BAB I PENDAHULUAN. persaingan dunia bisnis di Indonesia menjadi ketat. Perusahaan-perusahaan yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Era globalisasi ini mengakibatkan persaingan dunia usaha terjadi sangat ketat,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan adalah suatu organisasi yang didirikan oleh perseorangan atau

@UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perusahaan di Indonesia menghadapi sebuah tantangan bisnis yang lebih

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam dunia bisnis yang modern, perkembangan ilmu pengetahuan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Sebuah perusahaan tentunya ingin terus berkembang dan tujuannya dapat

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Manajer perusahaan memiliki peran utama dan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. strategi bisnis agar terhindar dari kebangkrutan. perusahaan secara optimal. Dengan demikian perusahaan memiliki daya saing

BAB 1 PENDAHULUAN. terus tumbuh dan berkembang. Perusahaan harus memiliki strategi yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan yang go public, nilai perusahaan dapat direfleksikan

BAB I PENDAHULUAN. Bidang akuntansi dalam perusahaan bertanggungjawab terhadap laporan

BAB I PENDAHULUAN. bisnis di Indonesia menjadi ketat. Perusahaan-perusahaan yang bergerak baik di

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era globalisasi ini, perusahaan melakukan kegiatan ekonomi tanpa batas

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Persaingan di dunia usaha saat ini semakin ketat dimana setiap perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perusahaan pada umumnya mempunyai keinginan untuk terus tumbuh dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perekonomian di Indonesia semakin berkembang, hal ini dapat tercermin dari

BAB I PENDAHULUAN. kemakmuran pemilik. Nilai perusahaan yang go public di pasar modal tercermin

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan konsumen di era modern sekarang ini telah mendorong tumbuhnya

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama dari setiap perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaannya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebuah kegiatan bisnis, tidak akan mungkin terlepas dari apa

I. PENDAHULUAN. Kebijakan dividen merupakan keputusan untuk menentukan besarnya bagian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tinggi akan diikuti oleh tingginya kemakmuran pemegang saham (Brigham et.al,

BAB l PENDAHULUAN. pemilik perusahaan atau para pemegang saham dan ingin memaksimalkan nilai

BAB I PENDAHULUAN. obat, terutama dalam hal kesehatan. Menurut Sharabati et al. (2010) memandang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan agar dapat bertahan dan mampu bersaing dalam dunia bisnis. Tujuan

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan dan investasi di negara ASEAN lainnya. Bagi produsen, permintaan. keuntungan dari penjualan produk antar negara ASEAN.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perekonomian di Indonesia mengalami krisis moneter yang sempat

BAB I PENDAHULUAN. harga saham meningkat berarti nilai perusahaan meningkat dan kesejahteraan

BAB 1 PENDAHULUAN. kelangsungan hidup perusahaan, tanpa pendanaan perusahaan tidak akan berjalan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. pemerintahan. Salah satu sebab pesatnya perkembangan pengetahuan akuntansi

BAB 1 PENDAHULUAN. saham, kreditor dan manajer adalah pihak-pihak yang memiliki perbedaan

BAB I PENDAHULUAN. cara meningkatkan nilai perusahaan. Harga pasar saham menunjukkan nilai perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. maupun dagang yang saling bersaing untuk dapat bertahan dan menjadi yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Suatu keharusan bagi setiap perusahaan yang didirikan adalah memiliki

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia bisnis yang sudah memasuki era globalisasi ini mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. memakmurkan pemilik perusahaan atau para pemilik saham, kemudian tujuan

BAB I PENDAHULUAN. indonesia. Kondisi pertumbuhan ekonomi yang melambat, diproyeksikan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan kecil maupun perusahaan besar, salah satunya dalam sektor

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan adalah setiap bentuk badan usaha dan merupakan tempat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dengan adanya globalisasi membuat perekonomian dunia semakin terbuka dan

BAB I PENDAHULUAN. kemakmuran pemegang saham juga tinggi. Menurut Husnan (2004) nilai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Persaingan bisnis di Indonesia saat ini telah mengalami kemajuan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama perusahaan dalam jangka panjang adalah. mengoptimalkan nilai perusahaan, semakin tinggi nilai perusahaan maka

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan tingkat pengembalian investasi yang tinggi kepada pemegang

BAB I PENDAHULUAN. ada, sementara dalam jangka panjang tujuan utama perusahaan adalah

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama investor dalam menanamkan modalnya di sebuah perusahaan yaitu

II. TINJAUAN PUSTAKA. Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau pihak

BAB II TELAAH PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Industri manufaktur rmerupakanindustri yang mendominasi perusahaanperusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaan. melalui peningkatan kemakmuran politik para pemegang saham.

