMIMPINAN DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA CV. SUMBER MULYO KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang di kemukakan oleh Martoyo (2000), bahwa kepuasan kerja adalah

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan adanya suatu koordinasi yang baik antara fungsi-fungsi yang ada di dalam

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan pengembangan kekuatan daya nalar yang diperoleh dari

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai suatu organisasi mempunyai tujuan yang ingin dicapai,

1. PENDAHULUAN. harus mampu mengatur dan mengolah semua sumber daya yang dimilikinya

BAB I PENDAHULUAN. pola tingkah laku, serta kebutuhan yang berbeda-beda. Keberadaan manusia

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pada jaman sekarang ini, banyak perusahaan berlomba-lomba mencari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masukan selama periode tersebut (Dossett dan Greenberg, 1981). a. Perbandingan ukuran harga bagi masukan dan hasil.

BAB I PENDAHULUAN. organisasi, hal ini dikarenakan kepemimpinan merupakan sentral dari sebuah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tenaga guru adalah salah satu tenaga kependidikan yang mempunyai peran

BAB I PENDAHULUAN. Daya Manusia yang baik merupakan kunci sukses tercapainya tujuan instansi.

BAB I PENDAHULUAN. Kesuksesan atau kegagalan dalam pelaksanaan tugas dan penyelenggaraan

`BAB I PENDAHULUAN. dunia industri dan organisasi menyebabkan psikologi tidak akan pernah kehilangan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Universitas Bhayangkara Jaya

BAB 1 PENDAHULUAN. dirinya guna menemukan dan mengembangkan jati dirinya masing-masing. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. yang efektif dan efisien dalam suatu perusahaan. Apalagi bila dikaitkan

BAB I PENDAHULUAN. kemungkinan untuk mengundurkan diri. Karyawan yang puas memiliki. tersebut akan dibawa ke luar dari organisasi.

BAB I PENDAHULUAN. daya sekolah untuk dapat menjalankan tugas secara profesional.

BAB I PENDAHULUAN. pemimpin (leader) dalam mengarahkan, mendorong dan. mengatur seluruh unsur unsur di dalam kelompok atau organisasinya untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang akan menghadapi tantangan yang berat. Hal ini terjadi karena dalam

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendapatkan pangsa pasar yang akan dimasuki. Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. di segala bidang. Kenyataan tersebut menuntut profesionalisme sumber daya

ANALISIS PENGARUH FAKTOR KEPEMIMPINAN, MOTIVASI DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. BPR SUKADANA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. organisasi dan kelangsungan hidup organisasi. Peran kepemimpinan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu instansi pemerintah, pemimpin yaitu seseorang yang. mempengaruhi para bawahannya untuk melakukan pekerjaan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. turnover intention serta karyawan terlibat perilaku kerja kontraproduktif.

Rangkaian Kolom Kluster I, 2012

BAB I PENDAHULUAN. di pengaruhi oleh kualitas sumber daya manusia dalam menjalankan fungsi-fungsi

2015 PENGARUH GAJI TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI PADA GURU HONORER SMK BINA WARGA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Menghadapi era globalisasi saat ini, banyak tantangan yang harus dihadapi oleh

BAB I PENDAHULUAN. PT. Jasa Marga (Persero) Tbk. cabang Purbaleunyi adalah Badan Usaha

Teori Kepemimpinan. Teori x, y. Z Teori TRAIT (Bakat) Teori Perilaku Teori Situasional

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penempatan merupakan proses menempatkan orang-orang yang tepat pada

BAB I PENDAHULUAN. akan dicapai, baik berupa laba yang maksimal, kelangsungan hidup, dan

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu aspek pembangunan sekaligus

Bab l. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan tugas dan penyelenggaraan pemerintahan, dipengaruhi oleh

BAB I PENDAHULUAN. bekerja dalam pemerintahan sangat menentukan berhasil tidaknya tercapai tujuan

I. PENDAHULUAN. pemerintah maupun swasta. Hal ini dibuktikan dengan semakin banyaknya perusahaan -

BAB I PENDAHULUAN. menuntut setiap organisasi dan perusahaan untuk bersikap lebih responsif agar

