BAB 1 PENDAHULUAN. Air yang dibutuhkan adalah air bersih dan hygiene serta memenuhi syarat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. bersih, cakupan pemenuhan air bersih bagi masyarakat baik di desa maupun

BAB 1 PENDAHULUAN. selama hidupnya selalu memerlukan air. Tubuh manusia sebagian besar terdiri dari air.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Air merupakan kebutuhan pokok manusia yang paling penting. Air

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. peningkatan pemanfaatan sumber daya alam (Soegianto, 2005). Salah satu komponen

BAB I PENDAHULUAN. Repository.unimus.ac.id

BAB 1 PENDAHULUAN. Air merupakan komponen lingkungan yang penting bagi kehidupan. Air

BAB I PENDAHULUAN. terdiri dari air. Pada tubuh orang dewasa, sekitar % berat badan terdiri dari

PENGARUH JARAK ANTARA SUMUR DENGAN SUNGAI TERHADAP KUALITAS AIR SUMUR GALI DI DESA TALUMOPATU KECAMATAN MOOTILANGO KABUPATEN GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN. Repository.unimus.ac.id

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan lingkungan pada hakikatnya adalah suatu kondisi atau kaadaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Air merupakan kebutuhan dasar bagi kehidupan. Tanpa air kehidupan di

ARTIKEL PENELITIAN HUBUNGAN KONDISI SANITASI DASAR RUMAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS REMBANG 2

UJI KUALITAS FISIK DAN BAKTERIOLOGIS AIR SUMUR GALI BERDASARKAN KONSTRUKSI SUMUR DI DESA DILONIYOHU KECAMATAN BOLIYOHUTO KABUPATEN GORONTALO.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Kebutuhan air kita menyangkut dua hal. Pertama, air untuk

BAB I PENDAHULUAN. dalam kesehatan dan kesejahteraan manusia (Sumantri, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. seluruh daerah geografis di dunia. Menurut data World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN. prasarana kesehatan saja, namun juga dipengaruhi faktor ekonomi,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Air merupakan kebutuhan dasar setiap manusia. Untuk pemenuhan kebutuhan

SUMMARY GAMBARAN KUALITAS AIR SUMUR GALI PENDERITA PENYAKIT KULIT DI DESA AYUHULA KECAMATAN BONGOMEME KABUPATEN GORONTALO

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang berada di Kecamatan Dungingi Kota Gorontalo. Kelurahan ini memiliki luas

BAB 1 PENDAHULUAN. Air dalam keadaan murni merupakan cairan yang tidak berwarna, tidak

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari lapisan tanah yang relatif dekat dengan permukaan tanah, oleh karena

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi di masyarakat dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan.

BAB I PENDAHULUAN. tahunnya lebih dari satu milyar kasus gastroenteritis atau diare. Angka

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bohulo. Desa Talumopatu memiliki batas-batas wilayah sebelah Utara berbatasan

HUBUNGAN KONDISI FASILITAS SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN DIARE DI KECAMATAN SEMARANG UTARA KOTA SEMARANG.

I. PENDAHULUAN. di muka bumi. Tanpa air kehidupan tidak dapat berlangsung. Manusia sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dikarenakan agar mudah mengambil air untuk keperluan sehari-hari. Seiring

BAB 1 PENDAHULUAN. tinggi. Diare adalah penyebab kematian yang kedua pada anak balita setelah

Pedoman Sanitasi Rumah Sakit di Indonesia

BAB 1 : PENDAHULUAN. dikonsumsi masyarakat dapat menentukan derajat kesehatan masyarakat tersebut. (1) Selain

PENGARUH KONSTRUKSI SUMUR TERHADAP KANDUNGAN BAKTERI ESCHERCIA COLI PADA AIR SUMUR GALI DI DESA DOPALAK KECAMATAN PALELEH KABUPATEN BUOL

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan tubuh serta kelangsungan hidup. Dengan demikian menyediakan air

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. sumur kurang dari 0,8 meter dari permukaan tanah didapat hasil sebagai berikut :

BAB 1 : PENDAHULUAN. memerlukan daya dukung unsur-unsur lingkungan untuk kelangsungan hidupnya.

