BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan penanggulangan bencana perlu dilakukan di setiap

dokumen-dokumen yang mirip
NASKAH PUBLIKASI PERANAN UNIT BANTUAN PERTOLONGAN PRAMUKA (UBALOKA) KWARTIR CABANG 11

BAB I PENDAHULUAN. Geografi merupakan ilmu yang mempelajari gejala-gejala alamiah yang

BAB 1 PENDAHULUAN. mengenai bencana alam, bencana non alam, dan bencana sosial.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. bencana disebabkan oleh faktor alam, non alam, dan manusia. Undang- bencana alam, bencana nonalam, dan bencana sosial.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengertian banjir dalam Buku Pegangan Guru Pendidikan Siaga

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 mendefinisikan Bencana. kerugian harta benda, dan dampak psikologis.

BAB I PENDAHULUAN. sebagai akibat akumulasi beberapa faktor yaitu: hujan, kondisi sungai, kondisi

BAB I PENDAHULUAN. kewilayahan dalam konteks keruangan. yang dipelajari oleh ilmu tersebut. Obyek formal geografi mencakup

BAB I PENDAHULUAN. dialami masyarakat yang terkena banjir namun juga dialami oleh. pemerintah. Mengatasi serta mengurangi kerugian-kerugian banjir

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan salah satu Negara di dunia yang mempunyai

Faktor penyebab banjir oleh Sutopo (1999) dalam Ramdan (2004) dibedakan menjadi persoalan banjir yang ditimbulkan oleh kondisi dan peristiwa alam

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bencana sosial

BAB I PENDAHULUAN. Kepulauan Indonesia secara geografis terletak di 6 LU - 11 LS dan

BAB I PENDAHULUAN. Bencana banjir merupakan limpahan air yang melebihi tinggi muka air

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. dan dikepung oleh tiga lempeng utama (Eurasia, Indo-Australia dan Pasifik),

BUKU SISWA ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

meningkat. Banjir dapat terjadi karena peluapan air yang berlebihan di suatu tempat akibat hujan deras, peluapan air sungai, atau pecahnya bendungan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. negara ini baik bencana geologi (gempa bumi, tsunami, erupsi gunung api)

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 7. MENGANALISIS MITIGASI DAN ADAPTASI BENCANA ALAMLATIHAN SOAL 7.1

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan mereka, termasuk pengetahuan bencana longsor lahan.

BAB I PENDAHULUAN. empat lempeng tektonik dunia, yaitu lempeng Euro-Asia di bagian utara,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANGKAT NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN LANGKAT

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia menempati wilayah zona tektonik tempat pertemuan tiga

BAB I PENDAHULUAN. digaris khatulistiwa pada posisi silang antara dua benua dan dua samudra dengan

BAB I PENDAHULUAN. bencana. Hal ini terungkap mengingat bahwa negara indonesia adalah salah

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANJAR dan BUPATI BANJAR

BAB I PENDAHULUAN. permukaan bumi yang luasnya 510 juta km 2, oleh karena itu persediaan air di

QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA BANDA ACEH

BAB I PENDAHULUAN. empat lempeng raksasa, yaitu lempeng Eurasia, lempeng Hindia-Australia,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia berada di tiga lempeng tektonik dunia, yaitu: Lempeng Indo-

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Surakarta yang merupakan kota disalah satu Provinsi Jawa Tengah. Kota

2015, No Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 127, Tamba

BAB I PENDAHULUAN. baik oleh faktor alam, atau faktor non-alam maupun faktor manusia sehingga

BAB I PENDAHULUAN. satunya rawan terjadinya bencana alam banjir. Banjir adalah suatu

BUPATI NGANJUK PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 03 TAHUN 2012 TENTANG

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagai persyaratan. Guna memenuhi derajat. Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Geografi SONY HARYANTO A

BUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 26 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

KESIAPSIAGAAN SMP NEGERI 1 GATAK KABUPATEN SUKOHARJO DALAM MENGHADAPI BENCANA ALAM NASKAH PUBLIKASI

NASKAH PUBLIKASI ANALISIS KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT KORBAN BENCANA BANJIR DI DESA CEMANI KECAMATAN GROGOL KABUPATEN SUKOHARJO

PENANGGULANGAN BENCANA (PB) Disusun : IdaYustinA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Bencana adalah sebuah fenomena akibat dari perubahan ekosistem yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Secara geografis Indonesia terletak di daerah khatulstiwa dan berada pada

BAB I PENDAHULUAN. pada 6`LU- 11` LS dan antara 95` BT - 141` BT1. Sementara secara geografis

PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA BANJARBARU

BAB I PENDAHULUAN. lempeng raksasa, yaitu Lempeng Eurasia, Lempeng Indo-Australia, dan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2016 SERI D.4 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. dan 10 Kelurahan, dengan luas ha. Kabupaten Klaten merupakan BT dan LS LS.

