2018, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

dokumen-dokumen yang mirip
2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotis

2017, No Pedoman Pengawasan Intern di Kementerian Luar Negeri dan Perwakilan Republik Indonesia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 19

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

2016, No Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Indonesia Nomor 3851); 2. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No Tahun 2002 Nomor 3, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4169); 2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian N

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG STANDAR AUDIT INSPEKTORAT KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perencanaan Pemb

WALIKOTA TASIKMALAYA

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 21 TAHUN 2O16 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PATI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

2017, No Berencana Nasional tentang Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di Lingkungan Badan Kependudukan dan Keluarga Berenc

2015, No c. bahwa untuk mewujudkan pengawasan tersebut dalam huruf b, diperlukan peran Inspektorat Jenderal atau nama lain yang secara fungsio

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P. 22/MENHUT-II/2010 TENTANG PEDOMAN AUDIT KINERJA LINGKUP KEMENTERIAN KEHUTANAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.04/MEN/2011 PEDOMAN PENGAWASAN INTERN LINGKUP KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT KABUPATEN PANDEGLANG

2016, No Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3852); 2. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 200

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2

2012, No.51 2 Indonesia Tahun 2004 Nomor 5; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Peme

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (Lembaran

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 14 TAHUN 2017

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEHUTANAN. Audit Kinerja. Pedoman.

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

2017, No Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301); 4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang P

BUPATI LEBAK PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI LEBAK NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PIAGAM PENGAWASAN INTERNAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN LEBAK

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt cüéä Çá ]tãt UtÜtà

PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG I N S P E K T O R A T Jalan Mayor Widagdo No. 2 Telepon (0253) PANDEGLANG PIAGAM AUDIT INTERN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PELAPORAN HARTA KEKAYAAN APARATUR SIPIL NEGARA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN SOSIAL

- 1 - PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 62 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 192 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3852); 2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG

2 c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b, dipandang perlu menetapkan Pedoman Pengawasan Intern dengan Peraturan Me

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 30

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 86 TAHUN 2012 TENTANG STANDAR AUDIT APARAT PENGAWASAN INTERN PEMERINTAH (APIP) KABUPATEN BADUNG

BUPATI BENER MERIAH PERATURAN BUPATI BENER MERIAH NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERNAL DI LINGKUNGAN INSPEKTORAT KABUPATEN BENER MERIAH

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR : 54 TAHUN 2010 TENTANG

Arsip Nasional Republik Indonesia

BERITA NEGARA. No.787, 2011 KEMENTERIAN LUAR NEGERI. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. Penyelenggaraan.

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 192 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BLORA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLORA,

2016, No Kinerja Instansi Pemerintah di Lingkungan Kementerian Keuangan, yang diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 42/PMK.01/2012 ten

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 192 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 7 TAHUN 2014

2011, No Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 55

BEKASI : E SERI ... APARAT. yang. berdaya. guna, dan. Pemerint. tah (APIP) Pengawa. APlP yang. diperlukan. Kotamadya.

2017, No Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembar

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR :32 TAHUN 2011

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 92 TAHUN 2014 TENTANG PIAGAM PENGAWASAN INTERN GUBERNUR JAWA TIMUR,

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG

2017, No Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara di Lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi; Mengingat

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Pemerintahan yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan

BUPATI GARUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2011 NOMOR 2 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2013 TENTANG BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

- 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PADANG LAWAS UTARA,

BUPATI CIAMIS PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 39 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI INSPEKTORAT

BAB I P E N D A H U L U A N

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PROGRAM KERJA PENGAWASAN INTERNAL

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

2011, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tamba

PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Pemerintahan yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No Mengingat : 1. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indo

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2015 TENTANG

Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 22 TAHUN 2011

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Transkripsi:

No.755, 2018 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNP2TKI. Sistem Informasi e-audit. PERATURAN BADAN NASIONAL PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 04 TAHUN 2018 TENTANG PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI AUDIT ELEKTRONIK DI LINGKUNGAN BADAN NASIONAL PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN NASIONAL PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan efektivitas, efisiensi, obyektivitas, transparansi, dan akuntabilitas pelaksanaan pengawasan tugas dan fungsi satuan kerja di lingkungan Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia, diperlukan suatu pembangunan sistem aplikasi pengawasan dengan memanfaatkan teknologi informasi berupa sistem informasi audit secara elektronik; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia tentang Pembangunan Sistem Informasi Audit Elektronik di Lingkungan Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia;

2018, No.755-2- Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4843); 2. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2017 tentang Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 242, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6141); 3. Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2006 tentang Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia; 4. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 05 Tahun 2008 tentang Standar Audit Aparat Pengawasan Intern Pemerintah; 5. Peraturan Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia Nomor 10 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1754); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN BADAN NASIONAL PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA TENTANG PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI AUDIT ELEKTRONIK DI LINGKUNGAN BADAN NASIONAL PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA. Pasal 1 Dalam Peraturan Badan ini yang dimaksud dengan: 1. Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia yang selanjutnya disebut BNP2TKI adalah lembaga pemerintah nonkementerian yang mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai pelaksana kebijakan di bidang penempatan dan pelindungan pekerja migran Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2006 tentang Badan

-3-2018, No.755 Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia. 2. Audit adalah proses identifikasi masalah, analisis, dan evaluasi dokumen yang dilakukan secara independen, obyektif, dan profesional berdasarkan standar audit untuk menilai kebenaran, kecermatan, kredibilitas, efektivitas, efisiensi, dan keandalan informasi pelaksanaan tugas dan fungsi instansi pemerintah. 3. Audit Secara Elektronik yang selanjutnya disebut e-audit adalah proses Audit dengan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi. 4. Sistem Informasi e-audit adalah aplikasi yang digunakan untuk melaksanakan Audit atau pengawasan secara elektronik yang terdiri atas pengawasan keuangan, pengawasan kinerja, dan pengawasan dengan tujuan tertentu. 5. Standar Audit adalah kriteria atau ukuran mutu untuk melakukan kegiatan Audit yang wajib dipedomani oleh Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP). 6. Auditor adalah pejabat fungsional yang mempunyai tugas, tanggung jawab, dan wewenang untuk melakukan pengawasan intern pada instansi pemerintah, lembaga dan/atau pihak lain yang di dalamnya terdapat kepentingan negara sesuai dengan peraturan perundangundangan, yang diduduki oleh Pegawai Negeri Sipil (PNS) dengan hak dan kewajiban yang diberikan secara penuh oleh pejabat yang berwenang. 7. Pengendali Teknis adalah Auditor yang ditunjuk oleh Inspektur dalam susunan tim mandiri untuk penugasan Audit yang memiliki tugas melakukan pengarahan untuk persiapan Audit, mengkaji dan merekomendasikan program kerja Audit sesuai dengan obyek Audit, serta melakukan supervisi pelaksanaan Audit. 8. Satuan Kerja yang selanjutnya disebut Satker adalah unit organisasi lini yang melaksanakan kegiatan dan memiliki kewenangan dan tanggung jawab penggunaan anggaran di lingkungan BNP2TKI.

2018, No.755-4- 9. Auditi adalah orang atau Satker yang merupakan obyek penugasan Audit APIP. 10. Pengelola Data adalah Auditi yang berperan dalam pelaksanaan dan pengelolaan data pada aplikasi e-audit. 11. Administrator adalah Pegawai Negeri Sipil/pegawai yang memiliki hak akses terhadap seluruh data pada Sistem Informasi e-audit. 12. Pengguna (User) adalah Auditor yang diberikan kewenangan oleh Administrator untuk menggunakan Sistem Informasi e-audit. 13. Operator adalah Pegawai Negeri Sipil/Pegawai pada Satker yang diberi kewenangan untuk mengunggah(upload) data/dokumen berbasis elektronik ke dalam aplikasi e-audit. 14. Kertas Kerja Audit yang selanjutnya disingkat KKA adalah dokumentasi informasi Audit intern yang disusun oleh Auditor dalam sebuah proses Audit. Pasal 2 Pembangunan Sistem Informasi e-audit di lingkungan BNP2TKI dilaksanakan sesuai dengan ketentuan tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Badan ini. Pasal 3 Peraturan Badan ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

