PENGARUH MOTIVASI, KREATIVITAS, DAN PROFESIONALISME TERHADAP KINERJA GURU SEKOLAH DASAR KECAMATAN BRUNO KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2005 / 2006 TESIS

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. diharapkan dalam menjalankan tugasnya dapat mencapai hasil dan tujuan

DAMPAK KOMPETENSI PEDAGOGIK, TINGKAT PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN KERJA TERHADAP SEMANGAT KERJA GURU SMK KABUPATEN BLORA TESIS

I. PENDAHULUAN. yang mana didalamnya terdapat pembelajaran tentang tingkah laku, norma

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang RI No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, serta Peraturan

Judul BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. hal tersebut, pembangunan nasional dalam bidang pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

B A B I PENDAHULUAN. khususnya proses pembelajaran di sekolah terus di lakukan seiring dengan kemajuan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas sumber daya manusia maka perlu dikembangkan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui

RINTISAN WAJIB BELAJAR 12 ( DUA BELAS ) TAHUN

Skripsi Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai gelar derajat sarjana S-1 Psikologi

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang terjadi dengan apa yang diharapkan terjadi.

BAB I PEDAHULUAN. manusia. Pendidikan merupakan faktor utama dalam proses untuk membentuk

BAB I PENDAHULUAN. maupun informal. Tujuan pendidikan berdasarkan di dalam tujuan pendidikan

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting karena pendidikan merupakan

Oleh : Sri Admawati K BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berbagai usaha telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. Undang No.20 tahun 2003). Pendidikan memegang peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. peradapan bangsa yang bermartabat. untuk terus-menerus belajar. Seorang mahasiswa dalam meraih tujuan

BAB I PENDAHULUAN. dalam satu unit kerja tidak bisa terlepas dari kegiatan administrasi

PENGARUH AKTIVITAS BELAJAR SISWA DAN PARTISIPASI DALAM. KEGIATAN OSIS TERHADAP PRESTASI BELAJAR PKn PADA SISWA

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang berkualitas baik melalui pendidikan informal di rumah

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang telah dinyatakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. waktu. Seperti tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang. tentang sistem pendidikan nasional bahwa:

2015 PENGUASAAN KOMPETENSI DASAR MENGHIAS KAIN PADA PESERTA DIDIK PROGRAM KERUMAHTANGGAAN KELAS VII DI SMP NEGERI 3 LEMBANG

Pendidikan Nasional Indonesia pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia Indonesia baik secara fisik maupun intelektual

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam dunia pendidikan khususnya, pelajaran akuntansi sangat

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali bangsa Indonesia yang sedang membangun sehingga dapat. bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, nilai, dan sikap sehingga dapat berpikir lebih sistematis, rasional, dan

Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Program Studi Pendidikan Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. latihan. Pendidikan memberikan peranan yang sangat besar dalam menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam. Indonesia. Di samping itu, pendidikan dapat mewujudkan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. lemahnya proses pembelajaran. Pendidikan nasional diarahkan untuk. masalah hidup, serta membentuk manusia kreatif dan inovatif.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I. terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ataupun tinta hitam tergantung yang menuliskannya. No. 20 Tahun 2003 yang menyatakan bahwa :

Smart, Innovative, Professional

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan adalah sebuah salah satu upaya dalam mencerdaskan. kehidupan bangsa. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional juga

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI DI SMK NEGERI 9 SURAKARTA TESIS. Oleh : Ties Setyaningsih

BAB 1 PENDAHULUAN. sebelumnya. UU nomor 20 tahun 2003 pasal 3 menjelaskan bahwa fungsi

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia. Menurut Djamarah (2000: 22) Pendidikan

2014 IMPLEMENTASI MEDIA TIGA DIMENSI PADA PEMBELAJARAN MENGHIAS KAIN DI SMP NEGERI 3 LEMBANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran adalah sebuah sistem yang kompleks dimana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan pondasi kemajuan suatu negara, maju tidaknya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Esa, berakhlak mulia, sehat Jasmani dan Rohani, berilmu, cakap, kreatif,

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pendidikan juga merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sejarah peradaban manusia terlihat jelas bahwa kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia. dan Undang-undang Dasar Tahun Upaya tersebut harus selalu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dipandang sebagai cara yang tepat untuk membentuk sumber

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemakaian seragam sekolah terhadap siswa di dalam suatu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. yang menyenangkan dan mudah dipahami oleh siswa. Pendidikan berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan Islam menurut Suyanto (2008: 83) adalah terbentuknya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang disertai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi hal yang sangat penting bagi suatu bangsa, dikatakan

