BAB VI KONSEP PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

dokumen-dokumen yang mirip
BAB VI PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP. perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Konsep Fungsional Rusun terdiri dari : unit hunian dan unit penunjang.

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RELOKASI PASAR IKAN HIGIENIS REJOMULYO SEMARANG

Tabel 5.1. Kapasitas Kelompok Kegiatan Utama. Standar Sumber Luas Total Perpustakaan m 2 /org, DA dan AS 50 m 2

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DI KELURAHAN KALIGAWE

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL TIPE B DI KAWASAN STASIUN DEPOK BARU

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN & PERANCANGAN KOLAM RENANG INDOOR UNDIP

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V. 1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan. mengenai isu krisis energi dan pemanasan global.

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PENGEMBANGAN ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Tabel 5.1 Perhitungan Besaran Program Ruang Gelanggang a. Pengelola. No Ruang Kapasitas Standar Ruang Luas Ruang Sumber

Terminal Antarmoda Monorel Busway di Jakarta PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL ANTARMODA

BAB 5 PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB VI PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TEMPAT ISTIRAHAT KM 166 DI JALAN TOL CIKOPO-PALIMANAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

LP3A REDESAIN TERMINAL BUS BAHUREKSO KENDAL TIPE B BAB V KONSEP DAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL BUS BAHUREKSO KENDAL

b. Kebutuhan ruang Rumah Pengrajin Alat Tenun

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN KAMPUS II PONDOK PESANTREN MODERN FUTUHIYYAH DI MRANGGEN

STADION AKUATIK DI SEMARANG

BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GOR BASKET DI KAMPUS UNDIP TEMBALANG. sirkulasi/flow, sirkulasi dibuat berdasarkan tingkat kenyamanan sbb :

BAB V KONSEP DASAR DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Tabel 6.1. Program Kelompok Ruang ibadah

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TRANS STUDIO SEMARANG. Keg. Penerima Gate / Main Entrance Disesuaikan Parkir Pengunjung 16.

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pelatihan

BAB V KONSEP PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik

BAB V KONSEP. dasar perencanaan Asrama Mahasiswa Binus University ini adalah. mempertahankan identitas Binus University sebagai kampus Teknologi.

BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL BUS TIPE A DI CILACAP

Bab V. PROGRAM PERENCANAAN dan PERANCANGAN MARKAS PUSAT DINAS KEBAKARAN SEMARANG. No Kelompok Kegiatan Luas

BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR STASIUN INTERMODA DI TANGERANG

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANAGAN

BAB V Program Dasar Perencanaan dan Perancangan Arsitektur

BAB V KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR. Tabel 5.1 Program Ruang Kegiatan Pelayanan Umum. Jenis Ruang

BAB IV: KONSEP Pendekatan Aspek Kinerja Sistem Pencahayaan Sistem Penghawaan Sistem Jaringan Air Bersih

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN AGROBISNIS, KABUPATEN SEMARANG

BAB VI KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR. Aktivitas Utama Ruang Jumlah Kapasitas Luas (m 2 ) Entrance hall dan ruang tiket

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR. Tabel 5.1 Program Ruang Kegiatan Pelayanan Umum. Jenis Ruang

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR STASIUN KERETA API TAMBUN BEKASI

BAB V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Total keseluruhan luas parkir yang diperlukan adalah 714 m 2, dengan 510 m 2 untuk

BAB VII PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GEDUNG KULIAH SISTEM KOMPUTER UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB V PROGRAM PERANCANGAN FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

PUSAT MODIFIKASI MOBIL BAB V KONSEP PERANCANGAN KONSEP METAFORA PADA BANGUNAN Beban angin pada ban lebih dinamis.

BAB VI PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP. Secara umum, arahan yang diberikan dalam rangka perencanaan Apartemen Di

BAB VI KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB VI LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

Lapas Kelas I A Kedungpane

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN MUSEUM BATIK INDONESIA

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REST AREA TOL SEMARANG BATANG. Tabel 5.1. Besaran Program Ruang

Jenis dan besaran ruang dalam bangunan ini sebagai berikut :

BAB VI KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN STUDENT APARTMENT STUDENT APARTMENT DI KABUPATEN SLEMAN, DIY Fungsi Bangunan

BAB V PROGRAM PERENCANAAN dan PERANCANGAN MUSEUM PALEONTOLOGI PATIAYAM

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PROGRAM DASAR PERANCANGAN

STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR I DESTI RAHMIATI, ST, MT

BAB V KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dalam perancangan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Tata Boga.

