BAB I PENDAHULUAN. Asean Economic Community (AEC) diberlakukan akhir 2015, Asean akan terbuka

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia, efisiensi biaya, maupun kinerja yang makin tinggi. Dengan demikian,

BAB I PENDAHULUAN. evaluasi kerja yang dapat meningkatkan kualitas pekerjaan bagi kelangsungan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi informasi yang semakin berkembang pesat,

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA PT. GUDANG GARAM TBK. DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) DAN MARKET VALUE ADDED (MVA)

BAB I PENDAHULUAN. atau keberhasilan perusahaan dalam menciptakan nilai tambah bagi. telah ditetapkan sebelumnya (Mulyadi, 1993).

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini dunia bisnis telah mengalami perkembangan sehingga. tercipta kondisi persaingan yang semakin kompetitif.

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini persaingan bisnis di Indonesia semakin ketat, terutama pada

BAB I PENDAHULUAN. bergerak di bidang jasa maupun produksi. Maka dari itu, perusahaan di. tuntut untuk meningkatkan kemampuan kinerjanya agar mampu

BAB 1 PENDAHULUAN. antara perusahaan perusahaan yang ada di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. yang mengelola sumber-sumber ekonomi untuk menyediakan barang dan jasa

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan perekonomian di indonesia pada waktu ke waktu terus

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk dapat bersaing dengan perusahaan-perusahaan lain baik di dalam

BAB I PENDAHULUAN. tempat untuk memperoleh modal tersebut adalah melalui pasar modal.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu indikator yang diperhatikan oleh investor dalam menilai

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan seperti mengakibatkan para manajer perusahaan berusaha. meningkatkan keuntungan dengan berbagai cara, dan hal ini dapat

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejak tahun 1997, Indonesia mengalami dampak atas memburuknya kondisi

BAB I PENDAHULUAN. pemiliknya (Arisanti & Bayangkara, 2016). Tanggung jawab perusahaan. modal (cost of capital) (Brigham & Houston, 2001).

BAB I PENDAHULUAN. melalui investasi pada suatu perusahaan dinilai prospektif atau menguntungkan. Hal

BAB 1 PENDAHULUAN. Begitu besarnya dampak krisis ekonomi global yang terjadi di Amerika Serikat secara

ini, terutama harapan dari pihak-pihak yang menginvestasikan dananya.

BAB I PENDAHULUAN. tercermin dari banyaknya perusahaan yang melakukan Initial Public Offering

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kelapa sawit adalah salah satu komoditi yang diharapkan mampu memberikan

BAB I PENDAHULUAN. satu cara dalam memudahkan perusahaan maupun investor untuk mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut sudah baik. Jika dinilai kinerja kurang baik maka diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. oleh suatu industri adalah di pasar modal yaitu dengan menjual saham

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh laba. Laba merupakan hasil yang diperoleh atas usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. penjualan saham di pasar modal (go public). Pasar modal mempertemukan calon

I. PENDAHULUAN. Analisis laporan keuangan merupakan perhitungan rasio dari data keuangan

BAB I PENDAHULUAN. ke berbagai sektor yang melaksanakan investasi. Dari dana tersebut dapat diubah

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendapatan per kapita masyarakat Indonesia tahun 2012 telah mencapai

BAB 1 PENDAHULUAN. Globalisasi ini pasar merupakan suatu fenomena yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. bergerak di sektor Food and Beverages, karena dalam industri ini kepekaan

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan perusahaan merupakan hal yang crucial. Dengan melakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. diukur karena dapat dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan baik bagi pihak. internal maupun pihak eksternal perusahaan.

Disusun Oleh : ENDANG DWIASTUTI B

BAB I PENDAHULUAN. barang, pesaing, perkembangan pasar, perkembangan perekonomian dunia.

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini sektor perekonomian dan industri mengalami perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu industri yang paling dinamis. Seiring dengan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan sarana untuk melakukan investasi yaitu memungkinkan

BAB I PENDAHULUAN. Dunia usaha yang semakin berkembang saat ini membuat persaingan semakin

BAB I PENDAHULUAN. dengan persaingan yang begitu ketat dan kompeten, hal ini menuntut

PENGUKURAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN MENGGUNAKAN ANALISIS RASIO KEUANGAN DAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED (EVA)

BAB 1 PENDAHULUAN. membuat dunia usaha menjadi lebih kompetitif. Sehingga dengan adanya

Nama : Susi Susanti NPM : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk Periode

BAB I PENDAHULUAN. investasinya tersebut akan mampu memberikan tingkat pengembalian (rate of return)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam Perkembangan perekonomian yang pesat serta kemajuan

BAB 1 PENDAHULUAN. diawali oleh perubahan sistem ekonomi komunis ke sistem ekonomi pasar.

