BAB I PENDAHULUAN. merekomendasikan hanya untuk memberikan ASI sampai bayi berusia 4

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN ANTARA SIKAP IBU DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDAWUNG II SRAGEN

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan terbaik untuk bayi. ASI sangat

BAB I PENDAHULUAN. kematian bayi mencapai 36 per kelahiran (SDKI, 2007). menyusui dengan program pemberian ASI eksklusif on demand yang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Indonesia masih tergolong tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan zat gizi bagi bayi sampai usia dua tahun merupakan hal yang

BAB I PENDAHULUAN. suplemen,vitamin, mineral, dan atau obat obatan untuk keperluan medis

BAB I PENDAHULUAN. digantikan oleh apapun juga. Pemberian ASI ikut memegang peranan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. pemberian (ASI) masih jauh dari yang diharapkan. Menurut Survei Demografi

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan bayi baik fisik maupun psikologi sosial. ASI mengandung nutrisi,

BAB I PENDAHULUAN. Pengetahuan ibu tentang kebutuhan gizi yang diberikan pada bayi sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Lata

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehamilan merupakan suatu proses yang dialami oleh seluruh wanita

BAB 1 PENDAHULUAN. pertama. Pemberian ASI secara eksklusif pada bayi penting untuk. meningkatkan kelangsungan hidup dan kualitas bayi.

BAB 1 : PENDAHULUAN. individu, dimulai sejak janin masih dalam kandungan, bayi, balita, anak-anak,

BAB 1 PENDAHULUAN. ASI Ekslusif pada bayinya (Laksono, 2010). Di daerah pedesaan, pada

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambaran epidemiologi..., Ananda, FKM UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. menyusu dalam 1 jam pertama kelahirannya (Roesli, 2008). Peran Millenium

BAB I PENDAHULUAN. Fun (UNICEF), dan Departemen Kesehatan Republik Indonesia melalui. SK.Menkes No.450/Menkes./SK/IV/2004 tanggal 7 April 2004 telah

BAB 1 PENDAHULUAN. Program peningkatan penggunaan ASI menjadi prioritas karena

BAB 1 : PENDAHULUAN. sedini mungkin, bahkan sejak masih dalam kandungan. Usaha untuk mencapai

BAB I PENDAHULUAN. harus diperhatikan oleh ibu. Salah satu pemenuhan kebutuhan gizi bayi ialah

BAB I PENDAHULUAN. menyelamatkan kehidupan seorang anak, tetapi kurang dari setengah anak di

BAB I PENDAHULUAN. sampai pada rakyat jelata, bahkan dasar utama terletak pada kaum wanita, yaitu


BAB I PENDAHULUAN. mendukung pertumbuhan otak bayi yaitu sesuatu yang tidak dapat diperoleh

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN PERILAKU PEMBERIAN ASI DI PUSKESMAS NGUTER

BAB I PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk meningkatkan mutu sumber daya yang sehat,

BAB I PENDAHULUAN. penuhi. Alasan yang menerangkan pernyataan tersebut adalah ASI merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Disusun Oleh: Wiwiningsih

BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan 2010 bahwa kejadian diare pada bayi terus meningkat dan

BAB I PENDAHULUAN. dan menurunnya prevalensi gizi kurang pada anak balita. World Health

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit diare merupakan salah satu penyebab morbiditas dan. Secara nasional, target Sustainable Development Goals (SDGs) untuk

BAB I PENDAHULUAN. The World Health Report Tahun 2005 dilaporkan Angka Kematian Bayi Baru

RENDAHNYA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU YANG BEKERJA LINGKUNGAN XX KELURAHAN KWALA BEKALA KECAMATAN MEDAN JOHOR TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. kandungan gizinya sesuai untuk kebutuhan bayi. Zat-zat gizi yang berkualitas

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang penelitian. Air susu ibu (ASI) adalah cairan hasil sekresi kelenjar payudara ibu, yang

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi salah satu indikator penting. dalam menentukan derajat kesehatan masyatakat.

1

BAB I PENDAHULUAN. jumlah angka kematian bayi (AKB) di Indonesia sebanyak 25 kematian

BAB I PENDAHULUAN. sebagai makanan utama bayi. Pada awal kehidupan, seorang bayi sangat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN BAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. secara eksklusif selama enam bulan pertama kehidupan (IDAI, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) sangat bermanfaat untuk imunitas, pertumbuhan dan

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan, setelah persalinan, dan masa menyusui bayi. Pada ibu bekerja

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal serta melindungi anak dari

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat penting diperhatikan oleh ibu. Pemberian Air Susu Ibu (ASI) padabayi

BAB I PENDAHULUAN. dilanjutkan dengan makanan pendamping sampai usia 2 tahun. American

BAB I PENDAHULUAN. garam-garam organik yang di sekresikan oleh kedua kelenjar payudara ibu, serta