I. PENDAHULUAN. identifikasi masalah, pembatasan masalah dan rumusan masalah. Untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan munculnya berbagai perusahaan-perusahaan baru yang bergerak

BAB I PENDAHULUAN. dituntut bekerja lebih cepat, efektif dan efesien. Oleh karena itu ketertiban tenaga kerja

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. profesional. Sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. efektivitas dan keberhasilan organisasi (Yulk, 2005: 4). Kepemimpinan didefinisikan

BAB I PENDAHULUAN. individunya saling menunjang sehingga dapat dikatakan bahwa kepuasan kerja

BAB II LANDASAN TEORI. Kepemimpinan dimasukkan dalam kategori ilmu terapan dari ilmu-ilmu sosial,

BAB II LANDASAN TEORI. Penelitian ini mengacu pada bagaimana motivasi berprestasi menurut Spence dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini mengacu pada bagaimana motivasi berprestasi menurut

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaannya, kepuasan kerja juga merupakan seperangkat perasaan pegawai

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi memiliki berbagai tujuan. Untuk mencapai tujuannya,

PENGARUH EFEKTIVITAS KEPEMIMPINAN TERHADAP KEPUASAN KERJA PEGAWAI SKRIPSI

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I. Pendahuluan. Pada jaman yang semakin maju ini, globalisasi dan persaingan yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. dan paling dominan dalam sebuah organisasi. Manajemen sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Seiring perkembangan ekonomi yang terus mengalami perubahan, maka

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam khasanah totalitas mekanisme kerja keorganisasian, dari sekian

BAB I PENDAHULUAN. masalah perencanaan tenaga kerja mikro yang harus segera dilaksanakan perusahaan

LOGO TIP FTP - UB

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan menurut bentuknya dibedakan menjadi dua, yaitu

BABI PENDAHULUAN. alat canggih dapat menyelesaikan masalah, tanpa. adanya pengelolaan sumber daya manusia yang baik maka tidak akan

BAB I PENDAHULUAN. pimpinan perusahaan untuk menjaga eksistensi dan kelangsungan perusahaannya.

BAB I PENDAHULUAN. organisasi untuk membantu mewujudkan tujuan organisasi itu sendiri. Siswanto

I. PENDAHULUAN. organisasi. Jika suatu organisasi memiliki sumber daya manusia yang baik,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. keefektifan dan keberhasilan pelaksanaan pembelajaran di sekolah. Kepuasaan kerja

BAB I PENDAHULUAN. itu sendiri, Sebagaimana diketahui sebuah organisasi atau perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk mencapai tujuan. Tercapainya tujuan perusahaan tidak hanya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era globalisasi yang terjadi di penjuru dunia pada saat ini menyebabkan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. penelitian, kegunaan penelitian, dan diakhiri dengan ruang lingkup penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. penggerak seluruh aktivitas perusahaan (Larasati, 2014). Setiap perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan bernegara seperti organisasi pemerintahan

BAB I PENDAHULUAN. manajemen, hal ini dikarenakan kepemimpinan merupakan motor

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah salah satu unsur produksi selain itu juga faktor penting dan

EFEKTIVITAS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH (STUDI KASUS DI SD NEGERI SRONDOL 02 SEMARANG) RINGKASAN TESIS. Oleh: UTIK SETYARTI Q

