Bab I Pendahuluan. Pendidikan adalah sebagai usaha sadar dan terencana untuk dapat mewujudkan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan zaman saat ini, pendidikan adalah suatu hal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberhasilan pembangunan nasional dalam suatu Negara salah satunya

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan yang didasari atas pengetahuan, keterampilan dan sikap sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kompetitif. Dengan semakin berkembangnya era sekarang ini membuat kinerja

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA KUASA DIREKTUR JENDERAL BIMBINGAN MASYARAKAT KRISTEN,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang bertugas untuk mendidik siswa menjadi manusia seutuhnya.

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Diantara elemen tersebut adalah instruktur atau pendidik, materi ajar, metode, tujuan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sesuatu yang harus diikuti oleh semua orang. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya

GURU HONORER ANTARA TANTANGAN DAN HARAPAN

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Hal ini bersentuhan dengan Undang - undang Nomor 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dunia pendidikan sedang diguncang oleh berbagai perubahan seperti

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR.. TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. utama dalam pembangunan pendidikan, khususnya yang diselenggarakan

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2007 TENTANG PENYALURAN TUNJANGAN PROFESI BAGI GURU

BAB I PENDAHULUAN. sekolah tidak akan dapat menjalankan fungsinya sebagai tempat belajar jika tidak ada

BAB I PENDAHULUAN. diimbangi dengan adanya peningkatan standar kualitas sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah komponen yang berperan penting sebagai modal utama

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penelitian Hasanah Ratna Dewi, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tantangan terberat bagi bangsa Indonesia pada era globalisasi abad

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. itu, hampir semua negara menempatkan pendidikan sebagai sesuatu yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Madrasah Tsanawiyah Kifayatul Achyar

BAB I PENDAHULUAN. pendidikannya. Dalam pengembangan pendidikan di Indonesia pihak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah hal yang penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan dilakukan berdasarkan rancangan yang terencana dan terarah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia. Masyarakat Indonesia dengan laju. peningkatan sumber daya manusia. Mulyasa (2011:3) mengemukakan:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan merupakan faktor penunjang utama dalam maju atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sertifikasi guru merupakan salah satu terobosan dalam dunia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. ini karena tanpa pendidikan manusia akan sulit berkembang dan akan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pendidikan yang dilakukan pemerintah saat ini sangatlah

SERTIFIKASI GURU MERUPAKAN PERLINDUNGAN PROFESI. Sugeng Muslimin Dosen Pend. Ekonomi FKIP Unswagati ABSTRAK

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

PROSEDUR DAN MEKANISME SERTIFIKASI GURU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Pedoman Pelaksanaan Penyaluran Tunjangan Profesi Pendidik Melalui Dana Dekonsentrasi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Guru sebagai salah satu sumber daya sebuah sekolah yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

NOMOR REGISTRASI GURU (NRG)

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan negara. Begitu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rendahnya kualitas pendidik di Indonesia merupakan cerminan rendahnya

2017, No Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan Lembara

Sasaran dan. Pengembangan Sikap Profesional. Kompetensi Dasar

BAB I PENDAHULUAN. Profesi Guru telah hadir cukup lama di negara Indonesia ini, meskipun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

INPASSING PANGKAT DOSEN BUKAN PEGAWAI NEGERI SIPIL BIRO SUMBER DAYA MANUSIA KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepita Ferazona, 2013

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan secara keseluruhan, yang harus mendapat perhatian sentral, pertama,

BAB I PENDAHULUAN. pemangku kepentingan (stakeholders), baik dari pihak pemerintah maupun

SIMULASI TENTANG CARA PENGISIAN SKP DOSEN TETAP YAYASAN. KOPERTIS WILAYAH I SUMATERA UTARA 29.d 30 JANUARI 2018

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan pada hakekatnya merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia dalam rangka meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia. dan Undang-undang Dasar Tahun Upaya tersebut harus selalu

KOMPETENSI ALUMNI PG PAUD FIP UNNES DI LEMBAGA PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Itan Tanjilurohmah,2013

KAJIAN TUNJANGAN PROFESI GURU

BAB I PENDAHULUAN. terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses belajar agar peserta didik

SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DI INDONESIA. Imam Gunawan

II. TINJAUAN PUSTAKA. diharapkan. Pelaksanaan berasal dari kata laksana yang berarti bautan, sifat, dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting karena pendidikan merupakan

2017, No tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 45, Tambahan Lembaran Negara Republik Indone

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dan. Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 194, Tambahan Lembaran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEDOMAN PENILAIAN PROFIL KOMPETENSI GURU SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. auditor yang berkualitas, dapat diandalkan, dipercaya dan mampu menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu pengalaman belajar yang terprogram dalam

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Hal ini berkaitan dengan ha kikat pendidikan yaitu sebagai upaya

PEMBINAAN PENGELOLAAN TUNJANGAN PROFESI GURU SEKSI PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN TAHUN Visit Our Website: madrasahjatim.wordpress.

