ISSN : Kata kunci: Pola Terapi, Antitrombotik, Penyakit Jantung Koroner

dokumen-dokumen yang mirip
ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR RISIKO PENDERITA PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. secara global, termasuk Indonesia. Pada tahun 2001, World Health Organization

BAB III METODE PENELITIAN

PREVALENSI DAN FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER

BAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP

ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR RISIKO PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2009

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANGKA KEJADIAN SINDROMA KORONER AKUT DAN HUBUNGANNYA DENGAN HIPERTENSI DI RSUP H. ADAM MALIK, MEDAN PADA TAHUN 2011 KARYA TULIS ILMIAH

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG

KAJIAN PENGOBATAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS KARANG ASAM SAMARINDA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. atau gabungan keduanya (Majid, 2007). Penyakit jantung dan pembuluh darah

SKRIPSI. Diajukan oleh : Enny Suryanti J

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang. Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan masalah kesehatan dunia yang

ABSTRAK GAMBARAN PROFIL LIPID PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 YANG DIRAWAT DI RS IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI - DESEMBER 2005

PREVALENSI FAKTOR RESIKO MAYOR PADA PASIEN SINDROMA KORONER AKUT PERIODE JANUARI HINGGA DESEMBER 2013 YANG RAWAT INAP DI RSUP.

Gambaran Jenis dan Biaya Obat pada Pasien Rawat Inap dengan. Sindroma Koroner Akut di Rumah Sakit Umum Pusat. Haji Adam Malik Medan pada Tahun 2011

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit kardiovaskuler merupakan penyakit yang masih menjadi masalah

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan problem kesehatan utama yang

BAB 1 PENDAHULUAN. dan mortalitas yang tinggi di dunia. Menurut data World Health Organization

sebesar 0,8% diikuti Aceh, DKI Jakarta, dan Sulawesi Utara masing-masing sebesar 0,7 %. Sementara itu, hasil prevalensi jantung koroner menurut

BAB 1 PENDAHULUAN. penyakit arteri koroner (CAD = coronary arteridesease) masih merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. arrhythmias, hypertension, stroke, hyperlipidemia, acute myocardial infarction.

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner. Kelebihan tersebut bereaksi dengan zat-zat lain dan mengendap di

STUDI PENGGUNAAN KOMBINASI ASPIRIN- CLOPIDOGREL DENGAN ASPIRIN TUNGGAL DAN CLOPIDOGREL TUNGGAL TUGAS AKHIR

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran. Oleh:

ABSTRAK... 1 ABSTRACT

ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR RISIKO PADA PASIEN GAGAL JANTUNG DI RUMAH SAKIT SANTO BORROMEUS BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2010

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner merupakan penyakit yang sangat menakutkan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia. Dewasa ini perilaku pengendalian PJK belum dapat dilakukan secara

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Penyakit kardiovaskular merupakan penyebab nomor satu kematian di

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. angka morbiditas penderitanya. Deteksi dini masih merupakan masalah yang susah

ABSTRAK GAMBARAN PENYAKIT DIABETES MELITUS PADA ORANG DEWASA YANG DIRAWAT INAP DIRUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2014

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Truly Dian Anggraini, Ervin Awanda I Akademi Farmasi Nasional Surakarta Abstrak

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

FAKTOR YANG DAPAT DIMODIFIKASI DAN DAPAT DIMODIFIKASI PADA PENDERITA SINDROMA KORONER AKUT DI RSUP. H. ADAM MALIK TAHUN Oleh : FURQAN ARIEF

BAB I. Pendahuluan. I.1 Latar Belakang. Angina adalah tipe nyeri dada yang disebabkan oleh. berkurangnya aliran darah ke otot jantung.

ABSTRAK GAMBARAN KARAKTERISTIK PASIEN RAWAT INAP DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2012

BAB I PENDAHULUAN. ini, penyakit ini banyak berhubungan dengan penyakit-penyakit kronis di dunia

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA KANKER PARU DI RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2011

ABSTRAK PREVALENSI DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN HIPERTENSI DI RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. kardiovaskular yang diakibatkan karena penyempitan pembuluh darah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI UPT PUSKESMAS PASUNDAN KOTA BANDUNG PERIODE

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi dan malnutrisi, pada saat ini didominasi oleh

I. PENDAHULUAN. Hipertensi merupakan tekanan darah tinggi menetap yang penyebabnya tidak

DAFTAR ISI RINGKASAN... SUMMARY... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN...

