DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i PERNYATAAN LEMBAR PERSETUJUAN... ii PENYATAAN LEMBAR PENGESAHAN... iii KATA PENGANTAR... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix DAFTAR SINGKATAN... x BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 3 1.3 Tujuan Penelitian... 4 1.4 Manfaat Penelitian... 4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sikap Kerja... 5 2.2 Anatomi dan Fisiologi... 11 2.3 Nyeri Punggung Bawah... 17 2.4 Hubungan Sikap Kerja dengan Nyeri Punggung Bawah... 27 BAB 3 KERANGKA KONSEP 3.1 Kerangka Konsep... 29 3.2 Variabel Penelitian... 30 3.3 Definisi Operasional... 30 3.4 Hipotesis Penelitian... 31 BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Jenis Penelitian... 32 4.2 Kerangka Kerja... 33 4.3 Tempat dan Waktu Penelitian... 34 4.4 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling Penelitian... 34
4.5 Jenis dan cara Pengumpulan Data... 35 4.6 Pengolahan dan Analisis Data... 40 BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian... 43 5.2 Pembahasan Hasil Penelitian... 47 5.3 Keterbatasan Penelitian... 55 BAB 6 PENUTUP 6.1 Simpulan... 56 6.2 Saran... 56 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Indeks Massa Tubuh... 25 Tabel 2.2 Tabel Level Resiko REBA dan Tindakan... 10 Tabel 3.1 Definisi Operasional... 30 Tabel 5.1 Karakteristik Subjek Penelitian berdasarkan Usia... 43 Tabel 5.2 Karakteristik Subjek Penelitian berdasarkan masa kerja... 44 Tabel 5.3 Karakteristik Subjek Penelitian berdasarkan Lama Bekerja... 44 Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Sikap Kerja... 45 Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Nyeri Punggung Bawah... 45 Tabel 5.6 Hubungan Sikap Keja dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah... 46
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Columna vertebralis dari tiga sudut pandang (anterior, lateral, dan posterior) 12 Gambar 2.2 Persendian pada lumbosacral...13 Gambar 2.2 Otot-otot pada punggung... 15 Gambar 2.3 Grup Otot Hamstring... 16
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Jadwal Penelitian Lampiran 2. Penjelasan Penelitian Lampiran 3. Surat Persetujuan Menjadi Responden Lampiran 4. Kuesioner Lampiran 5. Anggaran Dana Lampiran 6. Master Tabel Lampiran 7. Hasil Analisis Statistik Deskriptif Lampiran 8. Hasil Uji Analisis Bivariat Lampiran 9. Surat Keterangan Kelayakan Etik Lampiran 10. Surat Rekomendasi Melakukan Penelitian oleh Pemerintah Provinsi Bali Lampiran 11. Surat Rekomendasi Melakukan Penelitian oleh Pemerintah Kota Klungkung Lampiran 12.Surat Rekomendasi Melakukan Peneletitian oleh Perbekel Desa Sampalan Tengah Lampiran 13. Surat Keterangan Telah Melakukan Peelitian oleh Pemerintah Kabupaten Klungkung Kecamatan Dawan Desa Sampalan Tengah Lampiran 14. Lembar konsultasi Penelitian Lampiran 15. Dokumentasi
DAFTAR SINGKATAN LBP NPB IMT REBA ODI WMSDs : Low Back Pain : Nyeri Punggung Bawah : Index Masa Tubuh : Rapid Entire Body Assesment : Oswestry Disability Index : Work-Related Musculoskeletal Disorders MSDs : Musculoskeletal Disorders HNP : Hernia Nucleus Pulposus
ABSTRAK Postur kerja yang tidak ergonomis seperti berdiri, jongkok dan membungkuk dalam waktu yang lama dapat menyebabkan ketidanyamanan dan nyeri pada salah satu anggota tubuh. Pekerja tenun ikat melakukan pekerjaan dengan posisi posisi tubuh duduk tegak, membungkuk dan setengah duduk. Hal ini merupakan salah satu penyebab terjadinya NPB. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara sikap kerja dengan keluhan nyeri punggung bawah pada pekerja tenun ikat di Usaha Tenun Ikat Ardini Desa Sampalan Klungkung. Penelitian ini merupakan studi deskriptif korelasional dengan menggunakan rancangan cross sectional. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 40 orang yang dipilih menggunakan teknik non probability sampling jenis purposive sampling. Teknik pengolahan data menggunakan teknik Spearman-Rho. Pengumpulan data dilakukan menggunakan kuesioner ODI (Oswestry Disability Index) untuk menilai NPB serta penilaian lembar kerja REBA untuk mengukur sikap kerja responden. Hasil penilaian sikap kerja menunjukan bahwa mayoritas responden berada pada kategori risiko sedang (52,5%), sedangkan dari hasil penilaian NPB, mayoritas responden berada pada kategori moderate disability (62,5%). Hasil analisis menunjukan ada hubungan yang signifikan antara sikap kerja dengan keluhan nyeri punggung bawah pada responden yaitu 0,00 (p=0,000<0,05) dengan nilai korelasi kuat 0.885 dan arah korelasi positif yang berarti apabila sikap kerja yang memiliki resiko meningkat maka keluhan nyeri punggung bawah akan meningkat. Berdasarkan hasil temuan diatas, disarankan kepada tenaga kesehatan untuk memberikan informasi terkait sikap kerja yang baik dan benar pada pekerja tenun ikat untuk mengurangi keluhan nyeri punggung bawah. Kata kunci: Nyeri punggung bawah, pekerja tenun ikat, sikap kerja
