BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. karya seni yang memiliki kekhasan dan sekaligus sistematis. Sastra adalah

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah karya fiksi yang berisi imajinasi seorang

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman pengarang. Karya sastra hadir bukan semata-mata sebagai sarana

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan cerminan, gambaran atau refleksi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sastra sangat dipengaruhi oleh bahasa dan aspek-aspek lain. Oleh karena

BAB I PENDAHULUAN. dari banyak karya sastra yang muncul, baik berupa novel, puisi, cerpen, dan

BAB I PENDAHULUAN. referensial (Jabrohim 2001:10-11), dalam kaitannya dengan sastra pada

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra adalah sebuah karya yang indah yang mempunyai banyak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Sastrawan yang dicetak pun semakin banyak pula dengan ide-ide dan karakter. dengan aneka ragam karya sastra yang diciptakan.

BAB I PENDAHULUAN. Wellek dan Warren (1993:14) bahasa adalah bahan baku kesusastraan, seperti

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai ungkapan pribadi manusia berupa pengalaman,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra adalah alat yang digunakan sastrawan untuk mengungkapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. puisi. Latar belakang kehidupan yang dialami pengarang, sangat berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra tidak lahir dalam situasi kekosongan budaya, budaya tidak hanya. konvensi atau tradisi yang mengelilinginya.

BAB I PENDAHULUAN. kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena. kehidupan dalam lingkungan sosialnya (Al- Ma ruf 2009: 1).

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan kehidupan yang diwarnai oleh sikap, latar belakang dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memberikan atau menyampaikan suatu hal yang di ungkapkan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. gagasan, ide, dan perasaan seorang pengarang. Daya imajinasi inilah yang mampu

intrinsiknya seperti peristiwa, plot, tokoh, latar, sudut pandang, dan lain-lain yang semuanya bersifat imajinatif. Novel adalah karya fiksi yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang kaya kebudayaan. Kebudayaan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra tidak lahir dalam kekosongan budaya (Teew, 1991:

BAB I PENDAHULUAN. etimologis, fiksi berasal dari akar kata fingere (Latin) yang berarti berpurapura.

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan hasil pekerjaan kreatif manusia. Karya sastra

BAB I PENDAHULUAN. emosional (Nurgiyantoro: 2007:2). Al-Ma ruf (2010:3) berpendapat bahwa,

BAB I PENDAHULUAN. pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. juga memberikan pengalaman dan gambaran dalam bermasyarakat.

I. PENDAHULUAN. problematika yang dialaminya dalam kehidupan. Problematika dapat timbul

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ataupun kitab-kitab pengajaran, Teeuw dalam Susanto (2012 : 1).

BAB I PENDAHULUAN. sangat dipengaruhi oleh bahasa dan aspek-aspek lain. Oleh karena itu, bagi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. imajinatif peran sastrawan dan faktor-faktor yang melingkupi seorang sastrawan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bangsa. Melalui karya sastra manusia bisa mengetahui sejarah berbagai hal,

BAB 1 PENDAHULUAN. pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil ciptaan manusia

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam menggambarkan kehidupan baik kehidupan dari diri pengarang

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan bentuk karya seni kreatif yang menggunakan objek manusia

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologi, sastra berasal dari bahasa latin, yaitu literatur

BAB I PENDAHULUAN. tulisan atau bisa disebut dengan bahasa tulis.

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran bahasa Indonesia adalah menyimak, berbicara, membaca, dan. kesatuan dari aspek bahasa itu sendiri (Tarigan, 2008: 1).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengarang menciptakan karya sastra sebagai ide kreatifnya. Sebagai orang yang

BAB I PENDAHULUAN. menarik perhatian siswa. Selama ini pembelajaran sastra di sekolah-sekolah

PENDAHULUAN. sosialnya. Imajinasi pengarang dituangkan dalam bentuk bahasa yang kemudian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sastra mempunyai dua manfaat atau fungsi sebagaimana yang

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. melalui cipta, rasa, dan karsa manusia. Al-Ma ruf (2009: 1) menjelaskan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai pengetahuan tentang kode bahasa, kode budaya dan kode sastra.