MORTALITAS OPERASI JANTUNG CORONARY ARTERY BYPASS GRAFT DI RSUP DR KARIADI SEMARANG PERIODE JANUARI DESEMBER 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sindrom Koroner Akut (SKA)/Acute coronary syndrome (ACS) adalah

pernah didiagnosis menderita PJK (angina pektoris dan/atau infark miokard)

POLA PENGGUNAAN OBAT ANTI TUBERKULOSIS (OAT) PADA PASIEN ANAK TB PARU RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT HAJI MEDAN PERIODE JANUARI - JUNI 2012

BAB IV METODE PENELITIAN

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian di bidang ilmu Kardiovaskuler.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit jantung koroner (PJK) atau di kenal dengan Coronary Artery

ABSTRAK HUBUNGAN FAKTOR RISIKO DENGAN KEJADIAN PENDERITA RAWAT INAP STROKE DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2014

HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM OBAT DENGAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT JALAN DI POLIKLINIK PENYAKIT DALAM RSUD

HUBUNGAN RIWAYAT HIPERTENSI DENGAN KEJADIAN PENYAKIT JANTUNG KORONER (Studi Pada Pasien Klinik Penyakit Dalam RSUD dr. Soekardjo) Tahun 2016

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metode Penelitian. Penelitian ini menggunakan metode penelitian non eksperimental dan

STUDI PENGGUNAAN ANTIPLATELET (CLOPIDOGREL) PADA PENGOBATAN STROKE ISKEMIK DI RSUD KABUPATEN SIDOARJO

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA ARTRITIS GOUT DI RUMAH SAKIT IMMANUEL PERIODE

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. terbanyak pada pasien rawat inap di rumah sakit negara-negara industri (Antman

BAB I PENDAHULUAN. menempati peringkat ke-3 penyebab kematian setelah stroke dan hipertensi.

HUBUNGAN BIAYA OBAT TERHADAP BIAYA RIIL PADA PASIEN RAWAT INAP JAMKESMAS DIABETES MELITUS DENGAN PENYAKIT PENYERTA DI RSUD ULIN BANJARMASIN TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan profil kesehatan Indonesia tahun 2008 prevalensi penyebab kematian tertinggi terjadi pada akut miokard infark (AMI)

ABSTRAK. Hubungan Penurunan Pendengaran Sensorineural dengan Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Terkontrol dan Tidak Terkontrol di RSUP Sanglah

Faktor-Faktor Risiko Penyakit Jantung Koroner pada Penderita Penyakit Jantung Koroner Usia 45 Tahun di RSUP H. Adam Malik, Medan Tahun

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Universitas Sumatera Utara


BAB I PENDAHULUAN. Penyakit kardiovaskuler memiliki banyak macam, salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi ditandai dengan peningkatan Tekanan Darah Sistolik (TDS)

PROFIL INTERVENSI KORONER PERKUTAN (IKP) PADA UNIT KATETERISASI RSUP HAJI ADAM MALIK PERIODE OLEH : ARTA EKA MEILANY SIMARMATA

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan penyebab kematian dan kecacatan yang utama. Hipertensi

BAB I PENDAHULUAN. dalam bidang kesehatan dan perekonomian dunia. Selama empat dekade terakhir

BAB I PENDAHULUAN. Sindrom Koroner Akut (SKA) adalah salah satu manifestasi klinis

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA PENYAKIT KANKER PARU PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2012 DI RS. IMMANUEL KOTA BANDUNG

Gambaran Profil Lipid pada Pasien Sindrom Koroner Akut di Rumah Sakit Khusus Jantung Sumatera Barat Tahun

BAB IV METODE PENELITIAN. Bidang Ilmu Kedokteran khususnya Ilmu Penyakit Dalam. Semarang Jawa Tengah. Data diambil dari hasil rekam medik dan waktu

POLA PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI DAN KESESUAIANNYA PADA PASIEN GERIATRI RAWAT JALAN DI RSUD ULIN BANJARMASIN PERIODE APRIL

ABSTRAK GAMBARAN USIA, JENIS KELAMIN, LINGKAR PERUT DAN BERAT BADAN PADA PENDERITA PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RS IMMANUEL. Aming Tohardi, dr.