BAB I PENDAHULUAN. berbahaya dalam makanan secara tidak sengaja (Fathonah, 2005). Faktorfaktor

BAB I PENDAHULUAN. ini. Terdapat kira-kira sejumlah 1,3-1,4 milyard Km 3 air dengan persentase 97,5%

Repository.Unimus.ac.id

BAB 1 PENDAHULUAN. Air merupakan kebutuhan sangat vital bagi mahkluk hidup. Air yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Derajat kesehatan masyarakat merupakan salah satu indikator harapan

DAFTAR GAMBAR. Gambar 2.7 Kerangka Teori Gambar 3.1 Kerangka Konsep... 24

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO (World Health Organization) dalam Buletin. penyebab utama kematian pada balita adalah diare (post neonatal) 14%,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. transportasi baik di sungai maupun di laut. Air juga dipergunakan untuk. meningkatkan kualitas hidup manusia (Arya W., 2001).

BAB 1 PENDAHULUAN. mencegah pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia, dan benda-benda yang

BAB 1 PENDAHULUAN. bila dikonsumsi akan menyebabkan penyakit bawaan makanan atau foodborne

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan komponen esensial bagi makhluk hidup akan tetapi, air juga merupakan

Terdapat hubungan yang erat antara masalah sanitasi dan penyediaan air, dimana sanitasi berhubungan langsung dengan:

BAB I PENDAHULUAN. klien kekurangan cairan / dehidrasi. Keadaan kekurangan cairan apabila tidak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

UKDW. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Penyakit diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di negara

BAB 1 : PENDAHULUAN. Keadaan higiene dan sanitasi rumah makan yang memenuhi syarat adalah merupakan faktor

ANALISIS HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN KONTRUKSI SUMUR GALI TERHADAP KUALITAS SUMUR GALI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

UJI MPN BAKTERI ESCHERICHIA COLI PADA AIR SUMUR BERDASARKAN PERBEDAAN KONSTRUKSI SUMUR DI WILAYAH NAGRAK KABUPATEN CIAMIS

Gambaran Sanitasi Lingkungan Wilayah Pesisir Danau Limboto di Desa Tabumela Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo Tahun 2013

BAB I PENDAHULUAN. dari sepuluh kali sehari, ada yang sehari 2-3 kali sehari atau ada yang hanya 2

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan salah satu kebutuhan yang sangat vital bagi kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO), diare adalah

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya alam yang menjadi kebutuhan dasar bagi

BAB 1 : PENDAHULUAN. oleh makhluk lain misalnya hewan dan tumbuhan. Bagi manusia, air diperlukan untuk

bahan baku es balok yang aman digunakan dalam pengawetan atau sebagai

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat. Derajat kesehatan masyarakat yang optimal dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. dihuni. Kualitas lingkungan dapat diidentifikasi dengan melihat aspek-spek

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan oleh manusia biasanya dibuat melalui bertani, berkebun, ataupun

BAB I PENDAHULUAN. pasien dewasa yang disebabkan diare atau gastroenteritis (Hasibuan, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. atau lendir(suraatmaja, 2007). Penyakit diare menjadi penyebab kematian

HUBUNGAN ANTARA SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LIMBUR LUBUK MENGKUANG KABUPATEN BUNGO TAHUN 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. pencapaian tumbuh kembang bayi tidak optimal. utama kematian bayi dan balita adalah diare dan pneumonia dan lebih dari 50%

BAB I PENDAHULUAN. sebesar 3,5% (kisaran menurut provinsi 1,6%-6,3%) dan insiden diare pada anak balita

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, sumber daya air harus dilindungi agar tetap dapat dimanfaatkan

Kegiatan tersebut antara lain adalah sebagai berikut:

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Diare adalah perubahan frekuensi dan konsistensi tinja. World Health

BAB I PENDAHULUAN. terjadi karena adanya hubungan interaktif antara manusia, perilaku serta

BAB I PENDAHULUAN. Target Millenium Development Goals (MDGs) ke-7 adalah setiap negara

I. PENDAHULUAN. berkontribusi terhadap 88% kematian anak akibat diare di seluruh dunia. Anakanak

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia, sebagaimana

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBERADAAN BAKTERI Escherichia coli PADA JAJANAN ES BUAH YANG DIJUAL DI SEKITAR PUSAT KOTA TEMANGGUNG

BAB 5 : PEMBAHASAN. penelitian Ginting (2011) di Puskesmas Siantan Hulu Pontianak Kalimantan Barat mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Air merupakan unsur yang penting di dalam kehidupan.tidak ada satu pun makhluk

BAB I PENDAHULUAN. jumlah dan kualitas yang baik. Kehidupan tidak akan berlangsung tanpa air.