BUPATI WONOGIRI PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR 24 TAHUN 2012 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTUL

BAB I PENGANTAR Latar Belakang. Tentara Nasional Indonesia ( TNI ) berdasarkan Undang-Undang Republik

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Seminar Lokakarya Nasional Geografi di IKIP Semarang Tahun

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2083, 2014 BNPB. Bantuan Logistik. Penanggulangan Bencana. Pemanfaatan

BAB I PENDAHULUAN. Tahun demi tahun negeri ini tidak lepas dari bencana. Indonesia sangat

BAB I PENDAHULUAN. sehingga sistim pengairan air yang terdiri dari sungai dan anak sungai

PEMERINTAH PROVINSI PAPUA

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 7. MENGANALISIS MITIGASI DAN ADAPTASI BENCANA ALAMLATIHAN SOAL BAB 7

RANCANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

PERAN PEMERINTAH DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR DI KELURAHAN NUSUKAN KECAMATAN BANJARSARI SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 32 SERI E

BAB I PENDAHULUAN. langsung maupun tidak langsung mengganggu kehidupan manusia. Dalam hal

RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 11 TAHUN 2009

BAB I PENDAHULUAN. yaitu Lempeng Euro-Asia dibagian Utara, Lempeng Indo-Australia. dibagian Selatan dan Lempeng Samudera Pasifik dibagian Timur.

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 6 TAHUN 2011

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT NOMOR 5 TAHUN 2010 T E N T A N G ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK

BAB I PENDAHULUAN. bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan

QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia tidak terlepas dari pengaruh dan fenomena alam yang

PERATURAN BUPATI BANDUNG BARAT NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN RINCIAN TUGAS BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN

BAB I PENDAHULUAN. tidak digenangi air dalam selang waktu tertentu. (Pribadi, Krisna. 2008)

BAB I PENGANTAR Latar Belakang. tektonik aktif yaitu Lempeng Indo-Australia di bagian selatan, Lempeng Eurasia

BAB I PENDAHULUAN. dalam arti luas bagi manusia dalam melakukan aktifitasnya.

BAB 1 PENDAHULUAN. Di negara kita Indonesia ini bencana merupakan sebuah peristiwa yang sangat

1 Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Banjir adalah peristiwa meluapnya air hingga ke daratan. Banjir juga

BAB 1 : PENDAHULUAN. mencapai 50 derajat celcius yang menewaskan orang akibat dehidrasi. (3) Badai

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan terjadinya kerusakan dan kehancuran lingkungan yang pada akhirnya

11. Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2008 tentang Badan Nasional Penanggulangan Bencana;

Powered by TCPDF (

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Hujan terkadang turun dalam intensitas yang tidak normal. Jika

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kemudian dikenal dengan sebutan bencana. Upaya meminimalisasi resiko. atau kerugian bagi manusia diperlukan pengetahuan, pemahaman,

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh faktor alam, faktor non alam, maupun faktor manusia yang

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 56 TAHUN 2014 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN. Artinya, bagaimana partisipasi/keterlibatan masyarakat dalam penanggulangan bencana

BUPATI KETAPANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN KETAPANG NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 53 TAHUN 2010 PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANGKAJENE DAN KEPULAUAN NOMOR 2 TAHUN 2011

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 9 TAHUN 2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH PROVINSI JAWA BARAT