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga ini berdasarkan dari konsep

STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR III DESTI RAHMIATI, ST, MT

BAB V. Tabel 5.1. Besaran Kebutuhan Ruang Kelompok Kegiatan Belajar-Mengajar (Sumber: Analisa Pribadi, 2016)

BAB V. KONSEP PERENCANAAN dan PERANCANGAN. Konsep perancangan makro meliputi perancangan skema organisasi ruang

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. yang mampu mengakomodasi kebutuhan dari penghuninya secara baik.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan sesama mahasiswa. tinggal sementara yang aman dan nyaman. keberlanjutan sumber daya alam.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan. Kostel. yang ada didalam. Pelaku kegiatan dalam Kostel ini adalah :

BAB 5 KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. disesuaikan dengan tema bangunan yaitu sebuah fasilitas hunian yang

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. menghasilkan keuntungan bagi pemiliknya. aktivitas sehari-hari. mengurangi kerusakan lingkungan.

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BUDGET HOTEL

BAB VI KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

46 Andhy Setiawan

BAB V KONSEP. a. Memberikan ruang terbuka hijau yang cukup besar untuk dijadikan area publik.

BAB V KONSEP PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V KONSEP PERANCANGAN BANGUNAN

Taman Imaginasi Di Semarang 126/48

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TERMINAL TERBOYO

BAB VI LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Transkripsi:

BAB VI KONSEP PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR 6.1. Program dasar perencanaan 6.1.1. Jumlah dan tipe Unit Hunian Unit hunian dalam kampung vertikal Desa Krajankulon ini akan dihuni oleh warga RW 07. Warga RW07 adalah masyarakat asli yang pola permukiman pada awalnya bersifat landed dan akan diubah menjadi vertikal. Tabel 6.1 Jumlah tipe hunian Klasifikasi jumlah anggota keluarga setiap kk di RW07 Tipe Jumlah hunian Persentase 1-2 orang 1LDK 460 71.8% 3 orang 2LDK 92 14.3% >= 4 orang 3LDK 89 13.9% Jumlah 641 100% 6.1.2. Program ruang Perencanaan kebutuhan fasilitas umum dan sosial di Kampung vertikal Desa Krajankulonini dilakukan dengan melalui pendekatan mengenai kebutuhan fasilitas umum dan sosial berdasarkan SNI-7013-2004, berikut : a. Kelompok ruang area hunian Tabel 6.2 Besaran Ruang Kelompok Ruang Hunian Tipe Uni t Hunian Luas /Unit Jumlah Unit Total Tipe Hunian 1LDK 34 m 2 460 15.640 m 2 Tipe Hunian 2LDK 42 m 2 92 3.864 m 2 Tipe Hunian 3LDK 50 m 2 89 4.450 m 2 Jumlah 23.954 m 2 Sirkulalsi 50% 11.977 m 2 Total 35.931 m 2 b. Kelompok ruang area Pengunjung Tabel 6.3 Besaran ruang kelompok pengunjung Jenis Ruang Luas/unit Jumlah unit Luas(m 2 ) Plaza 400 m 2 1 unit 400 ATM Center 6 m 2 8 unit 48 RIDI ALFANY YUSFANDRIK 21020113130164 85

Lavatori pria 20 m 2 6 unit 120 Lavatori wanita 14 m 2 6 Unit 84 Total 625m 2 c. Kelompok ruang area Komersil Tabel 6.4 Besaran ruang kelompok penyewa area komersil Jenis Ruang Luas/unit Jumlah Unit Luas(m 2 ) Toko 40 m 2 200 unit 8000 Tempat produksi 40 m 2 200 unit 8000 Wc/toilet 3m 2 200 unit 600 Total 16.600m 2 d. Kelompok ruang aktifitas bermasyarakat Tabel 6.5 Besaran ruang aktifitas bermsyarakat Jenis Ruang Standart Ruang Kapasitas/Unit Luas (m 2 ) Warung 36 m 2 12 432 Pendidikan Tingkat Pra Dasar (TK) 125 m 2 1 Unit 125 Posyandu 30 m 2 1 Unit 30 Kantor/Balai RW 36 m 2 1 Unit 36 Pos Siskamling 4 2 5 Unit 20 Ruang Terbuka 100 m 2 5 Unit 500 Tempat bermain 80 m 2 5 Unit 400 Taman Bermain 450 m 2 2 Unit 900 Lapangan Olahraga 9.000 m 2 1 Unit 9.000 Masjid - 1 Unit 576 Ruang Sekretariat PKK dan Karang Taruna 16 m 2 2 Unit 32 Gedung Serbaguna 250 m 2 1 Unit 250 Total 12.301 m 2 RIDI ALFANY YUSFANDRIK 21020113130164 86