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan suatu bangsa dapat dilihat dari perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau

BAB I PENDAHULUAN. Dalam undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik. Pada hakikatnya pendidikan adalah sarana untuk mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

INTERAKSI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH STANDAR NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengertian pendidikan menurut Undang-undang Sistem Pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suatu proses pendidikan tidak lepas dari Kegiatan Belajar Mengajar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pada terhambatnya kemajuan negara. Menurut Nata (2012: 51) pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. berkala agar tetap relevan dengan perkembangan jaman. pedoman penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kedudukan guru mempunyai arti penting dalam pendidikan. Arti penting itu bertolak

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

BAB I PENDAHULUAN. hidup (life skill atau life competency) yang sesuai dengan lingkungan kehidupan. dan kebutuhan peserta didik (Mulyasa, 2013:5).

BAB I PENDAHULUAN. dipasaran, tetapi bukan berarti masalah ini telah usai karena masalah-masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II PADA POKOK BAHASAN SEGIEMPAT DITINJAU DARI POLA BELAJAR SISWA KELAS VII SEMESTER 2

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI TESIS

BAB I PENDAHULUAN. merupakan wahana dalam menerjemahkan pesan-pesan konstitusi serta sarana

Transkripsi:

PENGARUH MOTIVASI, KREATIVITAS, DAN PROFESIONALISME TERHADAP KINERJA GURU SEKOLAH DASAR KECAMATAN BRUNO KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2005 / 2006 TESIS Disusun oleh: PARYONO NIM. : Q. 100040073 Program Studi : Magister Manajemen Pendidikan Konsentrasi : Manajemen Sekolah =================================================================== PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA TAHUN 2005

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan, membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (UU No.20 tahun 2003 : 8 ). Selanjutnya pada pasal lima ditegaskan bahwa setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu, tidak terkecuali warga negara di daerah terpencil atau terbelakang. Penekanan hak untuk memperoleh layanan pendidikan ini dipertegas pada pasal enam bahwa setiap warga negara berusia tujuh sampai dengan lima belas tahun wajib mengikuti pendidikan dasar. Penekanan wajib belajar bagi seluruh warga negara oleh pemerintah ini sangat mendasar, karena hal ini berkaitan dengan upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia. Setiap negara membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas sebab sumber daya manusia yang berkualitas akan memberikan pengaruh positif terhadap perkembangan pembangunan suatu bangsa dalam 1

berbagai bidang. Tidak hanya dalam hal penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang diharapkan, tetapi juga sikap mental yang baik. Oleh sebab itu, setiap negara selalu berusaha meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang dimilikinya. Untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dapat dilakukan dengan meningkatkan kualitas pendidikan, melalui pendidikan yang berkualitas akan tercipta sumber daya manusia berkualitas pula, yang pada akhirnya dapat mendukung perkembangan pembangunan nasional. Berbagai usaha telah dilaksanakan oleh pemerintah untuk mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas, misalnya : pengembangan kurikulum nasional dan lokal, peningkatan kompetensi guru melalui pelatihan, pengadaan buku dan alat pelajaran, pengadaan dan perbaikan sarana prasarana pendidikan, serta perbaikan managemen sekolah. Disamping usaha-usaha yang telah dilaksanakan tersebut peningkatan kualitas pendidikan dapat dilakukan dengan meningkatkan kinerja guru, karena guru merupakan ujung tombak pendidikan yang langsung berhadapan dengan peserta didik. Tanpa adanya kinerja guru yang baik, peningkatan kualitas pendidikan tidak akan tercapai. Kinerja guru merupakan faktor penting yang menentukan keberhasilan pendidikan. Kenyataan menunjukkan bahwa guru-guru di Indonesia belum memenuhi harapan bangsa, misalnya dari segi persyaratan pendidikan, penguasaan ilmu dan teknologi (Hadiyanto, 2004:18). Selanjutnya dikemukakan, kualitas guru diberbagai jenjang pendidikan menunjukkan bahwa : (1) Guru kurang mampu 2

