PENGOLAHAN PANGAN NABATI DAN HEWANI

dokumen-dokumen yang mirip
CONTOH TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN PADA KELOMPOK BAHAN PANGAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Konsumsi beras di Indonesia semakin meningkat setiap tahunnya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. berat kering beras adalah pati. Pati beras terbentuk oleh dua komponen yang

7 Manfaat Daun Singkong

TANAMAN PENGHASIL PATI

I. PENDAHULUAN. Sayur-sayuran dan buah-buahan adalah jenis komoditi pertanian yang mempunyai

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1.1.) Latar Belakang, (1.2.) Identifikasi

INOVASI PEMBUATAN SUSU KEDELE TANPA RASA LANGU

Gambar 1. Beberapa varietas talas Bogor

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS BISNIS KRIPIK KENTANG

tips: Menyimpan Tahu Segar

tips: Menyimpan Tahu Segar

PENGOLAHAN TALAS. Ir. Sutrisno Koswara, MSi. Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan dan Seafast Center IPB 2013

PANGAN LOKAL SEBAGAI SUMBER KARBOHIDRAT

JAGUNG. Bahan Pangan Alternatif SERI BACAAN ORANG TUA

BAB I PENDAHULUAN. didalamnya terkandung senyawa-senyawa yang sangat diperlukan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Mie merupakan jenis makanan hasil olahan tepung yang sudah. dikenal oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Mie juga merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Beras analog merupakan beras tiruan yang terbuat dari tepung lokal non-beras.

PERBANDINGAN TEPUNG SINGKONG DENGAN TEPUNG TALAS DAN KONSENTRASI SERBUK TEH HIJAU TERHADAP KARAKTERISTIK COOKIES (KUE KERING) BERBASIS UMBI- UMBIAN

Bab I. Pendahuluan I-10 BAB I PENDAHULUAN

I PENDAHULUAN. Bab ini membahas mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2)

I. PENDAHULUAN. disebabkan oleh berbagai macam masalah. Menurut McCarl et al., (2001),

I PENDAHULUAN. 6. Hipotesis Penelitian, dan 7. Waktu dan Tempat Penelitian. keperluan. Berdasarkan penggolongannya tepung dibagi menjadi dua, yaitu

Teknologi Pengolahan Hasil Ubi Jalar dan Ubi Kayu

1 I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Waktu dan Tempat Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan hidup. Pemenuhan kebutuhan pangan dapat dilakukan dengan

BAHAN MAKANAN SETENGAH JADI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dilihat dari letak geografis, Indonesia merupakan negara yang terletak pada

mi. Sekitar 40% konsumsi gandum di Asia adalah mi (Hoseney, 1994).

KADAR GLUKOSA DAN BIOETANOL PADA FERMENTASI TEPUNG KETELA POHON (Manihot utilissima Pohl) DENGAN DOSIS RAGI DAN WAKTU FERMENTASI YANG BERBEDA

I PENDAHULUAN. selain sebagai sumber karbohidrat jagung juga merupakan sumber protein yang

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

UJI GLUKOSA DAN ORGANOLEPTIK KUE BOLU DARI PENAMBAHAN TEPUNG GAPLEK DAN BEKATUL SKRIPSI

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan waktu Penelitian.

DEMO MASAK DIES NATALIS KE-35 UNIKA SOEGIJAPRANATA 2017

OLEH: YULFINA HAYATI

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari Amerika Tengah, Amerika Selatan dan Meksiko. Tanaman yang

I. PENDAHULUAN. kayu yang memiliki nilai gizi tinggi dan dapat dimanfaaatkan untuk berbagai jenis

BAB I PENDAHULUAN. mengandalkan (BBM) Bahan Bakar Minyak untuk keperluan sehari-hari.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penyangraian bahan bakunya (tepung beras) terlebih dahulu, dituangkan

Meningkatkan Nilai Tambah Bawang Merah Oleh: Farid R. Abadi

MAKANAN SEHAT DAN MAKANAN TIDAK SEHAT BAHAN AJAR MATA KULIAH KESEHATAN DAN GIZI I

BAB I PENDAHULUAN. tanaman pangan lokal umbi-umbian, namun sampai saat ini pemanfaatan. Tanaman talas merupakan tumbuhan asli daerah tropis.

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I PENDAHULUAN. Penelitian merupakan sebuah proses dimana dalam pengerjaannya

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai: (1.1) Latar belakang, (1.2) Identifikasi

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah,

BAB I PENDAHULUAN. ubi jalar merupakan salah satu alternatif untuk mengurangi ketergantungan terhadap

BAB I KLARIFIKASI HASIL PERTANIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. antara lain serealia, palmae, umbi-umbian yang tumbuh subur di hampir

BAB I PENDAHULUAN. fermentasi tercapai, sehingga harus segera dikonsumsi (Hidayat, 2006).