-5-2018, No.755 Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Badan ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 06 Juni 2018 KEPALA BADAN NASIONAL PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA, ttd NUSRON WAHID Diundangkan di Jakarta pada tanggal 7 Juni 2018 DIREKTUR JENDERAL PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, ttd WIDODO EKATJAHJANA

2018, No.755-6- LAMPIRAN PERATURAN BADAN NASIONAL PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 04 TAHUN 2018 TENTANG PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI AUDIT ELEKTRONIK DI LINGKUNGAN BADAN NASIONAL PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) dan peningkatan pelayanan kepada masyarakat diperlukan birokrasi pemerintahan yang akuntabel, bersih, bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme (clean government). Untuk mencapai tujuan tersebut, perlu dilakukan pengawasan terhadap tugas dan fungsi Satker oleh Inspektorat sebagai APIP di lingkungan BNP2TKI. Untuk meningkatkan/mengoptimalkan kualitas pengawasan pada Satker di lingkungan BNP2TKI, perlu peningkatan mekanisme dan prosedur pengawasan dalam melaksanakan tugas dan fungsi Auditor. Berdasarkan hal tersebut di atas, diperlukan pelaksanaan Audit dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi sehingga diperoleh data yang terintegrasi dengan Sistem Informasi e-audit, sehingga pelaksanaan Audit dapat dilakukan dengan lebih mudah, efisien, efektif, obyektif, transparan, dan akuntabel. B. Maksud, Tujuan, dan Sasaran 1. Maksud Pembangunan Sistem Informasi e-audit dimaksudkan sebagai alat bantu bagi Auditor dan Auditi dalam melaksanakan Audit atau pengawasan dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.

-7-2018, No.755 2. Tujuan Pembangunan Sistem Informasi e-audit bertujuan untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas, transparansi, dan akuntabilitas pelaksanaan pengawasan internal di lingkungan BNP2TKI. 3. Sasaran Pembangunan Sistem Informasi e-audit merupakan sistem yang dibangun dengan sasaran: a. tercapainya efisiensi dan efektivitas dalam pelaksanaan pengawasan berbasis teknologi informasi; b. terwujudnya integrasi pengelolaan data hasil pengawasan menggunakan teknologi informasi di lingkungan BNP2TKI; dan c. terwujudnya akuntabilitas kinerja dan keuangan BNP2TKI melalui pengawasan yang berkelanjutan (continous monitoring). C. Ruang Lingkup Ruang lingkup pembangunan Sistem Informasi Audit (e-audit) terdiri atas: 1. penyelenggara serta pengelola sistem dan data; 2. pelaksanaan e-audit; dan 3. penerbitan Kertas Kerja Audit (KKA). BAB II PENYELENGGARA SERTA PENGELOLA SISTEM DAN DATA A. Penyelenggara Sistem Informasi e-audit terdiri atas: 1. Pengarah a. Pengarah dijabat oleh Sekretaris Utama; dan b. Pengarah mempunyai tugas membuat keputusan dan/atau menetapkan kebijakan, memberikan arahan, melakukan pengendalian, dan pembinaan terhadap pelaksanaan Sistem Informasi e-audit. 2. Penanggung Jawab a. Penanggung Jawab dijabat oleh Inspektur; b. Penanggung Jawab mempunyai tugas: 1) menyediakan dan mengelola Sistem Informasi e-audit; 2) menyediakan sarana dan prasarana pendukung Sistem Informasi e-audit pada Inspektorat BNP2TKI; dan

