BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN ASUPAN GIZI MAKAN PAGI DAN MAKAN SIANG DENGAN STATUS GIZI DAN KESEGARAN JASMANI PADA ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI TEMBALANG SEMARANG TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini masalah kegemukan ( overweight) merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

BAB I PENDAHULUAN. Overweight dan obesitas adalah dua istilah yang berbeda. Overweight

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerintah untuk menyejahterakan kehidupan bangsa. Pembangunan suatu bangsa

BAB I PENDAHULUAN. mereka dalam dekade pertama kehidupan. Masa remaja merupakan jembatan

BAB I PENDAHULUAN. lemak, karena itu agar energi tercukupi perlu pemasukan makanan. serta tumbuh kembang anak (Anggaraini, 2003:11).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

METODE Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

BAB I PENDAHULUAN. balita, anak-anak, remaja, dewasa dan usia lanjut, makanan yang memenuhi syarat

BAB I PENDAHULUAN. penduduk usia lanjut di Indonesia mengalami peningkatan yang cukup

LEMBAR PERSETUJUAN...

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan gizi saat ini cukup kompleks meliputi masalah gizi ganda. Gizi

Studi Kasus Konsumsi Suplemen pada Member Fitness Center di Kota Yogyakarta

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. (SDM) yang berkualitas, sehat, cerdas, dan produktif (Hadi, 2005). bangsa bagi pembangunan yang berkesinambungan (sustainable

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai akibat dari kecenderungan pasar global, telah memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, masalah gizi perlu mendapatkan perhatian dari

BAB V ANALISI DATA DAN HASIL PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. negatif terhadap kehidupan. Dilihat dari dampak positif, teknologi membuat

BAB I PENDAHULUAN. sekolah 6-12 tahun. Anak sekolah mempunyai karakter mudah terpengaruh

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan fisik dan mental serta mempertahankan kualitas hidup agar tetap sehat

BAB I PENDAHULUAN. Obesitas merupakan suatu kondisi dimana terjadi penumpukan lemak

BAB I PENDAHULUAN. perubahan pada pola hidup individu. Perubahan pola hidup tersebut membawa

BAB II KERANGKA TEORI DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. setelah diketahui bahwa kegemukan merupakan salah satu faktor risiko. koroner, hipertensi dan hiperlipidemia (Anita, 1995).

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada berbagai kalangan, terjadi pada wanita dan pria yang berumur. membuat metabolisme dalam tubuh menurun, sehingga proses

BAB I PENDAHULUAN. lum masa dewasa dari usia tahun. Masa remaja dimulai dari saat pertama

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masalah kekurangan gizi muncul karena tidak seimbangnya asupan

BAB 1 PENDAHULUAN. secara rasional mudah menyebabkan kelebihan masukan yang akan. menimbulkan berat badan meningkat (Sismoyo, 2006).

BAB 5 HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anggi Fauzi Mukti, 2014

METODE PENELITIAN. n1 = = 35. n2 = = 32. n3 =

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak, masa remaja, dewasa sampai usia lanjut usia (Depkes, 2003).

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh

HASIL DAN PEMBAHASAN

HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ABSTRACT ABSTRAK KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR GRAFIK

BAB I PENDAHULUAN (6; 1) (11)

BAB I PENDAHULUAN. dapat dicapai salah satunya dengan menjaga tingkat kesehatan dan kebugaran

BAB I PENDAHULUAN. Survei Antar Sensus BPS 2005 jumlah remaja di Indonesia adalah 41 juta jiwa,

BAB I PENDAHULUAN. merupakan fokus perhatian dan titik intervensi yang strategis bagi

BAB I PENDAHULUAN. lebih sangat erat kaitannya dengan aspek kesehatan lain. Gizi lebih dan. nama Sindrom Dunia Baru New World Syndrome.