TEHNIK PEMBUATAN MIE SEHAT. Dr. Sri Handayani

SUSU KEDELAI 1. PENDAHULUAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan banyak tumbuh di Indonesia, diantaranya di Pulau Jawa, Madura, Sulawesi,

Buletin Peternakan Edisi IV 2017 Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Prov. Sulawesi Selatan

Dalam proses ekstraksi tepung karaginan, proses yang dilakukan yaitu : tali rafia. Hal ini sangat penting dilakukan untuk memperoleh mutu yang lebih

: Plantae (Tumbuhan) Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

denaturasi pada saat pemanasan dan mempertahankan bentuk pada produk akhir. Pati yang merupakan komponen utama dalam tepung (sekitar 67%) pada proses

BAB I PENDAHULUAN. pembuatan tempe, tahu, kecap, oncom, susu, dan lain-lain. Kacangkacangan

DIVERSIFIKASI PRODUK AREN UNTUK PANGAN DAN PROSPEK PASAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. masih bertumpu pada beras. Meskipun di beberapa daerah sebagian kecil penduduk

BAB I PENDAHULUAN. yang pesat, sehingga memerlukan zat-zat gizi yang tinggi setiap kilogram berat

TEKNOLOGI PEMBUATAN SUSU DARI TEMPE BENGUK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kekurangan protein merupakan salah satu masalah gizi utama di

I. PENDAHULUAN. dimanfaatkan sebagian kecil masyarakat (Chasanah dkk., 2013).

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara yang terbentang di sepanjang garis

Pengertian Bahan Pangan Hewani Dan Nabati Dan Pengolahannya

Kue Kering Tradisional yang Selalu Hadir saat Lebaran

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang memiliki potensi di sektor

BAB I PENDAHULUAN. indikator yang tertuang di dalam Millenium Development Goals (MDGs).

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

INOVASI PRODUK OLAHAN BERBASIS UBI JALAR

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara penghasil umbi-umbian, antara lain

TELUR ASIN 1. PENDAHULUAN

PENDAHULUAN. (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran,

BAB II LANDASAN TEORI

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

Obat Herbal Diabetes dan Diet Makanan, Pasangan Serasi Untuk Diabetesi

BAB I PENDAHULUAN. Ubi jalar atau ketela rambat ( Ipomoea batatas ) adalah sejenis tanaman

BAB I PENDAHULUAN. berupa lempengan tipis yang terbuat dari adonan dengan bahan utamanya pati

BAB I LATAR BELAKANG

UBI JALAR. Bahan Pangan Alternatif SERI BACAAN ORANG TUA

BAB I PENDAHULUAN. seperti selulosa, hemiselulosa, dan pektin. Karbohidrat pada ubi jalar juga

Menerapkan Teknik Pengolahan Menggunakan Media Penghantar Panas. KD 1. Melakukan Proses Pengolahan Abon Ikan

RESEP KUE TALAM BESERTA TIPS dan VARIASINYA

I. PENDAHULUAN. pemenuhan kebutuhan pangan menurut Indrasti (2004) adalah dengan

II. TINJAUAN PUSTAKA. pembuatan tahu adalah kacang kedelai (Glycine max Merr) dengan kandungan

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1960-an ubi jalar telah menyebar hampir di seluruh Indonesia

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (1.6) Hipotesis Penelitian dan (1.7) Tempat dan Waktu Penelitian. Jamur tiram putih atau dalam bahasa latin disebut Plerotus

TEKNOLOGI PEMBUATAN SAUS TOMAT Oleh: Masnun Balai Pelatihan Pertanian Jambi I. PENDAHULUAN

Transkripsi:

MATERI PPG DALAM JABATAN/MODUL PENGOLAHAN PANGAN NABATI DAN HEWANI DI SUSUN OLEH ANDI SUKAINAH DYAHWATIH AMIRUDDIN EKA PUTRI