BAB I PENDAHULUAN. diajarkan. Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di sekolah bagi siswa. intelektual, emosional maupun budi pekerti.

BAB 1 PENDAHULUAN. penelitian ini, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan, manfaat dan definisi

BAB I PENDAHULUAN. sastrawan dalam mengemukakan gagasan melalui karyanya, bahasa sastra

I. PENDAHULUAN. Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. tertentu. Kenyataan ini tidak dapat dipungkiri, bahwa sastra merupakan cerminan. nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat tertentu.

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra muncul karena karya tersebut berasal dari gambaran kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan cermin dari sebuah realitas kehidupan sosial masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. tulisan yang menggunakan bahasa sebagai media pengantar dan memiliki

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa serta agar pemerintah mengusahakan dan. mengembangkan diri sebagai manusia Indonesia seutuhnya.

kemanusiaan, nilai-nilai pendidikan, nilai-nilai kebudayaan dan meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalamnya. Karya sastra diciptakan untuk dinikmati, dipahami dan dimanfaatkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Sastra adalah seni yang tercipta dari tangan-tangan kreatif, yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab pendahuluan ini dikemukakan beberapa poin di antaranya latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Novel sebagai karya sastra menyajikan hasil pemikiran melalui penggambaran wujud

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah ungkapan pribadi manusia. berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, imajinasi, ide, keyakinan dalam

BAB I PENDAHULUAN. sudah terlanjur dewasa. Kebanggaan kita terhadap anak-anak tidak hanya sebatas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan gambaran hasil rekaan seseorang yang. memiliki unsur-unsur seperti pikiran, perasaan, pengalaman, ide-ide,

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang obyeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan bahasa sebagai mediumnya. Sebagai seni kreatif yang menggunakan manusia dan segala macam segi kehidupan maka ia tidak saja merupakan suatu media untuk menyampaikan ide, teori, atau sistem berpikir, tetapi juga merupakan media untuk menampung ide, teori atau sistem berpikir manusia. Sebagai karya kreatif, sastra harus mampu melahirkan suatu kreasi yang indah dan berusaha menyalurkan kebutuhan keindahan manusia. Untuk itu perlu ditegaskan kembali, bahwa obyek seni sastra adalah pengalaman hidup manusia terutama yang menyangkut sosial budaya, kesenian, dan sistem berpikir. Karya sastra merupakan refleksi cipta, rasa, dan karsa manusia tentang kehidupan. Refleksi cipta artinya karya sastra merupakan hasil penciptaan yang berisi keindahan. Tanpa penciptaan, karya sastra tidak mungkin ada. Karya sastra merupakan refleksi rasa dan karsa berarti bahwa karya sastra diciptakan untuk menyatakan perasaan yang di dalamnya terkandung maksud atau tujuan tertentu. Menurut Kuntowijoyo (dalam Al-Ma ruf, 2009:2-3) karya sastra merupakan salah satu alternatif dalam rangka pembangunan kepribadian dan budaya masyarakat (character and cultural building) yang berkaitan erat dengan latar belakang struktural sebuah masyarakat. Jadi, dapat ditarik kesimpulan bahwa karya sastra dapat dijadikan sebagai medium untuk mengetahui realitas sosial yang diolah secara kreatif oleh pengarang. Karya satra lahir karena adanya keinginan dari pengarang untuk mengungkapkan eksistensinya sebagai manusia yang berisi ide, gagasan, dan pesan tertentu yang diilhami oleh imajinasi dan realitas sosial budaya pengarang serta menggunakan media bahasa sebagai penyampainya. Karya sastra merupakan fenomena sosial budaya melibatkan kreativitas manusia. Karya 1