ABSTRACT Non-ergonomic work postures such as standing, squatting and bending over long periods of time can cause discomfort and pain in one of the limbs. The weaving worker performs the job with the position of the body sitting up straight, bending and half sitting. This is one of the causes of NPB. This study aims to determine the relationship between working posture with complaints of lower back pain in workers in Enterprises of Tied Weaving Ardini at Sampalan Village, Klungkung Regency. This study is a correlational descriptive study using cross sectional design. The sample in this study amounted to 40 people were selected using non probability sampling technique purposive sampling types. Data processing techniques using techniques Spearman-Rho. Data is collected using a questionnaire ODI (Oswestry Disability Index) to assess the NPB and appraisal REBA worksheet to measure work posture of respondents. Results of the assessment work posture shows that the majority of respondents are at moderate risk category (52.5%), while the NPB assessment results, the majority of respondents are in the category of moderate disability (62.5%). Results of the analysis showed a significant relationship between work posture with low back pain on respondents, 0.00 (p = 0.000 <0.05) with a value of 0.885 is a strong correlation and significant positive correlation direction when working posture has increased the risk of complaints of lower back pain will increase. Based on the findings above, it is recommended for health workers to provide information related to a good and right working posture on weaving workers to reduce low back pain. Keywords: Low back pain, workers weaving, work posture
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Postur kerja yang salah sering diakibatkan oleh letak tubuh yang kurang sesuai dengan antropometri sehingga mempengaruhi kinerja. Postur kerja yang tidak ergonomis misalnya postur kerja selalu berdiri, jongkok, membungkuk, mengangkat, dan mengangkut dalam waktu yang lama dapat menyebabkan ketidaknyamanan dan nyeri pada salah satu anggota tubuh (Mutfi, 2013). Pekerja tenun ikat merupakan salah satu pekerjaan yang dituntut menggunakan beberapa posisi tubuh seperti, posisi duduk tegak (statis), posisi duduk membungkuk dan posisi setengah duduk (Gempur, 2013). Posisi tubuh yang tidak ergonomis dan cara kerja yang tidak ergonomis selama melakukan pekerjaan dalam kurun waktu yang cukup lama dan dilakukan terus menerus akan mengakibatkan berbagai gangguan pada pekerja yaitu keluhan seperti pegal, kesemutan, dan nyeri pada tulang (McGill, 2007). Penelitian yang dilakukan oleh Himawan, Handoyo dan Keksi (2012) menjelaskan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara sikap dan posisi kerja dengan low back pain pada perawat RSUD Purbalingga. Penelitian serupa yang dilakukan oleh Nurrahman (2016) dengan low back pain pada penenun di Kampoeng Bni Kab. Wajo didapatkan hasil pada penelitian ini sikap kerja tidak mempengaruhi munculnya gejala low back pain. Penelitian yang sama dilakukan oleh Nur, Dewi dan Yanti (2015) menjelaskan bahwa tidak ada hubungan yang antara posisi duduk yang lama dengan kejadian nyeri punggung bawah. Hal serupa juga ditemukan pada penelitian yang dilakukan oleh melita, kawatu dan ratag (2015) menjelaskan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara sikap kerja dengan keluhan nyeri punggung bawah pada pekerja di PT. Sumber Alam Sejahtera Manado. Hasil peneliian diatas tidak sesuai dengan teori pada buku yang berjudul Ergonomics, work and health menjelaskan bahwa duduk yang lama menyebabkan beban yang berlebihan dan kerusakan jaringan pada vertebra lumbal (Pheasant, 1991). Teori diatas senada dengan penelitian yang dilakukan oleh oleh Samara, Basuki dan Jannis, (2006) yang menjelaskan bahwa pekerja dengan lama duduk statis 91-300 menit terbukti merupakan faktor risiko untuk terjadinya nyeri punggung bawah. Prevalensi nyeri punggung bawah karena posisi