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat berasal dari sumber intern ataupun sumber ekstern, sebelum

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Pada umumnya pengukuran kinerja perusahaan menjadi suatu hal yang

BAB I PENDAHULUAN. memberikan tingkat pengembalian (rate of return) yang diharapkan. menjadi tempat kegiatan investasinya. Kemampuan perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. semua sektor perusahaan di Indonesia selain melalui sektor perbankan. Dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bursa Efek Indonesia telah menjadi penting dari berkembangnya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ( UU No 8/1995 Tentang Pasar Modal ).

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan suatu investasi ditinjau dari sudut pandang manajemen keuangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi suatu negara. Hal ini dikarenakan pasar modal mempunyai fungsi

BAB I PENDAHULUAN. Industri telekomunikasi merupakan salah satu jenis industri yang. berkomunikasi tanpa harus melakukan tatap muka.

BAB I PENDAHULUAN. membuat berjalannya sistem perekonomian. Dalam beberapa tahun terakhir ini,

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan perusahaan dan merupakan salah satu sumber informasi yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dibeberapa perusahaan melalui pembelian surat-surat berharga yang. yang dibutuhkan dengan menawarkan surat-surat berharga tersebut.

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Memasuki pasar bebas perdagangan dunia, aktivitas perekonomian di

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan suatu perekonomian diikuti juga dengan. bisnis perusahaan. Untuk mendapatkan modal yang besar dan terikat dalam

: ANNIZSA DYNDA.P NPM : FAKULTAS : EKONOMI JURUSAN : AKUNTANSI

BAB I PENDAHULUAN. merupakan institusi yang mempengaruhi ekonomi negara terutama negara-negara yang

BAB I PENDAHULUAN. penurunan keuntungan, yang mengakibatkan turunnya tingkat return saham. Grafik LQ45 Periode sampai

Evaria Novita, Achmad Husaini, MG Wi Endang Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya, Malang, Indonesia Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan konsumen di era modern sekarang ini telah mendorong tumbuhnya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan nasional negara tersebut, Sehingga banyak negara yang melakukan

BAB I PENDAHULUAN. dividen dan menambah capital gain dari investasi yang di tanamkan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pekerjaan bagian pembukuan. Selanjutnya laporan keuangan tersebut untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Penilaian kinerja adalah pendeskripsian nilai secara periodik dari efektivitas

BAB I PENDAHULUAN. dengan memaksimumkan nilai perusahaan. Menurut Tandelilin (2010:17) bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. investor dan perusahaan yang telah go public (emiten). Bagi emiten, pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. atau pemilik saham. Tujuan ini dapat diwujudkan dengan memaksimalkan nilai

BAB I PENDAHULUAN. Bidang keuangan merupakan bidang yang sangat penting dalam suatu

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. panjang. Pasar modal memiliki dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi

BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi yang sangat pesat, dimana negara-negara di seluruh dunia

BAB I PENDAHULUAN. (investor) dengan orang yang membutuhkan modal. Pasar modal memiliki

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya,

BAB I PENDAHULUAN. stabil. Situasi tersebut berdampak pula pada industri pertambangan. Sektor

PENGARUH EVA DAN RASIO-RASIO PROFITABILITAS TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG GO PUBLIK DI BEI PERIODE

Mamik Mardiani Topowijono M.G. Wi Endang NP Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya

BAB I PENDAHULUAN. industri pesawat terbang, industri listrik dan lain-lain (ICN, 2010).

PT.INDOSAT TBK MENGGUNAKAN METODE FINANCIAL RATIO DAN ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) ABSTRAKSI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumberdaya

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian di Indonesia mengalami pertumbuhan yang cukup pesat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perusahaan - perusahaan yang bergerak dibidang telekomunikasi didirikan

BAB I PENDAHULUAN. (financial assets) dan investasi pada aset riil (real assets). Investasi pada aset-aset

Judul : Pengaruh Economic Value Added (EVA), Return On Equity (ROE) dan Dividend Payout Ratio

