FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN ULANG PUSKESMAS SANTUN LANSIA KARANGDORO KOTA SEMARANG TAHUN 2016

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN DENGAN MINAT PEMANFAATAN KEMBALI PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS JONGAYA KOTA MAKASSAR

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN, STATUS PEGAWAI DAN MASA KERJA DENGAN KUNJUNGAN RAWAT JALAN DI MUHAMMADIYAH MEDICAL CENTER

Hubungan Persepsi Ibu Hamil Tentang Mutu Pelayanan Antenatal dengan Minat Kunjungan Ulang di Puskesmas Tlogosari Kulon Kota Semarang

tanda keberhasilan pembangunan di Indonesia. Semakin terjadinya peningkatan usia harapan hidup penduduk, dapat mengakibatkan jumlah

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT DI POLIKLINIK GIGI RSUD KABUPATEN BADUNG

ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KETERATURAN PEMANFAATAN ANTENATAL CARE (K1-K4) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MAMASA

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sam Ratulangi

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRAKTIK KADER DALAM PENYULUHAN DI MEJA 4 PADA POSYANDU DI KELURAHAN NGALIYAN, KOTA SEMARANG

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA POSYANDU LANSIA DI WILAYAH PUSKESMAS MIROTO SEMARANG

HUBUNGAN PELAYANAN POSYANDU X DENGAN TINGKAT KEPUASAN LANSIA

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan memberikan dampak peningkatan pada angka Umur Harapan Hidup

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH

HUBUNGAN PEMANFAATAN PELAYANAN ANTENATAL CARE PADA IBU HAMIL PUSKESMAS TAMAMAUNG KOTA MAKASSAR

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MINAT KUNJUNGAN ULANG PASIEN RAWAT JALAN DI RSUD MARIA WALANDA MARAMIS Sherly Nayoan*

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kunjungan Pelayanan Gigi Di Puskesmas Way Laga Kota Bandar Lampung

BAB I PENDAHULUAN. cepat dibandingkan kelompok umur lainya. 1 Badan Pusat Statistik (BPS)

Kata Kunci : Tingkat Pendidikan, Pendapatan, Persepsi, Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan.

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS TAMALANREA KOTA MAKASSAR

Hubungan Pengetahuan Pasien dan Praktik Petugas Pasien BPJS Dengan Waktu Pelayanan Rawat Jalan Diloket Di RSUD Dr. Adhyatma, MPH Semarang Tahun 2016

HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI BP.GIGI PUSKESMAS KELAYAN DALAM KOTA BANJARMASIN

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI MAHASISWA TENTANG MUTU PELAYANAN POLIKLINIK DIAN NUSWANTORO DENGAN KEPUTUSAN PEMANFAATAN ULANG DI UPT POLIKLINIK DIAN

BAB I PENDAHULUAN. masalah utama di negara berkembang dan negara maju. Menurut WHO dan

HUBUNGAN PERILAKU TENAGA KESEHATAN DENGAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS MOPUYA KECAMATAN DUMOGA UTARA KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

BAB I PENDAHULUAN. manusia, dimulai sejak dari awal kehidupan. Usia lanjut adalah sekelompok

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-journal) Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: )

ABSTRACT. Keywords : Public clinics, Perception Mother, Toddler Diarrhea, Medical personnel, Utilization Repeat. PENDAHULUAN

Unnes Journal of Public Health

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN LANJUT USIA KE POSYANDU LANJUT USIA DESA TEGALGIRI NOGOSARI BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI

FIFI AZISYAH NIM : S

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN PESERTA BPJS DI KELURAHAN ROWOSARI DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS ROWOSARI

PEMANFAATAN PELAYANAN PENGOBATAN DI PALANG MERAH INDONESIA KOTA SEMARANG

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEPUASAN PENGGUNA BPJS. Yustina Kristianingsih

HUBUNGAN FAKTOR PERILAKU IBU BALITA DENGAN KUNJUNGAN KE POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MOKOAU TAHUN 2015

DESKRIPSI MUTU PELAYANAN DAN KEPUASAN PASIEN HIPERTENSI PESERTA PROLANIS BPJS DI PUSKESMAS PATARUMAN III KOTA BANJAR

ANALISIS DEMAND MASYARAKAT TERHADAP PELAYANAN RAWAT INAP DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MEDAN DELI, PUSKESMAS BROMO DAN PUSKESMAS KEDAI DURIAN TAHUN 2013