BAB I PENDAHULUAN. Serikat pada tahun 1891 dari sebuah sekolah pelatihan fisik (Young Men s


BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pada kelompok anak usia sekolah, termasuk remaja usia 16-18

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan kecerdasan anak. Pembentukan kecerdasan pada masa usia

BAB I PENDAHULUAN. Sepak bola merupakan olahraga yang paling populer di Indonesia. Hal

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi memiliki istilah lain yaitu silent killer dikarenakan penyakit ini

BAB I PENDAHULUAN. menomorduakan kesehatan dan menjadi gaya hidup masyarakat Jakarta.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. yang banyak terjadi dan tersebar di seluruh dunia terutama di negara

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting untuk kesehatan dan perkembangan bagi anak-anak, remaja,

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

BAB I PENDAHULUAN. mereka dan membangun citra tubuh atau body image). Pada umumnya remaja putri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pekerja menurut Undang-Undang nomor 13 tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. (Mahardikawati & Roosita 2008). Menurut Kartasapoetra 2002 (dalam. Riwu 2011), aktifitas fisik adalah pergerakan anggota tubuh yang

I. PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas. Remaja merupakan sumber daya manusia bagi

BAB I PENDAHULUAN. melakukan jogging, berlari, berjalan, bersepeda, bermain basket, futsal,

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. karena sebagian besar tubuh manusia terdiri dari air. Manusia dapat hidup

METODOLOGI Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Sampel Jenis dan Cara Pengumpulan Data

BAB I PENDAHULUAN. pacu tumbuh (growth spurt), timbul ciri-ciri seks sekunder, tercapai fertilitas dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia atau lebih dari 100 juta jiwa mengalami beraneka masalah

BAB I PENDAHULUAN. perubahan gaya hidup. Sebagian besar dari aktivitas telah digantikan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

2015 PERBED AAN PENGARUH ZUMBA D ANCE D ENGAN AEROBIK HIGH IMPACT TERHAD AP PENURUNAN BERAT BAD AN D AN PROSENTASE LEMAK TUBUH

HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUBJEK, ASUPAN ZAT GIZI, DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEKUATAN OTOT ANAK USIA SEKOLAH DI KABUPATEN PURWAKARTA

rumus : n = (P 1 -P Ket : Z 1- - P 1 Kebiasaan makan..., Evi Heryanti, FKM UI, )²

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi, tetapi juga dari kegiatan olahraga atau aktivitas fisik yang kita lakukan.

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan untuk melaksanakan pembangunan nasional. Untuk mencapai SDM

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki abad ke-20, mulai bermunculan restoran-restoran fast food.

BAB I PENDAHULUAN. lainnya gizi kurang, dan yang status gizinya baik hanya sekitar orang anak

BAB I PENDAHULUAN. sebelum berangkat melakukan aktivitas sehari-hari (Utter dkk, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh, memproses, dan memahami dasar informasi kesehatan dan. kebutuhan pelayanan, yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan

BAB I PENDAHULUAN. diriwayatkan Nabi R. Al-Hakim,At-Turmuzi, Ibnu Majah, dan Ibnu Hibban: minum, dan sepertiga lagi untuk bernafas.

BAB I PENDAHULUAN. jumlah remaja dan kaum muda berkembang sangat cepat. Menurut World

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan manusia bekerja secara maksimal (Moehji, 2009).

BAB 1 : PENDAHULUAN. penduduk yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Salah satu indikator

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. berbagai penelitian terdahulu tentang body dissatisfaction dan perilaku diet

Bagan Kerangka Pemikiran "##

BAB I PENDAHULUAN. keluar melalui serviks dan vagina (Widyastuti, 2009). Berdasarkan Riset

BAB 1 PENDAHULUAN. Berbagai permasalahan gizi yang dialami Indonesia saat ini, baik gizi kurang

BAB I PENDAHULUAN. hari dalam jumlah tertentu sebagai sumber energy dan zat-zat gizi. Kekurangan

HUBUNGAN TINGKAT KECUKUPAN ENERGI DAN PROTEIN DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK KELAS V SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU AL AZHAR KEDIRI

BAB 1 : PENDAHULUAN. kelompok penyakit-penyakit non infeksi yang sekarang terjadi di negara-negara maju

BAB I PENDAHULUAN UKDW. menurut Global Nutrition Report 2014, Indonesia termasuk dalam 17 negara