2 sastra lahir dari pengekspresian endapan pengalaman yang telah ada dalam jiwa pengarang secara mendalam melalui proses imajinasi Nurgiyantoro, (2007: 57). Waluyo (2002: 68) berpendapat bahwa karya sastra hadir sebagai wujud nyata imajinatif kreatif seorang sastrawan dengan proses yang berbeda antara pengarang yang satu dengan pengarang yang lain, terutama dalam penciptaan cerita fiksi. Proses tersebut bersifat individualis artinya cara yang digunakan oleh tiap-tiap pengarang dapat berbeda. Perbedaan itu meliputi beberapa hal diantaranya metode, munculnya proses kreatif dan cara mengekspresikan apa yang ada dalam diri pengarang hingga bahasa penyampaian yang digunakan. Sastra sebagai hasil pekerjaan seni kreasi manusia tidak akan pernah lepas dari bahasa yang merupakan media utama dalam karya sastra. Sastra dan manusia erat kaitannya karena pada dasarnya keberadaan sastra sering bermula dari persoalan dan permasalahan yang ada pada manusia dan lingkungannya, kemudian dengan adanya imajinasi yang tinggi seorang pengarang tinggal menuangkan masalah-masalah yang ada disekitarnya menjadi sebuah karya sastra. Fungsi pokok dalam sebuah karya sastra adalah fungsi sosial, dan fungsi estetis (Atar Semi, 1993: 56). Begitu pula dengan novel, novel sebagai salah satu bentuk karya sastra lahir bukan tanpa fungsi sosial dan fungsi estetis. Novel selain berfungsi sebagai hiburan dari kepenatan rutinitas kehidupan manusia yang habis dibaca sekali duduk, syarat akan gambaran permasalahan sosial kemasyarakatan, pesan kemanusian, dan pembelaan terhadap kaum tertindas. Karya sastra (baca : novel) adalah pengungkapan dan penghayalan manusia yang paling dalam. Perjalanan hidup di zaman dan tempat di dunia ini, sastra dan masyarakat adalah dua hal yang keberadaannya tidak dapat dipisahkan. Sastra akan selalu berhubungan dengan suatu lapisan masyarakat tertentu dengan sosial budaya tertentu karena itu karya sastra sering bernafaskan nilainilai yang berlaku pada waktu dan tempat-tempat tertentu. Karya sastra diciptakan oleh pengarang untuk dipahami dan dinikmati oleh pembaca pada khususnya dan oleh masyarakat pada umumnya. Hal-hal yang diungkap oleh pengarang lahir dari pandangan hidup dan daya imajinasi

3 yang tentu mengandung keterkaitan yang kuat dengan kehidupan. Sama halnya dengan yang diungkapkan oleh Teeuw (dalam Pradopo, 2009: 223) bahwa karya sastra tidak lahir dalam situasi kekosongan budaya. Ini berarti bahwa karya sastra sesungguhnya merupakan konvensi masyarakat. Novel merupakan salah satu genre sastra disamping cerita pendek, puisi dan drama. Menurut Al Ma ruf (2009:17) novel adalah cerita atau rekaan (fiction), disebut juga teks naratif (narrative text) atau wacana naratif (narrative discourse). Melalui novel pengarang menawarkan berbagai permasalahan manusia dan kemanusiaan, hidup dan kehidupan setelah menghayati berbagai permasalahan tersebut dengan penuh kesungguhan yang diungkapkannya kembali melalui saran fisik sesuai dengan prosa naratif yang bersifat imajinatif, namun biasanya masuk akal dan mengandung kebenaran yang mendramatisasi hubungan-hubungan manusia. Penelitian sastra adalah kegiatan untuk mengumpulkan, menganalisis data, dan menyajikan hasil penelitian (Ratna, 2004: 16-17). Karya sastra bukan hanya untuk dinikmati tetapi juga dimengerti, untuk itulah diperlukan kajian atau penelitian dan analisis mendalam mengenai karya sastra, Penelitian ilmu sastra merupakan usaha kongkret yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis dengan sendirinya menggunakan teori dan metode secara formal. Seperti penelitian lainnya, penelitian sastra harus dilakukan dengan hati-hati, cermat dan objektif agar dapat menghasilkan penelitian yang berbobot, dengan tujuan menemukan prinsip-prinsip baru yang belum ditemukan. Menurut Endraswara (2003: 77), sosiologi sastra adalah cabang penelitian sastra yang bersifat reflektif dan memiliki hubungan hakiki dengan karya sastra. Hubungan-hubungan tersebut disebabkan oleh: (a) karya sastra dihasilkan oleh pengarang, (b) pengarang itu sendiri adalah anggota masyarakat, (c) pengarang memanfaatkan kekayaan yang ada dalam masyarakat, dan (d) hasil karya sastra itu dimanfaatkan kembali oleh mayarakat. Sosiologi dan sastra merupakan dua bidang yang berbeda, tetapi keduanya bisa saling melengkapi. Sosiologi bukan hanya menghubungkan manusia dengan lingkungan sosial budayanya, tetapi juga dengan alam.