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, yang ditandai pula dengan

BAB I PENDAHULUAN. mendorong keberlangsungan globalisasi dunia dengan cepat dan dinamis. Keadaan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Asean Economic Community (AEC) diberlakukan akhir 2015, Asean akan terbuka untuk perdagangan barang, jasa, investasi, modal, dan pekerja. Indonesia harus dapat melihat dan menyongsong AEC dengan segala peluang dan tantangan serta segera mengambil tindakan nyata yang berdampak positif bagi Indonesia. Bila industri kita tidak mampu bersaing di tataran Asean, maka AEC akan menjadi musibah (loss opportunities). Sebaliknya, bila industri kita mampu bersaing dalam pasar AEC yang terdiri dari 600 juta penduduk, maka AEC akan membawa berkah dan manfaat (land of opportunities) yang nyata bagi perekonomian nasional (Majalah Industri edisi 2, 2013:3). Industri manufaktur menjadi salah satu sektor yang mendapatkan perhatian lebih dari pemerintah pusat untuk dapat ditingkatkan kualitasnya agar mampu bersaing dengan industri dari negara lainnya di tengah persaingan yang semakin ketat (diakses dari http://beritadaerah.co.id pada tanggal 15 September 2015). Industri komponen otomotif telah mengalami pertumbuhan signifikan dalam jangka waktu 4 tahun. Setidaknya dari sekitar 900 industri yang ada pada 2009 menjadi 1.400 industri hingga akhir 2012. Di tahun 2013 ini, ada sekitar 50 industri komponen otomotif yang siap menanamkan investasinya di Indonesia. Rata-rata setiap industri telah berkomitmen untuk berinvestasi sebesar US$ 12 juta, yang artinya akan ada realisasi investasi sebesar US$ 600 juta hingga US$ 700 juta pada tahun ini. Selain itu, Dirjen IUBTT mengatakan pembangunan industri komponen 1

BAB I Pendahuluan 2 otomotif sebagian menggunakan pola investasi joint venture atau perusahaan patungan. Pola joint venture ini akan berdampak terhadap penyerapan tenaga kerja Indonesia, menggerakan perekonomian nasional, dan mengurangi defisit neraca perdagangan akibat impor bahan baku komponen otomotif. Investasi komponen tersebut diyakini akan memperkuat struktur industri otomotif nasional, khususnya di sektor komponen. (diakses dari http://www.kemenperin.go.id pada tanggal 15 September 2015). Produk Indonesia harus memiliki nilai tambah sehingga mampu bersaing di pasar ekspor menjelang dimulainya Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015. Pengusaha harus mengembangkan usahanya agar investasi di Indonesia terus bertambah, serta terus meningkatkan kualitas produk. Agar produk Indonesia mampu bertahan di pasar ekspor bahkan dapat semakin meningkat, harus mencari pasar baru selain ke negara-negara yang selama ini menjadi andalan tujuan ekspor Indonesia. Ke depannya nanti industri yang semakin berkembang dan memiliki peluang besar untuk bersaing dalam pasar ekspor adalah produk otomotif serta produk berasal dari kepala sawit. Dua jenis usaha tersebut harus dimanfaatkan para pengusaha (diakses dari http://www.voaindonesia.com pada tanggal 15 September 2015). Dalam mencapai tujuan-tujuan perusahaan, pihak manajemen harus memperhatikan kinerja keuangan perusahaan, dimana kinerja keuangan perusahaan menggambarkan kondisi keuangan dan perkembangan perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan (Fabozzi, 2000:775). Penilaian kinerja adalah penentuan secara periodik efektivitas suatu organisasi, bagian organisasi dari karyawan berdasarkan sasaran, standar, dan kriteria

BAB I Pendahuluan 3 yang telah ditetapkan sebelumnya (Mulyadi, 2001:415). Kinerja keuangan ialah prestasi manajemen yang diukur dari sudut keuangan yaitu memaksimumkan nilai perusahaan (Darsono, 2005:288). Salah satu cara untuk mengetahui kinerja keuangan suatu perusahaan dapat dilakukan degan melakukan analisis terhadap laporan keuangannya (Warsono, 2003:23) Manfaat penilaian kinerja bagi manajemen adalah untuk (Mulyadi, 2001:416): 1. Mengelola operasi organisasi secara efektif dan efisien melalui pemotivasian karyawan secara maksimum; 2. Membantu pengambilan keputusan yang bersangkutan dengan karyawan, seperti promosi, transfer, dan pemberhentian; 3. Mengidentifikasi kebutuhan perhatian dan pengembangan karyawan untuk menyediakan keiteria seleksi dan evaluasi program pelatihan karyawan; 4. Menyediakan umpan balik bagi karyawan mengenai bagaimana atasan mereka menilai kinerja mereka; 5. Menyediakan suatu dasar bagi distribusi pengangguran. Rasio keuangan adalah penulisan ulang data akuntansi ke dalam bentuk perbandingan dalam rangka mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan keuangan perusahaan (Arthur J, 2011:74). Analisis rasio keuangan adalah analisis yang menghubungkan perkiraan neraca dan laporan rugi laba terhdap satu dengan lainnya, yang memberikan gambaran tentang sejarah perusahaan serta penilaian terhadap suatu perusahaan (Sundjaja dan Barlian, 2003:329) Konsep EVA mempunyai prinsip bahwa keberhasilan manajemen diukur berdasarkan nilai tambah ekonomis yang diciptakan selama periode tertentu (Husnan