BAB I PENDAHULUAN. Tahun Menular 64,49% 60,48% 50,72% 48,46% 44,57% Tidak Menular 25,41% 33,83% 43,60% 45,42% 48,53%

STUDI PENGGUNAAN ANTIPLATELET ASPIRIN PADA PASIEN KARDIOVASKULER DAN SEREBROVASKULER TUGAS AKHIR. Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan

Faktor Risiko Penyakit Jantung Koroner di RSI SITI Khadijah Palembang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

ABSTRAK GAMBARAN PENYAKIT STROKE DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2009

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia penyakit jantung dan pembuluh darah terus meningkat dan

UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Stroke atau cedera serebrovaskular adalah berhentinya suplai darah ke

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit jantung dan pembuluh darah (PJPD) merupakan penyebab utama

DAFTAR ISI. Sampul Dalam... i. Lembar Persetujuan... ii. Penetapan Panitia Penguji... iii. Kata Pengantar... iv. Pernyataan Keaslian Penelitian...

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. penyakit jantung dan pembuluh darah telah menduduki peringkat pertama sebagai

Kata Kunci: Kesesuaian dan ketidaksesuaian, Resep, Obat Antihipertensi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. cenderung meningkatkan risiko terjadinya penyakit vaskular seperti stroke

Transkripsi:

Pola Terapi Obat Antitrombotik Pada Pasien Penyakit Jantung Koroner Pasca Intervensi Koroner Perkutan Di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Periode Januari Juni Tahun 2015 D. Sapari dan T. Siregar Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Program Studi Farmasi Institut Sains dan Teknologi Nasional Jakarta Email : dali.sapari@yahoo.co.id ABSTRAK Penyakit jantung koroner (PJK) adalah gangguan dalam satu atau lebih arteri koroner. Terapi untuk mengobati penyakit PJK adalah penggunaan stent koroner, tetapi dengan penggunaan stent dalam tubuh menyebabkan komplikasi salah satunya Instent restenosis mereka. Untuk mengurangi komplikasi setelah intervensi koroner perkutan maka harus didukung oleh terapi obat. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pola terapi obat pada pasien dengan penyakit jantung koroner setelah intervensi perkutan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif adalah retrospektif. Pengumpulan data adalah data sekunder diambil data dari catatan pasien RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo dengan sampel 81 pasien. Hasil penelitian menunjukkan pada usia antara 56-65 tahun di 39,5%, persentase tertinggi berdasarkan jenis kelamin laki-laki jenis kelamin 74,1%, berdasarkan persentase tertinggi penyakit penyerta adalah hipertensi sebanyak 56,79%. evaluasi intervensi koroner perkutan adalah yang paling stent paten dengan jumlah 49 pasien. Pola terapi obat yang digunakan adalah kombinasi obat antitrombotik, antihipertensi, anti-diabetes dan penurun kolesterol dalam jumlah 46 pasien. Antitrombotik digunakan paling adalah kombinasi obat clopidogrel dengan aspirin. Kata kunci: Pola Terapi, Antitrombotik, Penyakit Jantung Koroner Patterns Of Drug Therapy In Patients Antithrombotic Coronary Heart Disease In Post Percutaneous Coronary Intervention RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Period January - June 2015 D. Sapari dan T. Siregar Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Program Studi Farmasi Institut Sains dan Teknologi Nasional Jakarta Email : dali.sapari@yahoo.co.id ABSTRACT Coronary heart disease (CHD) is a disorder in one or more coronary arteries. Therapies to treat disease CHD is the use of coronary stents, but with the use of stents in the body to cause complications one of them their instent restenosis. To reduce complications after percutaneous coronary intervention then it must be supported by drug therapy. This study aims to look at the pattern of drug therapy in patients with coronary heart disease after percutaneous intervention. This research is a qualitative descriptive study was retrospective. The collection of data is secondary data retrieved data from patient records RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo with a sample of 81 patients. The results showed by age between 56-65 years at 39.5%, the highest percentage by gender male sex of 74.1%, based on the highest percentage of concomitant diseases is hipertesi as much as 56.79%. evaluation of percutaneous coronary intervention is the most stent patent with the number of 49 patients. The pattern of drug therapy used is a combination of antithrombotic drugs, antihypertensive, anti-diabetic and cholesterollowering in the amount of 46 patients. Antithrombotic drugs used most was a combination of drugs clopidogrel with aspirin Keywords: Coronary Heart Disease, Antithrombotic, Drug Therapy PENDAHULUAN Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan penyakit jantung yang disebabkan oleh penyempitan arteri koroner akibat proses aterosklerosis atau spasme atau keduanya (Soeharto, 2014). PJK Pada Tahun 2010, secara global penyakit ini menjadi penyebab kematian pertama di negara berkembang, menggantikan kematian Sainstech Farma Vol 8 No. 2, Juli 2015 1