BAB I PENDAHULUAN. merefleksikan penilaian masyarakat terhadap kinerja perusahaan. Nilai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Persaingan yang ketat antar perusahaan manufaktur mendorong perusahaanperusahaan

BAB I PENDAHULUAN. institusional serta profitabilitas. Menurut Verawaty dkk, (2015), nilai

BAB I PENDAHULUAN. harus diperhatikan dan dipertimbangkan secara seksama.kebijakan dividen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Isyarat atau signal menurut (Brigham dan Houston, 2001 dalam Diah, 2009)

BAB I PENDAHULUAN. yang perlu dipertimbangkan perusahaan dalam melakukan kebijaakn

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian sebelumnya. Berikut ini uraian beberapa penelitian terdahulu beserta

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan dunia usaha bagi perusahaan yang sudah Go Public semakin

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan diantaranya growth opportunity suatu perusahaan, struktur modal. perusaahan dengan meminimumkan biaya modal perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki peran yang strategis dalam pembangunan nasional. Semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. saham dengan memaksimalkan nilai perusahaan. dividen) dalam rangka meningkatkan nilai perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. Pasar Modal di Indonesia telah menjadi perhatian banyak pihak

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Esa Unggul

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai entitas ekonomi lazimnya memiliki tujuan jangka panjang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

BAB 1 PENDAHULUAN. kredibilitas yang dijunjung tinggi, mempunyai kualitas bagus dan harus bisa

BAB I PENDAHULUAN. nilai perusahaan. Semakin tinggi nilai perusahaan, maka kemakmuran

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dasar struktur modal berkaitan dengan sumber dana, baik itu sumber internal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. maksimal dengan menggunakan sumber daya yang dimiliki. Sedangkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Miftahurrohman (2014), tujuan utama dari sebuah perusahaan adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perusahaan (firm) adalah suatu organisasi yang mengkombinasikan dan

BAB I PENDAHULUAN. Saham adalah salah satu instrumen investasi yang dapat memberikan return UKDW

BAB I PENDAHULUAN. shareholdernya. Jadi semakin tinggi nilai perusahaan maka akan semakin

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan pembangunan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia usaha sudah semakin berkembang saat ini. Kemunculan berbagai

BAB 1 PENDAHULUAN. yang ketat antar perusahaan manufaktur yang mengharuskan setiap perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal Indonesia saat ini telah mengalami perkembangan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Tujuan perusahaan yang pertama adalah untuk mencapai keuntungan. satu dengan yang lainnya (Martono dan Agus, 2005).

BAB 1 PENDAHULUAN. Aktivitas investasi yang dilakukan oleh investor kepada perusahaan bertujuan

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Brigham dan Houston (2007) isyarat atau signal adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendirian sebuah perusahaan bukanlah tanpa tujuan. Tujuan didirikannya

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan secara financial. Tercapainya kesejahteraan financial dapat dilihat dari

BAB 1 PENDAHULUAN. pemilik atau pemegang saham dapat tercapai (Nugroho, 2014). bertujuan untuk mencapai keuntungan maksimal dengan menggunakan sumber

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. asimetri informasi antara pihak manajemen dan pihak eksternal. Untuk mengurangi

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama perusahaan yang telah go public adalah meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. laba tesebut di tahan untuk membiayai investasi di masa mendatang. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan berlomba-lomba untuk dapat menghasilkan keuntungan atau laba yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. para pemegang saham dan menjadikan perusahaan yang go public. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan didirikan telah memiliki tujuan yang jelas. Menurut

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi melalui pengembangan investasi di suatu negara. Dalam hal ini pasar

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan ini, baik siap atau pun tidak, mau atau pun tidak mau. Globalisasi