KEGIATAN BELAJAR 2 PENGOLAHAN SEREAL, UMBI, DAN LEGUM A. Capaian Pembelajaran : 1. Guru mampu menjelaskan jenis dan manfaat umbi, sereral dan legum 2. Guru mampu mengolah aneka macam produk olahan umbi, legume, dan Sereal B. Sub Capaian : 1. Guru memahami jenis-jenis serealia 2. Guru memahami pengolahan serealia 3. Guru memahami jenis-jenis umbi 4. Guru memahami pengolahan umbi-umbian C. Pokok-pokok materi : 1. Pengolahan Serealia 2. Jenis Jenis Sereal dan Manfaatnya 3. Jenis-Jenis Umbi dan Manfaatnya 4. Teknik Pengolahan A. Serealia Serealia, dikenal juga sebagai sereal atau biji-bijian merupakan sekelompok tanaman yang ditanam untuk dipanen biji/bulirnya sebagai sumber karbohidrat/pati. Kebanyakan serealia merupakan anggota dari suku padi-padian dan disebut sebagai serealia sejati. Anggota yang paling dikenal dan memiliki nilai ekonomi tinggi, sehingga dikenal sebagai serealia utama adalah padi, jagung, gandum, gandum durum, jelai, haver, dan gandum hitam. Beberapa tanaman penghasil bijian yang bukan padi-padian juga sering disebut serealia semu (pseudocereals); mencakup buckwheat, bayam biji (seed amaranth), dan kinoa. Beberapa serealia juga dikenal sebagai pakan burung berkicau, seperti jewawut dan berbagai jenis milet. Walaupun menghasilkan pati, tanaman seperti sagu, ketela pohon, atau kentang tidak digolongkan sebagai serealia karena bukan dipanen bulir/bijinya. Serealia dibudidayakan secara besar-besaran di seluruh dunia, melebihi semua jenis

tanaman lain dan menjadi sumber energi bagi manusia dan ternak. Di sebagian negara berkembang, serealia seringkali merupakan satu-satunya sumber karbohidrat. B. Jenis Jenis Sereal dan Manfaatnya 1. Beras Beras adalah bulir padi yang sudah dipisahkan dari sekam. Beras mengandung karbohidrat yang kaya akan zat gula atau glukosa. Rasa manis dari kandungan glukosa merupakan sumber energi yang bermanfaat bagi tubuh untuk melakukan berbagai aktifitas. Selain rasa manis dan beras tanak, nasi cocok dipadukan dengan berbagai lauk pauk yang membuat orang menggunakan beras sebagai makanan poko. Warna beras yang berbeda beda diatur secara genetik, akibat perbedaan gen yang mengatur warna aleuron, warna endospermia, dan komposisi pati pada endospermia. Adapun berbagai jenis warna beras yaitu beras putih, beras merah, beras ketan hitam, dan beras ketan putih. 2. Jagung

Jagung (Zea mays) merupakan salah satu serealia yang strategis dan bernilai ekonomis serta mempunyai peluang untuk dikembangkan karena kedudukannya sebagai sumber utama karbohidrat dan protein setelah beras. Selain sebagai sumber karbohidrat, juga merupakan sumber protein yang penting dalam menu masyarakat Indonesia. Kandungan gizi utama jagung adalah pati (72%-73%),dengan perbandingan amilosa dan amilopektin 25-30% : 70-75%, namun pada jagung pulut (waxy maize) 0-7% : 93-100%. Kadar gula sederhana jagung (glukosa, fruktosa, dan sukrosa) berkisar antara 1-3%. Kandungan karbohidrat dapat mencapai 80% dari seluruh bahan kering biji. Karbohidrat dalam bentuk pati umumnya berupa campuran amilosa dan amilopektin. Perbedaan ini tidak hanya berpengaruh pada kandungan gizi, tetapi lebih berarti dalam pengolahan sebagai bahan pangan. Jagung manis tidak mampu memproduksi pati sehingga bijinya terasa lebih manis ketika masih muda. Hampir seluruh bagian tanaman jagung dapat dimanfaatkan untuk berbagai macam keperluan. Batang dan daun tanaman yang masih muda dapat digunakan untuk pakan ternak, yang tua (setelah dipanen) dapat digunakan untuk pupuk hijau atau kompos. Saat ini cukup banyak yang memanfaatkan batang jagung untuk kertas. Harganya cukup menarik seiring dengan kenaikan harga bahan baku kertas berupa pulp. Buah jagung yang masih muda banyak digunakan sebagai sayuran, perkedel, bakwan, dan sebagainya. Kegunaan lain dari jagung adalah sebagai pakan ternak, bahan baku farmasi, dextrin, perekat, tekstil, minyak goreng, dan etanol. 3. Gandum

