1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Perbukitan Pajangan terdapat pada empat kecamatan yakni, Kecamatan Kasihan, Sedayu, Gamping dan Pajangan, Kabupaten Bantul yang merupakan bukit yang tersusun oleh sebagian besar batugamping yang terisolasi atau lebih dikenal dengan Isolated Hill. Batugamping yang menyusun Perbukitan Pajangan diperkirakan berumur Miosen Tengah dan bukan merupakan zona akuifer serta daerah yang impermeabel akan air berdasarkan penelitian terdahulu. Kondisi airtanah di daerah ini dinilai tidak berpotensi untuk menghasilkan sumber-sumber mata air. Kondisi geografis dan litologis ini menyebabkan Perbukitan Pajangan dinilai tidak memiliki potensi airtanah yang baik. Daerah ini memiliki luas 33,247 km 2 dengan jumlah penduduk berkisar 34.467 jiwa (sumber http://www.bantulkab.go.id/). Sebagian besar mata pencaharian penduduk di daerah Perbukitan Pajangan selain berkebun, pedagang dan pegawai negeri sipil ada juga yang bekerja sebagai peternak. Dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari penduduk mengandalkan air sumur. Namun ketika memasuki musim kemarau warga memakai pompa air, hal ini dikarenakan muka airtanah pada sumur turun drastis hampir menyentuh dasar sumur.
2 Berdasarkan permasalahan diatas, maka perlu diadakannya suatu penelitian untuk menentukan zona persebaran airtanah. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi kepada penduduk sekitar maupun pembaca bagaimana karakteristik hidrogeologi di daerah terebut. Karena permasalahan inilah peneliti ingin mengangkatnya sebagai tema skripsi. I.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dirumusukan beberapa pertanyaan sebagai berikut: 1. Bagaimana kondisi hidrogeologi daerah Pajangan? 2. Apakah potensi kualitas dan kuantitas airtanah dapat memenuhi kebutuhan penduduk di Bukit Pajangan? I.3. Tujuan Penelitian Merujuk kepada rumusan masalah, maka didapatkanlah dua hal dari tujuan penelitian ini, yaitu: 1. Mengetahui kondisi hidrogeologi daerah penelitian 2. Menentukan zona potensi airtanah di Perbukitan Pajangan I.4. Manfaat Penelitian Berdasarkan dari tujuan penelitian diatas, maka hasil dari penelitian yang diadakan di daerah Perbukitan Pajangan, Kecamatan Gamping, Pajangan, Sedayu, Kabupaten Bantul menghasilkan manfaat antara lain sebagai berikut:
3 1. Memberikan informasi di daerah Perbukitan Pajangan dimana lokasi akuifer. 2. Menjelaskan secara spesifik informasi tentang kualitas dan kuantitas airtanah yang ada di Perbukitan Pajangan. I.5. I.5.1 Ruang Lingkup Penelitian Lingkup Wilayah Daerah penelitian ditinjau secara administratif berada di timur laut Sungai Progo yang terdapat dalam Kecamatan Kasihan, Sedayu, Gamping dan Pajangan yang terdiri dari beberapa desa. Berikut wilayah administratif secara lengkap dan peta lokasi penelitian seperti pada Gambar I.1 :
Gambar I.1 Peta Lokasi Penelitian (Sumber: Peta BAKOSURTANAL Lembar 1408-221 Wates dan Lembar 1408-223 Yogyakarta, 1995) 4
5 Batas Wilayah Kecamatan Utara : Desa Bangunjiwo Kasihan dan Desa Argodadi Sedayu Timur : Desa Ringinharjo, Kec. Bantul Selatan : Desa Wijirejo, Kec. Pandak Barat : Sungai Progo I.5.2. Lingkup Penelitian yaitu: Adapun ruang lingkup penelitian melingkupi hal-hal sebagai berikut, 1. Melakukan kajian studi pustaka dan pengambilan data sekunder mengenai karakteristik hidrologi daerah batugamping. 2. Melakukan pengamatan langsung di lapangan yang mencakup geologi (litologi dan morfologi) dan hidrogeologi (pengukuran MAT dan observasi mataair) dan geolistrik (pengukuran bawah permukaan). 3. Pengujian EC (DHL), TDS, ph dan suhu airtanah pada tiap sumur gali dan mataair 4. Evaluasi dan Analisis potensi airtanah secara kualitas dan kuantitas. 5. Menentukan zona potensi airtanah.