e. Kelompok ruang servis Tabel 6.6 Besaran Ruang Kelompok Ruang Servis Jenis Ruang Standart Ruang Kapasitas (Unit) Luas (m2) Ruang genset 16 m 2 /unit 5 unit 80 Ruang trafo 18 m 2 /unit 5 unit 90 R.MDP 15 m 2 /unit 5 unit 75 Ruang pompa 20 m 2 /unit 5 unit 100 R.Ground Tank 15 m 2 /unit 5 unit 75 Gudang Umum 25 m 2 /unit 5 unit 125 Tempat sampah umum 100 m 2 /unit 10 unit 1000 Total 1.545 m 2 f. Area parkir Tabel 6.7 Besaran Ruang area parkir Jenis Parkir Kendaraan Kapasitas (Unit) Standart Ruang/unit Luas (m2) Penghuni Penyewa dan Pengunjung area komersil Mobil 58 unit 3 x 5 = 15 m 2 870 Motor 580 unit 2 x 1 = 2 m 2 1.160 Mobil 33 unit 3 x 5 = 15 m 2 495 Motor 131 unit 2 x 1 = 2 m 2 262 Bus 2 unit 4 x 12 = 48 m 2 96 Jumlah 2.883 Sirkulasi - - 100% 2.883 Total 5.766 m 2 RIDI ALFANY YUSFANDRIK 21020113130164 87

g. Rekapitulasi besaran ruang Tabel 6.8 Rekapitulasi besaran ruang Kelompok kegiatan Luas (m2) Kelompok ruang area hunian 35.931 m 2 Kelompok ruang area Pengunjung 625m 2 Kelompok ruang area Komersil 16.600m 2 Kelompok ruang aktifitas bermasyarakat 12.301 m 2 Kelompok ruang servis 5.766 m 2 Total 71.223 m 2 6.1.3. Tapak Terpilih Tapak terpilih merupakan lokasi eksisting RW07 Desa krajan kulon, dengan batas batas sebagai berikut: a. Sebelah Utara : Sawah dan permukiman warga b. Sebelah Selatan : Jalan raya dan rel kereta c. Sebelah Barat : Permukiman warga d. Sebelah Timur : Pasar dan permukiman warga Luas Lahan : ± 3,6 Ha/± 36.000 m 2 Peraturan bangunan Setempat: KDB : 75% Jumlah Lantai Max : 4 Lantai KLB Max : 3,0 GSB Min : 6 meter Garis sepadan Rel : 2 meter RIDI ALFANY YUSFANDRIK 21020113130164 88

Gambar 6.1 Gambaran rumah yang tidak memenuhi syarat bangunan Sumber : Google earth berikut merupakan foto tapak terpilih : Gambar 6.2 Kondisi tapak terpilih Sumber : Dokumen pribadi RIDI ALFANY YUSFANDRIK 21020113130164 89

Gambar 6.3 Kondisi tapak terpilih Sumber : Dokumen pribadi Gambar 6.4 Kondisi tapak terpilih Sumber : Dokumen pribadi RIDI ALFANY YUSFANDRIK 21020113130164 90