BAB 1 PENDAHULUAN. Colostrum merupakan bagian dari ASI yang penting untuk diberikan pada

BAB 1 PENDAHULUAN. langkah awal menuju kesuksesan menyusui. Salah satu tujuan IMD adalah menekan

BAB I PENDAHULUAN. Menyusui merupakan cara alami memberi makan bayi. Sejak terjadinya pembuahan, tubuh ibu mempersiapkan diri untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. ilmiah tentang manfaat ASI bagi daya tahan hidup bayi, pertumbuhan, dan

BAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas merupakan unsur penting

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan yang merugikan kesehatan. Hal-hal ini secara langsung menjadi. anak usia dibawah 2 tahun (Depkes RI, 2009)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebutuhan zat gizi bagi bayi usia sampai 2 tahun merupakan hal yang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. World Health Organization (WHO)/United Nations International

BAB I PENDAHULUAN. dinilai memberikan hasil yang lebih baik. Keputusan Menteri Kesehatan. eksklusif pada bayi sampai usia 6 bulan (Riksani, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. pada saat janin masih dalam kandungan dan awal masa pertumbuhannya. menghadapi tantangan globalisasi (Depkes, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. Pengetahuan, sikap..., Rindiarni Inten Putri, FKM UI, 2009

BAB I PENDAHULUAN. yaitu 98 kematian per kelahiran hidup. Tingginya angka kematian bayi

BAB I PENDAHULUAN. obstetrik dan ginekologi di suatu wilayah adalah dengan melihat Angka

mencukupi kebutuhan pertumbuhan sampai usia sekitar empat bulan. Setelah untuk bayi yang mendapat makanan tambahan yang tertumpu pada beras.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Air Susu Ibu (ASI) merupakan satu-satunya makanan yang sempurna dan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan Pembangunan Milenium atau Millenium Development Goals

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2012 yang sebesar 48,6%. Persentase pemberian ASI Eksklusif

BAB I PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) adalah cairan dari hasil sekresi kelenjar payudara ibu.

BAB I PENDAHULUAN. pada berbagai bidang, diperlukan sumber daya manusia (SDM) yang

BAB I PENDAHULUAN. 11 bulan) per kelahiran hidup dalam kurun waktu satu tahun. AKB

BAB I PENDAHULUAN. tujuan tersebut yaitu dengan pemberian Air Susu Ibu (ASI) sampai bayi

BAB I PENDAHULUAN. angka kesakitan dan kematian anak, United Nation Children Fund (UNICEF) dan

BAB I PENDAHULUAN. Hasil penelitian multi-center yang dilakukan UNICEF menunjukkan bahwa MP-

BAB I PENDAHULUAN. termasuk anak, remaja, ibu hamil dan ibu menyusui dengan kegiatan pokok

BAB I PENDAHULUAN. target Millenium Depelopment Goals (MDGs) Dimana angka kematian bayi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kesehatan merupakan salah satu aspek dari kehidupan masyarakat mutu

Karya Tulis Ilmiah. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Gizi. Disusun Oleh: MUJI RAHAYU J.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terhadap tumbuh kembang anak. Selain menguntungkan bayi, pemberian ASI eksklusif juga menguntungkan ibu, yaitu dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masyarakat pekerja mempunyai peranan & kedudukan yang sangat

I. PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Angka Kematian Bayi (AKB) di dunia masih tergolong tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. kesakitan dan kamatian ibu dan bayi. menurut World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN. tersebut. (Mansjoer A, Suprohaita, Wardhani WI, Setiowulan W, 2000)

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud, melalui terciptanya

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang setinggi-tingginya (Depkes, 2006). Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), BKKBN, dan Depkes dalam

SUYANI PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG D IV SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AISYIYAH YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. interdependen, saling bergantung satu sama lainnya, dan tidak bisa dipisahkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Inisiasi menyusu dini dalam satu jam pertama diperkirakan akan

BAB I PENDAHULUAN. kelahiran seseorang hingga berusia 18 atau 24 bulan. Masa-masa bayi adalah

BAB I PENDAHULUAN. pada tujuan ke 5 adalah mengurangi Angka Kematian Ibu (AKI) dengan target

BAB I PENDAHULUAN. oleh perangkat reproduksi yang dimilikinya, yaitu rahim dan semua bagiannya, untuk

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DI DESA BUTUH KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. menyusui bayinya, meyakinkan ibu akan keuntungan Air Susu Ibu (ASI) dan

Kata Kunci: Sikap Ibu, Dukungan Suami, Pemberian ASI Eksklusif

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. internasional yang menganjurkan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama

BAB I PENDAHULUAN. penurunan tingkat kecerdasan. Pada bayi dan anak, kekurangan gizi akan menimbulkan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air susu Ibu (ASI) adalah makanan terbaik bayi pada awal usia kehidupan, hal ini tidak hanya karena ASI mengandung cukup zat gizi tetapi karena ASI mengandung zat imunologik yang melindumgi bayi dari infeksi praktek menyusui dinegara berkembang telah berhasil menyelamatkan sekitar 1,5 juta bayi pertahun, atas dasar tersebut WHO merekomendasikan hanya untuk memberikan ASI sampai bayi berusia 4 sampai 5 bulan (Amirudin, 2006). Angka kematian bayi diseluruh dunia setiap tahun mencapai empat juta (yuhana,2008). DiMalaysia angka kematian hanya 41 per 100 ribu, Singapura 6 per 100 ribu, Thailand 44 per 100 ribu, dan Filiphina 170 per 100 ribu (Swamurti, 2007). Menurut survey Demografi Kesehatan Indonesia 2002-2003 angka kematian bayi (AKB) tercatat 35 per 1.000 kelahiran hidup. Data dibadan statistik menunjukkan angka kematian ibu dan bayi tertingi di Asia Tenggara, mendominasi lebih dari 75% kematian anak dibawah 5 tahun.hal itu menjadi kegiatan prioritas Depertemen kesehatan 2005-2009. Dari 1000 kelahiran hidup dan angka kematian bayi berkurang dari 248 menjadi 206 per 100.000 kelahiran yang dicapai pada tahun 2009.Sementara angka harapan hidup berkisar rata-rata 70,6/ tahun (Moejiono, 2007). 1

Faktor penyebab utama terjadinya kematian bayi baru lahir dan balita adalah penurunan angka pemberian Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan ASI eksklusif. Di Jakarta Utara hanya sekitar 17,9% bayi baru lahir yang di beri IMD setelah 1 jam pertama setelah persalinan dan hanya sekitar 28% bayi dibawah 6 bulan yang diberi ASI ekskusif (Wahana, 2007). Pemberian ASI eksklusif pada bayi di bawah usia dua bulan berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2006-2007 hanya mencakup 67% dari total bayi yang ada. Persentase tersebut menurun seiring dengan bertambahnya usia bayi, yakni, 54% pada bayi usia 2-3 bulan dan 19% pada bayi usia 7-9. Yang lebih memprihatinkan, 13% bayi di bawah dua bulan telah diberi susu formula dan satu dari tiga bayi usia 2-3 bulan telah diberi makanan tambahan. (Dinkes, 2007) Cakupan pemberian ASI eksklusif di indonesia berfluktuasi selama 3 tahun terakhir. Cakupan pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-5 bulan turun dari 62,2% tahun 2007 menjadi 56,2% pada tahun 2008, namun meningkat lagi pada tahun 2009 menjadi 61,3%. Sedangakn cakupan pemberian ASI eksklusif pada bayi sampai 6 bulan turun dari 28,6% pada tahun 2007 menjadi 24,5% pada tahun 2008 dan naik lagi menjadi 34,3% pada tahun 2009 (Profil Kesehatan Jateng, 2009) Cakupan pemberian ASI pemberian ASI ekslusif dipengaruhi beberapa hal terutama masih sangat terbatasnya konselor ASI, belum

adanya peraturan perundangan tentang pemberian ASI serta belum memaksimalkan kegiatan edukasi,sosialisasi,advokasi dan kampanye terkait pemberian ASI maupun MP-ASI, masih kurangnya ketersediaan sarana dan prasarana KIE ASI dan belum optimalnya membina kelompok pendukung ASI dan MP-ASI. (Profil Kesehatan Jateng, 2009) Beberapa hal yang menghambat pemberian ASI Eksklusif adalah rendahnya pengetahuan ibu dan keluarga lainnya mengenai manfaat ASI dan cara menyusui yang benar, Kurangnya pelayanan konseling laktasi dan dukungan dari petugas Kesehatan, Faktor sosial budaya, faktor sosial budaya, Kondisi yang kurang memadai bagi para ibu bekerja dan Gencarnya pemasaran susu formula (Profil Kesehatan Jateng, 2009). Berdasarkan laporan Dinas Kesehatan kota Kendal pada wilayah kerja Puskesmas Boja I tahun 2010 bayi yang diberikan ASI Eksklusif sampai usia 6 bulan tidak ada sama sekali dari jumlah balita sebanyak 434bayi berumur 0-6 bulan (Dinkes Kendal, 2010). Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan di Desa Kaligading dari 10 ibu menyusui yang mempunyai balita umur 6-11 bulan didapatkan 3 ibu yang mengerti tentang ASI Eksklusif dan pentingnya pemberian ASI Eksklusif 6-11 bulan pada bayinya, dan 7 ibu yang tidak mengerti tentang ASI Ekskusif dan pentingnya pemberian ASI Eksklusif bagi bayi. Dari 10 ibu yang mempunyai balita umur 6-11 bulan tersebut 4 ibu yang memberiakn ASI Eksklusif dan 6 yang tidak memberikan ASI Eksklusif.