Gandum (Triticum spp.) adalah sejenis tanaman yang kaya akan karbohidrat. Gandum biasanya diguanakan untuk memproduksi tepung terigu, pakan ternak, ataupun difermentasi untuk menghasilkan alkohol. Biji gandum terdiri atas: 83% endosperma, 14,5% bran & aleurone layer, 2,5% germ. Tepung terigu adalah tepung/bubuk halus yang berasal dari biji gandum, dan digunakan sebagai bahan dasar pembuat kue, mi, dan roti. Tepung terigu mengandung banyak zat pati, yaitu karbohidrat kompleks yang tidak larut dalam air. Tepung terigu juga mengandung protein dalam bentuk gluten, yang berperan dalam menentukan kekenyalan makanan yang terbuat dari bahan terigu. 4. Sorgum Sorgum adalah tanaman serbaguna yang dapat digunakan sebagai sumber pangan, pakan ternak, dan bahan baku industri. Tanaman sorgum mirip tanaman jagung,

namun tumbuh lebih tinggi dan cocok ditanam di tempat yang kering maupun berair, dan tahan terhadap hama daripada tanaman sejenisnya. Dari segi gizi, sorgum mengandung karbohidrat, protein, kalsium, dan zat lain yang bermanfaat. Sorgum bermanfaat mulai dari daun sampai akarnya. Daunnya menjadi sumber pakan ternak, tangkai daunnya bisa dijadikan kerajinan tangan dan sapu. Bunga sorgum juga bisa dimanfaatkan sebagai bunga kering untuk hiasan. Batangnya adalah lumbung bioetanol dan bahan pembuat kertas. Batang yang masih muda bisa dibua sirup, karena rasanya manis. Caranya, kupas kulit batang yang masih muda dan diambil bagian dalamnya. Akarnya dapat digunakan sebagai jamu untuk memperlancar peredaran darah. Akar cukup diseduh, lalu airnya diminum. Bijinya mengandung gizi tinggi, nilai protein, kalsium, dan karbohidratnya lebih besar dibandingkan beras dan jagung. Sorgum juga kaya serat dan mengandung gluten rendah. Biji sorgum dapat dibuat tepung sebagai bahan dasar pembuatan makanan. Bahkan setelah dikupas kulitnya, biji sorgum dapat langsung ditanak layaknya beras dan dikonsumsi. C. Jenis-Jenis Umbi dan Manfaatnya Umbi merupakan satu organ dari tumbuhan yang merupakan modifikasi dari organ lain dan berfungsi sebagai penyimpan zat tertentu (umumnya karbohidrat). Organ yang dimodifikasi dapat berupa daun, batang, atau akar. Bentuk modifikasi ini biasanya adalah pembesaran ukuran dengan perubahan anatomi yang sangat jelas terlihat. Umbi biasanya berbentuk tepat di bawah permukaan tanah. Organ penyimpan tidak harus berbentuk umbi. Beberapa jenis tumbuhan menyimpan cadangan energi pada organ yang sama, tetapi tidak mengalami banyak modifikasi bentuk, sehingga tidak membentuk umbi. Tumbuhan memerlukan cadangan energi karena ia tidak bisa berpindah tempat untuk menemukan sumber energi baru atau untuk membantu reproduksi jenisnya. Umbi-umbian digunakan sebagai sumber bahan makanan pokok karena mempunyai kandungan karbohidrat dalam bentuk patinya yang tinggi dan kandungan serat yang tinggi. Namun pemanfaatan umbi-umbian masih belum maksimal karena dianggap sebagai makanan tradisional yang kurang berkelas. Tentu hal ini tidak patut dilakukan, Tuhan menciptakan manusia, tumbuhan dan hewan tentu memiliki

manfaat masing-masing. Kita sebagai manusia yang berfikir dan cerdas patut mengapresiasi dan mensyukuri atas karunia Tuhan ini. 1. Ubi Jalar Terdapat tiga jenis ubi jalar yang populer dibudidayakan di Indonesia yaitu ubi jalar berwarna putih kecoklatan, merah dan ungu. Ketiga jenis ubi jalar tersebut memiliki varietas unggul dengan produktivitas tinggi. Beberapa varietas ubi jalar yang populer antara lain cilembu, ibaraki, lampeneng, georgia, borobudur, prambanan, mendut, dan kalasan. Budidaya ubi jalar cocok dilakukan di daerah tropis yang panas dan lembab. Manfaat-manfaatnya sangat banyak yaitu: Mengandung vitamin C tinggi berguna untuk merawat elastisitas kulit Vitamin A dan beta carotene dari warna ungu, oranye, dan merah ubi untuk melindungi paru dan mencegah kanker paru dan kanker mulut. Memiliki rasa manis yang bebas lemak sehingga cocok untuk penderita diabetes karena dapat mengontrol kadar gula darah. Mengandung vitamin B6 yang dapat mencegah serangan jantung dan kalium yang berfungsi menstabilkan tekanan darah dan dapat mengurangi stress, dll. 2. Singkong/Ubi Kayu (Ketela Pohon)