Gambar 6.5 Kondisi tapak terpilih Sumber : Dokumen pribadi 6.2. Program dasar perancangan 4.2.1 Aspek kinerja 4.2.1.1 Sistem Penyediaan Distribusi Listrik Distribusi listrik berasal dari PLN yang disalurkan ke gardu utama. Setelah melalui transformator (trafo), aliran tersebut didistribusikan ke tiap-tiap unit hunian, melalui meteran yang letaknya menjadi satu ruang dengan ruang panel (hal ini dimaksudkan untuk memudahkan monitoring). 4.2.1.2 Sistem Penyediaan Distribusi Air Bersih Penyediaan air bersih dapat diperoleh dari PAM dan pengolahan air hujan untuk menjadi air siap pakai. Sistem yang memungkinkan untuk diterapkan di kampung vertikal ini Adalah Down Feed System karena lebih efektif. Cara kerja sistem ini adalah air bersih dari saluran PAM (deep well) masuk ke dalam distribusi bangunan dan ditampung dalam ground reservoir, dengan menggunakan pompa air bersih dinaikkan ke water tank pada atap bangunan untuk selanjutnya secara gravitasi air dialirkan ke tiap lantai pada apartemen. Keuntungan : Sistem ini masih dapat menjamin kelangsungan air bersih walaupun aliran listrik padam. Umumnya kekuatan air di tiap lantai relatif sama (tidak tergantung ketinggian bangunan) Kerugian : Membutuhkan ruang untuk tangki di atap bangunan Penambahan beban di atap bangunan 4.2.1.3 Sistem Pengolahan Jaringan Air Kotor Air Buangan / Air kotor kegiatan rumah tangga dapat dibagi dalam beberapa bagian sesuai dengan hasil penggunaannya, yaitu sebagai berikut: a. Air Bekas Buangan (Grey Water) : Air yang digunakan untuk mencuci, mandidan bermacam-macam penggunaannya. RIDI ALFANY YUSFANDRIK 21020113130164 91

b. Air Limbah (Black Water) : air bekas yang sudah terkontaminasi seperti air septictank dan limbah dapur. c. Air Hujan : air yang jatuh dari langit. Sistem yang akan digunakan dalam kampung vertikal ini adalah sistem terpisah, air buangan akan ditreatment terlebih dahulu sebelum digunakan kembali ataupun dibuang ke riol umum, sedangkan blackwater akan dialirkan ke septictank dan air hujan akan ditreatmment terlebih dahulu supaya bisa digunakan untuk keseharian dengan menggunakan system water harvest. 4.2.1.4 Manajemen Sampah Pembuangan sampah pada kampung vertikal ini menggunakan shaft sampah, yaitu sampah dari hunian, dibuang melalui shaft sampah menuju lantai dasar, kemudian di lantai dasar sampah diambil oleh tukang sampah untuk di salurkan ke TPA Kemudian yang perlu disiapkan adalah sebagai berikut: Kotak-Kotak untuk tempat pembuangan yang terletak di tempat-tempat bagian servis di tiap lantai. Masing-masing boks setiap lantai dihubungkan pipa penghubung dari beton atau PVC atau asbes. Dinding paling atas diberikan lubang untuk udara dan dilengkapi dengan kran air untuk pembersihan atau pemadaman sementara kalau terjadi kebakaran di lubang sampah tersebut. Bak penampungan di bagian paling bawah berupa ruangan atau gudang dengan dilengkapi kereta-kereta bak sampah. 4.2.1.5 Sistem Proteksi kebakaran Pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No: 26/PRT/M/2008 menjelaskan mengenai sistem proteksi kebakaran pada bangunan yang terdiri dari peralatan, sarana baik yang terpasang maupun terbangun yang bertujuan sebagai sistem proteksi aktif dan sistem proteksi pasif dalam rangka melindungi bangunan dari bahaya kebakaran. Sistem ini diatur dengan beberapa standar yang telah ditentukan dalam bentuk persyaratan teknis sistem proteksi kebakaran pada gedung dalam mewujudkan kondisi aman terhadap bahaya kebakaran yang dilakukan mulai tahap perencanaan hingga pelaksanaan konstruksi bangunan. Persyaratan teknis tersebut meliputi: Sistem proteksi aktif yang terdiri dari : o Detektor asap, api maupun panas o Alarm kebakaran otomatis maupun manual o Sistem springkler o Sistem hidran o Alat Pemadam Api Ringan (APAR) Sistem proteksi pasif yang terdiri dari : o Tangga kebakaran o Lift kebakaran o Daerah tempat perlindungan 4.2.1.6 Sistem Transportasi dalam Bangunan Sistem transportasi vertikal yang digunakan pada bangunan Kampung Vertikal adalah tangga dan ramp dan lift mengingat walaupun tingkat bangunan adalah 4 RIDI ALFANY YUSFANDRIK 21020113130164 92