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia. Sesuai dengan tujuan pendidikan nasional dalam Undang-

BAB I PENDAHULUAN. yang menyandang predikat guru professional. Hal tersebut tertuang dalam

2015 PENGARUH GAJI TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI PADA GURU HONORER SMK BINA WARGA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan. bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

PROSEDUR SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN BERDASARKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

Program Pemberian Kesetaraan Jabatan dan Pangkat Bagi Guru Bukan Pegawai Negeri Sipil (Inpassing) Jenjang Dikdas

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui

Dasar Hukum. Tambahan Lembaran Negara RI No 4496); 1. UU No 20 Th 2003 ttg Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara RI Th 2003 No 78,

Transkripsi:

Bab I Pendahuluan Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah sebagai usaha sadar dan terencana untuk dapat mewujudkan suasana dan proses pembelajaran yang beragam agar peserta didik dapat mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya secara aktif dan memiliki pengendalian diri, kecerdasan, keterampilan dalam bermasyarakat, kekuatan spiritual keagamaan, kepribadian, dan akhlak mulia (UU SISDIKNAS no 20, 2003). Masyarakat berhak mendapatkan pendidikan yang bermutu, untuk dapat memberikan pendidikan yang bermutu, tentu lembaga-lembaga pendidikan harus juga menunjukan mutu yang baik. Untuk mendapatkan mutu yang baik tersebut diantaranya juga harus didukung dengan sumber daya manusia yang bermutu, artinya para guru harus bermutu juga. Bermutunya guru juga tidak terlepas dari mutu kesejahteraan pemerintah yang diberikan kepada para guru, maka penghasilan para guru yang mengajar baik guru PNS maupun guru honorer harus diperhatikan oleh pemerintah (UU SISDIKNAS nomor 20 pasal 5, 2003). Guru merupakan pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah (UU nomor 14 pasal 1 ayat 1, 2005). Peranan guru sangat penting dalam dunia pendidikan, karena selain berperan mentransfer ilmu pengetahuan ke peserta didik, guru juga dituntut dapat memberikan pendidikan karakter begitu juga seorang guru harus menjadi contoh karakter yang baik bagi anak didiknya. Menurut Mulyasa (2011, seperti yang dikutip dalam Wardana, 2013) mengatakan bahwa guru adalah komponen yang paling menentukan dalam sistem pendidikan secara keseluruhan, yang harus mendapatkan perhatian sentral, pertama dan utama. Figur yang satu 1

2 ini akan senantiasa menjadi sorotan strategis ketika berbicara masalah pendidikan, karena guru selalu terkait dengan komponen manapun dalam sistem pendidikan. Guru juga memegang peranan utama dalam pembangunan pendidikan, khususnya yang diselenggarakan secara formal disekolah. Guru sangat menentukan keberhasilan peserta didik, terutama dalam kaitannya dengan proses belajar-mengajar. Begitu juga dalam terciptanya hasil pendidikan yang berkualitas, guru sangat mempengaruhinya. Oleh karena itu, upaya perbaikan apapun yang dilakukan untuk dapat meningkatkan kualitas pendidikan tidak akan memberikan dampak yang signifikan tanpa didukung oleh guru yang professional dan berkualitas. Dengan kata lain, perbaikan kualitas pendidikan harus berpangkal dari guru dan berujung pada guru. Maka dari itu jika guru tidak dapat berperan dengan baik, sulit rasanya untuk dapat memajukan bangsa ini melalui peserta didik apabila pendidiknya tidak berkualitas. Pemerintah sudah melaksanakan kebijakan pemberian tunjangan profesi dan tunjangan khusus GBPNS (Guru Bukan Pegawai Negeri Sipil) dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan guru dengan memberikan tunjangan kepada guru yang sudah lulus sertifikasi guru professional, nominal yang didapat pun berbeda tergantung pada golongannya. Melalui peraturan yang dibuat oleh Menteri Keuangan, Menteri Pendidikan Nasional dan Menteri Agama, Pemerintah memberikan penyetaraan pada guru-guru honorer dengan istilah SK Inpassing (Surat Keputusan Inpassing) yang bermaksud memberikan kesetaraan guru honorer memiliki kepangkatan seperti hal nya pada guru-guru Pegawai Negeri Sipil (PNS). Inpassing GBPNS adalah proses penyetaraan jabatan dan kepangkatan GBPNS dengan jabatan dan kepangkatan Guru Pegawai Negeri Sipil (Pedoman Inpassing Kemendikbud, 2010). Maka dari itu, hal ini sebagai upaya untuk meningkatkan kesejahteraan para guru honorer.