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan bisnis di Indonesia saat ini telah mengalami kemajuan yang pesat. Semakin bertambahnya jumlah perusahaan baru dari hari ke hari membuat persaingan dunia bisnis di Indonesia menjadi ketat. Perusahaan-perusahaan yang bergerak baik di bidang jasa, manufaktur, maupun dagang saling bersaing untuk dapat bertahan dan menjadi yang terbaik. Hal ini mendorong masing-masing perusahaan untuk melakukan berbagai inovasi dan strategi bisnis agar terhindar dari kebangkrutan. Sebuah perusahaan didirikan dengan tujuan untuk mencapai keuntungan maksimal atau laba yang sebesar-besarnya dan mengoptimalkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap perusahaan. Nilai perusahaan mencerminkan aset yang dimiliki oleh perusahaan. Nilai perusahaan dapat dinilai dari harga sahamnya yang stabil dan mengalami kenaikan dalam jangka panjang. Harga saham yang tinggi membuat nilai perusahaan juga tinggi. Semakin tinggi nilai perusahaan mengindikasikan kemakmuran pemegang saham. Harga saham di pasar modal terbentuk berdasarkan kesepakatan antara permintaan dan penawaran investor, sehingga harga saham merupakan fair price yang dapat dijadikan sebagai proksi nilai perusahaan (Hasnawati, 2005a dan 2005b). 1

2 Nilai Perusahaan dapat diukur dengan menggunakan Price Book Value yang ditunjukan sebagai berikut : Price Book Value (PBV) Perusahaan Go Public 2013-2016 3 2,5 2 1,5 1 0,5 2,72 2,59 2,60 2,08 1,84 1,47 0,89 0,81 1,92 0,76 0,56 0,36 2,54 1,67 1,18 0,96 ADRO ITMG ASII AUTO 0 2013 2014 2015 2016 Sumber : www.idx.co.id Gambar 1.1 Grafik Price Book Value (PBV) Perusahaan Go Public 2013-2016 Berdasarkan gambar 1.1, mengambarkan bahwa nilai perusahaan yang di proksikan dengan Price Book Value dari beberapa perusahaan dari tahun ke tahun mengalami kenaikan dan penurunan yang fluktuatif. Dibuktikan dengan kode perusahaan ADRO yang mempunyai Nilai Perusahaan tahun 2013 sebesar 0,89, tahun 2014 mengalami penurunan sebesar 0,81, tahun 2015 mengalami penurunan sebesar 0,36 dan tahun 2016 mengalami kenaikan sebesar 1,18. Diikuti dengan kode perusahaan ITMG yang mempunyai Nilai Perusahaan tahun 2013 sebesar 2,72, tahun 2014 mengalami penurunan sebesar 1,47, tahun 2015 mengalami penurunan sebesar 0,56 dan tahun 2016 mengalami kenaikan sebesar 1,67. Lalu untuk kode perusahaan ASII yang mempunyai Nilai Perusahaan tahun 2013

3 sebesar 2,59, tahun 2014 mengalami kenaikan sebesar 2,60, tahun 2015 mengalami penurunan sebesar 1,92 dan tahun 2016 mengalami kenaikan sebesar 2,54. Lalu untuk kode perusahaan AUTO yang mempunyai Nilai Perusahaan tahun 2013 sebesar 1,84, tahun 2014 mengalami kenaikan sebesar 2,08, tahun 2015 mengalami penurunan sebesar 0,76 dan tahun 2016 mengalami kenaikan sebesar 0,96. Dapat disimpulkan bahwa nilai perusahaan yang mengalami pergerakan yang fluktuatif setiap tahunnya menunjukan bahwa image perusahaan di mata investor tidak selalu baik. Keputusan investasi merupakan faktor penting dalam fungsi keuangan perusahaan. Susanti (2010) menyatakan bahwa nilai perusahaan semata-mata ditentukan oleh keputusan investasi. Pendapat tersebut dapat diartikan bahwa keputusan investasi itu penting, karena untuk mencapai tujuan perusahaan dapat dicapai melalui kegiatan investasi perusahaan. Investasi modal merupakan salah satu aspek utama dalam keputusan investasi selain penentuan komposisi aktiva. Keputusan pengalokasian modal ke dalam usulan-usulan investasi yang manfaatnya akan direalisasikan di masa yang akan datang harus dipertimbangkan dengan cermat. Akibat ketidakpastian di masa yang akan datang, manfaat yang diperoleh menjadi tidak pasti, sehingga usulan investasi tersebut mengandung risiko. Keputusan pengalokasian modal ke dalam usulan investasi harus dievaluasi dan dihubungkan dengan risiko dan hasil yang diharapkan (Hasnawati, 2005a). Dengan demikian dapat disimpulkan apabila dalam berinvestasi perusahaan mampu menghasilkan keuntungan dengan menggunakan sumber daya perusahaan secara efisien, maka perusahaan akan memperoleh kepercayaan dari calon