duduk besarnya 39,7%, di mana 12,6% sering menimbulkan keluhan 1,2% kadang-kadang menimbulkan keluhan dan 25,9% jarang menimbulkan keluhan. Terlalu lama duduk dengan posisi yang salah akan menyebabkan ketegangan otot-otot dan keregangan ligamentum tulang belakang. Posisi tubuh yang salah selama duduk membuat tekanan abnormal dari jaringan sehingga menyebabkan rasa sakit. Hal ini disebabkan makin lama seseorang duduk maka ketegangan otot dan keregangan ligamentum khususnya ligamentum longitudinalis posterior makin bertambah, khususnya dengan duduk membungkuk (Stephenson, 2016). Keluhan nyeri punggung bawah dapat terjadi karena faktor resiko yang mempengaruhi timbulnya keluhan nyeri. Tarwaka (2010) menjelaskan bahwa, terdapat lima faktor yang dapat menyebabkan terjadinya keluhan muskuloskeletal yaitu peregangan otot yang berlebihan, aktivitas berulang, sikap kerja tidak ergonomis, faktor penyebab sekunder, penyebab kombinasi. Keluhan sistem muskuloskeletal juga disebabkan oleh berbagai faktor yang dapat diklasifikasikan ke dalam tiga kelompok utama, yaitu faktor individu, psikososial, dan fisik. Faktor fisik merupakan faktor penyebab keluhan muskuloskeletal yang paling banyak dikenal secara umum, seperti beban kerja fisik, postur tubuh, aktivitas berulang dan memerlukan tenaga berlebihan, beban otot statis, getaran dan suhu dingin (Dohyung, 2007). Faktor fisik lainnya seperti umur, jenis kelamin, kebiasaan merokok, aktifitas fisik, kekuatan fisik dan ukuran tubuh juga dapat menjadi penyebab terjadinya keluhan otot skeletal (Lionel, 2014). Nyeri punggung bawah merupakan salah satu gangguan muskuloskeletal yang disebabkan oleh aktivitas tubuh yang kurang baik (Ayuningtyas, 2012). Banyak kasus menemukan bahwa nyeri punggung bawah dikaitkan dengan spondylosis yang mengacu pada degenerasi umum dari tulang belakang yang terkait dengan penggunaan dan keausan normal yang terjadi pada sendi, cakram, dan tulang dari tulang belakang (National Institute of Neurological Disoders and Stroke, 2014). Prevalensi penyakit muskuloskeletal di Indonesia berdasarkan pernah didiagnosis oleh tenaga kesehatan yaitu 11,9 persen dan berdasarkan diagnosis atau gejala yaitu 24,7 persen. Prevalensi penyakit musculoskeletal tertinggi berdasarkan pekerjaan adalah pada petani, nelayan atau buruh yaitu 31,2 persen (Riskesdas, 2013). Angka kejadian nyeri punggung bawah di Bali berdasarkan data yang diperoleh dari poliklinik Rehabilitasi Medik Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar
pada tahun 2011 dan 2012 didapatkan jumlah penderita nyeri punggung bawah yang menjalani rawat jalan sebanyak 152 pasien (Endah, 2013). Berdasarkan hasil studi pendahuluan pada tanggal 4 November 2016 didapatkan data sebanyak 40 orang pekerja tenun ikat di tempat usaha tenun ikat Ardini Desa Sampalan, Klungkung. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada beberapa pekerja tenun ikat disampaikan bahwa pekerja bekerja selama 9 jam tiap harinya namun terkadang pekerja melebihi jam kerja tiap harinya akibat pemesanan yang meningkat. Pekerja tenun ikat menyampaikan bahwa terkadang pekerja duduk selama 9 jam untuk bekerja tanpa merubah posisi hal tersebut menyebabkan keluhan yang paling sering dirasakan oleh pekerja tenun ikat ialah nyeri punggung bawah. Oleh karena terdapat ketidaksesuaian antara penelitian sebelumnya dengan teori tersebut penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut mengenai Hubungan Sikap Kerja dengan keluhan nyeri punggung bawah pada Pekerja Tenun Ikat di Desa Sampalan, Klungkung. 1.2 Rumusan Masalah Apakah ada hubungan antara sikap kerja dengan keluhan nyeri punggung bawah pada pekerja tenun ikat di Usaha Tenun Ikat Ardini Desa Sampalan Klungkung? 1.3 Tujuan penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara sikap kerja dengan keluhan nyeri punggung bawah pada pekerja tenun ikat di Usaha Tenun Ikat Ardini Desa Sampalan Klungkung. 1.3.2 Tujuan Khusus Selain tujuan umum, penelitian ini memiliki tujuan khusus yang ingin dicapai. Tujuan khusus yang ingin dicapai pada penelitian ini meliputi : a. Untuk mengidentifikasi karakteristik responden pekerja tenun ikat di Usaha Tenun Ikat Ardini Desa Sampalan Klungkung. b. Untuk mengidentifikasi sikap kerja pekerja tenun ikat di Usaha Tenun Ikat Ardini Desa Sampalan Klungkung.
c. Untuk mengidentifikasi keluhan nyeri punggung bawah pada pekerja tenun ikat di Usaha Tenun Ikat Ardini Desa Sampalan Klungkung. d. Untuk menganalisis hubungan sikap kerja dengan keluhan nyeri punggung bawah pada pekerja tenun ikat di Usaha Tenun Ikat Ardini Desa Sampalan Klungkung. 1.4 Manfaat penulisan 1.4.1 Manfaat teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai pengembangan teori dan ilmu pengetahuan khususnya ilmu keperawatan mengenai hubungan posisi ergonomis terhadap sikap kerja yang baik. 1.4.2 Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi perawat sebagai informasi dalam upaya mencegah terjadinya keluhan muskuloskeletal pada pekerja dalam meningkatkan upaya ergonomi dengan mengurangi tingkat resiko.