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gaya hidup sehat merupakan cara yang dipilih untuk mendapatkan tubuh yang sehat dan penampilan yang prima. Berbagai aktivitas yang menunjang kesehatan tubuh pun dilakukan, mulai dari olahraga ringan di pagi hari hingga olahraga yang sering disebut fitness. Kebutuhan dan kesadaran akan pentingnya kesehatan tersebut mendorong munculnya berbagai macam tempat berolahraga hadir memberi pelayanan dan treatment bagi masyarakat. Beberapa tahun ini, terutama di kota-kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Medan, dan Ujung Pandang berdiri fitness center. Fitness Center ini merupakan suatu tempat olahraga yang menyediakan fasilitas olahraga secara menyeluruh di suatu tempat (Afiana, 2006). Fitness adalah kata dalam bahasa Inggris yang berarti "kebugaran", suatu kondisi tubuh yang sehat dan kuat. Kesehatan beserta seluruh organ tubuh dan dan kemampuan kita untuk menjadi bugar adalah anugerah yang sangat berharga. Dari sudut pandang ini, tentunya fitness bermanfaat bagi siapa saja dan bukan menjadi milik kelompok tertentu (Rai & Tsiang, 2009). Meskipun begitu masih ada beberapa orang yang masih belum memiliki kesadaran untuk menjalankan gaya hidup sehat seperti ini. Pastinya ada beberapa faktor yang mempengaruhi perbedaan pandangan dan efek yang ditimbulkan tentang fitness tersebut oleh beberapa orang tersebut. Setiap members fitness ingin menerapkan perilaku hidup sehat, baik diterapkan di rumah maupun di tempat umum khususnya di fitness center itu sendiri. Aktivitas olahraga fitness merupakan upaya dalam mencapai kesehatan bagi members. Selain itu ada beberapa hal yang menunjang untuk tercapainya perilaku hidup sehat, diantaranya adalah status gizi dan olahraga(juniardianto, 2016). Oleh karena itu setiap member ataupun non member sebaiknya selalu memantau kecukupan gizi dan status gizinya. 1

2 Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar tahun 2013, status gizi penduduk dewasa (>18 tahun) berdasarkan kategori IMT menurut provinsi, di DKI Jakarta sebanyak 9,2% status gizi kurus, sebanyak 55,8% memiliki status gizi normal, 14% overweight, dan sebanyak 20,8% mengalami obesitas. Sedangkan untuk prevalensi penduduk dewasa (>18 tahun berdasarkan kategori IMT menurut karakteristik penduduk indonesia tahun 2013 untuk jenis kelamin laki-laki sebanyak 12,1% memiliki status gizi kurus dan 9,6% mengalami obesitas. Jenis kelamin perempuan sebanyak 10,1% memiliki status gizi kurus dan 20% obesitas. Masalah gizi seperti obesitas banyak penyumbang dari kelompok wanita yaitu sebanyak 20% mengalami obesitas. (Depkes RI, 2013) Pemantauan status gizi perlu dilakukan pada setiap orang secara berkesinambungan, karena status gizi merupakan indikator baik buruknya penyediaan makanan sehari-hari, yang menjadi faktor penentu kualitas kehidupan seseorang(juniardianto, 2016). Status gizi dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain adalah asupan energi, pengetahuan gizi dan body image. Status gizi berhubungan dengan asupan makan seseorang yang dikonsumsi dalam satu hari. Terutama untuk asupan zat gizi makro dihitung berdasarkan kandungan energi total, karbohidrat, protein dan lemak dalam bahan makanan(bening & Margawati, 2014). Penelitian sebelumnya yang terkait asupan zat gizi makro pada sebuah fitness center, diketahui bahwa asupan energi baik sebanyak 62%, asupan kurang 36% dan asupan lebih sebanyak 2%. Kategori asupan protein sebanyak 48% asupan protein kurang, 42% asupan baik dan sebanyak 10% asupan protein lebih. Data asupan lemak sebanyak 48% mempunyai asupan lemak kurang, 40% asupan baik dan sebanyak 12% memiliki asupan lebih. Untuk asupan karbohidrat sebanyak 100% termasuk asupan karbohidrat lebih (Fitriah, 2011). Tingkat pengetahuan gizi seorang berpengaruh terhadap sikap dan perilaku dalam pemilihan makanan yang pada akhirnya akan berpengaruh pada keadaan gizi yang bersangkutan. Kesalahan pemahaman mengenai diet, tentunya dapat mengurangi peluang seseorang untuk meningkatkan