2018, No.755-8- 3) melakukan pembinaan, pengendalian, pemantauan, dan evaluasi pelaksanaan e-audit. 3. Ketua Ketua dijabat oleh Pengendali Teknis yang bertugas membantu melaksanakan tugas Penanggung Jawab. 4. Anggota Anggota dijabat oleh Auditor yang bertugas melaksanakan penyelenggaraan dan pengelolaan Sistem Informasi e-audit. B. Pengelola Sistem dan Data terdiri atas: 1. Pengelola Sistem Pengelola Sistem dijabat oleh PNS pada Inspektorat yang diberi kewenangan untuk mengelola sistem dan database pada Sistem Informasi e-audit yang terdiri atas: a. Administrator Administrator merupakan Auditor yang ditunjuk dan memiliki hak akses terhadap seluruh data pada Sistem Informasi e-audit serta dapat memberikan identitas Pengguna (User ID) dan kata sandi (password) kepada User dan Operator. b. Pengguna (User) Pengguna (User) menggunakan Sistem Informasi e-audit dengan hak akses terbatas yaitu: 1) melihat data sesuai dengan menu yang disediakan; 2) menambah data baru, mengedit, dan menghapus data; dan 3) melakukan proses mengunduh (download) dan mengunggah (upload) data serta mencetak KKA. 2. Pengelola data Pengelola data terdiri atas: a. Penanggung Jawab Penanggung Jawab dijabat oleh kepala Satker, yang mempunyai tugas: 1) melakukan pembinaan, pengendalian, pemantauan, dan evaluasi pengelolaan data pada Satker masing-masing; 2) mendorong unit di bawahnya untuk menyediakan data sesuai tugas dan fungsinya sebagai bahan input Sistem Informasi e-audit; dan

-9-2018, No.755 3) menyediakan data yang valid dan dapat dipertanggungjawabkan. b. Koordinator Koordinator dijabat oleh PNS/pegawai yang ditunjuk oleh Kepala Satker, yang mempunyai tugas: 1) membantu Penanggung Jawab dalam melaksanakan tugas; 2) mengoordinasikan pengelolaan Sistem Informasi e-audit pada Satker masing-masing; dan 3) menjaminan ketersediaan data e-audit. c. Operator Operator dijabat PNS/Pegawai pada Satker yang ditunjuk oleh kepala Satker, yang mempunyai tugas: 1) melakukan input data pada fitur yang tersedia di Sistem Informasi e-audit; 2) mengunggah hard copy dokumen pendukung ke dalam aplikasi e-audit; dan 3) menambah, mengedit, menghapus, dan mengunduh data di Satker masing-masing. BAB III PELAKSANAAN e-audit A. Aktivitas e-audit Aktivitas e-audit terdiri atas 3 (tiga) komponen: 1. pendaftaran pengelola Sistem Informasi e-audit: a) Administrator melakukan pengelompokan Pengguna (group user) yang akan menggunakan aplikasi serta menentukan Pengguna (User) yang akan menggunakan Sistem Informasi e-audit; dan b) Administrator memberikan username dan password kepada Pengguna (User) Sistem Informasi e-audit. 2. input data oleh Operator Satker Auditi menyediakan data yang dibutuhkan melalui portal Sistem Informasi e-audit. Operator pada Satker yang telah ditunjuk melakukan input data yang dibutuhkan. 3. pengolahan dan pengujian data oleh User Auditor. Tim Audit melakukan prosedur pengujian data pada Sistem Informasi e-audit yaitu verifikasi atas temuan ketidaksesuaian data dan