6 I.6. Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu yang pernah dilakukan pada daerah Perbukitan Pajangan, Desa Sendangsari dan sekitarnya Kecamatan Pajangan dan sekitarnya Kabupaten Bantul, antara lain: 1. Van Bemmelen (1949) Menurut buku Van Bemmelen yang berjudul The Geology of Indonesia daerah penelitian termasuk kedalam Satuan Perbukitan Sentolo dimana satuan ini merupakan bagian dari geomorfologi Kulon Progo yang dibagi berdasarkan relief dan genesanya. Satuan ini merupakan perbukitan dengan ketinggian antara 50-150 km dpl dengan kelerengan rata-rata 15. Oleh karena terpotong kali Progo, Satuan Perbukitan Sentolo meliputi wilayah yang sempit, yaitu hanya kecamatan Pengasih dan Sentolo. 2. Djaeni (1982) Menurut Djaeni yang membuat Peta Hidrogeologi Indonesia skala 1 : 250.000 daerah penelitian berada pada daerah litologi penyusun mayoritas berupa batugamping dengan tingkat porositas dan permeabilitas yang sedang sampai rendah. Daerah ini dimasukkan kedalam akuifer produktif dan airtanah langka. Akuifer dengan keterusan sedang dan tinggi berada di atas atau dekat di bawah muka tanah. 3. MacDonald and Partners (1984) Penelitian yang dilakukan oleh MacDonald & Partners (1984) membahas tentang hidrogeologi Yogyakarta mulai dari tanah, airtanah, irigasi, run off dan water balance curah hujan dan iklim. Selain itu MacDonald & Partners (1984) juga meneliti karakteristik hidrogeologi dan
7 kualitas dari masing-masing formasi yang menyusun Cekungan Airtanah Yogyakarta. 4. Rahardjo, dkk (1995) Penelitian yang dilakukan Rahardjo, dkk membuat Peta Geologi Regional Yogyakarta menampilkan bahwa daerah Perbukitan Pajangan termasuk kedalam Formasi Sentolo yang memiliki ketebalan 950 meter dengan litologi berupa konglomerat dan napal tufaan dengan sisipan tuf kaca, ke arah atas secara gradual berubah menjadi batugamping berlapis bagus yang kaya akan Foraminifera. Formasi Sentolo ini berumur Pliosen dan saling interfingering (menjari) dengan Formasi Jonggrangan di atas Formasi Andesit Tua. 5. Putra (2003) Penelitian yang dilakukan Putra (2003) dalam bukunya yang berjudul Integrated Water Resources Management in Merapi-Yogyakarta Basins menjelaskan tentang kondisi hidrogeologi, sistem akuifer, pola aliran dan fluktuasi airtanah serta konduktivitas hidraulika. Disamping itu buku ini juga membahas tentang kualitas airtanah dalam maupun dangkal dan pengembangan wilayah berdasarkan aspek airtanahnya. 6. Leakhena (2010) Dalam tesisnya yang berjudul Groundwater Vulnerability of Pandak and Bambanglipuro Area, Bantul Regency, Yogyakarta Special Province, Indonesia dijelaskan mengenai nilai konduktivitas hidraulika (K) pada batugamping formasi sentolo.
8 I.7 Keaslian Penelitian Berdasarkan penelitian terdahulu tidak adanya penelitian yang membahas secara spesifik hidrogeologi Perbukitan Pajangan. Untuk itu diangkatlah sebuah tema tentang airtanah daerah tersebut dengan judul Hidrogeologi Perbukitan Pajangan untuk membahas hidrogeologi yang lebih detail di daerah Perbukitan Pajangan, Kabupaten Bantul. Penelitian ini mengambil data primer dari lapangan berupa pengambilan data uji TDS, DHL, ph dan suhu dengan water test kit. Semuanya dilakukan langsung dengan pengamatan lapangan dengan mengunjungi sumur gali warga maupun mataair. Penelitian terdahulu dijadikan panduan untuk mengetahui kondisi geologi dan hidrogeologi regional. Sehingga dalam menyusun karya tulis ini dapat dimudahkan untuk menentukan kondisi hidrogeologi dan geologi Perbukitan Pajangan, Kabupaten Bantul.