4 Perkembangan novel di Indonesia saat ini cukup pesat, terbukti dengan banyaknya novel-novel baru yang diterbitkan, sehingga bentuk dari isi novel semakin beragam. Novel semakin beragam karena adanya cerita yang berkelanjutan tentang manusia yang dipoles dengan sedemikian rupa oleh penulis-penulis yang kreatif. Termasuk novel Perahu Kertas karya Dewi Lestari penting untuk diteliti karena novel ini merupakan novel pembangkit idealisme yang menggugah jiwa dengan nilai-nilai Pendidikan yang menjadi latar belakang cerita novel tersebut. Disajikan dengan segenap kepiawaian penulisannya dalam meracik sebuah tulisan yang berbobot, namun tetap sangat menarik untuk dikaji Novel Perahu Kertas karya Dewi Lestari menyajikan beberapa keunggulan yaitu pertama, novel ini dikemas dalam sebuah cerita yang sangat menarik bagi pembaca terutama para remaja karena menggunakan bahasa pergaulan sehari-hari juga bercerita tentang cinta dan persahabatan serta citacita. Kedua, memuat berbagai pengalaman dan motivasi hidup tentang perjuangan, semangat menggapai cita-cita dan kesetia kawanan. Ketiga, novel ini diwarnai oleh pergelutan idealisme, tawa, tangis, dan cinta. Semua dikemas rapi oleh Dee (Dewi Lestari) sehingga meninggalkan bekas yang mendalam setelah membaca novel ini. Keempat, novel ini membuat pembacanya terbangkitkan semangatnya dalam menjalani hidup dan meraih cita-citanya. Selain keunggulan, novel Perahu Kertas karya Dewi Lestari ini juga terdapat beberapa kelemahan yaitu pertama, ceritanya terlalu banyak setting tempatnya (Belanda, Jakarta, Bandung, Kuta, Ubud) sehingga pembaca menjadi bingung dalam memahami. Kedua, pada bagian bahasa Balinya menggunakan bahasa yang termasuk kasar karena ejekan. Ketiga, dibeberapa cerita kurang menarik sehingga timbul kebosanan pembaca dalam mendalami novel. Kelemahan-kelemahan yang ada dalam novel Perahu Kertas karya Dewi Lestari tidak membuat novel ini menjadi kurang bernilai. Menurut peneliti, novel Perahu Kertas karya Dewi Lestari merupakan novel yang menarik untuk dikaji. Ketertarikan peneliti terhadap novel Perahu Kertas karena, novel ini dapat dijadikan sebagai media alternatif materi pembelajaran sastra di SMP.