Berdasarkan dari uraian diatas, pemberian ASI Eksklusif masih sangat rendah. Karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang tingkat pengetahuan ibu tentang ASI Eksklusif dengan praktik pemberian ASI Eksklusif. B. Rumusan Masalah Berdasarkan laporan Dinas Kesehatan Kota Kendal tahun 2010 pemberian ASI Eksklusif di Kendal termasuk daerah terendah dalam pemberian ASI Eksklusif dari jumlah balita 0-6 bulan sebanyak 7.563 yang diberi ASI Eksklusif hanya 523 bayi. Berdasakan latar belakang yang diuraikan diatas maka perumusan masalah adalah : Adakah hubungan antara tingkat pengetahuan Ibu tentang ASI Eklsklusif dengan praktik pemberian ASI Eksklusif. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang ASI Eksklusif dengan Praktik pemberian ASI Eksklusif. 2. Tujuan Khusus a. Mendiskripsikan tingkat pengetahuan ibu tentang ASI Eksklusif didesa Kaligading. b. Mendiskripsikan Praktik Pemberian ASI Eksklusif c. Menganalisis hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang ASI Eksklusif dengan praktik pemberian ASI Eksklusif.

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Pemerintah Untuk meningkatkan pemberian ASI Eksklusif pada balita usia 0-6 bulan. 2. Bagi Institusi Sebagai bahan pertimbangan untuk dilakukan penelitian lebih lanjut,tentang tingkat pengetahuan ibu tentang ASI Eksklusif dengan praktik pemberian ASI Eksklusif. 3. Bagi Ilmu Pengetahuan Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang ASI Eksklusif dengan praktik pemberian ASI Eksklusif sehingga hal ini dapat menambah wawasan serta masukan bagi ilmu Kebidanan. 4. Bagi Ibu Post partum Dapat menambah pengetahuan sehingga mampu menumuhkan sikap yang positif pada ibu post partum dalam memberikan ASI Eksklusif. 5. Bagi Peneliti Sebagai bahan untuk menambah pengetahuan dan wawasan mengenai pentingnya tingkat pengetahuan ibu tentang ASI Eksklusif dengan praktek pemberian ASI Eksklusif 6. Bagi Masyarakat Sebagai informasi pada masyarakat tentang keunggulan dan manfaat ASI Eksklusif terhadap praktik pemberian Asi Eksklusif pada bayi.

E. Keaslian Penelitian No Judul, Nama Tahun 1 Studi diskriptif tingkat pengetahuan ibu dan sikap ibu hamil trimester III dalam pemberian kolostrum pada bayi baru lahir diwilayah Puskesmas gribig, kudus Dyah Aisah,2009 2 Gambaran tingkat pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif pada ibu menyusui bayi usia 0-6 bulan. Dwi agustin, 2009 3 Gambaran Pengetahuan ibu hamil TM III tentang Inisiasi Menyusu Dini (IMD), Sri Hartatik 2010 Sasaran Metode Hasil 33 orang ibu hamil TM 3 yang bertempat tinggal dikota Kudus. 50 ibu menyusui bayi usia 0-6 bulan yang bertempet tinggal di kota Grobogan kecamatan Gubug. 45 ibu hamil TM III yang bertempat tinggal di Tlogorejo, Semarang. Diskriptif dengan pengambilan data secara survai wawancara menggunakan kuesioner. Deskriptif dengan metode pendekatan cross sectional. Deskriptif dengan metode pendekatan cross sectional. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ibu hamil yang memiliki pengetahuan kurang tentang dalam pemberian kolostrum sebanyak 17 ibu hamil TM 3(51,5%), siakap yang tidak mendukung (negatif) dalam pemberian kolostrum sebanyak 18 ibu hamil TM 3 (54,5%). Hasil penelitian yang diperoleh adalah gambaran tingkat pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif tingkat pengetahuan dapat diketahui bahwa sebagian besar responden tingkat pengetahuan sedang yaitu sebanyak 22 orang (54,0%) gambaran tingkat pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif berdasarkan tingkat pendidikan dapat diketahui. Hasil penelitian yang diperoleh adalah sebagian besar ibu hamil mempunyai pengetahuan cukup sebanyak 73,3%, Baik 15,6% dan kurang 11,1%.

Mengacu pada hasil penelitian sebelumnya yang sudah dilakukan perbedaan terletak pada lokasi penelitian di desa Kaligading Kecamatan Boja, Kendal tahun 2011 dan terletak pada variabel yaitu variabel bebas adalah tingkat pengetahuan dan praktik pemberian ASI Eksklusif.