3 kualitas hidupnya(wulandini & Hamdani, 2017). Misalnya seseorang ingin mendapatkan tubuh yang diinginkan tapi dia tidak mengkonsumsi makanan sumber karbohidrat atau bahkan dia meninggalkan salah satu waktu makannya. Ini akan mengakibatkan kurangnya asupan untuk individu tersebut. Sehingga setiap orang setidaknya mengetahui pengetahuan dasar tentang gizi. Berdasarkan penelitian sebelumnya diperoleh tingkat pengetahuan gizi pada member fitness center di GMC Health Center sebanyak 3 orang (5,8 %) dengan kategori sangat rendah, 12 orang (23,1 %) dengan kategori rendah, 19 orang (36,5 %) dengan kategori sedang, 18 orang (34,6 %) dengan kategori tinggi, dan tak seorangpun (0 %) memiliki kategori sangat tinggi(putra, 2013). Keinginan untuk mendapatkan tubuh yang diinginkan adalah keinginan yang timbul dari dalam diri seseorang, ini biasa dikenal dengan body image. Body image merupakan persepsi seseorang mengenai bentuk dan ukuran tubuhnya sendiri, hal ini dipengaruhi oleh bentuk dan ukuran tubuh aktualnya, perasaannya tentang bentuk tubuhnya serta harapan terhadap bentuk dan ukuran tubuh yang diinginkannya(irwanto, 2002). Biasanya mereka memiliki gambaran sendiri tentang tubuh yang ideal dan ingin mewujudkannya dengan banyak berolahraga, konsumsi makanan yang sehat atau bahkan mengkonsumsi suplemen tertentu yang membantu mewujudkan keinginan mereka. Salah satu penelitian di fitness center Semarang pada kelas yoga sebanyak 30% member berada pada kategori body image negatif, dan 74% member berada pada kategori positif(defika & Desiningrum, 2016). Sedangkan pada penelitian lainnya tentang body image pada orang dewasa, sebanyak 81,25% memiliki body image positif dan sisanya memiliki body image negatif(bening & Margawati, 2014) Penggunaan suplemen perlu memperhatikan aturan pakainya. Selain itu, perlu diingat bahwa suplemen hanya berkhasiat pada mereka yang betulbetul memerlukan. Sekiranya seseorang itu mendapat sumber zat makanan yang mencukupi, olahraga, mendapat cukup istirahat dan tidur, kehidupan

4 teratur, tidak mengalami tekanan dan bebas dari bahan pencemaran, maka tidak disarankan untuk memakai suplemen(wulandini & Hamdani, 2017). Dari penjelasan diatas diketahui bahwa perlu adanya pengetahuan tentang suplement yang ingin dikonsumsi dan mengetahui kondisi tubuh apakah tubuh benar-benar membutuhkan suplemen. Pada penelitian sebelumnya tentang jenis suplemen yang dikonsumsi sebanyak 6,7% mengkonsumsi jenis seperti CDR, Redoxon, konsumsi produk seperti L men high protein sebanyak 10%, konsumsi suplemen seperti fatigon spirit, extersic C holisticare, ultra ripied sebanyak 6,7%, konsumsi suplemen vitamin C sebanyak 3,3%, konsumsi susu WRP sebanyak 6,7% dan konsumsi suplemen seperti amino,high protein dan keratin sebanyak 66,6%. Beradasarkan karakteristik bentuk suplemen yang dikonsumsi tablet sebanyak 70%, bubuk sebanyak 20%, cair sebanyak 3,3%, dan kapsul sebanyak 6,7%. Berdasarkan alasan konsumsi suplemen sebanyak 26,7% memilih untuk menjaga kesehatan, sebanyak 59,9% memilih untuk menambah massa otot, sebanyak 6,7% memilih untuk meningkatkan kebugaran dan sebanyak 6,7% memberikan alasan lainnya (mendukung program diet). Sedangkan berdasarkan frekuensi dalam konsumsi suplemen sebanyak 83,3% selalu (1-3 kali/hari), kategori sering (1-4 kali/minggu) dan kategori jarang (1-3 kali/bulan)(hidayah & Sugiarto, 2013). Pada member fitness, penggunaan suplemen juga tergantung dari tujuan fitness yang ingin dicapai. Suplemen tidak dibutuhkan jika seseorang hanya menginginkan tubuh sehat dan bugar. Jika ingin mendapatkan tubuh sehat dan bugar cukup dengan menerapkan pola hidup sehat yaitu olahraga dan makan makanan yang bergizi. Salah satu fitness center dengan konsep menawarkan berbagai macam fasilitas yang berkualitas adalah Gold s Gym. Gold s Gym merupakan salah satu perusahan PT. Fit and Health berstandar internasional dan termasuk mega gym. Gold s Gym adalah salah satu pusat latihan kebugaran di Indonesia cukup ternama yang didirikan sejak tahun 1965 dan hampir 3 juta anggota gym di lebih dari 750 lokasi di 35 negara di seluruh dunia. Gold s