BAB I Pendahuluan 4 dan Pudjiastuti, 2004:66). Definisi EVA adalah perbedaan laba usaha bersih setelah pajak (NOPAT) dan beban modal untuk periode tersebut (yaitu produk dari biaya modal peerusahaan dan modal yan diinvestasikan pada awal periode (Keown, Arthur J, 2010:44). EVA adalah perbedaan antara laba operasi setelah pajak dengan biaya modalnya (Warsono,2003:48). Irianti (2014) melakukan penelitian dengan judul analisis perbandingan antara rasio keuangan dan metode Economic Value Added (EVA) sebagai pengukur kinerja keuangan perusahaan (studi kasus pada PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk dan anak perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2012-2014). Metode penelitiannya adalah deskriptif. Hasil dari penelitian menjelaskan bahwa hasil kinerja keuangan perusahaan diukur dengan analisis rasio keuangan secara keseluruhan dapat dikatakan cukup baik, walaupun masih terdapat beberapa rasio yang berfluktuatif. Sedangkan hasil dari metode EVA didapatkan hasil yang positif (EVA > 0) dan meningkat setiap tahunnya, yang berarti bahwa perusahaan telah berhasil menciptakan nilai tambah ekonomis. Kesimpulan dari perbandingan kedua metode menjelaskan bahwa terdapat perbedaan yang diakibatkan oleh diabaikannya biaya modal pada analisis rasio keuangan, walaupun demikian pada metode EVA yang memperhitungkan harapan - harapan para shareholder, dapat digunakan untuk mendukung analisis rasio keuangan karena keduanya menujukkan hasil yang baik, dan mempunyai konsep yang sama. Reza dkk (2012) melakukan penelitian dengan judul pengukuran kinerja keuangan perusahaan menggunakan analisis rasio keuangan dan metode Economic Value Added (EVA) (studi pada perusahaan rokok yang terdaftar di Bursa Efek

BAB I Pendahuluan 5 Indonesia periode tahun 2009-2011). Metode penelitiannya adalah deskriptif. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kinerja keuangan perusahaan rokok yang terdaftar di BEI periode tahun 2009-2011 diukur menggunakan analisis rasio keuangan dan metode Economic Value Added (EVA). Kinerja keuangan PT. HM Sampoerna, Tbk lebih baik dibandingkan perusahaan lain sejenis. Berdasarkan hasil analisis Economic Value Added (EVA) pada PT. HM Sampoerna, Tbk selama periode tahun 2009 sampai dengan tahun 2011 menghasilkan nilai EVA yang selalu meningkat setiap tahunnya dan bernilai positif (EVA > 0). Nilai EVA yang selalu positif berarti manajemen perusahaan telah berhasil menciptakan nilai tambah ekonomis bagi perusahaan dan para pemegang saham. Kinerja keuangan PT. Gudang Garam, Tbk sangat memuaskan. Nilai EVA yang selalu positif berarti manajemen perusahaan telah berhasil menciptakan nilai tambah ekonomis bagi perusahaan dan para pemegang saham. kinerja keuangan PT. Bentoel Internasional Investama, Tbk cukup baik. Ini berarti manajemen perusahaan telah berusaha meningkatkan kinerjanya pada tahun 2010 dan 2011 sehingga dapat menciptakan nilai tambah ekonomis bagi perusahaan dan para pemegang saham. Primal Aditya (2009) melakukan penelitian dengan judul analisis perbandingan kinerja keuangan PT. Indosat, Tbk menggunakan metode financial ratio dan Economic Value Added (EVA). Metode penelitiannya adalah deskriptif. Pada penelitian ini diteliti tentang perbandingan antara metode rasio keuangan yaitu analisis rasio likuiditas, solvabilitas, dan rentabilitas, dengan menggunakan metode Economic Value Added (EVA). Dimana objek penelitian adalah PT. Indosat, Tbk pada kurun waktu 2004-2008. Hasil penelitian menunjukkan bahwa menggunakan