PENDAHULUAN. waktu terjadi pasang. Daerah genangan pasang biasanya terdapat di daerah dataran

Studi Sanitasi Dan Pemeriksaan Angka Kuman Pada Usapan Peralatan Makan Di Rumah Makan Kompleks Pasar Sentral Kota Gorontalo Tahun 2012

BAB I PENDAHULUAN. manusia berkisar antara % dengan rincian 55 % - 60% berat badan orang

BAB I PENDAHULUAN. yang dimasak, kini masyarakat mengkonsumsi air minum isi ulang (AMIU).

I. PENDAHULUAN. sebagai kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah pangan dari

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Anak usia sekolah merupakan kelompok masyarakat yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. untuk keperluan hidup manusia sehari-harinya berbeda pada setiap tempat dan

I. PENDAHULUAN. Limbah berbahaya adalah limbah yang mempunyai sifat-sifat antara lain

I. PENDAHULUAN. mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta

Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh: ERIN AFRIANI J.

BAB 1 PENDAHULUAN. kehilangan cairan tubuh sehingga menyebabkan dehidrasi tubuh, hal ini

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air yang dibutuhkan adalah air bersih dan hygiene serta memenuhi syarat kesehatan yaitu air yang jernih, tidak berwarna, tawar dan tidak berbau. Konsekuensi dari penggunaan air yang tidak bersih dan hygiene akan mengganggu kesehatan bagi yang mengkonsumsinya. Air yang berkualitas meliputi kualitas fisik, kimia dan bebas dari mikroorganisme (Soemirat, 2001). Air dan sanitasi merupakan faktor yang turut menentukan tingkat kesehatan. Tingkat kesehatan seseorang akan mempenguruhi kualitas hidup dan produktivitas kerja, yang pada akhirnya akan mempengaruhi kesejahteraannya (Adimihardj, 2009). Program penyehatan air merupakan salah satu program prioritas dalam agenda Millenium Development Goals (MDGs) dengan sasarannya adalah penurunan sebesar separuh proporsi penduduk yang tidak memiliki akses terhadap sumber air minum yang aman dan berkelanjutan serta fasilitas sanitasi dasar pada tahun 2015, dan diperkirakan 1,1 milyar penduduk penduduk didunia yang tinggal di desa maupun di kota hidup tanpa air bersih (WHO, 2008). Air digunakan oleh manusia untuk keperluan sehari-hari seperti minum, mandi, cuci, kakus, dan sebagainya. Diantara kegunaan-kegunaan air tersebut, yang sangat penting adalah kebutuhan untuk minum. Oleh karena itu, untuk keperluan 1

2 minum, termasuk untuk masak, air harus mempunyai persyaratan khusus agar tidak menimbulkan penyakit pada manusia (Soemirat, 2001). World Health Organization (WHO) meginformasikan bahwa kematian yang disebabkan karena waterborne disease mencapai 3.400.000 jiwa/tahun. Dari semua kematian yang berakar pada buruknya kualitas air dan sanitasi, diare merupakan penyebab kematian terbesar yaitu 1.400.000 jiwa/tahun. Layanan air minum yang kualitasnya buruk dan kurang memadainya sistem pembuangan air limbah dan sampah menimbulkan dampak buruk pada lingkungan dan menimbulkan endemik penyakit di rumah tangga miskin (Kemenkes, 2013). Tidak satupun makhluk hidup di dunia ini tidak memerlukan dan tidak mengandung air. Sel hidup, baik tumbuhan, hewan, monera, protista, dan fungi sebagian besar tersusun atas air. Misalnya pada sel-sel tumbuhan terkandung lebih dari 75% atau di dalam sel hewan terkandung lebih dari 67% (Waluyo, 2007). Jika dilihat dari letaknya, air dapat dibagi menjadi dua yaitu air permukaan dan air tanah. Air tanah adalah air yang bergerak di dalam ruang - ruang antar butirbutir tanah yang membentuk itu atau dikenal dengan air lapisan dan di dalam retakanretakan dari batuan yang dikenal dengan air celah. Keadaan air tanah ada yang terkekang dan air tanah bebas (Wahyudi, 2009). Perairan permukaan, seperti danau, sungai, muara dan lautan merupakan suatu ekosistem mikrobiologis yang amat rumit. Perairan demikian kurang lebih rentan terhadap pencemaran berkala oleh mikroorganisme dari air atmosfer, aliran air pada permukaan tanah dan limbah domestik ataupun industri yang dibuang kedalamnya.