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN PANDEGLANG

Hubungan Antara Persepsi Ibu Hamil Tentang Mutu Pelayanan Antenatal Dengan Kepuasan Ibu Hamil Di Puskesmas Krobokan Kota Semarang

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan dasar tersebut (Depkes, 2009). yang meliputi pelayanan: curative (pengobatan), preventive (upaya

* Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

HUBUNGAN PELAYANAN KIA/KB DENGAN KEPUASAN PASIEN DI PUSKESMAS PULO

ANALISIS HUBUNGAN PERSEPSI PASIEN TENTANG MUTU PELAYANAN DENGAN PEMANFAATAN ULANG PELAYANAN RAWAT JALAN PUSKESMAS PONCOL KOTA SEMARANG TAHUN 2012

Tajudin Jurusan Keperawatan, Poltekkes Kemenkes Pangkalpinang

EKUITAS DALAM PEMBERIAN PELAYANAN KESEHATAN (Studi Pada Ibu Pengguna Jampersal dan Non-Jampersal di Wilayah Kerja Puskesmas Dupak Kota Surabaya)

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG REKAM MEDIS DENGAN KELENGKAPAN PENGISIAN CATATAN KEPERAWATAN JURNAL PENELITIAN MEDIA MEDIKA MUDA

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Balita terhadap Tindakan Imunisasii Dasar Lengkap di Kelurahan Lambung Bukit Kota Padang Tahun 2014

SKRIPSI HUBUNGAN PENERAPAN KOMUNIKASI EFEKTIF PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN DI RSUD DR. ADNAAN WD PAYAKUMBUH TAHUN 2016

: Dimensi Kualitas, Kepuasan Pasien, Askes Sosial, Pelayanan Rawat Jalan, Rumah Sakit

Eskalila Suryati 1 ; Asfriyati 2 ; Maya Fitria 2 ABSTRACT

Abstrak. Kata Kunci : pelayanan kesehatan, pemanfaatan pelayanan kesehatan, keyakinan, akses, kepemilikan asuransi kesehatan

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DROP OUT AKSEPTOR KB DI KECAMATAN TEMBALANG KOTA SEMARANG

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi

TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI PUSKESMAS HALMAHERA DAN PUSKESMAS ROWOSARI SEMARANG DI ERA JKN LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

MUTU PELAYANAN DAN KOMUNIKASI TERAUPETIK YANG BAIK MENINGKATKAN KEPUASAN PASIEN PENGGUNA BPJS KESEHATAN DI RSI NU DEMAK

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MUTU PELAYANAN ANTENATAL DI PUSKESMAS PATTINGALLOANG KOTA MAKASSAR TAHUN 2013

GAMBARAN KUALITAS PELAYANAN DOKTER KELUARGA TERHADAP TINGKAT KEPUASAN PESERTA BPJS KESEHATAN PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI KABUPATEN GARUT

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PASIEN DENGAN PERSEPSI PASIEN TENTANG KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS BLORA KABUPATEN BLORA TAHUN 2015

Akses Pelayanan Kesehatan Berhubungan dengan Pemanfaatan Fasilitas Persalinan yang Memadai di Puskesmas Kawangu

TESIS. Untuk memenuhi persyaratan Mencapai derajat Sarjana S2. Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Konsentrasi Administrasi Rumah Sakit

HUBUNGAN ANTARA BAURAN PEMASARAN DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN RAWAT INAP DI UPTD RUMAH SAKIT MATA PROVINSI SULAWESI UATARA

Keywords:. Knowledge, Attitude, Action in the Utilization of PHC.

HUBUNGAN PERILAKU IBU HAMIL DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN ANTENATAL CARE DI PUSKESMAS ANTANG

HUBUNGAN ANTARA MUTU JASA PELAYANAN KESEHATAN DENGAN KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN DI PUSKESMAS RANOTANA WERU

FAKTOR INTERNAL YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN LANSIA BERKUNJUNG KE POSYANDU LANSIA DESA MAYUNGAN KECAMATAN NGAWEN KABUPATEN KLATEN

EKUITAS DALAM PEMBERIAN PELAYANAN KESEHATAN EQUITY IN HEALTHCARE DELIVERY

BAB I PENDAHULUAN. karena itu pemerintah telah merumuskan berbagai kebijakan pelayanan

* Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

Kata Kunci :Jaminan Kesehatan Nasional, Puskesmas, Pengetahuan, sikap petugas, dan persepsi pasien Kepustakaan : 20 Buah,

Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014

ANALISIS HUBUNGAN PERSEPSI BAURAN PEMASARAN DENGAN MINAT PETANI DALAM KEPESERTAAN BPJS KESEHATAN MANDIRI DI KECAMATAN PRACIMANTORO KABUPATEN WONOGIRI

HUBUNGAN KARAKTERISTIK SOSIO DEMOGRAFI, STATUS KEPESERTAAN DENGAN KEPUASAAN PASIEN DALAM PELAYANAN KIA DI PUSKESMAS III DENPASAR SELATAN

Achmad Rizal* Elvi Juliansyah**

PERBEDAAN KEPUASAN PASIEN UMUM, ASKES, DAN JAMKESMAS TERHADAP PELAYANAN RAWAT INAP KASUS BEDAH TULANG DI RUMAH SAKIT ORTOPEDI PROF. DR.

PENGARUH FAKTOR PREDISPOSISI,

FAKTOR INTERNAL YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN LANSIA BERKUNJUNG KE POSYANDU LANSIA DESA MAYUNGAN KECAMATAN NGAWEN KABUPATEN KLATEN

Volume 3 / Nomor 2 / November 2016 ISSN : HUBUNGAN PEKERJAAN IBU MENYUSUI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS MOJOLABAN SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. yang terkadang menimbulkan masalah sosial, tetapi bukanlah suatu penyakit

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ULANG NIFAS DI WILAYAH PUSKESMAS PURWOYOSO KOTA SEMARANG

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS PELAYANAN PEGAWAI DENGAN KEPUASAN DAN MINAT KUNJUNGAN ULANG PASIEN RAWAT JALAN DI PUSKESMAS NGUTER SUKOHARJO

Tingkat Kepuasan Pasien Jamkesmas Terhadap Pelayanan Rawat Jalan Pusat Kesehatan Masyarakat Ampenan Tahun 2013

SIKAP IBU HAMIL DENGAN KEPATUHAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE PERTAMA (K1) COMPLIANCE WITH THE ATTITUDE OF PREGNANT WOMEN PRENATAL CARE FIRST VISIT

HUBUNGAN PAPARAN MEDIA INFORMASI DENGAN PENGETAHUAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE PADA IBU-IBU DI KELURAHAN SAMBIROTO SEMARANG

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN IBU BALITA DALAM KEGIATAN POSYANDU DI POSYANDU NUSA INDAH DESA JENAR KECAMATAN JENAR KABUPATEN SRAGEN

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: Nopia Wahyuliani

KESEHATAN DAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KEAKTIFAN LANSIA DALAM MENGIKUTI POSYANDU LANSIA DI DESA PUCANGAN KECAMATAN KARTASURA

Erma Prihastanti, Puji Hastuti Prodi DIII Kebidanan Purwokerto Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Semarang

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KUNJUNGAN LANSIA KE POSYANDU

Ai Setiawati 1, Dini Sukmalara 2 1. Program Studi Sarjana Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Islam Assyafi iyah

Inpatient Satisfaction of Nursing Services in RSUP Dr. Kariadi Semarang

Putri Zahrah Adelia, Harlina Nurtjahjanti. Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soedarto SH Tembalang Semarang 50275

Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Rendahnya Kunjungan (K4) Ibu Hamil di Puskesmas Bambu Apus, Jakarta Timur

ANALISIS MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT DAERAH MADANI PROVINSI SULAWESI TENGAH. Aminuddin 1) Sugeng Adiono 2)

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN POSYANDU LANSIA DI KELURAHAN BULUSAN, KECAMATAN TEMBALANG, KOTA SEMARANG

Kata Kunci : Pelatihan, Motivasi, Dukungan Keluarga dan Masyarakat, Keaktifan Kader Posyandu

PENDAHULUAN INTISARI MUFLIH

PENGARUH KARAKTERISTIK PASIEN TERHADAP INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT TENTANG PELAYANAN RAWAT JALAN PUSKESMAS BANYUMAS

Determinan Kunjungan K4 pada Ibu Hamil Trimester III di Poli Kebidanan RSUD Berkah Kabupaten Pandeglang. Susi Irianti *