akibat infeksi. Diperkirakan bahwa di seluruh dunia PJK pada Tahun 2020 menjadi pembunuh pertama yakni sebesar 36% dari seluruh kematian, angka ini dua kali lebih tinggi dari angka kematian akibat kanker. Di Indonesia tahun 2010 dilaporkan PJK merupakan penyebab utama dan pertama dari seluruh kematian, yakni sebesar 26,4%, angka ini empat kali lebih tinggi dari angka kematian yang disebabkan oleh kanker (6%). Dengan kata lain, lebih kurang satu diantara empat orang yang meninggal di Indonesia adalah akibat PJK. Berbagai faktor risiko mempunyai peran penting timbulnya PJK mulai dari aspek metabolik, hemostasis, imunologi, infeksi, dan banyak faktor lain yang saling terkait (Muchid, 2006) Terapi untuk mengobati PJK adalah dengan intervensi koroner perkutan yaitu dengan menggunakan stent koroner dan obat antitrombotik, dengan adanya terapi tersebut maka intervensi koroner perkutan menjadi lebih aman dan komplikasi yang timbul menjadi lebih sedikit. Salah satu komplikasi yang timbul adalah terjadinya instent restenosis (ISR) yaitu penyempitan kembali di area stent. Intervensi koroner perkutan di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo sudah banyak dilakukan, dalam hal ini peneliti menemukan ada beberapa pasien yang terjadi instent restenosis pada pasien pasca intervensi perkutan sehingga peneliti ingin mengetahui pola terapi obat antitrombotik yang digunakan pada pasien PJK serta melihat gambaran pasien berdasarkan jenis kelamin, usia, jenis angina dan hasil evaluasi intervensi koroner setelah diterapi obat antitrombotik pada pasien yang telah menjalani intervensi koroner perkutan di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo periode Januari Juni Tahun 2015 dengan mengambil data sekunder berupa rekam medik. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan mengikuti rancangan penelitian deskriptif yang menggunakan data retrospektif. Data kualitatif yang diperoleh dalam penelitian ini diambil dengan melakukan penelusuran dokumen terdahulu pada catatan rekam medik pasien penderita jantung koroner yang menjalani intervensi koroner perkutan di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo. B. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah semua rekam medik pasien yang menjalani tindakan intervensi koroner perkutan di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo. Jumlah populasi 101 rekam medik pasien.sampel dari penelitian ini adalah rekam medik pasien penderita PJK pasca intervensi koroner perkutan yang mendapat terapi obat antitrombotik dan dilakukan evaluasi angiography koroner di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo pada periode Januari Juni Tahun 2015. Jumlah sampel 81 rekam medis pasien. C. Kriteria Sampel A. Kriteria Inklusi Kriteria inklusi sampel diperoleh dari semua rekam medik pasien penderita PJK pasca intervensi koroner perkutan yang dilakukan evaluasi angiography koroner di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo pada periode Januari Juni Tahun 2015 dengan rekam medik yang lengkap dan dapat terbaca jelas. B. Kriteria Ekslusi Rekam medik yang tidak terbaca. D. Pengumpulan Data Pengumpulan data sekunder dengan menelusuri rekamedis pasien. E. Analisis Data Data ditabulasi dan kemudian dianalisis menggunakan Microsoft Excel 2010, untuk penelitian ini menggunakan presentase yang diperoleh dari perbandingan antara data tiap kategori dengan jumlah data (nilai proporsi dari tiap tabel) kemudian dikalikan seratus. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian mengenai pola terapi obat pada pasien PJK yang menjalani intervensi perkutan di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo periode Januari Juni 2015. Jumlah sampel yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi yaitu sejumlah 81 sampel a. Distribusi PJK berdasarkan Usia Umur (dalam Tahun) Jumlah Persentase Masa Dewasa Akhir (36-45 Tahun) 1 1,2 Masa Lansia Awal (46-55 Tahun) 23 28,4 Masa Lansia Akhir (56-65 Tahun) 32 39,5 Masa Manula (65 Tahun keatas) 25 30,9 Jumlah 81 100,0 Sainstech Farma Vol 8 No. 2, Juli 2016 2