3 Berbagai upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah, salah satunya dengan SK Inpassing ini agar para guru yang berstatus honorer senantiasa dapat meningkatkan kualitas dalam melaksanakan pekerjaannya karena sebagai profesi yang penting dalam menentukan kualitas peserta didik harus mempunyai semangat yang tinggi dalam melaksanakan tugasnya sebagai seorang guru sehingga dapat berpengaruh kepada peserta didik, misalnya para murid menjadi giat dalam belajar karena guru mencerminkan sifat yang rajin dan penuh semangat. Namun pada kenyataannya, masih banyak guru honorer yang kinerjanya tidak baik sehingga tidak mampu memberikan contoh teladan yang baik bagi anak didiknya, seperti masih adanya guru yang tidak hadir pada saat jadwal mengajar, tidak mengajar sampai jadwal selesai, meniadakan kelas secara tiba-tiba, hanya mengisi daftar hadir guru namun tidak mengajar dengan maksimal sehingga dampaknya pun banyak siswa yang keluar kelas pada saat jam belajar dan kelas pun menjadi gaduh. Rendahnya kinerja pada guru-guru honorer dapat dipengaruhi oleh persepsi individu masing-masing tentang siapa yang dapat menentukan keberhasilan dalam hidupnya. Hal ini termasuk pada keyakinan individu bahwa keberhasilan dan kegagalan dalam hidupnya adalah disebabkan oleh kendali dalam dirinya, dalam psikologi dikenal dengan sebutan locus of control. Locus of control atau lokus pengendalian adalah merupakan kendali individu atas pekerjaan dan kepercayaan terhadap keberhasilan diri individu tersebut. Sedangkan internal locus of control adalah individu yang memiliki keyakinan bahwa ia bertanggung jawab atas perilaku kerjanya di organisasi (Rotter, 1966 dalam Ghufron dan Risnawati, 2014). Individu yang memiliki internal locus of control, apabila berada dalam situasi konflik seperti merasa kurang puas atas gaji yang diterima selama ini sehingga kurang dalam mencukupi kebutuhan ekonominya. Individu tersebut memiliki keyakinan bahwa setiap apa yang terjadi dalam kehidupannya adalah atas usaha yang telah dilakukannya selama ini dan

4 tetap bekerja keras, sehingga individu tersebut akan selalu menerima atau bersyukur dan selalu bertanggung jawab dalam setiap pekerjaannya. Begitu juga bagi seorang guru honorer yang profesional, dalam menjalankan tugasnya sebagai seorang guru seharusnya mempunyai semangat yang tinggi dalam melaksanakan tugasnya dengan sebaik mungkin tanpa melihat statusnya sebagai guru Honorer atau guru Pegawai Negeri Sipil. Seorang guru yang memiliki internal locus of control dalam dirinya akan selalu bertanggung jawab dalam setiap pekerjaannya dengan semangat yang tinggi dan tidak merasa dikucilkan atau tidak berharga karena gaji yang tidak seberapa dan merasa bukan guru tetap dan mempunyai persepsi bahwa usahanya harus tetap dilakukan untuk dapat menggapai keberhasilan dalam hidupnya, sehingga akan berpengaruh terhadap kinerjanya disekolah. Kinerja merupakan pencapaian kerja yang optimal sesuai dengan potensi yang dimiliki dan sejauh mana aktivitas seseorang dalam melaksanakan tugas dan berusaha dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Robbins, 2006). Berdasarkan Undang-undang yang telah ditetapkan mengenai peraturan seorang guru dan dosen, guru harus melaksanakan kewajibannya yaitu dapat merencanakan pembelajaran, meningkatkan kualifikasi akademik dan kompetensi yang dimiliki, dapat bertindak secara objektif, menjunjung kode etik guru, dan mampu memelihara persatuan bangsa (UU nomor 14 Tahun 2005 pasal 20 tentang kewajiban seorang Guru dan Dosen). Selain peraturan tersebut, seorang guru juga harus mampu dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan baik. Dengan demikian, terlihat bahwa tugas seorang guru honorer lebih berat daripada guru PNS, selain mendapat bayaran yang lebih kecil dari PNS, guru honorer juga harus melaksanakan seluruh kewajiban-kewajiban yang telah ditetapkan dengan baik dan benar. Sehingga guru honorer yang memiliki internal locus of control tinggi dalam dirinya dapat menciptakan hasil kerja atau kinerja yang sempurna.