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN POSYANDU DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN IBU BALITA

Transkripsi:

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN ULANG PUSKESMAS SANTUN LANSIA KARANGDORO KOTA SEMARANG TAHUN 2016 Reni Setyarini, Septo Pawelas Arso, Anneke Suparwati Bagian Administrasi dan Kebijakan Kesehatan, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro Email: renisetyarini0@gmail.com Abstract : Mannered elderly program is a development program of the government for health care of elderly who was launched in 2003. One of the health centers who does the program is Karangdoro mannered elderly center. Courtesy visit to the Karangdoro mannered elderly center is still bellow the target of DKK. In 2015, elderly visitors in Karangdoro mannered elderly center less than 50% from the total elderly registered in health center and still fluktuative. The aim of research to analyze the factors - factors related to interest reuse of Karangdoro mannered elderly centers. This type of research is explanatory research study with cross sectional study design. The population is the elderly who have been using services in health centers totaled 1,704 and sampling technique is accidental sampling obtained a sample of 100 respondents. The analysis of the data was employed univariate and bivariate analysis with Chi Square Test. The results showed that the variables associated with reuse in Karangdoro mannered elderly center is counter service (p value 0.001), inspection service (p value 0.001) and service facilities (p value 0.001). Variables that are not associated are knowledge (p value 0.093), the means of financing (p value 0.664), distance (p value 0.878), transportation costs (p value 0.622), and family support (p value 0.075). Suggestion for health centers that are committed to putting the elderly in the service counters, priority to services to the elderly except for emergency patients, and providing a means of friendly elderly. Key words : Reutilization, Courtesy Elderly, Health Center PENDAHULUAN Latar Belakang Salah satu keberhasilan pembangunan dapat dilihat dari peningkatan taraf hidup dan Umur Harapan Hidup (UHH)/Angka Harapan Hidup (AHH). Berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS) terjadi peningkatan UHH. Pada tahun 1995 2000 UHH di Indonesia adalah 66,0 tahun. Angka ini meningkat menjadi 67,8 tahun pada tahun 2000 2005. Tahun 2005 2010 mengalami kenaikan 16 menjadi 69,1 tahun dan pada tahun 2010 2015 menjadi 70,1 tahun. Jumlah lansia di Indonesia juga mengalami peningkatan. 1 Lansia di Indonesia termasuk lima besar di dunia yang merupakan urutan ke 4 dunia setelah Cina, 2 India, dan Amerika Serikat. Berdasarkan data dari Susenas tahun 2012, jumlah penduduk lansia di Jawa Tengah termasuk tiga besar di Indonesia setelah D.I Yogyakarta dan Jawa Timur, yaitu sebesar 10,34% dari jumlah keseluruhan