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang Masalah Kepemimpinan merupakan kekuatan aspirasional, kekuatan semangat, dan kekuatan moral yang kreatif, yang mampu mempengaruhi para anggota untuk mengubah sikap, sehingga mereka menjadi konform dengan keinginan pemimpin. Tingkah laku kelompok atau organisasi menjadi searah dengan kemauan dan aspirasi pemimpin oleh pengaruh interpersonal pemimpin terhadap anak buahnya. Dalam kondisi sedemikian terdapat kesukarelaan atau induksi pemenuhan; kerelaan (compliance induction) bawahan terhadap pemimpin; khususnya dalam usaha mencapai tujuan bersama, dan pada proses pemecahan masalah-masalah yang harus dihadapi secara kolektif. Jadi tidak diperlukan pemaksaan, pendesakan, penekanan, intimidasi, ancaman, atau paksaan (coersive power) tertentu. (Kartini Kartono, 2010) Pemimpin harus mampu mengantisipasi perubahan yang tiba-tiba, dapat mengoreksi kelemahan-kelemahan, dan sanggup membawa organisasi kepada sasaran dalam jangka waktu yang sudah ditetapkan. Ringkasnya, pemimpin dan manajer mempunyai kesempatan paling banyak untuk mengubah jerami menjadi emas atau justru sebaliknya, bisa mengubah tumpukan uang menjadi abu jika dia salah langkah dan tidak bijaksana. Sehubungan dengan ini, manajemen merupakan kunci suksesnya bisnis, sedang kepemimpinan menjadi kunci pembuka bagi suksesnya organisasi.

Menjadi pemimpin tak semudah dibayangkan orang. Pemimpin tidak sepenuhnya identik dengan pengusaha, keduanya mempunyai kesamaan dan perbedaan. Seorang pemimpin pasti seorang pengusaha, tetapi seorang pengusaha belum tentu seorang pemimpin. Sebab ada seorang pengusaha yang tidak memiliki nilai-nilai kepemimpinan. Sikap dan perilakunya tidak patut dicontoh. Sumber daya manusia merupakan aspek terpenting dalam sebuah organisasi. Disamping sumber daya alam dan sumber daya modal, sumber daya manusia juga memiliki peran vital guna mencapai tujuan dan kesuksesan organisasi. Konsentrasi dari sumber daya manusia berpusat pada orang-orang yang memiliki ikatan kerja di dalam organisasi. Salah satu cara untuk menilai kepuasan pegawai dilihat dari sikap positif pegawai terhadap pekerjaannya. Sikap positif tersebut merupakan cerminan dari perasaan pegawai tersebut mengenai pekerjaan yang dijalaninya. Sebaliknya jika pegawai tidak puas terhadap pekerjaannya hal tersebut bisa dilihat dari cara pegawai bersikap dan mengerjakan pekerjaannya. Menurut Muchinsky (1997) ketidakpuasan pegawai di dalam memperlakukan pekerjaannya bisa dilihat dari tingkat absensi, turnover dan penurunan kinerja (Soedjono, 2005). Di dalam kepuasan kerja terdapat beberapa faktor yang mempengaruhinya. Burt (dalam Arsintadiani dan Harsono, 2002) menjelaskan ada beberapa faktor yang menimbulkan kepuasan kerja yaitu hubungan antar pegawai, faktor individu dan faktor eksternal. Faktor hubungan antar pegawai meliputi: hubungan antara pemimpin dan bawahan, faktor fisik dan kondisi kerja, hubungan sosial diantara

pegawai. Faktor individu meliputi sikap seseorang terhadap pekerjaannya, umur dan jenis kelamin. Faktor eksternal meliputi: keadaan keluarga dan pendidikan. Kepuasan kerja merupakan faktor kritis guna dapat tetap mempertahankan individu untuk senantiasa memiliki kualifikasi yang baik. Aspek-aspek spesifik yang berhubungan dengan pemimpin, gaji, keuntungan, promosi, kondisi kerja, praktek organisasi dan hubungan dengan rekan kerja. Diantara indikator-indikator penentu kepuasan kerja, kepemimpinan dipandang sebagai prediktor penting. Kesuksesan organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran tergantung pada manajer dan gaya kepemimpinannya (Engko dan Gudono, 2007). Efektivitas kepemimpinan dipandang memiliki pengaruh yang besar terhadap kepuasan kerja. Tanpa kepemimpinan, organisasi bergerak terlalu lambat dan kehilangan jalan mereka. Kepemimpinan sangat penting dalam keberhasilan melaksanakan keputusan. Seorang pemimpin yang baik dapat membuat keberhasilan sebuah usaha yang memiliki rencana lemah, tetapi seorang pemimpin yang buruk dapat merusak sebuah rencana bahkan rencana terbaik sekalipun (Sharma, 2010). Hal tersebut dikuatkan oleh Robbins (2006) yang berpendapat bahwa keberadaan pemimpin di dalam sebuah organisasi merupakan motor penggerak yang menentukan laju organisasi. Organisasi membutuhkan kepemimpinan dan manajemen yang kuat untuk meraih keefektivitasan yang optimal. Fiedler (dalam Mardiana, 2003) mengatakan bahwa efektivitas kepemimpinan bergantung pada situasi (situasional), dengan kata lain efektivitas kepemimpinan bergantung pada kecocokan antara perilaku pemimpin dengan