5 Khususnya dalam apresiasi karya sastra. Pemilihan novel Perahu Kertas karya Dewi Lestari juga dilatarbelakangi oleh adanya keinginan peneliti untuk mempelajari aspek sosial yang tercermin dari tokoh-tokoh dalam novel tersebut. Nilai-nilai dalam novel dapat dikaji dengan sosiologi sastra. Sosiologi sastra menekankan pada analisis karya sastra yang didasarkan atas nilai-nilai yang terkandung dalam karya sastra itu sendiri. Berdasarkan pembacaan awal salah satu novel yang banyak mengandung nilai edukatif adalah novel Perahu Kertas karya Dewi Lestari. Penelitian ini menggunakan kajian sosiologi sastra sebagai objek formal. Adapun alasannya digunakan kajian sosiologii sastra dikarenakan novel ini memuat masalah kehidupan sosial masyarakat. Dewi Lestari Simangunsong yang akrab dipanggil Dee lebih dulu dikenal sebagai seorang penyanyi yang bergabung dalam Trio RSD (Rida Sita Dewi). Sejak menerbitkan novel Supernova yang populer pada tahun 2001, ia kemudian dikenal sebagai novelis. Novel Supernova Satu : Ksatria, Puteri dan Bintang Jatuh, diluncurkan 16 Februari 2001 di Taman Ismail Marzuki, Jakarta. Novel yang laku 12.000 eksemplar dalam tempo 35 hari dan terjual 75.000 eksemplar ini banyak menggunakan istilah sains dan cerita cinta. Dee lahir di Bandung, 20 Januari 1976 sebagai anak ke-4 dari 5 bersaudara dari pasangan Yohan Simangunsong dan Turlan br Siagian (alm). Tak banyak yang tahu bahwa sebelum ia banyak dibicarakan orang karena novelnya Supernova, ternyata cerpen Dee pernah dimuat di beberapa media. Salah satu cerpennya berjudul Sikat Gigi pernah dimuat di buletin seni terbitan Bandung, Jendela Newsletter. Bahkan ketika masih menjadi siswa SMU 2 Bandung, ia pernah menulis sendiri 15 karangan untuk buletin sekolah (http://www.biografi-dewi- Lestari.blogspot.co.id). Berdasarkan pembacaan awal, novel Perahu Kertas karya Dewi Lestari merupakan novel yang lebih didominasi dengan kisah persahabatan, cinta dan cita-cita pada isi ceritanya. Novel ini menyorot keadaan masyarakat khususnya pergaulan remaja dengan masalah persahabatan dan percintaannya. Hal ini semakin menambah ketertarikan penulis untuk membuat penelitian pada novel

6 tersebut. Penulis lebih memfokuskan pada kandungan Nilai-nilai Pendidikan yang terdapat pada novel Perahu Kertas. Lazar (dalam Al Ma ruf, 2011) menjelaskan, bahwa fungsi sastra adalah: (1) sebagai alat untuk merangsang siswa dalam menggambarkan pengalaman, perasaan, dan pendapatnya; (2) sebagai alat untuk membantu siswa dalam mengembangkan kemampuan intelektual dan emosionalnya dalam mempelajari bahasa; dan (3) sebagai alat untuk memberi stimulus dalam pemerolehan kemampuan berbahasa. Dalam bahasa yang lebih sederhana pembelajaran sastra memiliki fungsi psikologis, ideologis, edukatif, moral, dan kultural. Sehubungan dengan hal di atas, karya sastra khususnya novel mempunyai relevansi dengan masalah-masalah dunia pendidikan dan pengajaran. Rahmanto (2007:15) menyatakan bahwa pengajaran sastra dapat memberikan sumbangan besar untuk memecahkan masalah-masalah nyata yang sulit dipecahkan di dalam masyarakat. Karena dengan sastra dapat menciptakan individu-individu yang lebih berkepribadian dan lebih cerdas. Hal ini disebabkan oleh adanya empat cakupan dalam pengajaran sastra yaitu membentuk keterampilan berbahasa, meningkatkan pengetahuan budaya, mengembangkan cipta dan rasa, dan menunjang pembentukan watak. Sebuah novel akan dikatakan berhasil apabila mampu menghasilkan pesan positif bagi pembacanya. Selain itu pembaca juga mampu menangkap nilai-nilai kebaikan yang disampaikan pengarang. Salah satu nilai kebajikan yang kerap tertuang di dalam novel adalah nilai pendidikan, yang mencakup di dalamnya nilai pendidikan religius, nilai pendidikan moral, nilai pendidikan social, dan nilai pendidikan budaya. Penguatan pendidikan moral (moral education) atau pendidikan karakter (character education) dalam konteks sekarang sangat relevan untuk mengatasi krisis moral yang sedang melanda bangsa Indonesia. Karena krisis moral saat ini sangat tidak sejalan dengan nilai-nilai luhur yang telah diwariskan oleh para leluhur bangsa Indonesia yang tidak mengenal kata angkuh, sombong, mementingkan diri sendiri, berat tangan, tidak menghargai, pemalas, tidak bercerai berai, ketergantungan, tidak percaya diri, tidak santun tidak sopan, dll.