4 investor untuk membeli sahamnya. Dengan demikian semakin tinggi keuntungan perusahaan semakin tinggi nilai perusahaan, yang berarti semakin besar kemakmuran yang akan diterima oleh pemilik perusahaan. Keputusan Investasi dapat diukur dengan menggunakan Price Earing Ratio yang ditunjukan sebagai berikut : Price Earing Ratio (PER) Perusahaan Go Public 2013-2016 60 50 40 30 20 10 37,06 31,05 21,59 16,13 48,03 45,65 37,72 16,82 48,24 46,74 35,28 26,26 27,35 21,69 16,03 9,03 SMSM BATA UNVR MLBI 0 2013 2014 2015 2016 Sumber : www.idx.co.id Gambar 1.2 Grafik Price Earing Ratio (PER) Perusahaan Go Public 2013-2016 Pada gambar 1.2 grafik Price Earing Ratio (PER) yang fluktuatif selama tahun 2013-2016. Price Earning Ratio (PER) merupakan ukuran yang di gunakan dalam memantau Keputusan Investasi perusahaan. Rasio ini mengukur seberapa banyak orang yang memutuskan untuk berinvestasi kepada perusahaan tersebut. Semakin tinggi keuntungan yang efisien maka perusahaan akan mendapat kepercayaan dari investor untuk membeli saham. Perusahaan yang mengalami fluktuatif keputusan investasinya yaitu kode perusahaan SMSM yang mempunyai Keputusan Investasi tahun 2013 sebesar 16,13, tahun 2014 mengalami kenaikan

5 sebesar 48,03, tahun 2015 mengalami penurunan sebesar 16,03, dan tahun 2016 mengalami kenaikan sebesar 35,28. Diikuti dengan kode perusahaan BATA yang mempunyai Keputusan Investasi tahun 2013 sebesar 31,05, tahun 2014 mengalami penurunan sebesar 16,82, tahun 2015 mengalami penurunan sebesar 9,03, dan tahun 2016 mengalami kenaikan sebesar 26,26. Lalu untuk kode perusahaan UNVR yang mempunyai Keputusan Investasi tahun 2013 sebesar 37,06, tahun 2014 mengalami kenaikan sebesar 45,65, tahun 2015 mengalami kenaikan sebesar 48,24, dan tahun 2016 mengalami penurunan sebesar 46,74. Lalu untuk kode perusahaan MLBI yang mempunyai Keputusan Investasi tahun 2013 sebesar 21,59, tahun 2014 mengalami kenaikan sebesar 37,72, tahun 2015 mengalami penurunan sebesar 21,69, dan tahun 2016 mengalami penurunan sebesar 27,35. Dapat disimpulkan bahwa peningkatan keputusan investasi dikarenakan kecepatan pengembalian modal perusahaan dan sebaliknya penurunan keputusan investasi dikarenakan lambatnya pengembalian modal perusahaan. Penelitian Nur (2010), Hasnawati (2005) menyatakan bahwa keputusan investasi (PER) berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan (PBV). Hasil penelitian ini diperkuat dengan penelitian yang dilakukan oleh Wijaya dan Wibawa (2010) menyatakan bahwa keputusan investasi berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Keputusan investasi akan berimbas pada sumber dan pembiayaannya. Sumber pendanaan dapat diperoleh dari internal atau eksternal perusahaan. Selain itu sumber pendanaan bisa berasal dari hutang atau modal sendiri. Nilai perusahaan

6 dapat ditingkatkan melalui kebijakan hutang. Besarnya hutang yang digunakan oleh perusahaan adalah suatu kebijakan yang berhubungan dengan struktur modal. Mulianti (2010) menyatakan bahwa semakin tinggi proporsi hutang maka semakin tinggi nilai perusahaan. Sebagian perusahaan menganggap bahwa penggunaan hutang dirasa lebih aman daripada menerbitkan saham baru. Kebijakan hutang yang akan diambil perusahaan juga berkaitan dengan kemampuan perusahaan dalam mengembalikan hutangnya. Kemampuan perusahaan dapat meningkatkan kepercayaan para kreditur untuk meminjamkan dana kepada perusahaan. Di sisi lain penambahan hutang akan meningkatkan tingkat risiko atas arus pendapatan perusahaan. Semakin besar hutang, semakin besar pula kemungkinan terjadinya perusahaan tidak mampu membayar kewajiban tetap berupa bunga dan pokoknya. Risiko kebangkrutan akan semakin tinggi karena bunga akan meningkat lebih tinggi daripada penghematan pajak. Oleh karena itu, perusahaan harus sangat hatihati dalam menentukan kebijakan hutangnya karena peningkatan penggunaan hutang akan menurunkan nilai perusahaannya (Sujoko dan Soebiantoro, 2007).