jumlah penduduk di Jawa Tengah. Sementara jumlah lansia di Semarang menurut data yang didapat dari BPS pada tahun 2014, jumlah lansia sebanyak 111.609 jiwa. Menurut data Dinas Kesehatan Kota Semarang, UHH di Kota Semarang menunjukkan peningkatan dari 72, 38 tahun di 2013 menjadi 72,45 tahun di 2014 serta menjadi 72,53 tahun di 2015. 3 Proses menua yang terjadi pada lansia menyebabkan terjadinya perubahan anatomis maupun fisiologis pada lansia. Secara biologis, lansia mengalami penurunan daya tahan fisik secara terus menerus dan rentan terhadap serangan penyakit yang dapat menyebabkan kematian. 4 Pemerintah perlu merumuskan kebijakan dan program yang ditujukan kepada penduduk lansia sehingga dapat berperan dalam pembangunan dan tidak menjadi beban bagi masyarakat. Salah satu program untuk meningkatkan akses lansia pada pelayanan kesehatan tingkat pertama adalah program puskesmas santun lansia. Program puskesmas santun lansia dicanangkan sejak tahun 2003. Program puskesmas santun lansia merupakan program pengembangan dari pemerintah untuk pelayanan kesehatan pada lanjut usia dalam memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan lansia agar tercapai kualitas hidup lansia yang sehat dan mandiri. Kota Semarang melaksanakan Program Puskesmas Santun Lansia sejak tahun 2008. Menurut Dinas Kesehatan Kota Semarang, ada 26 puskesmas yang telah mendapatkan pelatihan serta mulai mengimplementasikan program puskesmas santun lansia. Salah satu puskesmas di Kota Semarang yang belum mencapai 17 target pelayanan kepada lansia adalah Puskesmas Karangdoro. 5 Data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Semarang, kunjungan lansia ke puskesmas mengalami penurunan. Pada tahun 2013 dan tahun 2014 cakupannya sebesar 16%, sementara tahun 2015 cakupannya turun menjadi 7%. Hal ini menunjukkan bahwa kehadiran lansia masih kurang dari yang diharapkan, karena belum mencapai target yang diharapkan. 5 Selain itu, jumlah kunjungan lansia di Puskesmas Karangdoro juga mengalami penurunan selama tahun 2015. Berdasarkan hasil survei yang telah dilakukan kepada lansia di Puskesmas Karangdoro, lansia mengeluhkan dengan antrian yang cukup lama di bagian loket pendaftaran serta di ruang tunggu untuk pemeriksaan. Selain itu, Puskesmas Karangdoro belum konsisten mendahulukan lansia dalam pelayanan di loket pendaftaran dan pemeriksaan. Ada beberapa lansia yang didahulukan nomor antrian dan pemeriksaan, ada pula yang mengantri seperti pasien umum lainnya. Selain itu, juga dilakukan survei pendahuluan untuk mengetahui tingkat pengetahuan, sikap, frekuensi kunjungan bagi lansia. Dari hasil wawancara dengan 3 orang lansia, didapatkan hasil sebagai berikut: semua lansia mengetahui tentang pelayanan kesehatan lansia di puskesmas, tetapi lansia belum mengetahui tentang puskesmas santun lansia. Sikap 3 orang lansia terhadap program Puskesmas Santun Lansia adalah setuju dengan adanya program tersebut untuk kepentingan kesehatan lansia. Dalam praktiknya, 1 orang rutin memeriksakan kesehatannya setiap bulan dan 2 orang tidak rutin memeriksakan

kesehatannya. Alasan tidak memeriksakan kesehatan secara rutin adalah karena pekerjaan atau urusan pribadi serta lansia akan periksa ke puskesmas jika mempunyai keluhan mengenai kesehatannya (sakit). Berdasarkan hasil tersebut, perlu untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan puskesmas santun lansia di Karangdoro. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah explanatory researchdengan pendekatan cross sectional section. Pengambilan sampel dengan accidental sampling. Populasi berjumlah 1718 lansia dengan jumlah sampel yaitu 100 responden. HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 1 Hubungan Pengetahuan dengan Pemanfaatan Ulang di Puskesmas Santun Lansia Karangdoro Pengetahuan Ya 18 Karangdoro. Menurut teori Andersen bahwa salah satu yang mempengaruhi pemanfaatan pelayanan kesehatan adalah need (kebutuhan) dimana lansia mencari tindakan pengobata, tindakan itu dirasakan sebagai kebutuhan. 6 Kebutuhan merupakan dasar dan stimulus langsung untuk menggunakan pelayanan kesehatan. Oleh karena itu, baik pengetahuan lansia tinggi maupun rendah, lansia tetap mau untuk memanfaatkan kembali pelayanan puskesmas karena ddirasakan sebagai kebutuhan oleh lansia. Selain itu, faktor yang mempengaruhi pengetahuan lansia adalah pengalaman. Dalam penelitian dapat diketahui bahwa pengetahuan lansia baik maupun kurang baik, mayoritas lansia tetap berminat untuk memanfaatkan ulang pelayanan kesehatan yang telah diberikan oleh puskesmas. Hal ini dikarenakan, dari dulu lansia sudah memanfaatkan puskesmas bahkan sebelum adanya program santun lansia dari pemerintah, oleh karena itu tahu maupun tidak tahu lansia tentang program puskesmas santun lansia, jika lansia sakit, puskesmas akan menjadi pilihan dalam mengobati keluhan sakit tersebut. Kurang baik 1 4,8 20 95,2 Hasil penelitian ini sama dengan Baik 16 20,3 63 79,7 hasil penelitian Fahrun Tahun 2009 di RW VII Kelurahan Wonokusumo Total 17 17,0 83 83 Kecamatan Semampir Surabaya yaitu tidak terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat Hasil analisis data yang pengetahuan dengan pemanfaatan menggunkaan uji chi square Posyandu Lansia dengan p value menunjukkan p value sebesar 0,093 (0,634). 7 (p>0,05) yang artinya bahwa Ha ditolak, Ho diiterima atau tidak ada hubungan yang bermakna antara variabel pengetahuan dengan minat ulang lansia ke Puskesmas