dengan katagori usia masa lansia akhir (56-65 tahun) memiliki persentasi tertinggi yaitu 39%. PJK meningkat sesuai dengan bertambahnya usia. Peningkatan usia menyebabkan perubahan anatomik dan fisiologik pada jantung dan pembuluh darah bahkan di seluruh organ tubuh manusia. Perubahan anatomi tersebut meliputi perubahan dinding media aorta, penurunan jumlah inti sel jaringan fibrosa stroma katup, penumpukan lipid, perubahan miokardim akibat proses penuaan (Anonym, 2015). b. Distribusi PJK Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Jumlah Persentase Laki laki 60 74,1 Perempuan 21 25,9 Jumlah 81 100,0 dengan jenis kelamin laki laki memiliki persentasi tertinggi yaitu 74,1%. PJK pada laki-laki lebih besar dibandingkan pada perempuan, Diduga faktor gaya hidup dan hormonal seperti estrogen endogen bersifat protektif terhadap perempuan, namun setelah menopause angka kejadian PJK meningkat dengan cepat dan sebanding dengan angka kejadian pada laki-laki. (Anonym, 2015). c. Distribusi PJK Berdasarkan Klasifikasi Angina Klasifikasi PJK Jumlah Persentase STEMI 21 25,9 NSTEMI 24 29,6 APTS 21 25,9 APS 15 18,5 Total 81 100,0 berdasarkan jenis angina NSTEMI memiliki persentasi tertinggi yaitu 29,6%. PJK dapat muncul dalam bentuk angina pektoris stabil (APS), angina pektoris tidak stabil (APTS) dan infark miokard akut (IMA). Pada IMA (STEMI dan NSTEMI) terjadi sumbatan akibat gumpalan darah yang lebih menetap dibandingkan pada APTS sehingga aliran darah terhenti. d. Distribusi PJK Berdasarkan Penyakit Penyerta Penyakit Penyerta Ya Tidak Jumlah Diabetes Militus 34 (41,98%) 47 (58,02%) 81 (100%) Hipertensi 46 (56,79%) 35 (43,21%) 81 (100%) Dislipidemia 12 (14,81%) 69 (85,19%) 81 (100%) yang mengidap Hipertenis memiliki persentasi tertinggi yaitu 56,79%. Individu dengan hipertensi memiliki banyak plak pada aorta dan arteri koronaria dibandingkan individu dengan tekanan darah normal pada semua usia dan jenis kelamin. Kerusakan endotelfial secara langsung akibat kekuatan tekanan darah dimungkinkan sebagai penyebab, namun hal itu merupakan area shear yang rendah pada daerah vaskuler dengan aliran turbulensi lokal dan kontak yang lama antara unsur darah dengan endotelium yang terlibat mengakibatkan ateroseklerosis. (Irawan, 2002) e. Pola Terapi Obat Pada Pasien PJK Pola Terapi Jumlah Persentase Antitrombotik, Antihipertensi, DM, Penurun kolestrol 32 39,5 Antitrombotik, Antihipertensi, Penurun Kolestrol 46 56,8 Sainstech Farma Vol 8 No. 2, Juli 2016 3