7 Malahan sebaliknya, nilai-nilai luhur yang telah diwariskan leluhur bangsa Indonesia adalah ramah, sopan dan santun, suka menolong, ringan tangan, rajin bekerja pekerja keras, toleran, solidaritas, familier, kekerabatan dan kekeluargaan yang tinggi dan tulus ikhlas. Menurut Amin (2011: 12), Memudarnya penghayatan dan pengamalan nilai-nilai ini merupakan tandatanda melemahnya karakter/ budi pekerti anak negeri ini. Pembatasan masalah sangat diperlukan dalam pembahasan khususnya yang menyangkut disiplin ilmu. Tanpa pembatasan masalah pembahasan dapat keluar dari jalurnya. Pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah analisis novel Perahu Kertas yang meliputi tema, penokohan, alur, latar, dan nilai-nilai pendidikan yang terdapat di dalamnya. Adapaun rumusan masalah yang dapat ditarik bedasarkan batasan masalah di atas adalah sebgai berikut. 1. Persoalan yang diangkat dalam novel Perahu Kertas karya Dewi Lestari berkisar pada Nilai-nilai Pendidikan yang terdapat dalam novel tersebut. 2. Dari segi penceritaan, novel Perahu Kertas karya Dewi Lestari sangat menarik untuk dikaji menggunakan tinjauan sosiologi sastra karena menurut pembacaan awal terdapat banyak Nilai-nilai Pendidikan. 3. Hasil dari penelitian akan digunakan sebagai bahan pembelajaran sastra di SMP, guna mengajarkan Nilai-nilai Pendidikan yang terdapat dalam karya sastra, sehingga diharapkan peneliti ini dapat memahami alternatif bahan ajar yang dapat digunakan oleh guru. Sehubungan dengan hal di atas, maka penelitian Nilai-nilai Pendidikan dalam novel Perahu Kertas karya Dewi Lestari akan dianalisis menggunakan tinjauan sosiologi sastra dengan judul Nilai-nilai Pendidikan Dalam Novel Perahu Kertas Karya Dewi Lestari: Tinjauan Sosiologi Sastra Dan Pembelajarannya Di SMP Negeri 2 Bulu Kabupaten Sukoharjo.

8 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang sudah diuraikan di atas, maka masalah dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana latar sosiohistoris Dewi Lestari? 2. Bagaimana Nilai-nilai Pendidikan dalam novel Perahu Kertas karya Dewi Lestari dengan tinjauan sosiologi sastra? 3. Bagaimanakah hasil penelitian sastra khususnya pada novel dalam pembelajaran sastra di SMP Negeri 2 Bulu Kabupaten Sukoharjo? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah sebagaimana diuraikan di atas tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mendeskripsikan latar sosiohistoris Dewi Lestari. 2. Mendeskripsikan Nilai-nilai Pendidikan dalam novel Perahu Kertas karya Dewi Lestari dengan tinjauan sosiologi sastra. 3. Memaparkan hasil penelitian sastra khususnya pada novel dalam pembelajaran sastra di SMP Negeri 2 Bulu Kabupaten Sukoharjo. D. Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian sebagaimana diuraikan di atas, hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Manfaat teoretis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan kepada Ilmu Bahasa, khususnya dalam bidang kesusasteraan yang mengarah pada pembinaan Nilai-nilai Pendidikan yang terdapat dalam karya sastra. 2. Manfaat praktis a. Bagi siswa Hasil penelitian ini diharapkan berguna untuk menambah pengetahuan anak terkait dengan Nilai-nilai Pendidikan dalam suatu karya sastra.

9 b. Bagi guru Hasil penelitian ini dapat digunakan guru sebagai referensi dalam pembelajaran sastra mengenai nilai-nilai yang terdapat dalam sebuah karya sastra. c. Bagi sekolah Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan bahan ajar oleh guru.