tuntutan situasi. Model ini menjelaskan bahwa efektivitas kepemimpinan bergantung pada cocok dan tidaknya kepemimpinan dengan faktor-faktor situasional tersebut. Terdapat tiga variabel kemungkinan yang dapat mendefinisikan faktor situasional utama (kunci) yang menentukan keefektifan kepemimpinan. Ketiga dimensi tersebut adalah: hubungan pemimpin-bawahan, struktur tugas, dan kekuatan posisi pemimpin. Pada hubungan pemimpin dan bawahan, Hoy dan Miskel (1996) mengungkapkan bahwa hubungan tersebut mencerminkan sampai seberapa jauh para pemimpin diterima dan dihormati oleh anggota kelompok. Kualitas hubungan antara pemimpin dan bawahan ditentukan oleh rasa menerima dari kepribadian pemimpin maupun perilakunya oleh para bawahan. Kualitas ini merupakan penentu utama terhadap penerimaan dari pengaruh-pengaruh yang diberikan oleh pemimpin terhadap bawahannya dalam membangun kepuasan kerja. Fokus dari hubungan pemimpin-bawahan sebagaimana dijelaskan Trunckenbrodt (2000) adalah dimaksudkan untuk memaksimumkan keberhasilan organisasi melalui interaksi kedua belah pihak. Salah satu temuan penelitiannya membuktikan bahwa peningkatan kualitas hubungan pemimpinbawahan akan meningkatan derajat kepuasan kerja. Pemeliharaan dan pengembangan hubungan antara kedua belah pihak secara dewasa tidak hanya bermanfaat bagi keduanya, namun yang lebih penting adalah bagi organisasi

secara keseluruhan dalam pencapaian kinerja, pertumbuhan, serta keberhasilan (Djatmika, 2005). Struktur tugas secara operasional adalah prosedur pengoperasian yang standar untuk menyelesaikan tugas atau sampai tingkat mana penugasan pekerjaan diprosedurkan (terstruktur atau tidak terstruktur). Dari hasil penelitiannya bisa dibuktikan bahwa jika struktur tugas yang terstruktur dengan baik akan memberikan situasi yang menguntungkan bagi pemimpin, karena pemimpin akan lebih mudah memonitor dan mempengaruhi perilaku bawahannya pada tugas yang terstruktur tinggi (Mardiana, 2003). Dengan adanya tingkat kematangan atau penguasaan tugas pekerjaan bawahan dan didukung dengan kejelasan tugas dan prosedur pelaksanaan tugas yang baik akan dicapainya suatu tujuan organisasi. Dengan demikian memudahkan pemimpin dalam memberikan pengarahan dalam penyelesaian tugasnya untuk mencapai tujuan (Sunarto, et. al., 2003). Kekuatan posisi pemimpin merupakan sejauh mana seorang pemimpin untuk mengevaluasi kinerja para bawahan dan mengurus imbalan-imbalan dan hukuman (Yukl, 1998). Semakin besar kekuasaan formal seorang pemimpin untuk memberikan hukuman dan penghargaan maka kontrol pemimpin semakin kuat, dan hal ini membuat situasi semakin menguntungkan. Lebih lanjut Mardiana (2003) menyatakan bahwa pemimpin yang mempunyai kekuatan pengaruh yang besar, pemimpin tersebut memiliki mempunyai hak untuk memerintah, menilai, menghargai dan menghukum bawahannya. Dengan wewenang dan kekuasaan penuh pemimpin untuk memberi

