BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki keanekaragaman suku, adat, ras dan agama. Keberagaman tersebut menjadikan negara ini mempunyai bermacam-macam budaya yang diwariskan oleh para leluhur. Namun kesadaran anak muda zaman sekarang akan pentingnya melestarikan budaya Indonesia mulai meredup. Bukan hal yang tak mungkin jika budaya Indonesia akan menghilang di masa depan. Salah satu budaya Indonesia yang masih dilestarikan yaitu upacara adat. Sebelum pengaruh India masuk Indonesia, masyarakat kuno Nusantara telah mengenal tata cara upacara. Proses upacara ini dilaksanakan untuk menghormati roh-roh nenek moyang dan dapat dilakukan pada berbagai kesempatan. Ada upacara yang dilaksanakan pada proses penguburan, saat keperluan perkawinan, pengangkatan kepala suku, saat masa panen tiba atau menjelang peperangan. Kebiasaan yang berkembang di masyarakat ini didasari oleh adanya keyakinan agama ataupun kepercayaan mereka. Ada kalanya upacara itu berkaitan dengan legenda yang berkembang di kalangan masyarakat tentang asal-usul keturunan mereka, sehingga upacara adat juga sebagai alat legitimasi tentang keberadaan mereka seperti yang tertuang dalam cerita rakyat tersebut. Hal ini tak berbeda jauh dengan prosesi upacara ruwatan potong rambut gimbal di dataran tinggi Dieng. Bagi kebanyakan orang, rambut gimbal adalah pilihan untuk mencerminkan gaya hidup. Tidak demikian dengan rambut gimbal yang banyak ditemui 1
2 pada anak-anak kecil di dataran tinggi Dieng, Wonosobo. Sebagai tanah yang dipercaya sebagai tempat bersemayamnya para dewa, berbagai mitos masih sangat kental terasa dalam kehidupan masyarakatnya. Salah satunya yang menarik adalah fenomena anak gimbal ini. Anak gimbal Dieng terlahir normal, sama dengan anak-anak yang lain. Pada suatu fase, tiba-tiba rambut mereka berubah menjadi gimbal dengan sendirinya. Berbagai penelitian untuk menyelidiki penyebabnya secara ilmiah belum membuahkan hasil. Pada kesehariannya anak-anak ini tidak jauh berbeda dan tidak diperlakukan spesial dibandingkan temantemannya. Hanya saja mereka cenderung lebih aktif, kuat dan agak nakal. Apabila bermain dengan sesama anak gimbal, pertengkaran mereka cenderung sering terjadi di antara mereka. Warga Dieng percaya bahwa mereka ini keturunan pepunden atau leluhur abadi pendiri Dieng, yaitu Kyai Kolodete dan ada makhluk gaib yang menghuni dan menjaga rambut gimbal ini. Tidak ada yang tahu kapan dan siapa anak yang akan menerima anugerah ini. Konon Kyai Kolodete pernah berpesan agar masyarakat benar-benar menjaga dan merawat anak yang memiliki rambut gimbal. Ritual ruwatan potong rambut gimbal merupakan upacara pemotongan rambut pada anak-anak yang memiliki rambut gimbal yang dilaksanakan oleh masyarakat Dieng terutama di Kabupaten Wonosobo dan Banjarnegara. Ritual ini umumnya dilaksanakan setiap pada tanggal satu Suro, meski sebenarnya tidak ada tanggal tertentu dalam pelaksanaannya karena biasanya dilakukan secara massal untuk menekan biaya yang dikeluarkan oleh keluarga yang menyelenggarakan ritual ini. Mulai tahun 2010 ritual ruwatan potong rambut gimbal diadakan pada Dieng Culture Festival sebagai salah satu event tahunan di Dieng. Tujuan dari
3 prosesi ritual ruwatan ini adalah untuk membuang segala bencana, kejahatan, dan malapetaka sehingga anak yang diruwat memperoleh keselamatan dan kebahagiaan, sekaligus untuk memohon keselamatan dan kesejahteraan bagi warga Dieng. Penulis memang tak memiliki pengalaman langsung terhadap fenomena rambut gimbal, kisah yang diceritakan oleh salah satu guru bahasa Jawa saat penulis masih menjadi pelajarlah yang membuat tertarik mengangkat tradisi ini. Beliau menceritakan bahwa ada anak gimbal memiliki permintaan yang tak wajar yaitu menginginkan buang gas milik salah satu pejabat. Hal inilah yang membuat penulis berminat dan masih terngiang-ngiang tentang anak gimbal tersebut saat melakukan proses penulisan tugas akhir ini. Penulis melihat potensi yang bisa dikembangkan dari budaya lokal di dataran tinggi Dieng yaitu ruwatan potong rambut gimbal. Sejauh ini belum ada komik yang mengadaptasi dari prosesi ruwatan ini. Komik merupakan salah satu media yang dapat digunakan mempromosikan suatu produk ataupun perusahaan. Komik adalah susunan gambar dan kata-kata untuk menceritakan suatu atau mendramatisasi suatu ide (Will Eisner:1986). Rendahnya tingkat membaca buku di Indonesia salah satunya disebabkan oleh ketidaktertarikannya masyarakat akan buku penuh tulisan dibandingkan buku yang lebih banyak berisi gambar. Buku komik menjadi salah satu buku yang cukup diminati di Indonesia. Dengan latar belakang tersebut, penulis mengusulkan sebuah komik dengan mengadaptasi kebudayaan lokal ruwatan potong rambut gimbal di dataran tinggi Dieng. Oleh karena itu penulis mengajukan PERANCANGAN KOMIK RUWATAN RAMBUT GIMBAL DI DIENG sebagai judul konsep kolokium.