Singkong atau sering juga disebut ubi kayu, tentu sudah sangat akrab dalam kehidupan sehari-hari kita. Secara tradisional singkong kayu diminati sebagai pengganti dari makanan pokok kita yaitu nasi. Hal itu tak salah, karena singkong memang mengandung cukup tinggi kalori dan sumber energi yang baik. Dalam perkembangannya, singkong kini telah banyak dimanfaatkan untuk membuat berbagai macam makanan, atau diambil patinya untuk berbagai macam keperluan. Tanaman singkong mulai dari daun, umbi dan kulit batang memiliki kandungan kalori, protein, lemak, hidrat arang, kalsium, fosfor, zat besi, vitamin B dan C, amilum, enzim, gliosida, dan kalium oksalat. Oleh karenanya menurut pakar tanaman obat, singkong memiliki efek farmakologis sebagai antioksidan, antikanker, antitumor, dan menambah nafsu makan. Sejak jaman dahulu tanaman singkong dijadikan sebagai tanaman obat alternatif untuk mengatasi berbagai keluhan penyakit. Manfaat umbi singkong antara lain untuk: Melancarkan pencernaan, karena banyak mengandung serat yang tidak larut dalam air. Serat jenis ini berfungsi memperlancar proses buang air besar serta mampu menyerap dan membuang toksin dalam usus, sehingga pencernaan menjadi sehat. Obat luka bernanah dan terbakar. Obat perban dalam Diet rendah kalori karena singkong merupakan bahan makanan dengan kandungan karbohidrat yang lebih rendah dari nasi dan roti, dengan kandungan serat yang tinggi sehingga membuat perut tetap terasa kenyang dalam waktu yang lama.

3. Talas Talas merupakan salah satu sumber karbohidrat yang termasuk ke dalam umbi umbian (seperti ubi kayu dan ubi jalar). Biasanya masyarakat kita mengkonsumsi talas hanya untuk camilan. Namun di beberapa daerah di Indonesia umbi talas ini dijadikan sebagai makanan pokok pengganti beras. Umbi yang rasanya cukup lezat ini biasa dimasak dengan cara digoreng, direbus, ataupun dikukus. Manfaat utama umbi talas adalah sebagai bahan pangan sumber karbohidrat. Bagian tanaman ini yang dapat dimakan yaitu umbi, tunas muda, dan batang daun. Selain itu umbi, pelepah, dan daun talas dapat dimanfaatkan sebagai bahan pangan, obat, maupun pembungkus makanan, sedangkan daun, kulit, dan ampas umbinya dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak. 4. Kentang

Kentang adalah salah satu tanaman tahunan yang paling banyak ditanam diseluruh dunia. Ia merupakan tanaman semusim cocok ditanam di dataran tinggi serta di daerah yang beriklim tropis. Kentang yang dimanfaatkan untuk dimakan umbi batangnya. Penduduk Eropa dan Amerika Serikat memanfaatkan kentang sebagai makanan pokok, namun sekarang banyak orang yang memanfaatkan kentang sebagai makanan alternatif untuk program diet. Hal ini dikarenakan kentang kaya akan nutrisi, merupakan sumber karbohidrat dengan kandungan tepung dan gula yang tinggi, vitamin dan serat. Kentang memiliki kandungan gizi yang lebih tinggi dibandingkan nasi, karena memiliki kandungan protein dan mineral yang lebih lengkap. Kentang, apabila dikonsumsi dengan kulitnya (dibersihkan dengan benar), masuk dalam kategori karbohidrat kompleks. Selain itu, kentang merupakan sumber terbaik dalam pembentukan zat besi dalam darah. Menjamin sistem ketahanan badan, karena kandungan vitamin serta kalsium yang tinggi. Dengan banyaknya kandungan gizi maka kentang juga memiliki banyak manfaat, antara lain: Kesehatan sistem pencernaan karena memiliki serat yang cukup tinggi. Melawan penyakit, seperti penyakit jantung, gangguan saraf, tumor, dan dapat membantu mengurangi resiko kanker prostat dan kanker rahim. Kentang segar dengan kulitnya kaya antioksidan dari vitamin C. Baik untuk kesehatan kulit wajah dengan membalurkan parutan kentang di wajah dan dapat membuat kulit wajah bersinar dan mengurangi pembengkakan dan lingkaran hitam di bawah mata. D. Teknik Pengolahan