5 Gymdibangun untuk membantu orang mewujudkan tujuan mereka dan menemukan potensi diri mereka. Gold s Gymmenyediakan pelatih, peralatan dan program latihan terbaik.gold s Gymmerupakan sarana yang ditujukan kepada masyarakat, yang melayani berbagai problema kebugaran, kesehatan dan bentuk tubuh. Gold s Gym sebagai fitness center yang cukup diminati oleh para konsumen (Gold s Gym). Berdasarkan pemaparan diatas peneliti tertarik untuk melihat apakah ada perbedaan pengetahuan gizi, body image,konsumsi suplemen,asupan zat gizi makro dan status gizi pada member member dan non member Gold s Gym Mall Ciputra tahun 2018. B. Identifikasi Masalah Pusat kebugaran saat ini seperti fitness sudah mulai banyak dikunjungi demi menjaga kebugaran dan meningkatkan kualitas hidup lebih baik yaitu dengan berolahraga dan konsumsi makanan yang sehat. Demi mendapatkan bentuk tubuh (body image) yang diinginkan seseorang akan berusaha untuk tetap menjaga kebugaran, asupan makan dan status gizi yang normal. Namun pemikiran untuk menjaga bentuk tubuh dan kebugaran tubuh seperti dengan datang ke pusat kebugaran (fitness) tidak dilakukan oleh semua orang, sehingga pastinya ada faktor-faktor yang mempengaruhi. Faktorfaktor yang dapat mempengaruhi perbedaan tersebut bisa dari pengetahuan gizi, body image, konsumsi suplemen, asupan zat gizi makro dan status gizi. C. Pembatasan Masalah Pada penelitian ini terdapat keterbatasan waktu, biaya dan tenaga sehingga penelitian ini hanya akan membahas tentang perbedaan pengetahuan gizi, body image, konsumsi suplemen, asupan zat gizi makro dan status gizi pada member golds gym dan non member golds gym. D. Rumusan Masalah Fitness center saat ini sudah menjadi tempat yang ramai dikunjungi dengan tujuan untuk berolahraga dan menjaga kebugaran tubuh. Kesadaran seperti ini belum terlaksana pada setiap orang terutama pada kelompok

6 dewasa yang bekerja (kurang aktifitas fisik). Oleh karena itu ada dua kelompok yang akan dilihat perbedaannya berdasarkan pengetahuan gizi, body image, konsumsi suplemen, asupan zat gizi makro dan status gizi pada member dan non member. E. Tujuan Penelitian 1) Tujuan Umum Mengetahui perbedaan pengetahuan gizi, body image,konsumsi suplemen,asupan zat gizi makro dan status gizi pada member dan non 2) Tujuan Khusus a. Mengetahui pengetahuan gizi pada member dan non member Gold s Gym Mall Ciputra tahun 2018. b. Mengetahui body imagepada member dan non member Gold s Gym Mall Ciputra tahun 2018. c. Mengetahui asupan konsumsi suplemen pada member dan non. d. Mengetahui asupan zat gizi makro (energi, protein, karbohidrat, dan lemak) pada member dan non member Gold s Gym Mall Ciputra tahun 2018. e. Mengetahui status gizi pada member dan non member Gold s Gym Mall Ciputra tahun 2018. f. Menganalisis perbedaan pengetahuan gizi pada member dan non g. Menganalisis perbedaan body imagepada member dan non member Gold s Gym Mall Ciputra tahun 2018. h. Menganalisis perbedaan konsumsi suplemen pada member dan non i. Menganalisis perbedaan asupan energi pada member dan non j. Menganalisis perbedaan asupan protein pada member dan non

7 k. Menganalisis perbedaan asupan karbohidrat pada member dan non l. Menganalisis perbedaan asupan lemak pada member dan non m. Menganalisis perbedaan status gizi pada member dan non member Gold s Gym Mall Ciputra tahun 2018. F. Manfaat Penelitian 1) Bagi Peneliti Menambah wawasan dan pengalaman dalam menerapkan ilmu yang selama ini telah didapatkan dibangku kuliah dengan aplikasi dilapangan tentang perbedaan pengetahuan gizi, body image, konsumsi suplemen, asupan zat gizi makro, dan status gizi pada member dan non 2) Bagi Universitas Esa Unggul Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat sebagai bahan masukan untuk penelitian selanjutnya yang lebih mendalam tentang pengaruh perbedaan pengetahuan gizi, body image, konsumsi suplemen, asupan zat gizi makro, dan status gizi pada member dan non 3) Bagi Gold s Gym dan Masayarakat Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan tentang perbedaan pengetahuan gizi, body image, asupan zat gizi makro, dan status gizi pada member dan non member Gold s Gym Mall Ciputra tahun 2018.