tingkat, namun dengan adanya fasilitas pertokoan dan tempt produksi memerlukan lift barang. 4.2.1.7 Sistem Penangkal Petir Penangkal petir harus dipasang pada bangunan-bangunan yang tinggi, minimum bangunan 2 lantai (terutama yang paling tinggi di antara sekitarnya). Sistem penangkal petir yang akan dipakai untuk bangunan ini adalah sistem Thomas / Sistem Radioaktif. Karena sistem ini radius perlindungannya cukup besar sehingga sangat cocok untuk bangunan tinggi dan besar. 4.2.1.8 Sistem penghawaan Sistem penghawaan yang digunakan adalah sistem penghawaan alami, mengingat kampung vertikal ini adalah bangunan hunian yang dihuni oleh masyarakat yang pada biasanya tidak menggunakan air conditioner. Hal ini juga dilakukan untuk mengurangi hawa panas yang dihasilkan oleh AC ke lingkungan sekitar. 4.2.1.9 Sistem Pencahayaan Kampung vertikal ini harus didesain sefungsional mungkin dalam segi pencahayaan dengan mengoptimalkan pencahayaan alami supaya baiaya perawatan tidak mahal dan menjadi bangunan yang cukup hemat energi. 4.2.2 Aspek Arsitektural 4.2.2.1 Penampilan bangunan Penampilan bangunan merupakan gambaran akan citra dan fungsi bangunan tersebut. Kampung Vertikal merupakan jenis bangunan hunian, maka penampilan bangunan kampung vertikal ini sebisa mungkin menimbulkan citra kampung yang sangat informal dan variatif dalam hal penampilan bangunan. Selain itu Penampilan bangunan diharapkan dapat selaras dengan iklim setempat. 4.2.2.2 Masa bangunan Massa bangunan harus memenuhi aspek fungsional supaya tidak banyak ruang terbuang. Setiap masa bangunan terhubung satu sama lain sehingga terciptanya koneksi antar masa bangunan. Hal tersebut membuat sirkulasi menjadi efisien. 4.2.2.3 Penerapan arsitektur berkelanjutan Arsitektur berkelanjutan adalah arsitektur yang berupaya untuk meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan gedung oleh efisiensi dan moderasi dalam penggunaan bahan, energi, dan ruang pengembangan dan ekosistem pada umumnya. Arsitektur berkelanjutan menggunakan pendekatan sadar untuk energi dan konservasi ekologi dalam desain lingkungan binaan.(wikipedia, 2016). Menurut RIBA dalam Sassi, 2006, disebutkan bahwa masalah-masalah yang harus diperhatikan atau dipertimbangkan dalam pendekatan desain Sustainable Architecture adalah sebagai berikut. 1) Tanah dan ekologi - Penggunaan Lahan Eksisting - Penggunaan kembali bangunan yang ada - Kepadatan yang tepat - Investasi dalam lansekap - transportasi umum - Rute pejalan kaki - Efek terhadap iklim RIDI ALFANY YUSFANDRIK 21020113130164 93

2) Masyarakat - Konsultasi dengan masyarakat setempat - Pembangunan campuran - Kontribusi untuk kesejahteraan ekonomi dan sosial masyarakat - Kemudahan area yang lebih luas - Ruang kemudahan visual - Keunggulan estetika - Perusahaan kolaboratif yang melibatkan semua profesi desain 3) Kesehatan - Kenyamanan bagi penghuni bangunan - Maksimum penggunaan cahaya alami b. Bahan - Konservasi sumber daya alam - Penggunaan bahan daur ulang - Bahan energi yang rendah diwujudkan - Bahan terbarukan dari sumber diverifikasi - Tidak ada bahan kimia perusak ozon - Tidak ada yang mudah menguap bahan senyawa organik c. Energi - Standar efisiensi energi - Sumber energi terbarukan - Penggunaan ventilasi alami - Penggunaan energi surya pasif - Membangun sistem manajemen user-friendly - Memanfaatkan suhu tanah konstan - Penggunaan tanam untuk shading dan pendinginan d. air - Efisiensi penggunaan air - Panen air hujan dan greywater - Meminimalkan air hujan run-off RIDI ALFANY YUSFANDRIK 21020113130164 94