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan hak asasi manusia yang harus diberikan oleh setiap negara kepada warganya. Melalui pendidikan diharapkan semua lapisan masyarakat mampu memahami tentang apa yang terjadi di lingkungan sekitar. Pendidikan merupakan sebuah alat untuk mencerdaskan bangsa Indonesia, oleh sebab itu diharapkan masyarakat menyelesaikan wajib belajar 9 tahun. Penyelenggaraan penanggulangan bencana perlu dilakukan di setiap sekolah untuk mengurangi resiko bencana.pendidikan dalam pemahaman tentang bencana bisa diberikan dalam pendidikan formal maupun informal.perlu diketahui bahwasanya di tiap tiap sekolah mempunyai Gugus Depan sebagai wadah pembinaan Pramuka disetiap kwarcab. Sehingga di harapkan ada pendidikan yang bisa memberikan ketrampilan dan wawasan tentang bencana di luar pembelajaran di sekolah. Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang, terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. (UU 23/2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 11). Menindak lanjuti amanat undang undang no 24 tahun 2007 tentang penanggulangan bencana, dan peraturan pemerintah nomor 21 tahun 2008 tentang penyelenggaraan penanggulangan bencana, serta arahan Bapak 1

2 Presiden Kepada Menteri Pendidikan Nasional dan Menteri Dalam Negeri untuk mendorong daerah memasukan pendidikan kebencanaan ke dalam kegiatan intra dan ekstra kulikuler. Wadah yang tepat dalam pembelajaran penyelenggaraan penanggulangan bencana di sekolah yaitu Pramuka.dalam kegiatan Pramuka dilatih pertolongan pertama, tali temali, navigasi darat serta materi pendukung dalam pembelajaran yang berhubungan dengan penanggulangan bencana. Pandangan masyarakat selama ini Pramuka hanya bisa bermain, menari dan bernyanyi. Semua itu tidak sesuai dengan apa yang di pelajari di Pramuka. Pramuka itu penuh dengan soft skill dan pembelajaran menarik, Pramuka juga sebagai pendidikan karakter di mana ditanamkan tentang disiplin dan cinta tanah air. Gerakan Pramuka merupakan satu satunya organisasi kepanduan di Indonesia yang melaksanakan pembinaan terhadap peserta didik dengan menggunakan prinsip prinsip dasar metodik pendidikan kepramukaan.pembinaan tersebut diarahkan kepada peningkatan kemampuan, ketrampilan dan pembinaan.sebagai upaya untuk meningkatkan potensi tersebut, maka perlunya adanya suatu wadah pembinaan guna menampung anggota gerakan Pramuka yang berminat dan berkemampuan di bidang pertolongan dan tugas kemanusiaan serta pelestarian alam sebagai wujud nyata pelaksanaan tri satya dan dasa darma yaitu menolong sesama hidup yang didasari rasa cinta alam dan kasih sayang. Wadah pendidikan dalam kesiapsiagaan bencana banjir di Kabupaten Sukoharjo, Kwarcab Sukoharjo bekerja sama dengan BPBD Sukoharjo,

3 KODIM Sukoharjo, SAR Sukoharjo dan PMI sukoharjo Untuk memberikan pembinaan dan pelatihan kepada anggota UBALOKA dalam kesiapsiagaan bencana yang terjadi khususnya di Kabupaten Sukoharjo. Dibentuknya UBALOKA adalah untuk menyalurkan, mengarahkan, membina mengembangkan potensi gerakan Pramuka khususnya Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega yang berminat dan berkemampuan dalam usaha pertolongan dan tugas tugas kemanusiaan lainnya. Sasaran UBALOKA terbentuknya satuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega yang siap, cakap dan tanggap dalam memberikan pertolongan terhadap kecelakaan, musibah dan bencana yang terjadi kapan dan dimanapun secara cepat, tepat, dan benar. Dalam UU no 24 tahun 2007 pasal satu (1) menjelaskan bahwa tujuan mitigasi bencana adalah untuk mengurangi resiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatkan kemampuan menghadapi ancaman bencana. Sedangkan dalam peraturan kepala Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BPNB) no 4 tahun 2008 menjelaskan bahwa kegiatan mitigasi bencana di golongkan menjadi struktural dan non struktural berupa peraturan, pendidikan dan penyuluhan. Sukoharjo merupakan daerah yang rawan bencana dan itu sudah dibuktikan dengan adanya data BNPB Tahun 2011 yang mencatat indeks rawan bencana Indonesia.Berdasarkan data tersebut Kabupaten Sukoharjo merupakan daerah rawan bencana yang tergolong dalam kategori yang tinggi dengan sekor 82 ditingkat Kabupaten di seluruh Indonesia. Bencana yang