BAB I Pendahuluan 6 perhitungan dengan metode Economic Value Added (EVA) didapat hasil positif. Hal ini menandakan bahwa perusahaan telah berhasil menciptakan nilai dan memaksimalkan nilai perusahaan bagi pemiliknya. Dengan kata lain, selama periode tahun 2004-2008, return yang diharapkan oleh pemegang saham sebagai pemilik perusahaan telah dapat dipenuhi oleh perusahaan. Sedangkan dari hasil perbandingan antara metode EVA dengan ROE dapat disimpulkan bahwa metode EVA dalam perhitungan kinerja perusahaan lebih akurat dibandingkan metode rasio keuangan, terutama parameter ROE karena pada metode EVA diperhitungkan adanya biaya ekuitas perusahaan. Tri Wahyuningsih (2013) melakukan penelitian dengan judul analisis komparasi penerapan metode tradisional dan economic value added (EVA) untuk mengukur kinerja perusahaan pada PT. Semen Gresik (Persero) Tbk. Metode penelitiannya adalah deskriptif. Hasil dari penelitian dan pembahasan penerapan EVA pada PT. Semen Gresik (Persero) Tbk. Pada tahun 2009 sampai tahun 2011 mengalami peningkatan setiap tahun, itu terlihat dari perhitungan EVA yang menunjuk nilai yang positif (EVA>0) sebesar Rp3.256.966.452 pada tahun 2009, 2010 mengalami peningkatan sebesar Rp 3.620.198.160 dan pada tahun 2011 nilai EVA mengalami peningkatan yang tinggi sebesar Rp 3.898.074.777 dari pada tahun yang lain. Itu berarti harapan para penyandang dana dapat terpenuhi dengan baik. Sehingga manajemen akan berfikir dan bertindak seperti yang dipikirkan oleh penyandang dana untuk memaksimalkan tingkat pengembalian dan meminimalkan nilai tambah. Hal ini membuat penggunaan EVA sejalan dengan kepentingan

BAB I Pendahuluan 7 manajer semakin sesuai dengan kepentingan pemilik modal yang memperhitungkan biaya modal. Cendy A.S. Kaunang (2013) melakukan penelitian dengan judul analisis perbandingan kinerja keuangan perusahaan menggunakan rasio profitabilitas dan economic value added pada perusahaan yang tergabung dalam LQ 45. Metode penelitiannya adalah deskriptif. Tujuan penelitian ini adalah untuk membandingkan kinerja keuangan perusahaan dengan menggunakan Rasio Profitabilitas dan EVA. Penelitian yang digunakan adalah penelitian komparatif, yaitu penelitian yang bersifat membandingkan. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling, diambil sebanyak 9 perusahaan tahun 2009 2011. Metode analisis yang digunakan adalah metode EVA. Hasil yang diperoleh oleh 9 perusahaan yang tergabung dalam LQ 45 menunjukkan hasil yang positif selama periode tahun 2009-2011. Hal ini menunjukkan bahwa manajemen perusahaan telah berhasil menciptakan nilai dan mensejahterakan pemegang saham sebagai pemilik perusahaan, karena return yang diberikan sesuai dengan yang diharapkan. Hasil perbandingan antara ROE dengan EVA menunjukkan bahwa perusahaan harus menerapkan EVA sebagai alat ukur kinerja perusahaan dibandingkan dengan ROE. EVA lebih baik karena memperhitungkan biaya ekuitas sedangkan pada ROE tidak. Mamik dkk (2013) melakukan penelitian dengan judul penilaian kinerja keuangan perusahaan menggunakan analisis rasio keuangan dan konsep EVA (Economic Value Added) (studi kasus pada PT. HM Sampoerna, Tbk. yang terdaftar di BEI periode tahun 2009-2011). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan menggunakan analisis rasio keuangan dan konsep