3 Perairan permukaan amat bervariasi dalam hal kandungan nutrien yang tersedia bagi mikroba, keadaan fisik, dan ciri-ciri biologinya. Dengan demikian jelaslah bahwa terdapat perbedaan yang amat besar dalam hal populasi mikroba yang terdapat di dalamnya (Irianto, 2006). Dewasa ini untuk mendapatkan air yang bersih, sesuai dengan standar tertentu, menjadi barang yang mahal karena air sudah banyak tercemar oleh bermacam-macam limbah dari hasil kegiatan manusia. Pencemaran air adalah suatu penyimpangan dari keadaan normalnya. Keadaan normal air masih tergantung pada faktor penentu, yaitu kegunaan air itu sendiri dan asal sumber air (Harmayani dkk, 2007). Di perkotaan, lebih banyak rumah tangga yang menggunakan air dari sumur bor/pompa (32,9%) dan air ledeng/pdam (28,6%), sedangkan di perdesaan lebih banyak yang menggunakan sumur gali terlindung (32,7%) (Kemenkes, 2013). Sumur gali banyak dijumpai di daerah-daerah yang belum terjangkau oleh PDAM. Hal ini disebabkan sumur gali tidak membutuhkan biaya yang besar dalam pembuatan dan penggunaanya. Akan tetapi, air tanah juga memiliki kekurangan, yaitu adanya kandungan gas dan mineral yang dapat melebihi kadar maksimum yang diperbolehkan sehingga dapat mendatangkan keracunan dan penyakit pada manusia. Dalam pemanfaatan air untuk keperluan rumah tangga harus memenuhi persyaratan baik kuantitas maupun kualitas yang erat kaitannya dengan kesehatan. Air yang memenuhi persyaratan kuantitas adalah air dengan jumlah yang cukup untuk

4 digunakan baik sebagai air minum, air pencucian dan keperluan rumah tangga lainnya (Efendi, 2003). Sumur gali sangat mudah terkontaminasi melalui rembesan. Umumnya rembesan berasal dari tempat buangan kotoran manusia dan hewan juga dari limbah sumur itu sendiri, baik karena lantainya maupun saluran air limbahnya yang tidak kedap air. Keadaan konstruksi dan cara pengambilan air sumur pun dapat merupakan sumber kontaminasi. Misalnya sumur dengan konstruksi terbuka dan pengambilan air dengan timba. Sumur dianggap mempunyai tingkat perlindungan sanitasi yang baik bila tidak terdapat kontak langsung antara manusia dengan air di dalam sumur (Entjang, 2000). Tidak ada atau rusaknya bagian dinding, lantai maupun bibir pada konstruksi sumur memungkinkan bahan pencemar masuk kedalam sumur. Demikian juga dengan letaknya yang seringkali kurang diperhatikan, berada dekat dengan berbagai sumber pencemar misalnya jamban, tempat pembuangan sampah dan saluran pembuangan air limbah dikhawatirkan dapat mempengaruhi kualitas airnya.sarana sumur gali umum yang dikonsumsi banyak orang secara bersama dengan kebiasaan masing-masing individu yang beragamdapat memperbesar risiko pencemaran terhadap kualitas airnya (Endah dkk, 2006). Indikator adanya pencemaran air oleh bakteri patogen penyebab penyakit saluran pencemaran ialah adanya bakteri coliform. Minuman yang terkontaminasi oleh bakteri golongan coliform dapat menimbulkan berbagai penyakit bagi manusia, misalnya diare oleh bakteri E.coli, tifus yang disebabkan oleh Salmonella typhosa,

5 disentri basiler yang disebabkan oleh bakteri Shigella dysenteriae dan penyakit kolera yang disebabkan oleh bakteri Vibrio cholerae (Nisa dkk, 2012) Perbandingan dengan tahun 2007 menunjukkan akses air bersih pada tahun 2010 telah mengalami penurunan kira-kira sebesar 7%. Kontaminasi feses terhadap tanah dan air merupakan hal yang umum, hal ini diakibatkan oleh kepadatan penduduk yang berlebihan, toilet yang kurang sehat dan pembuangan limbah mentah ke tempat terbuka tanpa diolah (Unicef, 2012). Mendeteksi mikroorganisme patogen secara spesifik di dalam air merupakan hal yang sulit, serta membutuhkan waktu dan biaya yang tidak sedikit. Untuk mendeteksi keberadaan mikroorganisme patogen di dalam air, biasanya digunakan bakteri Coliform sebagai organisme petunjuk (indicator organism) (Mulia, 2005). Secara epidemiologis ada keterkaitan yang erat antara masalah air bersih dengan penyakit, khususnya penyakit yang ditularkan melalui air, seperti diare dan beberapa penyakit lain. Penyakit diare ini masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang utama di Indonesia, hal ini disebabkan masih tingginya angka kesakitan. Diare menyebabkan kehilangan cairan tubuh (dehidrasi) yang dapat mengakibatkan kematian bila tidak mendapat pertolongan yang tepat, dan beberapa etiologi diare dapat menimbulkan letupan Kejadian Luar Biasa (KLB) (Suprijono, dkk, 2012). Penyakit diare masih menjadi masalah kesehatan yang penting di dunia hingga saat ini. Di negara-negara berkembang, angka kematian akibat diare pada umum-nya masih tinggi. Sementara itu, di negara-negara industri, walaupun angka