instruksi bawahan, mengambil keputusan, membuat kebijaksanaan akan membantu pemimpin dalam menyelesaikan masalah, dengan mana permasalahan dipandang dari pengalaman masa lalu dan akan memudahkan pemimpin untuk mencapai tujuan organisasi yang menjadi tanggungjawabnya. Sesuai dengan Peraturan Bupati Karo Nomor 177 Tahun 2008 Pasal 31 tentang Badan Kepagawaian, Pendidikan dan Pelatihan mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang Pengelolaan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Kepegawaian yang bersifat spesifik. Dalam melaksanakan tugas pokok, Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten Karo menyelenggarakan fungsi sebagai berikut: a. Perumusan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugasnya. b. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan Pemerintahan Daerah sesuai dengan lingkup tugasnya. c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang Pengelolaan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Kepegawaian sesuai dengan lingkup tugasnya. d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya. Dalam beberapa tahun terakhir, berdasarkan data dari Bagian Umum, Kepegawaian dan Perlengkapan yaitu data absensi yang relatif cukup tinggi pada Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten Karo pada tahun 2011 dan 2012 di mana hal tersebut mengindikasikan adanya ketidakpuasan pegawai.

Pegawai dinilai harus terpenuhi kepuasan kerjanya supaya dapat maksimal di dalam mereka bekerja. Berikut ini data mengenai jumlah absensi pada pegawai Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten Karo yang menunjukkan tingkat absensi pegawai yang relatif cukup tinggi seperti terlihat pada Tabel 1.1. Tabel 1.1. Presentase Jumlah Absensi Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten Karo Tahun 2011 dan 2012 No Bulan Tahun 2011 Tahun 2012 Jumlah Absensi (%) Jumlah Absensi (%) 1 Januari 3,2 0,4 2 Pebruari 11,1 9,1 3 Maret 6,6 8,7 4 April 2,1 3,7 5 Mei 2,3 5,7 6 Juni 1,8 0,7 7 Juli 2,0 5,7 8 Agustus 1,9 0,8 9 September 1,7 0 10 Oktober 0,9 1,1 11 Nopember 3,4 4,0 12 Desember 2,6 5,4 Rata-rata per bulan 3,3 3,7 Sumber : Data Sekunder yang diolah, 2013. Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten Karo memiliki struktur organisasi dan uraian tugas yang jelas sesuai dengan Peraturan Bupati Karo nomor 177 tahun 2008 pasal 31. Pada kenyataannya bahwa pegawai yang menjabat sebagai staf tidak dapat berhubungan langsung dengan kepala badan, hal ini membuat hubungan staf dan kepala badan kurang harmonis. Staf hanya dapat berhubungan langsung dengan atasan langsung yaitu kepala sub bidang (Pejabat Eselon IV/a) dan kepala sub bidang berhubungan dengan kepala bidang dan kepala bidanglah yang bertugas melaporkan tugas kepada kepala badan.

Hubungan staf dan kepala badan hanya sebatas pada hal-hal yang bersifat formal yaitu masalah pekerjaan rutin. Hal ini membuat kedekatan antara pemimpin dan bawahan juga berkurang. Kekuatan posisi pemimpin bisa dilihat pada beberapa aspek, yaitu pemberian reward punishment dan promosi. Pada organisasi dilihat bahwa pada pemberian reward salah satu acuannya adalah prestasi kerja yang dilakukan oleh pegawai. Kemudian pada pemberian punishment melihat tingkat kesalahan dan pemberian hukuman bertingkat sesuai tingkat kesalahan. Pelaksanaan promosi ditentukan oleh Kepala Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten Karo. Pada promosi tentu menjadi keinginan setiap pegawai untuk naik tingkat/jabatan. Namun karena jumlah posisi lebih sedikit dari jumlah pegawai maka tentu menjadi ada persaingan di dalamnya. Kesesuaian dan ketepatan di dalam pendelegasian wewenang sangat penting bagi pegawai di dalamnya karena hal tersebut menunjukkan tingkat keadilan bagi organisasi di dalamnya. Dari data tersebut peneliti ingin melihat apakah ada pengaruh kepemimpinan yang efektif terhadap kepuasan kerja yang ditunjukkan dengan cukup tingginya tingkat absensi pada Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten Karo. Maka yang menjadi masalah pokok bagi ilmu kepemimpinan dan manajemen modern ialah bagaimana caranya membuat kegiatan-kegiatan individual dan organisasi karya ini menjadi lebih human/ manusiawi lagi. Pemimpin yang beretika sebaiknya memperlakukan pegawai pada inti hakikinya harus merupakan sistem yang human (penuh unsur-unsur kemanusiaan) jangan dianggap seperti sistem robot atau sistem mesin belaka, manajemen dalam