Tabel 2 Hubungan Cara Pembiayaan Kesehatan dengan Pemanfaatan Ulang di Puskesmas Santun Lansia Karangdoro Cara pembiayaan Ya 1 25,0 3 75,0 asuransi Asuransi 16 16,7 80 83,3 Hasil uji statistik diperoleh nilai p value = 0,664 sehingga Ha ditolak dan Ho diterima, yang mempunyai arti bahwa tidak ada hubungan antara pembiayaan kesehatan dengan pemanfaatan ulang. Lansia yang membayar tidak menggunakan asuransi atau cash berpendapat bahwa biaya kesehatan di puskesmas masih terjangkau sehingga baik lansia yang menggunakan asuransi maupun tidak menggunakan asuransi tetap berminat memanfaatkan ulang pelayanan yang diberikan oleh puskesmas. Penelitian ini sejalan dengan peneltian yang dilakukan oleh Nanik Sri Wahyuni pada tahun 2012 yang menyatakan bahwa tidak ada perbedaan antara responden yang memiliki asuransi kesehatan dan responden yang tidak memiliki asuransi kesehatan dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan di Puskesmas Sumber Rejo. 8 Tabel 3 Hubungan Jarak Tempuh dengan Pemanfaatan Ulang di Puskesmas Santun Lansia Karangdoro Jarak tempuh Ya Jauh 4 16,0 21 84,0 Dekat 13 17,3 62 82,7 Lansia yang jarak rumah dekat ke puskesmas dan mau memanfaatkan ulang puskesmas sebanyak 82,7%. Hasil analisis data didapatkan p value 0,0878 yang berarti bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara variabel jarak tempuh dengan minat pemanfaatan ulang puskesmas santun lansia. Jadi baik jarak jauh maupun jarak dekat antara rumah dengan puskesmas, lansia tetap mau untuk memanfaatkan ulang pelayanan kesehatan di puskesmas. Hal ini karena sebagian besar lansia adalah sudah tidak bekerja sehingga tidak mempunyai pendapatan, sehingga lebih memilih berobat ke puskesmas karena jika mempunyai asuransi seperti jamkesmas, jamkesmaskot, BPJS ataupun KIS yang ditanggung oleh pemerintah, lansia berobat di puskesmas tanpa dipungut biaya sama sekali. Letak Puskesmas Santun Lansia juga dekat dengan sarana transportasi umum yaitu angkot, sehingga jarak rumah lansia yang jauh dari puskesmas bisa dijangkau dengan mudah menggunakan angkot tersebut. 19 Hal ini tidak sejalan dengan teori Green (1990) yang menyatakan bahwa jarak tempuh ke fasilitas pelayanan kesehatan merupakan faktor pendukung untuk terjadinya perubahan perilaku kesehatan. 9