8 G. Keterbaruan Penelitian Judul Hubungan Asupan Zat Gizi, Aktivitas Fisik Dengan Status Gizi Pada Peserta Senam Aerobik Studi Kasus Konsumsi Suplemen pada Member Fitness Center di Kota Yogyakarta Perbedaan Pengetahuan Gizi, Body image, Asupan Energi Dan Nama Peneliti Juni Norma Fitriah Taufiq Hidayah & Sugiarto Salsa Bening Variabel Metode Hasil Asupan zat gizi, aktifitas fisik, dan status gizi. Konsumsi suplemen Pengetahuan gizi, body image, asupan energi dan Deskriptif analitik dengan pendekatan Cross-Sectional Sampel dipilih secara Consecutive Sampling Analisis uji statistik yang digunakan Kolmogorov Smirnov dan Pearson Product Moment Jenis penelitian riset deskriptif kualitatif, dengan teknik survei tes melalui kuesioner Jenis penelitian cross sectional yang dilakukan pada 80 mahasiswi semester 4 di Fakultas Kedokteran dan Fakultas Hukum Universitas Sebagian besar sampel (60%) berumur 20-29 tahun. Enam puluh persen sampel termasuk status gizi normal dan 56% sampel memiliki aktivitas fisik sedang. Terdapat hubungan yang negatif antara asupan zat gizi (energi, protein, lemak, karbohidrat) dengan status gizi (p0,05) Karakteristik member fitness mayoritas berusia 20-29 tahun (73,7%), masih aktif sebagai mahasiswa (56,7%), dan sebesar 6,7% sebagai ibu rumah tangga. Mayoritas responden menggunakan tablet (70%), diperoleh dari membeli (96,7%), dikonsumsi 1-3 kali/hari (selalu) sebesar (83,3%) untuk menambah massa otot sebesar (59,9%). Sebagian besar responden (73,3%) stamina dan kesehatan tubuhnya meningkat setelah mengkonsumsi suplemen. Rerata skor pengetahuan gizi pada mahasiswi gizi sebesar 91.375 ± 7.069, sedangkan non gizi sebesar 66.625 ± 14.909. Rerata skor body image pada

9 Judul Status Gizi Pada Mahasiswi Gizi Dan Non Gizi Universitas Diponegoro Hubungan Antara Body image Dengan Harga Diri Pada Remaja Pria Yang Mengikuti Latihan Fitness/Kebugaran Hubungan antara Minat Mengikuti Yoga Class dengan Body Image pada Remaja Putri di Fitness Center Semarang Nama Peneliti Galuh Henggaryadi Mutiara Defika & Dinie Ratri Desiningrum Variabel Metode Hasil status gizi. Body image dan Harga diri Minat, Image, class& putri Body Yoga remaja Analisa data menggunakan uji beda Mann Whitney antara kelompok mahasiswi gizi dan mahasiswi non gizi. Menggunakan pendekatan kuantutatif yang bersifat hubungan. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini ditentukan dengan cara Purposive sampling Sampel ditentukan dengan teknik simple random sampling Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis regresi sederhana. mahasiswi gizi sebesar 82.200 ± 23.848, sedangkan non gizi sebesar 86.975 ± 32.506. Sebesar 60% dari keseluruhan subjek belum memiliki asupan energi cukup dan sebesar 67.5% dari keseluruhan subjek memiliki status gizi yang baik. Pada skala body image diketahui nilai z = 0,081 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,108 (p > 0,05). Sedangkan hasil uji linearitas pada skala body image menunjukkan hasil yang linear dengan nilai F = 29,482 dan nilai signifikansi sebesar 0,00 (p<0,05). Adanya hubungan positif signifikan antara minat mengikuti yoga class terhadap body image pada remaja putri (rxy = 0,451 dengan p = 0,000) yang berarti bahwa semakin tinggi minat mengikuti yoga class memberikan sumbangan efektif sebesar 20,3% terhadap body image.

10