organisasi kerja itu pada dasarnya harus merupakan usaha koordinasi tenaga manusia yang bertumpuan pada bakat dan kemampuan individu masing-masing yang terus-menerus harus dikembangkan. Secara implisit, organisasi kerja tersebut harus memberikan kesempatan sebagai setiap warganya untuk berkembang dan (merealisasikan diri) juga untuk memberikan kontribusi sosial, sesuai dengan bakat dan kemampuan masing-masing orang. Maka pemimpin yang berhasil ialah orang yang mampu menciptakan kondisi sosial sedemikian, sehingga setiap orang dapat memaksimalkan daya dan kreativitasnya. Keadilan dan kesejahteraan itu harus merata, baik pada lapisan masyarakat atas, maupun pada lapisan bawah. Maka nilai dan martabat individu sebagai manusia harus diutamakan faktor manusia itu lebih penting daripada mesin uang, material, administrasi, dan lain-lain. Dari penelitian yang telah dilakukan apakah ada pengaruh pemimpin yang beretika terhadap kepuasan kerja yang ditunjukkan dalam tingginya tingkat absensi pegawai pada Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten Karo. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka peneliti mengangkat skripsi dengan judul Pengaruh Kepemimpinan yang Efektif dan Beretika terhadap Kepuasan Kerja Pegawai pada Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten Karo.

1.2 Perumusan Masalah Kepuasan kerja sangat penting perannya bagi organisasi. Dengan kepuasan kerja yang tinggi maka pegawai bisa lebih memaksimalkan usaha guna menyelesaikan pekerjaannya. Untuk mengetahui tingkat kepuasan kerja adalah dengan melihat tingkat absensi yang ada. Salah satu faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja adalah pemimpin yang efektif dan beretika. Sebagaimana yang diuraikan di atas, maka peneliti merumuskan penelitian masalah ini adalah Apakah ada pengaruh kepemimpinan yang efektif dan beretika terhadap kepuasan kerja pegawai pada Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten Karo? 1. 3. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh kepemimpinan yang efektif dan beretika terhadap kepuasan kerja pegawai pada Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten Karo. 1.4 Manfaat Penelitian Kegunaan diadakannya penelitian tentang Pengaruh Pemimpin yang Efektif dan Beretika Terhadap Kepuasan Kerja Pegawai pada Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten Karo diantaranya:

1. Kegunaan Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi dan mendukung teori khususnya ilmu pengetahuan ekonomi sumber daya manusia yang berkaitan dengan pemimpin yang efektif dan beretika juga kepuasan kerja dalam menghadapi perubahan lingkungan sebagai solusi baru untuk meningkatkan kepuasan kerja pegawai pada Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten Karo. 2. Kegunaan Praktis a. Bagi peneliti Merupakan tambahan pengetahuan dari dunia praktisi yang sangat berharga untuk dihubungkan pengetahuan teoritis yang diperoleh di bangku kuliah. Serta berlatih diri dalam bidang penelitian, pengamatan dan membuat perbandingan antara teori dan praktik, menganalisa dan menuangkannya dalam bentuk skripsi. b. Bagi fakultas Untuk menambah perbendaharaan perpustakaan bagi Fakultas Ekonomi. c. Bagi Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten Karo Diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran bagi Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten Karo atau bahan pertimbangan bagi kepala badan di dalam menjalankan kepemimpinannya sehingga terjalin hubungan kerja yang baik antara atasan dan bawahan di dalam melaksanakan tugasnya baik sekarang maupun di masa mendatang.