4 terjadi di Kabupaten Sukoharjo meliputi: Banjir, Angin Topan, Longsor, dan Gempa bumi yang tercatat dalam data BNPB Tahun 2011 dengan tabel sebagai berikut: Tabel 1.Data Indeks Rawan Bencana Indonesia Jenis Skor Kelas Rawan Ranking Nasional Bencana Banjir 82 Tinggi 76 Tanah 40 Tinggi 95 Longsor Angin 47 Tinggi 41 Topan Gempa 25 Tinggi 76 Bumi Sumber :BNPB Tahun 2011 Sedikitnya ada lima faktor penting penyebab banjir yaitu : faktor hujan, faktor hancurnya retensi daerah aliran sungai (DAS), faktor kesalahan perencanaan pembangunan alur sungai, faktor pendangkalan sungai, dan faktor kesalahan tata wilayah serta pembangunan sarana dan prasarana. Hujan bukanlah penyebab utama banjir dan tidak selamanya hujan dapat menimbulkan banjir ( Agus Maryono. 2009). Hilangnya daerah resapan air, drainase yang buruk, penggundulan hutan menambah volume air pada saat hujan sehingga terjadi banjir.perlunya kesadaran masyarakat akan adanya bencana banjir yang terjadi di sekitar

5 mereka, dan peran serta pemerintah Kabupaten Sukoharjo dalam kesiapsiagaan banjir, dengan mengajak organisasi yang bergerak dalam kemanusiaan untuk ikut memberikan penyuluhan terkait kesiapsiagaan banjir di wilayah Kabupaten Sukoharjo. B. Identifikasi Masalah 1. Bagaimana peran anggota UBALOKA Kwarcab Sukoharjo dalam kesiapsiagaan bencana banjir di kabupaten Sukoharjo? 2. Apakah faktor penghambat dan pendukung anggota UBALOKA dalam kesiapsiagaan bencana banjr di Kabupaten Sukoharjo? C. Pembatasan Masalah Agar masalah ini dapat dikaji secara mendalam, maka perlu adanya pembatasan masalah sebagai berikut : 1. Subjek penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah anggota UBALOKA Kwartir Cabang 11.11 Kabupaten Sukoharjo. 2. Objek penelitian Objek dalam penelitian ini adalah kesiapsiagaan anggota UBALOKA Dalam bencana banjir di Kabupaten Sukoharjo. 3. Parameter Parameter dalam penelitian ini adalah sebagai wadah pendidikan dalam kesiapsiagaan, diukur dari pelatihan dan tingkat pengetahuan dalam bencana banjir.

6 D. Perumusan Masalah Perumusan masalah yang akan diteliti dirumuskan sebagai berikut: 1. Apakahkah peran anggota UBALOKA Kwarcab Sukoharjo dalam kesiapsiagaan bencana banjr yang dihadapi di wilayah Kabupaten Sukoharjo? 2. Apakah yang menjadi faktor penghambat dan pendukung anggota UBALOKA dalam kesiapsiagaan bencana banjir di Kabupaten Sukoharjo? E. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui peran anggota UBALOKA Kwarcab Sukoharjo dalam kesiapsiagaan bencana banjr yang dihadapi di wilayah Kabupaten Sukoharjo. 2. Untuk mengetahui faktor penghambat dan pendukung anggota UBALOKA dalam kesiapsiagaan bencana banjir di Kabupaten Sukoharjo F. Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan yang hendak dicapai, maka penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi kepada Kwarcab Sukoharjo terhadap kesiapsiagaan bencana, khususnya dalam mewaspadai bencana banjir. Adapun manfaat yang diharapkan dapat memberikan manfaat teoritis dan manfaat praktis sebagai berikut : 1. Manfaat teoritis Secara teoritis penelitian ini dapat digunakan sebagai wacana untuk mengetahui sejauh mana peran Unit Bantuan Pertolongan Pramuka ( UBALOKA) sebagai wadah pendidikan dalam kesiapsiagaan bencana.