4 B. Rumusan Masalah Dari latar belakang di atas maka ditentukan masalah yang relevan dengan prosesi ruwatan potong rambut gimbal di Dieng dan antara lain; 1. Bagaimana merancang komik yang dapat memperkenalkan tentang prosesi ruwatan potong rambut gimbal di Dieng? 2. Bagaimana memilih dan merancang media promosi untuk komik prosesi ruwatan potong rambut gimbal di Dieng yang mampu menarik minat audience? C. Tujuan Perancangan Berdasarkan rumusan masalah yang ada di atas memunculkan tujuan merancang komik Ruwatan Potong Rambut Gimbal di Dieng antara lain; 1. Memperkenalkan prosesi ruwatan potong rambut gimbal yang terjadi di Dieng. 2. Memilih dan merancang media promosi komik Ruwatan Potong Rambut Gimbal di Dieng yang mampu menarik minat audience. D. Manfaat Perancangan Berdasarkan tujuan perancangan yang ada di atas memunculkan manfaat merancang komik Ruwatan Potong Rambut Gimbal di Dieng antara lain; 1. Meningkatkan ketertarikan remaja Indonesia terhadap budaya Indonesia. 2. Menjadi media yang memperkenalkan kebudayaan Nusantara. E. Metodologi Penelitian Konsep perancangan buku komik Ruwatan Potong Rambut Gimbal di dataran tinggi Dieng ini, disusun berdasarkan atas kaidah penulisan dengan pendekatan penelitian kualitatif deskriptif. Penelitian kualitatif deskriptif ini
5 adalah penelitian yang mengarah pada pendeskripsian secara rinci dan mendalam baik kondisi maupun proses, dan juga hubungan atau saling keterkaitannya mengenai hal-hal pokok yang ditemukan pada sasaran penelitian. Melalui penelitian menggunakan pendekatan ini, memungkinkan untuk divisualisasikan rekomendasi desain berupa perancangan buku komik sebagai output (H.B Sutopo). Oleh karena itu, bentuk dan strategi penulisan konsep ini berdasarkan atas kerangka pikir berikut ini: gambar 1. Bagan Kerangka Pikir Penelitian yang digunakan dalam menyusun konsep perancangan ini. Perancangan buku komik mengenai Ruwatan Potong Rambut Gimbal di Dieng ini melalui proses yang panjang. Diawali dari kepekaan penulis sebagai kontributor DKV yang memandang akan urgensinya ruwatan potong rambut gimbal sehingga permasalahan yang harus dipecahkan dengan pendekatan DKV.
6 Oleh sebab itu objek perancangan dalam konsep ini adalah Ruwatan Potong Rambut Gimbal. Penemuan data dilakukan dalam beberapa teknik sebagai berikut: 1. Wawancara Dalam buku penelitian kualitatif, wawancara sumber data yang sangat penting dalam penelitian kualitatif adalah berupa manusia sebagai narasumber. Secara umum terdapat dua jenis wawancara yaitu terstruktur dan tidak terstruktur yang disebut wawancara mendalam (in depth interviewing). 2. Observasi Teknik observasi digunakan untuk menggali data dari sumber data yang berupa peristiowa, tempat atau lokasi dan benda serta foto dan video. Observasi dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. 3. Studi Pustaka Merupakan metode pembahasan berdasarkan pada buku-buku referensi yang bertujuan untuk memperkuat materi pembahasan maupun sebagai dasar untuk menggunakan rumus-rumus tertentu dalam menganalisa dan mendesain suatu struktur. 4. Kuesioner Kuesioner merupakan daftar pertanyaan bagi pengumpulan data dalam penelitian. Cara mengajukan pertanyaan tersebut pada informan dapat dilakukan baik secara lisan maupun secara tertulis.