5 Menurut Hariri, Kasi Kurikulum dan Evaluasi Bidang Pendidikan Madrasah Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Banten/ Plt Kasi Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK) (komunikasi personal, 21 September 2017) menyatakan bahwa guru profesional tidak akan memikirkan gaji, tunjangan atau sebagainya, mereka akan tetap bekerja dengan baik sebagaimana tugasnya sebagai guru yang harus mendidik peserta didiknya sehingga menciptakan anak didik yang berkualitas. Sedangkan guru yang tidak profesional, mereka selalu memikirkan tunjangan selain memikirkan gaji yang tidak seberapa, mereka pun memikirkan kebutuhan hidup yang semakin besar biayanya. Hal ini selalu menjadi pertimbangan bagi mereka apakah harus bekerja dengan gaji yang sedikit atau tidak menjalankan tugasnya karena gaji tidak sebanding dengan pekerjaannya disekolah. Bagi guru-guru yang mempunyai keyakinan pada diri sendiri yang tinggi mereka akan mengesampingkan hal itu, karena bagi mereka tanggung jawab adalah nomor satu dan mereka memiliki keyakinan bahwa dirinya mampu menghadapi apa yang akan dihadapi dalam hidupnya. Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan terhadap 10 orang guru honorer yang telah mendapatkan SK Inpassing di MA Lingkungan Kementerian Agama Kabupaten Serang dan 2 orang dari pihak Kementerian Agama yaitu Kasi Kurikulum dan Evaluasi Bidang Pendidikan Madrasah Kanwil Kemenag Provinsi Banten/plt Kasi PTK dan bagian Jabatan Fungsional Umum (JFU) pada seksi PTK. Pada tanggal 21 September 2017, didapatkan data awal yaitu sebanyak 20% dari guru honorer yang telah mendapatkan SK Inpassing mengatakan bahwa merasa puas dengan kinerja dalam mengajarnya, karena tidak menganggap bahwa dengan adanya SK Inpassing dapat meningkatkan motivasinya. Guru Honorer tersebut juga mengatakan bahwa motivasi itu munculnya dari dalam diri bukan dengan tunjangan. Sedangkan 80% dari guru honorer tersebut mengatakan tidak merasa puas dengan kinerjanya dalam mengajar selama ini dikarenakan merasa tidak puas

6 dengan bayaran yang telah diterimanya selama ini. Guru honorer tersebut juga mengatakan bahwa SK Inpassing bisa meningkatkan kinerjanya dalam mengajar walaupun sampai saat ini SK Inpassing tersebut belum semua cair. Berdasarkan hasil evaluasi dari Kementerian Agama Serang pada seksi Pendidikan Madrasah (Penmad) Kabupaten Serang dan Ketua seksi PTK mengatakan bahwa adanya SK Inpassing ini bagaimana mereka yang menerimanya, ada yang dapat meningkatkan kinerjanya namun ada juga yang tidak dapat meningkatkan kinerja dalam mengajar. Pada penelitian sebelumnya, yang dilakukan oleh Chen-Jui, (2005) yang berjudul The impact of locus of control on job stress, job performance and job satisfaction in Taiwan dengan hasil bahwa terdapat hubungan internal locus of control dengan kinerja. Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Patten (2005) yang berjudul An analysis of the impact of locus-of-control on internal auditor job performance and satisfaction dengan hasil bahwa individu dengan locus of control internal memiliki hubungan yang dekat dengan kinerja yang tinggi. Dan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Aji, (2010) yang berjudul Analisis Dampak Dari Locus of Control Pada Tekanan Kerja, Kepuasan Kerja, Dan Kinerja Auditor Internal dengan hasil bahwa auditor dengan locus of control internal mempunyai kinerja yang lebih baik. Oleh karena itu peneliti bermaksud untuk melihat dan meneliti lebih lanjut terkait pengaruh kedua variabel tersebut. Penelitian ini akan dilakukan kepada guru-guru honorer di MA Kabupaten Serang mengenai pengaruh internal locus of control terhadap kinerja.

7 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan tersebut maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : Apakah terdapat pengaruh Internal Locus of Control terhadap Kinerja Guru Honorer yang mendapatkan SK Inpassing di Madrasah Aliyah Lingkungan Kementrian Agama Kabupaten Serang? Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh internal locus of control terhadap Kinerja Guru Honorer yang mendapatkan SK Inpassing di Madrasah Aliyah Lingkungan Kementrian Agama Kabupaten Serang. Kegunaan Penelitian Kegunaan Teoritis. Secara teoritis, penelitian ini untuk memperkaya dan memperdalam pengetahuan dalam bidang Psikologi. Khususnya dalam bidang Psikologi Industri dan Organisasi yang terkait kinerja pegawai dalam organisasi, kemudian Psikologi Sosial, dan Psikologi Positif mengenai Locus of Control. Kegunaan Praktis. Bagi para guru honorer, penelitian ini diharapkan dapat menjadi evaluasi diri sehingga dapat meningkatkan kinerja dalam mengajar. Penelitian ini juga semoga dapat menjadi bahan masukan bagi penelitian selanjutnya karena mungkin ada aspek atau objek yang terkait belum tercakup dalam penelitian ini.