7 2. Manfaat praktis a. Bagi anggota UBALOKA sebagai tambahan informasi dan ilmu pengetahuan tentang resiko bencana banjir dan penanganannya, maupun kesiapsiagaan melalui kegiatan UBALOKA. Juga sebagai telaah pustaka atau kajian pustaka bagi penelitian lain. b. Bagi Kwarcab Sukoharjo memberikan tambahan informasi tentang bencana banjir di wilayah Kabupaten Sukoharjo, bahwasanya perlu ditingkatkan kegiatan yang memberikan pelatihan di dalam kesiapsiagaan bencana banjir. c. Bagi penulis ingin menyampaikan kepada pembaca bahwasannya Pramuka merupakan organisasi yang mempunyai peran dalam lingkungan sekolah dan masyarakat, serta sebagai tolak ukur dalam menjalankannya sebagai calon pendidik. G. Daftar Istilah Untuk menghindari kekeliruan dan salah penafsiran dalam menginterpretasikan setiap istilah yang penulis gunakan dalam judul penelitian ini, maka perlu adanya penegasan istilah sebagai berikut: 1. Peranan Adalah tanggung jawab untuk menyatakan suatu maksud akal iktisar ( Purwodarmito, Kamus Besar Bahasa Indonesia: PN Balai Pustaka, 1982).

8 2. Unit Merupakan suatu kesatuan yang terdiri dari individu-individu terdidik, berkepribadian, percaya diri, berdisiplin tinggi, memiliki kemampuan dan keterampilan serta memiliki rasa tanggung jawab dalam pengabdian kepada Gerakan Pramuka dan masyarakat pada umumnya (JP. Gillin dan J.L. Gillin dalam Harjoso, 1986) 3. Bantu Adalah memberikan bantuan pertolongan atau bantuan pertama yang dilandasi prinsip kesukarelaan serta bekerja sama dengan satuan-satuan pertolongan yang lain (Pudjawijatna, 1985) 4. Pertolongan Adalah sikap atau tindakan penyelamatan yang dijiwai rasa tanggung jawab yang baik terhadap Tuhan, masyarakat maupun negara dengan dasar rasa kemanusiaan tanpa membedakan siapapun atau memandang suatu apapun (Puwadarmitro, Kamus Besar Bahasa Indonesia: PN balai pustaka 1982) 5. Pramuka Adalah sebagai identitas, bahwa Unit Bantu Pertolongan Pramuka anggotanya adalah anggota Gerakan Pramuka (Kwartir Daerah 11 Jawa Tengah No 034 Tahun 2009).

9 6. Kwartir cabang Merupakan satuan organisasi pengelola gerakan Pramuka yang dipimpin secara kolektif pada setiap tingkatan wilayah (Kwartir Daerah 11 Jawa Tengah No 034 Tahun 2009). 7. Pendidikan Adalah usaha sadar dan terencana untuk menciptakan suasana belajar agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagaman, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, sikap sosial dan ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat dan negara (Sisdiknas 2001). 8. Kesiapsiagaan Adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian serta melalui langkah yang tepat guna dan berdaya guna (undang-undang no 24 tahun 2007). 9. Bencana Adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan baik oleh faktor alam maupun faktor non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbilnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis ( Undang-Undang no 24 tahun 2007).

10 10. Banjir Banjir adalah peristiwa terbenamnya daratan (yang biasanya kering) karena volume air yang meningkat. Banjir dapat terjadi karena meluapnya air yang berlebihan disuatu tempat akibat hujan besar, meluapnya air sungai, atau pecahnya bendungan sungai(erlina Ayu 2011).Banjir adalah peristiwa terbenamnya daratan oleh air. Peristiwa banjir timbul jika air menggenangi daratan yang biasanya kering. Maka dapat disimpulkan Banjir adalah terbenamnya daratan oleh volume air (Erlina Ayu 2011). Banjir terjadi karena ketidakberdayaan manusia dan kurang baiknya pengelolan keadaan lingkungan, akibatnya bencana melanda menyebabkan berbagai kerugian dalam berbagai bentuk hingga menyebabakan korban jiwa atau kematian. 11. Kabupaten Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo dengan ibukotanya Kota Sukoharjo, letak geografis (7 o 32 17 7 o 49 32 Lintang Selatan-110 o 42 06,79 dan 110 o 57 33,7 Bujur Timur). luas wilayah 466,66 km² berbatasan dengan Kota Surakarta di sebelah utara, Kabupaten Karanganyar di sebelah timur, Kabupaten Wonogiri dan DIY di sebelah selatan, Kabupaten Klaten di sebelah barat. Kabupaten ini dibelah sungai Bengawan Solo menjadi dua bagian, bagian utara pada umumnya merupakan dataran rendah bergelombang, bagian selatan merupakan dataran tinggi dan pegunungan.