Antitrombotik, Antihipertensi, DM 1 1,2 Antitrombotik 1 1,2 Antitrombotik, Antihiperteni 1 1,2 Total 81 100,0 yang dengan pola terapi obat Antitrombotik, Antihipertensi dan penurun kolestrol memiliki persentasi tertinggi yaitu 56,8%. Pasien PJK harus diterapi obat untuk mencegah terjadinya agregasi trombosit dan didukung dengan pemberian obat untuk mengurangi faktor risiko terjadinya penyakit jantung koroner seperti Antihipertensi, Anti diabetes militus dan Dislipidemia (Gumiwang, 2006) f. Pola Terapi Obat Pada Pasien PJK No. Kombinasi obat antitrombotik Frekue nsi Jml pasien Kesesu ain Dosis Kesesuaian Frekuensi Hasil Evaluasi Intervensi Koroner perkutan Stent Patent Instent Restenosis 1 2 3 Asetosal 80 mg 2 x 1 78 Clopidogrel 75 mg 1 x 1 Asetosal 80 mg 2 x 1 2 Ticagelor 90 mg 2 x 1 Asetosal 80 MG 2 x 1 1 Ticlopidine 250 mg 2 x 1 49 29 2 1 Hasil penelitian menunjukan Stent Patent sebanyak 49 pasien dan kombinasi obat asetosal dengan clopidogrel menunjukan jumlah tertinggi yaitu 49 pasien. Terbukti sesuai dengn kepustakaan bahwa terapi obat antitrombotik secara signifikan menurunkan risiko instent restenosis, pola terapi obat yang digunakan sudah sesuai standar guidelines terapi obat.(aha/acc 2014) SARAN Menurut penelitian terbaru yang dikeluarkan oleh AHA/ACC 2014 yaitu pedoman pengelolaan pasien PJK merekomendasikan penggunaan Ticagrelor sebagai pengganti clopidogrel berdasarkan penelitian menunjukan hasil terapi menggunakan ticagrelor lebih efektif dibandingkan dengan clopidogrel. KESIMPULAN 1. Gambaran demografi pasien penderita PJK yang diterapi obat antitrombotik pasca intervensi perkutan di rumah sakit Dr. Cipto Mangunkusumo periode Januari sampai Juni 2015 terbanyak adalah untuk kelompok masa lansia akhir (56-65 Tahun) sebanyak 32 pasien (39,5%) degan jenis kelamin laki laki sebanyak 60 pasien (74,1%). 2. Gambaran pasien PJK berdasarkan diagnosis yang terbanyak dengan diagnosis IMA yaitu NSTEMI sebanyak 24 pasien (25,9%) dan STEMI sebanyak 21 pasien (25%) dengan penyakit penyerta terbanyak yaitu Hipertensi sebanyak 46 pasien (56%). 3. Pola terapi obat PJK berdasarkan golongan obat terbanyak adalah kombinasi golongan Antitrombotik, Anthipertensi dan Antidiabetik. 4. Hasil terapi obat pada pasien PJK paska intervensi perkutan setelah dievaluasi angiography koroner menunjukan stent patent sebanyak 49 pasien 5. Terapi obat double anti platelet yang terbanyak digunakan adalah kombinasi aspirin dan klopidogrel. DAFTAR PUSTAKA Anonym, 2005. Heart disease risk factors. Texas Heart Institute. 2015. Daimbil dari : http://texasheart.org/hic/topics/hsmart/riskfact. cfm. Diakses 11 November 2015. Gumiwang I. Antitrombotik dan Trombolitik pada Penyakit Jantung Koroner. Dalam: Sudoyo AW, dkk. 2006. editor. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. edisi 4. Jakarta : Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI. Hal. 1767-276. Irawan B. Disfungsi Endotel pada Diabetes Mellitus. Dalam: Naskah lengkap Konggres Nasional V PERSADIA dan PIT PERKENI, Editor Djokomoeljanto R. Dkk. Badan Penerbit UNDIP, Semarang; 2002 : 183-93. Sainstech Farma Vol 8 No. 2, Juli 2016 4

Muchid A, Umar F, Purnama NR. 2006. Pharmaceutical Care Unit Untuk Pasien Penyakit Jantung Koroner : Fokus Sindrom Koroner Akut. Jakarta: Departemen Kesehatan. Soeharto I. 2014. Penyakit Jantung Koroner dan Serangan Jantung. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama; Sainstech Farma Vol 8 No. 2, Juli 2016 5