6 kematiannya rendah, tetapi angka morbiditas akibat penyakit ini cukup tinggi, sehingga mengganggu produktivitas dan membutuhkan biaya yang besar untuk penanganannya (Eppy, 2009). Di Indonesia, diare masih merupakan penyebab utama kematian anak berusia di bawah lima tahun. Laporan Riskesdas 2007 menunjukkan diare sebagai penyebab 31% kematian anak usia antara 1 bulan hingga satu tahun, dan 25% kematian anak usia antara satu sampai empat tahun. Angka diare pada anak-anak dari rumah tangga yang menggunakan sumur terbuka untuk air minum tercatat 34% lebih tinggi dibandingkan dengan anak-anak dari rumah tangga yang menggunakan air ledeng. Selain itu, angka diare lebih tinggi sebesar 66% pada anak-anak dari keluarga yang melakukan buang air besar di sungai atau selokan dibandingkan mereka pada rumah tangga dengan fasilitas toilet pribadi dan septik tank (Unicef, 2012). Masyarakat yang terjangkau oleh penyediaan air yang benar-benar bersih mempunyai risiko menderita diare lebih kecil dibanding dengan masyarakat yang tidak mendapatkan air bersih. Masyarakat dapat mengurangi risiko terhadap serangan diare yaitu dengan menggunakan air yang bersih dan melindungi air tersebut dari kontaminasi mulai dari sumbernya sampai penyimpanan di rumah (Kemenkes, 2011). Dari profil 2013 Puskesmas Tanjung Langkat diperoleh data penyakit diare sebanyak 208 orang dari 17 desa di Kecamatan Salapian, urutan pertama terbanyak terdapat di desa Ujung Teran yaitu sebanyak 20 orang. Hasil survey pendahuluan terdapat beberapa sumur gali yang tidak memenuhi syarat kesehatan dari segi konstruksi sumur maupun jarak dengan jamban kurang dari 10 meter.

7 1.2 Permasalahan Penduduk di desa Ujung Teran mayoritas menggunakan sumur gali sebagai sumber air untuk keperluan sehari-hari termasuk untuk air minum yang dimasak tanpa pengolahan khusus sebelumnya. Pada beberapa sumur terdapat air yang tidak memenuhi syarat secara fisik, hal ini menimbulkan kecenderungan yang sama dengan kualitas biologisnya melalui indikator coliform. Air sumur gali tersebut dipergunakan sebagai sumber air bersih untuk keperluan domestik rumah tangga seperti mandi, menyikat gigi, mencuci pakaian, mencuci alat-alat makan. 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan konstruksi sumur gali dengan kandungan coliform pada air sumur terhadap kejadian diare di desa Ujung Teran Kecamatan Salapian Kabupaten Langkat tahun 2015. 1.4 Hipotesis 1. Ada hubungan yang bermakna antara status gizi dengan kejadian diare di desa Ujung Teran Kecamatan Salapian Kabupaten Langkat tahun 2015. 2. Ada hubungan yang bermakna antara kondisi fisik sumur gali dengan kandungan coliform di desa Ujung Teran Kecamatan Salapian Kabupaten Langkat tahun 2015. 3. Ada hubungan yang bermakna antara kondisi fisik sumur gali dengan kejadian diare di desa Ujung Teran Kecamatan Salapian Kabupaten Langkat tahun 2015.

8 4. Ada hubungan yang bermakna antara kandungan coliform dengan kejadian diare di desa Ujung Teran Kecamatan Salapian Kabupaten Langkat tahun 2015. 5. Ada hubungan yang bermakna antara pemanfaatan air sumur gali dengan kejadian diare di desa Ujung Teran Kecamatan Salapian Kabupaten Langkat tahun 2015. 1.5 Manfaat Penelitian 1. Memberikan masukan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Langkat dalam meningkatkan sarana sumber air bersih guna mengatasi masalah penyakit diare. 2. Sebagai masukan bagi masyarakat pentingnya air bersih yang memenuhi syarat kesehatan. 3. Sebagai bahan referensi bagi penelitian yang berhubungan dengan air dan penyakit diare.