1. Merebus (Boiling) Merebus adalah melunakkan atau mematangkan bahan makanan dalam cairan (air, kaldu, santan, atau susu sampai mendidih). Kematangan bahan makanan tidak boleh terlalu lunak agar vitaminnya masih ada. 2. Mengukus (Steaming) Mengukus adalah memasak bahan makanan dengan uap air mendidih. Bahan makanan diletakkan dalam suatu tempat, lalu uap air disalurkan di sekeliling bahan makanan yang dikukus. Dengan mengukus rasa asli dan nutrisi makanan tetap terjaga. Alat yang biasa digunakan seperti langseng, dandang, dan kukusan atau klakat. 3. Menggoreng (Frying) Menggoreng adalah metode memasak bahan makanan di dalam minyak goreng panas. Menggoreng bisa dilakukan dengan medium minyak goreng banyak (deep frying), sehingga bahan makanan yang digoreng tercelup minyak dan minyak goreng sedikit (pan frying/shallow frying). Namun, ada juga menggoreng non minyak (sangrai) biasanya untuk menggoreng kerupuk melarat/kerupuk disel (kerupuk yang dibuat dari kanji) dengan menggunakan medium pasir, atau menggoreng menggunakan medium udara panas biasanya menggoreng kopi biji atau kacang tanah polong. E. Tahap Pengolahan 1. Pengolahan Serealia a. Beras Cara mengolah nasi ada bermacam-macam misalnya: 1). Menanak nasi dengan cara diliwet Langkah-langkahnya: -Beras dicuci -Panci dijerangkan -Masukkan beras ke panci -Ditanak sampai masak kurang lebih 1/2 jam Dalam perbandingan air dan beras harus benar: -Untuk membuat nasi lunak, perbandingan antara beras dan air 1:2 -Untuk membuat nasi sedang, perbandingan antara beras dan air 1:1,5 -Untuk membuat nasi yang keras, perbandingannya antar 1:1

Kebaikan nasi liwet: -Zat makanan tidak hilang -Waktu memasak tidak lama -Memerlukan bahan bakar hanya sedikit Keburukan nasi liwet: -Dapat berkerak -Memakai panci yang tebal -Harus dimasak dalam air mendidih -Harus sering diaduk agar tidak tebal keraknya -Kalau nasi setengah masak, hendaknya api dikecilkan 2). Menanak Nasi dengan cara dikukus Langkah-langkahnya: -Beras dicuci lalu dikukus setengah matang -Beras setengah matang di siram dgn air mendidih smp terendam dan terserap -Dandang di jerangkan sampai airnya mendidih -Beras dimasukkan ke dalam dandang jerangkan kurang lebih 1 jam -Setelah beras masak diangkat Kebaikan/Keuntungan mengukus: -Nasi dapat kering dan butiran nasi masih terlihat -Kemungkinan hangus kecil -Tidak ada kerak Keburukan mengukus: -Waktu memasak lama -Bahannya banyak 3).Menanak nasi dengan cara di tim Langkah-Langkah: -Beras dicuci -Beras dimasukkan dalam panci kecil lalu diberi air, masukkan dalam panci besar yang berair jerangkan kurang lebih 1 jam sampai matang. Yang harus diperhatikan waktu mengetim:

-Panci harus ditutup rapat -Air harus setinggi dengan beras yang ada dalam panci yang lain b. Jagung Prosesnya tidak jauh berbeda dengan memasak nasi putih biasa. Alat yang digunakan sama tetapi bahannya berbeda yaitu beras jagung, beras dan air. Proses pengolahan beras jagung pun sama dengan cara menanak nasi. F. Pengolahan Umbi-Umbian Pangan umbi-umbian sebagai makanan pokok biasanya sebagai pangan sarapan pagi atau kudapan. Pengolahan umbi-umbian yang umum dilakukan adalah dengan perebusan, pengukusan dan penggorenagan.. Berikut ini diuraikan contoh pengolahan pangan umbi dari kentang yang diolah menjadi keripik. KERIPIK KENTANG Bahan yang dibutuhkan: 1. Kentang 1 kg 2. Minyak goreng 0,5 kg 3. Larutan kapur sirih secukupnya 4. Garam secukupnya Cara Pembuatan: 1. Kentang dikupas, lalu diiris tipis tipis, kemudian direndam dalam larutan kapur sirih (10 gr liter air) selama 3-5 jam. Setelah itu dicuci lalu ditiriskan. 2. Panaskan air hingga mendidih lalu ditambahkan garam 10 g/liter air, irisan kentang direndam dalam air selama 5-10 menit, kemudian tiriskan. 3. Irisan kentang dijemur dibawah sinar matahari sampai kering 4. Irisan kentang digoreng dalam minyak panas Tepung Kacang Hijau Pembuatan Tepung Kacang Hijau Kacang hijau merupakan salah satu kacang-kacangan yang dimanfaatkan sifat fungsional dari patinya, yaitu dibuat tepung hungkue. Pati kacang hijau terdiri dari amilosa 28.8% dan amilopektin 71.2% dengan ukuran granula pati 6 12 16 33µm dan suhu gelatinisasi 71.3-71.7 o C. Selain pati, dalam tepung kacang hijau