2018, No.755-10- kelemahan sistem pengolahan data entitas. B. Pelaksanaan e-audit 1. pengawasan atas penyelenggaraan tugas dan fungsi Satker berupa program kegiatan, pelaksanaan kegiatan, dan koordinasi dalam pelaksanaan kegiatan baik bersifat sektoral maupun lintas sektoral; 2. pengawasan atas penyelenggaraan tugas penunjang terdiri atas: a. pengelolaan kepegawaian mencakup perencanaan dan pengadaan pegawai, mutasi pegawai, pengembangan pegawai, disiplin pegawai, pengisian jabatan, pemberhentian, penatausahaan, dan pensiun pegawai; b. pengelolaan keuangan mencakup perencanaan, penatausahaan, pelaksanaan anggaran, pengendalian, penerimaan dan penyetoran pajak, sewa kantor dan rumah dinas, pertanggungjawaban, realisasi keuangan dan fisik, serta pengelolaan dana Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP); c. pengelolaan perlengkapan mencakup perencanaan, pengadaan barang, penyimpanan, pendistribusian, penatausahaan, inventarisasi, pemeliharaan, dan penghapusan; dan d. pengadaan barang dan jasa mencakup perencanaan, pengorganisasian, realisasi anggaran dan fisik, serta pengawasan lapangan. C. Tahapan Pelaksanaan e-audit 1. Penetapan Auditi a) Penetapan Auditi dilakukan dengan memperhatikan prioritas pada kegiatan yang mempunyai risiko terbesar dan selaras dengan Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) dan tujuan organisasi; dan b) Pengecualian terhadap penetapan Auditi sebagaimana dimaksud dalam huruf a) dilakukan dengan persetujuan Inspektur. 2. Langkah Persiapan Langkah persiapan dilakukan sebagai berikut: a. Inspektur menunjuk tim Audit yang terdiri atas Pengendali Teknis, ketua, dan anggota; b. tim Audit harus memiliki kelengkapan tugas berupa surat tugas sebagai syarat untuk memperoleh hak akses terhadap data yang dibutuhkan (username dan password); c. persiapan audit mencakup:

-11-2018, No.755 1) rapat persiapan; 2) penyusunan jadwal waktu audit, dengan melakukan input ke dalam Sistem Informasi e-audit; dan 3) penyusunan program kerja Audit; d. proses e-audit diawali dengan pemberitahuan yang dilakukan tim Auditor kepada Auditi; e. pemberitahuan sebagaimana dimaksud dalam huruf d, disampaikan maksud serta tujuan Audit, sasaran Audit, jadwal Audit, dan data yang dibutuhkan dalam kegiatan Audit serta hak untuk mengakses data yang dibutuhkan pada Sistem Informasi e-audit; dan f. pengunduhan data yang dikelola secara elektronik oleh Auditor dengan tetap memperhatikan ketentuan peraturan perundangundangan. 3. Proses e-audit Proses e-audit dilakukan sebagai berikut: a. Auditor melakukan e-audit yang meliputi pengujian terbatas terhadap ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan, efisiensi, efektivitas, dan ekonomis setiap pelaksanaan tugas berdasarkan data yang disiapkan secara elektronik dengan memanfaatkan teknologi informasi oleh Satker; b. Auditor harus memastikan kelengkapan dan validitas data terhadap data yang dikelola secara elektronik; dan c. pelaksanaan e-audit berpedoman pada standar Audit APIP, prinsip pengawasan, kode etik Auditor, serta kode etik pegawai. 4. Perumusan Hasil e-audit Perumusan hasil e-audit dilakukan sebagai berikut: a. anggota tim merumuskan kertas kerja Audit pada Sistem Informasi e-audit yang direviu oleh ketua tim; b. anggota tim dan ketua tim merumuskan temuan Audit dan menuangkan dalam lembar temuan Audit untuk mendapat tanggapan dari Auditi; c. anggota tim menyusun uraian hasil Audit yang direviu oleh ketua tim; d. hasil reviu ketua tim direviu oleh Pengendali Teknis; e. hasil reviu Pengendali Teknis direviu oleh Inspektur; f. ketua tim membicarakan temuan Audit/notisi dan