BAB I Pendahuluan 8 EVA. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif. Hasil ROI dan ROE perusahaan selama tahun penelitian mengalami kenaikan. Hasil dapat dilihat pada tahun 2009 sebesar 28,73% kemudian tahun 2010 menjadi 31,29% dan pada tahun 2012 kembali naik menjadi 41,62%. ROE pada tahun 2009 sebesar 48,65%, tahun 2010 sebesar 62,88% dan pada tahun 2011 kembali mengalami kenaikan menjadi 79,05%. Kinerja keuangan PT HM. Sampoerna, Tbk. berdasarkan konsep EVA menunjukkan kinerja yang baik karena selama 3 tahun penelitian EVA perusahaan menunjukkan nilai positif. Pada tahun 2009 nilai EVA sebesar Rp 2.580.493.000.000,- kemudian tahun 2010 nilai EVA naik secara signifikan sebesar Rp 6.609.714.000.000,- dan di tahun 2011 perusahaan kembali mampu meningkatkan nilai EVA hingga sebesar Rp 7.201.131.000.000,- hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan mampu menciptakan nilai tambah bagi investor. Kesimpulan dari penelitian-penelitian di atas adalah bahwa pengukuran kinerja keuangan perusahaan menggunakan analisis rasio keuangan berbeda hasilnya dengan metode Economic Value Added (EVA). Metode Economic Value Added adalah metode pengukuran kinerja keuangan perusahaan dengan memperhitungkan harapan - harapan para shareholder dan biaya ekuitas perusahaan. Sedangkan analisis rasio keuangan mengabaikan biaya ekuitas tersebut. Maka dari itu, metode EVA dalam perhitungan pengukuran kinerja keuangan lebih akurat dibandingkan rasio keuangan. Selain itu penggunaan EVA sejalan dengan kepentingan pemilik modal yang memperhitungkan biaya modal. Dalam penelitian ini subyek penelitian adalah perusahaan yang sudah go public dan telah terdaftar di Bursa Efek, salah satunya yakni PT. Astra

BAB I Pendahuluan 9 Internasional, Tbk yang merupakan market leader dikelompoknya. Agar tetap eksis dan mencapai tingkat kemajuan yang diharapkan maka PT. Astra Internasional, Tbk memerlukan adanya pengevaluasian apakah sudah menggambarkan efisiensi dan efektifitas perusahaan, sehingga dari hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan yang dapat mendorong kinerja keuangan perusahaan agar lebih baik untuk kedepannya. Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: Analisis Perbedaan Antara Rasio Keuangan Dan Metode Economic Value Added (EVA) Sebagai Pengukur Kinerja Keuangan Perusahaan: Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2014. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, permasalahan-permasalahan yang perlu dibahas lebih lanjut terkait penelitian ini, yaitu sebagai berikut: 1. Bagaimana kinerja keuangan PT. Astra Internasional, Tbk dan Entitas Anak periode 2012-2014 berdasarkan analisis rasio keuangan? 2. Bagaimana kinerja keuangan PT. Astra Internasional, Tbk dan Entitas Anak periode 2012-2014 diukur dengan menggunakan Economic Value Added (EVA)? 3. Bagaimana perbandingan antara penerapan metode analisis rasio keuangan dan Economic Value Added (EVA) sebagai pengukur kinerja keuangan pada PT. Astra Internasional, Tbk dan Entitas Anak periode 2012-2014?

BAB I Pendahuluan 10 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang dikemukakan diatas, maka penelitian ini dilakukan agar melalui informasi yang diperoleh, penulis dapat memberikan jawaban atas masalah-masalah yang telah dikemukakan, yaitu untuk: 1. Mendeskripsikan kinerja keuangan PT. Astra Internasional, Tbk dan Entitas Anak periode 2012-2014 berdasarkan analisis rasio keuangan. 2. Mendeskripsikan kinerja keuangan PT. Astra Internasional, Tbk dan Entitas Anak periode 2012-2014 diukur dengan menggunakan Economic Value Added (EVA). 3. Mengetahui perbandingan antara penerapan metode analisis rasio keuangan dan Economic Value Added (EVA) sebagai pengukur kinerja keuangan pada PT. Astra Internasional, Tbk dan Entitas Anak periode 2012-2014. 1.4 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk berbagai pihak, antara lain: 1. Bagi Perusahaan Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan informasi yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan dibidang keuangan berdasar analisis rasio keuangan dan metode Economic Value Added (EVA) serta dapat memberikan gambaran mengenai kondisi perusahaan.

BAB I Pendahuluan 11 2. Bagi Penulis Dapat menambah pengetahuan, wawasan dan pemahaman mengenai pengukuran kinerja perusahaan khususnya mengenai EVA sebagai alternatif dalam pengukuran kinerja keuangan perusahaan. 3. Bagi Pihak Lain Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sumber informasi dan menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya tentang analisis perbedaan antara rasio keuangan dan Economic Value Added (EVA) sebagai pengukur kinerja keuangan perusahaan.