ditemukan juga sukrosa (1.2-1.8%), rafinosa (0.3-1.1%), stakiosa (1,65-2.50%) dan verbakosa (2.10-3.80%) (Muchtadi, dkk, 2010). Pembuatan tepung kacang hijau diawali dengan dilakukannya sortasi dengan tujuan memisahkan biji kacang hijau yang bagus dan rusak biji yang bagus kemudian direndam dalam air dengan perbandingan 3:1 selama 8-12 jam. Setelah direndam maka dilakukan pengukusan agar antitripsin dan enzim lipoksigenase menjadi tidak aktif sehingga tepung menjadi bergizi dan berbau serta mempermudah pengelupasan kulit. Dan perlu diperhatikan waktu yang digunakan untuk perendaman dan pegukusan ini karena beberapa penelitian menyatakan bahwa terlalu lama waktu perendaman dan pengukusan, kadar protein larut air pada kacang hijau akan semakin berkurang. Setelah dikukus, langkah berikutnya adalah memisahkan kulit dari biji nya, hal ini dilakukan agar komponen minyak dalam kacang hiaju akan berkurang untuk mencegah proses oksidasi yang akan menimbulkan ketengikan pada tepung. Setelah dikuliti, kemudian dilakukan pengeringan dalam oven pada suhu 60 o C selama 20-24 jam dengan tujuan menghilangkan kadar air pada kacang hijau tersebut. Pengurangan kadar air tersebut akan memberikan beberapa keuntungan seperti memperpanjang daya simpan karena mampu menahan aktivitas mikroorganisme yang senang dengan air. Suhu udara pengering sangat berpengaruh terhadap kualitas biji. Suhu yang sangat tinggi menyebabkan kenaikan jumlah biji yang pecah dan retak, perubahan warna biji, penurunan jumlah pati yang diperoleh serta kualitas protein. Dan hal ini akan memberikan pengaruh pada berbagai olahan yang menggunakan tepung kacang hijau seperti penurunaan kualitas (Muchtadi dkk, 2010). Setelah dilakukan pengeringan, proses selanjutnya adalah grinding atau penggilingan. Hasil grinding kemudian diayak dengan ayakan thyller dengan ukuran 60 mesh. Ukuran ayakan thyller ini sangat mempengaruhi rendemen tepung yang dihasilkan, semakin kecil ukuran ayakan thyller maka rendemen tepung yang dihasilkan semakin banyak. Pengamatan Karakteristik Sensori dan Fisik Tepung Kacang Hijau Karakteristik tepung kacang hijau yang diamati berupa warna, aroma, densitas kamba serta bentuk dan ukuran granula pati. Nilai densitas kamba diperoleh dari perbandingan bobot bahan dengan volume yang ditempatinya, penghitungan densitas kamba ini perlu dilakukan untuk proses pengemasan. Densitas kamba tepung kacang hijau adalah sebesar 0.7 gr/ml. Ini berarti bahwa sebanyak 0.7 gram

tepung kacang hijau memiliki bobot yang sama dengan tepung kacang hijau sebanyak 1 ml. Warna tepung kacang hijau adalah krem dengan aroma kacang hijau yang cukup melekat, warna krem tepung yang dihasilkan merupakan akibat dari berbagai proses penepungan yang mengakibatkan pudarnya warna dasar pada kacang hijau. Seperti proses pengulitan yang secara langsung menghilangkan kulit kacang yang mengandung pigmen klorofil (pigmen penyebab warna hijau). Sementara itu, granula pati pada kacang hijau adalah bulatan yang tidak merata dengan jarak yang saling melekat. Ukuran granula patinya cenderung kecil namun merata. Beikut ini adalah gambar dan ukuran granula pati yang diamati di mikroskop: 2. Tepung Kedelai Pembuatan tepung kedelai diawali dengan dilakukannya sortasi untuk memisahkan kacang yang rusak, kemudian dilakukan perendaman dalam air dengan perbandingan 3:1 selama 8-16 jam, sama halnya dengan proses pembuatan tepung legum lainnya. Namun dampaknya adalah semakin lama direndam maka rendemen yang dihasilkan akan semakin mengecil, rendemen yang semakin mengecil ini disebabkan oleh adanya bagian dari kedelai yang hilang atau terbuang selama perlakuan yaitu pada proses pencucian dan pengelupasan kulit yang tidak disengaja, selain itu ada sebagian protein yang bersifat larut dalam air dan lembaga pada biji kedelai terlepas pada saat perendaman tersebut. Selain rendemennya yang mengecil, lama pernedaman juga mempengaruhi kandungan protein dalam kacang kedelai tersebut. Semakin lama waktu perendaman maka kadar protein semakin menurun (Rani, 2013). Maka dari itu, perlu dilakukan perendaman dengan waktu yang optimal yaitu selama ±8 jam. Setelah direndam, kacang hijau direbus dalam air ±300 ml air selama 20 menit agar mempermudah proses pengelupasan kulit. Kemudian hasil rebusan ditiriskan, dan dipisahkan kulit dari biji kedelainya, diperlukan sebuah mesin untuk mengelupas kulit kedelai ini sebab jika dilakukan secara manual membutuhkan waktu yang cukup lama. Kulit kedelai dipisahkan karena kandungan minyak terbesar pada kedelai adalah terdapat pada bagian kulitnya dan jika kulit tersebut dibiarkan maka akan mempercepat proses ketengikan pada tepung. Setelah dikuliti, kemudian dilakukan pengeringan dalam oven pada suhu 60 o C selama 24 jam dengan tujuan untuk menghilangkan kadar air pada kavang kedelai tersebut. Lalu dilakukan penggilingan dengan grinder untuk menghaluskan kedelai