2018, No.755-12- mengkonfirmasikan dengan Auditi untuk mendapatkan komitmen tindak lanjut; dan g. ketua tim bertanggung jawab menyelesaikan laporan hasil Audit. BAB IV PENERBITAN KERTAS KERJA AUDIT 1. KKA dibuat dalam bentuk hard copy maupun softcopy yang digunakan sebagai media penghubung antara surat tugas, pelaksanaan Audit di lapangan, sampai dengan laporan hasil Audit dan tindak lanjutnya. 2. KKA memuat: a. prosedur Audit yang dilakukan; b. pengujian yang dilakukan; c. sumber informasi dan bukti Audit yang diperoleh; dan d. kesimpulan yang diambil atas proses audit yang dilakukan. 3. KKA harus memenuhi syarat: a. mempunyai tujuan yang jelas; b. memuat informasi yang lengkap; c. bebas dari kesalahan, baik kesalahan hitung maupun kesalahan penyajian informasi; dan d. didasarkan fakta dan argumentasi yang rasional, merupakan pendapat Auditor. 4. Tujuan dan manfaat penyusunan KKA: a. dasar penyusunan laporan hasil Audit; b. alat bagi atasan untuk mereviu dan mengawasi pelaksanaan tugas Auditor; c. alat pembuktian yang mendukung data Audit dan laporan hasil Audit; d. referensi dan sumber informasi mengenai suatu kejadian tertentu yang terkait dengan laporan hasil audit. e. bahan jaminan kualitas (quality assurance) oleh pihak internal maupun eksternal; f. pedoman untuk Audit berikutnya (continous audit); g. acuan bagi Auditor eksternal dalam mengevaluasi Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP); dan h. alat bagi Auditor untuk membuktikan kepada pihak aparat penegak hukum atas prosedur Audit yang dilaksanakan.

-13-2018, No.755 5. Langkah-langkah penerbitan Kertas Kerja Audit dengan menggunakan Sistem Informasi e-audit: a. Pengguna dan Operator masuk (login) pada Sistem Informasi e-audit sesuai dengan kewenangan masing-masing; b. Operator melakukan pengisian data pada seluruh form yang tersedia pada fitur Sistem Informasi e-audit dan melengkapinya dengan mengunggah dokumen/bukti pendukung; c. Auditor melakukan analisis dan perhitungan terhadap data yang telah diisi oleh Operator dan mengunduh serta memeriksa dokumen/bukti pendukung yang telah diunggah oleh Satker; d. Auditor melakukan input data hasil analisis dan perhitungan pada form isian yang telah tersedia di Sistem Informasi e-audit untuk penerbitan Kertas Kerja Audit (Kertas Kerja e-audit); e. Kertas Kerja e-audit direviu secara berjenjang untuk memastikan bahwa Kertas Kerja Audit intern telah disusun sesuai dengan persyaratan Audit; dan f. Auditor mencetak Kertas Kerja e-audit yang telah dilakukan reviu secara berjenjang. BAB V PELAPORAN HASIL AUDIT A. Penyusunan Laporan Hasil Audit Tim audit membuat laporan hasil e-audit secara tertulis setiap akhir audit yang harus diselesaikan paling lambat dalam waktu 14 (empat belas) hari setelah pelaksanaan Audit berakhir. Laporan hasil Audit disampaikan kepada Inspektur dan selanjutnya dapat disampaikan kepada Kepala BNP2TKI dengan tembusan kepada Sekretaris Utama. Laporan hasil Audit ditandatangani oleh Inspektur. Laporan hasil audit harus tepat waktu, lengkap, akurat, obyektif, meyakinkan, singkat, dan jelas. B. Standar Laporan Hasil Audit Setiap laporan hasil audit harus memenuhi standar sebagai berikut: 1. dasar melakukan Audit; 2. identifikasi Auditi; 3. tujuan/sasaran, lingkup, dan metodologi Audit; 4. kriteria yang digunakan untuk mengevaluasi;

2018, No.755-14- 5. hasil Audit berupa kesimpulan, temuan Audit, dan rekomendasi; 6. tanggapan dari Auditi yang bertanggung jawab; 7. pernyataan adanya keterbatasan dalam Audit serta pihak yang menerima laporan; 8. adanya kelemahan dalam sistem pengendalian intern serta adanya ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, kecurangan, dan ketidakpatutan (abuse) disajikan sebagai temuan; dan 9. rencana aksi tindak lanjut atas temuan hasil pengawasan. KEPALA BADAN NASIONALPENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA ttd NUSRON WAHID