7 Keputusan Pendanaan dapat diukur dengan menggunakan Debt to Equity Ratio yang ditunjukan sebagai berikut : Debt to Equity Ratio (DER) Perusahaan Go Public 2013-2016 4 3,5 3 2,5 2 1,5 1 0,5 0 3,56 3,03 1,74 0,80 0,74 0,84 0,83 0,82 0,61 0,56 0,32 0,42 0,57 0,41 0,43 0,5 2013 2014 2015 2016 AUTO MLBI TURI UNTR Sumber : www.idx.co.id Gambar 1.3 Grafik Debt to Equity Ratio (DER) Perusahaan Go Public 2013-2016 Pada gambar 1.3 grafik Debt to Equity Ratio (DER) yang fluktuatif selama tahun 2013-2016. Debt to Equity Ratio (DER) merupakan ukuran yang di gunakan dalam memantau Keputusan Pendanaan. Rasio ini mengukur seberapa mampu perusahaan untuk mendapatkan dana agar operasi perusahaannya jalan. Semakin tinggi proporsi pendanaan yang efisien maka perusahaan akan mendapatkan nilai perusahaan yang tinggi pula. Perusahaan yang mengalami fluktuatif keputusan pendanaannya yaitu kode perusahaan AUTO yang mempunyai Keputusan Pendanaan tahun 2013 sebesar 0,32, tahun 2014 mengalami kenaikan sebesar 0,42, tahun 2015 mengalami penurunan sebesar 0,41, dan tahun 2016 mengalami kenaikan sebesar 0,43. Diikuti dengan kode perusahaan MLBI yang mempunyai

8 Keputusan Pendanaan tahun 2013 sebesar 0,80, tahun 2014 mengalami kenaikan sebesar 3,03, tahun 2015 mengalami penurunan sebesar 1,74, dan tahun 2016 mengalami kenaikan sebesar 3,56. Lalu kode perusahaan TURI yang mempunyai Keputusan Pendanaan tahun 2013 sebesar 0,74, tahun 2014 mengalami kenaikan sebesar 0,84, tahun 2015 mengalami penurunan sebesar 0,83, dan tahun 2016 mengalami penurunan sebesar 0,82. Lalu kode perusahaan UNTR yang mempunyai Keputusan Pendanaan tahun 2013 sebesar 0,61, tahun 2014 mengalami penurunan sebesar 0,56, tahun 2015 mengalami kenaikan sebesar 0,57, dan tahun 2016 mengalami penurunan sebesar 0,50. Dapat disimpulkan semakin besar keputusan pendanaan semakin besar juga nilai perusahaan yang dihasilkan oleh perusahaan dan sebaliknya semakin rendah keputusan pendanaan semakin rendah juga nilai perusahaan. Penelitian yang kaitannya dengan relevansi keputusan pendanaan penelitian yang dilakukan Wahyudi dan Pawestri (2006) yang menemukan bahwa keputusan pendanaan (DER) berpengaruh terhadap nilai perusahan (PBV). Nilai perusahaan ditentukan oleh profitabilitas perusahaan. Profitabilitas merupakan suatu indikator kinerja yang dilakukan oleh manajemen perusahaan dalam mengelola kekayaan perusahaan yang ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan perusahaan. Laba yang dihasilkan perusahaan berasal dari penjualan dan keputusan investasi yang dilakukan perusahaan. Salah satu ukuran kinerja perusahaan yang sering digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan adalah laba yang dihasilkan oleh perusahaan (Subramanyam, 1996 dalam Rachmawati et al. 2007). Profitabilitas yang tinggi menunjukkan prospek perusahaan yang bagus