merefleksikan apa yang pernah dilakukan, (2) Dalam pelaksanaan tugas, guru pada umumnya terpancing untuk memenuhi target minimal, yaitu agar siswa mampu menjawab soal-soal tes dengan baik, (3) Para guru tampak enggan beralih dari model mengajar yang sudah mereka yakini tepat, (4) Guru selalu mengeluh tentang kurang lengkap dan kurang banyaknya buku paket. Mereka khawatir kalau yang diajarkan tidak sesuai dengan soal-soal yang akan muncul dalam UUB, TPB, Ebta dan Ebtanas, (5) Kecenderungan guru dalam melaksanakan tugas mengajar hanya memindahkan informasi dan ilmu pengetahuan saja. Dimensi pengembangan kemampuan berpikir logis, kritis dan kreatif kurang mendapat perhatian. Ketua Umum Pengurus Besar PGRI, Surya mengemukakan sembilan karakteristik citra guru yang ideal yaitu : (1) Memiliki semangat juang yang tinggi disertai kualitas keimanan dan ketaqwaan yang mantap, (2) Mampu mewujudkan dirinya dalam keterkaitan dan padanan dengan tuntutan lingkungan dan perkembangan Iptek, (3) Mampu belajar dan bekerjasama dengan profesi lain, (4) Memiliki etos kerja yang kuat, (5) Memiliki kejelasan dan kepastian pengembangan jenjang karir, (6) Berjiwa professional tinggi, (7) Memiliki kesejahteraan lahir dan batin, material dan non material,(8) Memiliki wawasan masa depan, (9) Mampu melaksanakan fungsi dan peranannya secara terpadu ( Hadiyanto, 2004 : 12 ). 3

Kinerja guru dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya : motivasi, kreativitas, dan profesionalisme guru. Motivasi yang kuat mempengaruhi guru menjadi pengajar yang rajin dan tekun dalam melaksanakan tugas mendidik, mengajar dan melatih siswa. Guru yang kreatif akan disenangi murid dan mempengaruhi murid belajar dengan penuh semangat. Guru yang professional akan bekerja sesuai aturan dan kaidah pedagogis dalam mendidik, mengajar dan melatih siswa. Salah satu usaha yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan untuk meningkatkan kinerja guru adalah mengadakan Kelompok Kerja Guru (KKG). Kegiatan KKG dititik beratkan pada usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan khususnya tingkat Sekolah Dasar. Guru-guru diberikan kesempatan membahas permasalahan yang dihadapi dan mencari jalan keluarnya, serta mengkaji perkembangan metode terbaru dalam pembelajaran. Faktor motivasi, kreativitas, profesionalisme dan kinerja guru menurut peneliti penting untuk dikaji karena merupakan faktor-faktor yang mempunyai pengaruh besar dalam usaha meningkatkan mutu pendidikan, khususnya dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. B. Rumusan Masalah Anak-anak usia sekolah sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 dalam kondisi bagaimanapun dan di manapun mereka berada, harus 4

mengikuti program wajib belajar. Mereka diharapkan menjadi generasi yang berkualitas yang mampu meneruskan dan mengisi pembangunan. Sehubungan dengan harapan pemerintah tersebut, permasalahan yang menyangkut guru dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : Adakah pengaruh motivasi, kreativitas, dan profesionalisme secara simultan maupun parsial terhadap kinerja guru Sekolah Dasar di Kecamatan Bruno Kabupaten Purworejo? C. Tujuan Penelitian Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang pengaruh motivasi, kreativitas, dan profesionalisme terhadap kinerga guru Sekolah Dasar di Kecamatan Bruno Kabupaten Purworejo. Secara khusus penelitian ini bertujuan : Mengetahui ada tidaknya pengaruh motivasi, kreativitas, dan profesionalisme secara simultan maupun parsial terhadap kinerja guru Sekolah Dasar di Kecamatan Bruno Kabupaten Purworejo. D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian pengaruh motivasi, kreativitas, dan profesionalisme terhadap kinerja guru Sekolah Dasar di Kecamatan Bruno Kabupaten Purworejo ini diharapkan memberikan manfaat kepada : 5

1. Keilmuan, bermanfaat bagi pengayaan khasanah penelitian empirik di bidang managemen pendidikan, khususnya dalam pengelolaan personil pendidikan. 2. Institusi pendidikan, bermanfaat bagi pertimbangan meningkatkan kualitas kinerja guru. Dengan kinerja guru yang baik akan berdampak pada mutu pendidikan. 3. Individu guru, bermanfaat untuk menjaga dan selalu meningkatkan motivasi, kreativitas, dan profesionalisme sehingga kinerjanya semakin meningkat. 4. Pribadi peneliti, bermanfaat untuk menambah dan meningkatkan pengalaman sebagai peneliti sehingga dapat lebih baik dalam bekerja di lingkungan organisasi pendidikan. 6

7