tersebut. Setelah dihaluskan maka diayak dengan ayakan thyller dengan ukuran 60 mesh. Sama halnya dengan proses pembuatan tepung loada umumnya, ukuran ayakan thyller ini mempengaruhi rendemen tepung yang dihasilkan semakin kecil ukuran ayakan thyller maka rendemen tepung yang dihasilkan semakin banyak. Karakteristik Fisik dan Sensori Tepung Kedelai Sama halnya dengan tepung kacang hijau, karakteristik tepung kedelai yang menjadi perhatian adalah warna, aroma, densitas kamba, serta bentuk dan ukuran granula pati. Warna tepung kedelai adalah kuning kusam, warna tersebut tidak jauh berbeda dengan biji kedelai sebagai bahan dasar, hanya saja warna tepung kedelai terlihat sedikit lebih kusam, hal ini dikarenakan warna kuning mengkilap yang terdapat pada kulit kacang harus dikelupas pada proses penepungan.. Sementara itu, berdasarkan hasil pengamatan, diketahui bahwa densitas kamba pada tepung kedelai adalah sebesar 0.476 gr/ml. Tepung Terigu Tepung terigu merupakan hasil penggilingan biji gandum. Sebelum digiling, biji gandum harus dipisahkan terlebih dahulu dari sekam, kulit ari dan bagian lembaganya. Lembaga biji gandum banyak mengandung minyak sehingga jika ikut digiling, tepung terigu yang dihasilkan mudah mengalami ketengikan. Dan untuk memperoleh tepung terigu yang berwarna putih maka perlu dilakukan bleaching (Muchtadi dkk, 2010). Pengamatan karakteristik tepung terigu yang dilakukan pada praktikum ini adalah densitas kamba, uji kapasitas terigu dalam menyerap air, uji gluten dan uji bleaching. Berdasarkan hasil pengamatan, diketahui bahwa densitas kamba tepung terigu adalah sebesar 0.52 gr/ml. Sementara itu, kapasitas terigu dalam menyerap air air adalah sebesar 56%. Daya serap air tepung terigu perlu diketahui dalam penyusunan formula adonan yang berbahan dasar tepung terigu seperti roti. Penambahan air pada pembuatan adonan roti disesuaikan dengan daya serap air dari terigunya. Penetapan daya serap air terigu juga dapat digunakan untuk menilai mutu tepung terigu. Daya serap air sekitar 60% dianggap baik. Makin rendah daya serap air terigu, maka semakin rendah pula mutu terigu tersebut (Muchtadi dkk, 2010). Sedangkan kadar gluten pada terigu adalah sebesar 40%, persentase yang besar tersebut merupakan alasan gluten menjadi bagian yang khas dari terigu. Gluten

merupakan protein tidak larut air yang hanya terdapat pada tepung terigu. Gluten mempunyai peranan penting sehubungan dengan fungsi terigu sebagai bahan dasar pembuatan roti. Adonan roti mempunyai sifat yang liat/elastis dan licin permukaannya. Gluten merupakan komponen tepung terigu yag membentuk sifat tersebut (Muchtadi dkk, 2010). 4. Tepung Beras Tepung beras merupakan, hasil penggilingan beras. Sebelum digiling, beras harus dipisahkan terlebih dahulu dari sekam, kulit ari dan bagian lembaganya. Sama halnya dengan tepung yang lain, jkkuntuk memperoleh tepung beras yang berwarna putih maka perlu dilakukan bleaching. Densitas kamba tepung beras adalah sebesar 0.454 gram/ml. D. DAFTAR PUSTAKA Muchtadi, dkk. 2010. Ilmu Pengetahuan Bahan Pangan. Bandung:Alfabetha. Rani, Hertini, dkk. 2013.Optimasi Proses Pembuatan Bubuk Tepung Kedelai. Jurnal Penelitian Pertanian Terapan Vol. 13 (3): 188-196.