9 sehingga investor akan merespon positif dan nilai perusahaan akan meningkat (Sujoko dan Soebintoro, 2007). Profitabilitas dapat diukur dengan menggunakan Return On Equity yang ditunjukan sebagai berikut : Return On Equity (ROE) Perusahaan Go Public 2013-2016 1,6 1,4 1,2 1 0,8 0,6 0,4 0,2 0 1,44 1,30 1,19 0,65 0,46 0,42 0,45 0,11 0,14 0,16 0,24 0,28 0,15 0,05 0,08 2013 2014 2015 2016 BATA MLBI SCMA ASGR Sumber : www.idx.co.id Gambar 1.4 Grafik Return On Equity (ROE) Perusahaan Go Public 2013-2016 Pada gambar 1.4 grafik Return On Equity bahwa terdapat Return On Equity (ROE) yang fluktuatif selama tahun 2013-2016. Return On Equity (ROE) merupakan ukuran yang di gunakan dalam memantau profitabilitas perusahaan. Rasio ini mengukur seberapa banyak keuntungan operasional yang diperoleh dari setiap rupiah penjualan. Semakin tinggi profitabilitas maka semakin besar mendapat respon dari investor. Perusahaan yang mengalami fluktuatif rasio profitabilitasnya yaitu kode perusahaan BATA yang mempunyai Profitabilitas tahun 2013 sebesar 0,11, tahun 2014 mengalami kenaikan sebesar 0,16, tahun 2015 mengalami kenaikan sebesar 0,24, dan tahun 2016 mengalami penurunan

10 sebesar 0,05. Diikutin dengan kode perusahaan MLBI yang mempunyai Profitabilitas tahun 2013 sebesar 1,19, tahun 2014 mengalami kenaikan sebesar 1,44, tahun 2015 mengalami penurunan sebesar 0,65, dan tahun 2016 mengalami kenaikan sebesar 1,30. Lalu kode perusahaan SCMA yang mempunyai Profitabilitas tahun 2013 sebesar 0,46, tahun 2014 mengalami penurunan sebesar 0,42, tahun 2015 mengalami kenaikan sebesar 0,45, dan tahun 2016 mengalami penurunan sebesar 0,28. Lalu kode perusahaan ASGR yang mempunyai Profitabilitas tahun 2013 sebesar 0,14, tahun 2014 mengalami kenaikan sebesar 0,16, tahun 2015 mengalami penurunan sebesar 0,15, dan tahun 2016 mengalami penurunan 0,08. Dapat disimpulkan profitabilitas yang tinggi dapat mencerminkan nilai perusahaan yang bagus, karena dengan profitabilitas yang tinggi perusahaan dapat membayar dividen kepada investor dan meningkatkan nilai perusahaan. Hasil penelitian dari Ahda Fajriaty Islami dan Muhammad Iqbal Hasibuan (2013) menunjukkan bahwa Profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap Nilai Perusahaan, sedangkan hasil penelitian dari Ramadani Wibowo, Siti Aisjah dan Retno Winarti Handayani (2011) menyimpulkan hasil bahwa Profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap Nilai Perusahaan. Nilai perusahaan dapat dilihat dari kemampuan perusahaan membayar dividen. Para investor memiliki tujuan utama untuk meningkatkan kesejahteraan dengan mengharapkan pengembalian dalam bentuk dividen maupun capital gain. Seorang investor yang tidak bersedia berspekulasi akan lebih memilih deviden daripada capital gain (Prihantoro, 2003). Besarnya dividen ini dapat mempengaruhi harga saham. Apabila dividen yang dibayar tinggi, maka harga

11 saham cenderung tinggi sehingga nilai perusahaan juga tinggi. Sebaliknya bila jika dividen yang dibayarkan kecil maka harga saham perusahaan tersebut juga rendah. Kemampuan membayar dividen erat hubungannya dengan kemampuan perusahaan memperoleh laba. Jika perusahaan memperoleh laba yang besar, maka kemampuan membayar dividen juga besar. Oleh karena itu, dividen yang besar akan meningkatkan nilai perusahaan (Harjito dan Matono, 2005:3). Kebijakan Dividen dapat diukur dengan menggunakan Dividend Payout Ratio yang ditunjukan sebagai berikut : Dividend Payout Ratio (DPR) Perusahaan Go Public 2013-2016 2,50 2,00 2,11 1,50 1,00 0,50 0,00 1,00 0,40 0,42 0,79 0,45 0,31 0,29 1,00 0,99 0,38 0,43 0,45 0,15 0,13 0,03 2013 2014 2015 2016 Sumber : www.idx.co.id Gambar 1.5 Grafik Dividend Payout Ratio (DPR) Perusahaan Go Public 2013-2016 UNVR TOTO ITMG TURI Pada gambar 1.5 grafik Dividend Payout Ratio bahwa terdapat Dividend Payout Ratio (DPR) yang fluktuatif selama tahun 2013-2016. Dividend Payout Ratio (DPR) merupakan ukuran yang di gunakan dalam memantau Kebijakan Dividen yang dibagikan oleh perusahaan. Semakin tinggi dividen yang diberikan maka semakin besar nilai perusahaan yang diperoleh. Perusahaan yang mengalami

12 fluktuatif kebijakan dividennya yaitu kode perusahaan UNVR yang mempunyai Kebijakan Dividen tahun 2013 sebesar 1,00, tahun 2014 mengalami penurunan sebesar 0,45, tahun 2015 mengalami kenaikan sebesar 1,00, dan tahun 2016 mengalami penurunan sebesar 0,45. Diikuti dengan kode perusahaan TOTO yang mempunyai Kebijakan Dividen tahun 2013 sebesar 0,42, tahun 2014 mengalami penurunan sebesar 0,29, tahun 2015 mengalami kenaikan sebesar 0,43, dan tahun 2016 mengalami penurunan sebesar 0,03. Lalu kode perusahaan BBCA yang mempunyai Kebijakan Dividen tahun 2013 sebesar 0,28, tahun 2014 mengalami kenaikan sebesar 0,30, tahun 2015 mengalami penurunan sebesar 0,07, dan tahun 2016 mengalami kenaikan sebesar 0,08. Lalu kode perusahaan TURI yang mempunyai Kebijakan Dividen tahun 2013 sebesar 0,40, tahun 2014 mengalami penurunan sebesar 0,31, tahun 2015 mengalami kenaikan sebesar 0,38, dan tahun 2016 mengalami penurunan sebesar 0,13. Dapat disimpulkan bahwa fluktuasi terhadap kebijakan dviden terjadi dikarenakan semakin besar laba yang diperoleh maka semakin besar dividen yang akan dibayarkan kepada investor yang berdampak meningkatnya nilai perusahaan yang tercermin pada harga saham, demikian pula sebaliknya bila laba kecil dividen yang akan dibayarkan juga kecil. Hasil penelitian dari Oktaviana Tiara Sari dan Retno Winarti handayani (2012) menyimpulkan bahwa kebijakan dividen berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Sedangkan menurut hasil penelitian dari Putri Prihatin Ningsih dan Iin Indarti (2011) menunjukkan bahwa kebijakan dividen tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

13 Kebijakan Dividen sebagai variabel moderating pengaruh keputusan investasi, keputusan pendanaan dan profitabilitas terhadap nilai perusahaan, hal ini dikarenakan kebijakan dividen dapat dihubungkan dengan nilai perusahaan. Kebijakan dividen menarik digunakan sebagai variabel moderating karena memaksimumkan nilai perusahaan dapat dicapai bila perusahaan memperhatikan pemegang saham (Mahendra et al., 2012). Menurut Sumarto (2007:2), kebijakan dividen mengemban dua kepentingan yaitu kepentingan meningkatkan nilai perusahaan dan stabilitas perusahaan. Pembagian dividen mengisyaratkan prospek perusahaan yang baik. Hal itu dikarenakan perusahaan dengan tingkat kemampuan laba yang tinggi dan prospek ke depan yang cerahlah yang mampu untuk membagikan dividen. Teori sinyal mengemukakan tentang bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan. Brigham dan Houston (2001) menyatakan bahwa sinyal adalah suatu tindakan yang diambil oleh manajemen perusahaan yang memberikan petunjuk bagi investor tentang bagaimana manajemen memandang prospek perusahaan. Para pengguna laporan keuangan khususnya investor dan kreditor, berkepentingan untuk mengetahui informasi yang lebih bermanfaat dan lebih baik dalam membantu meramalkan prospek perusahaan pada masa datang dan mengevaluasi kinerja pada saat tertentu (memiliki value relevance yang baik). Dalam penelitian ini diambil sampel perusahaan go public karena perusahaan go public di Indonesia setiap tahunnya mengalami pertumbuhan. Pertumbuhan ini dapat dilihat dari hasil pengembangan asset dan hasil penjualan yang terus

14 meningkat tiap tahunnya. Perusahaan go public menarik untuk dijadikan obyek dalam penelitian ini karena walaupun pertumbuhan asset yang terus meningkat, namun masih terdapat perusahaan go public yang nilai perusahaannya belum meningkat. Selain itu, di Indonesia untuk perusahaan go public memiliki potensi pasar yang terbuka sehingga ini menjadi sebuah peluang yang bagus untuk pelaku usaha untuk melakukan ekspansi. Dari hasil berbagai penelitian menunjukkan ketidakkonsistenan hasil dari penelitian yang ada, sehingga hal ini menjadi motivasi penelitian ini untuk menguji kembali beberapa faktor yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan seperti keputusan investasi, keputusan pendanaan, profitabilitas dan kebijakan dividen. Dan untuk menguji kebijakan dividen memoderasi pengaruh keputusan investasi, keputusan pendanan dan profitabilitas terhadap nilai perusahaan. Dari fenomena dan teori yang diungkapkan di atas, maka penelitian ini diberi judul Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Kebijakan Dividen Sebagai Variabel Moderating (Studi Kasus Pada Perusahaan Go Public Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013-2016).

15 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian di atas dapat dilihat ada beberapa identifikasi masalah : 1. Adanya fluktuatif Price Book Value (PBV) dalam perusahaan go public yang menyebabkan image perusahaan terhadap para investor tidak selalu baik. 2. Adanya fluktuatif pada keputusan investasi yang diukur dengan Price Earing Ratio (PER) dalam perusahaan go public yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan. 3. Adanya fluktuatif pada keputusan pendanaan yang diukur dengan Debt to Equity Ratio (DER) dalam perusahaan go public yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan. 4. Adanya fluktuatif pada profitabilitas yang diukur dengan Return On Equity (ROE) dalam perusahaan go public yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan 5. Adanya fluktuatif pada kebijakan dividen yang diukur dengan Dividend Payout Ratio (DPR) dalam perusahaan go public yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan.

16 1.3 Pembatasan Masalah Berdasarkan uraian di atas dapat dilihat ada beberapa pembatasan masalah : a. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Nilai Perusahaan diukur dengan Price Book Value (PBV), Keputusan Investasi diukur dengan Price Earing Ratio (PER), Keputusan Pendanaan diukur dengan Debt to Equity Ratio (DER) dan Profitabilitas diukur dengan Return On Equity (ROE) dan Kebijakan Dividen sebagai variabel penguat diukur dengan Dividend Payout Ratio (DPR). b. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 60 sampel. c. Periode yang digunakan dalam penelitian ini adalah tahun 2013-2016. d. Unit industri yang digunakan dalam penelitian ini adalah Perusahaan Go Public yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. e. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Model Moderated Regresion Analysis. 1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Apakah Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, Profitabilitas dan Kebijakan Dividen berpengaruh Nilai Perusahaan? 2. Apakah Keputusan Investasi berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan? 3. Apakah Keputusan Pendanaan berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan? 4. Apakah Profitabilitas berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan?

17 5. Apakah Kebijakan Dividen dapat memoderasi pengaruh Keputusan Investasi terhadap Nilai Perusahaan? 6. Apakah Kebijakan Dividen dapat memoderasi pengaruh Keputusan Pendanaan terhadap Nilai Perusahaan? 7. Apakah Kebijakan Dividen dapat memoderasi pengaruh Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan? 1.5 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, Profitabilitas dan Kebijakan Dividen terhadap Nilai Perusahaan. 2. Untuk mengetahui Pengaruh Keputusan Investasi terhadap Nilai Perusahaan. 3. Untuk mengetahui Pengaruh Keputusan Pendanaan terhadap Nilai Perusahaan. 4. Untuk mengetahui Pengaruh Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan. 5. Untuk mengetahui Kebijakan Dividen dapat memoderasi Pengaruh Keputusan Investasi terhadap Nilai Perusahaan. 6. Untuk mengetahui Kebijakan Dividen dapat memoderasi Pengaruh Keputusan Pendanaan terhadap Nilai Perusahaan. 7. Untuk mengetahui Kebijakan Dividen dapat memoderasi Pengaruh Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan.

18 1.6 Manfaat Penelitian Penelitian ini bermanfaat bagi pihak-pihak yang kepentingan terutama investor sebagai bahan pertimbangan yang bermanfaat untuk pengambilan Keputusan Investasi di pasar modal saham. Secara terperinci manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi Pihak Perusahaan Penelitian ini diharapkan dapat membantu para manajer keuangan perusahaan dalam pengambilan keputusan investasi, menetapkan keputusan pendanaan dan menetapkan pembagian kebijakan dividen. 2. Bagi Investor Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan investasi sehingga mendapatkan hasil yang diharapkan. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya Penelitian ini diharapkan akan berguna bagi penelitian selanjutnya yang dapat di gunakan sebagai acuan untuk mengetahui dan kemudian mengembangkan variabel-variabel yang mempengaruhi Nilai Perusahaan.