Tabel 4 Hubungan Biaya memilih puskesmas sebagai fasilitas Transportasi dengan pelayanan kesehatan, karena jika Pemanfaatan Ulang di berobat ke puskesmas, biaya Puskesmas Santun Lansia kesehatan tidak terlalu mahal Karangdoro bahkan ada pula yang gratis karena Biaya sudah ditanggung oleh pemerintah. transportasi Selain itu, jika lansia sedang tidak Ya mempunyai uang untuk biaya transportasi ke puskesmas, lansia Mahal 1 11,1 8 memilih untuk berjalan kaki ke 88,9 puskesmas, lansia mengatakan jalan Murah 16 17,6 75 kaki ke puskesmas sekalian 82,4 berolahraga. Hasil crosstab menunjukkan bahwa dari 100 responden, sebesar 88,9% responden yang masuk dalam kategori biaya transportasi mahal menyatakan berminat untuk memanfaatkan ulang pelayanan di puskesmas, sementara 11,1% lainnya menyatakan tidak berminat untuk kembali lagi ke puskesmas. Sementara untuk kategori biaya transportasi murah, responden sebesar 82,4% menyatakan berminat kembali ke puskesmas, sementara sebesar 17,6% responden menyatakan tidak akan memanfaatkan ulang pelayanan kesehatan yang ada di puskesmas. Hasil analisis data didapatkan nilai p value sebesar 0,622 yang menyatakan bahwa biaya transportasi tidak memiliki hubungan yang dengan minat pemanfaatan ulang pelayanan di puskesmas. Lansia yang mengatakan biaya transportasi mahal, masih mau untuk kembali memanfaatkan pelayanan di puskesmas. Apalagi untuk lansia yang mengatakan biaya transportasi murah, lebih banyak yang berminat untuk kembali lagi memanfaatkan pelayanan puskesmas. Biaya transportasi mahal, tidak menghalangi lansia untuk tetap 20 Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Dwi Hapsari pata tahun 2013 dengan judul Pengaruh Akses ke Fasilitas terhadap Kelengkapan Imunisasi Baduta (Analisis Riskesdas 2013), hasil penelitian tersebut menjelaskan bahwa sama seperti pengaruh ongkos yang tidak bermakna pada akses fasilitas kesehatan UKBM, pengaruh ongkos pada akses ke fasilitas kesehatan non UKBM juga tidak bermakna. Artinya bahwa baik ongkos transportasi murah atau mahal tidak akan menjadi masalah terhadap status kelengkapan imunisasi baduta. 10 Tabel 5 Hubungan Dukungan Keluarga dengan Pemanfaatan Ulang di Puskesmas Santun Lansia Karangdoro Dukungan keluarga Ya Kurang baik 4 9,3 39 90,7 Baik 13 22,8 44 77,2 Hasil analisis menyatakan bahwa dukungan keluarga tidak mempunyai hubungan yang bermakna dengan

minat pemanfaatan ulang pelayanan di puskesmas dengan p value 0,622. Dukungan keluarga baik maupun kurang baik, lansia tetap mayoritas mau untuk memanfaatkan ulang pelayanan yang telah diberikan oleh psukesmas. Dukungan biaya untuk kesehatan mayoritas sudah ditanggung oleh pemerintah, jadi meskipun tidak mendapat dukungan biaya dari keluarga, lansia tetap akan berobat ke puskesmas karena biaya sudah ditanggung oleh pemerintah. Dukungan dana serta sarana untuk transportasi juga tidak menghalangi lansia untuk berobat ke puskesmas, karena jika dukungan tersebut kurang baik, lansia masih bisa berjalan kaki menuju ke puskesmas atau menggunakan sarana transportasi umum yang melewati puskesmas. Hasil penelitian ini sejalan dengan yang dilakukan oleh Adriana Nara (2014) yang menunjukkan ibu bersalin dengan dukungan keluarga yang mendukung pemanfaatan fasilitas persalinan sebanyak 84,7% dan sebanyak 15,3% ibu bersalin yang keluarga tidak mendukung pemanfaatan fasilitas persalinan yang memadai. Hasil analisis data menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dengan pemanfaatan fasilitas persalinan dengan p value = 0,999. 11 Tabel 6 Hubungan Persepsi terhadap Pelayanan Loket dengan Pemanfaatan Ulang di Puskesmas Santun Lansia Karangdoro Pelayanan loket Ya puas 16 39,0 25 Puas 61,0 1 1,6 62 98,4 Puas 1 1,7 58 98,3 21 Hasil analisis didapatkan nilai p value adalah 0,001 (p<0,005) yang menyatakan bahwa ada hubungan yang bermakna antara variabel pelayanan loket dengan minat lansia untuk memanfaatkan ulang pelayanan kesehatan di puskesmas. Jika pelayanan loket yang diberikan oleh petugas puskesmas baik, maka lansia atau pasien lainnya pasti akan kembali memanfaatkan pelayanan puskesmas, begitu pula sebaliknya jika pelayanan yang diberika kurang baik, akan ada lansia yang tidak mau untuk kembali memanfaatkan pelayanan di puskesmas. Menurut teori Andersen bahwa salah satu yang mempengaruhi pemanfaatan pelayanan kesehatan adalah need (kebutuhan) dimana lansia mencari tindakan pengobata, tindakan itu dirasakan sebagai kebutuhan. Kebutuhan merupakan dasar dan stimulus langsung untuk menggunakan pelayanan kesehatan. Oleh karena itu, baik persepsi terhadap pelayanan loket puas atau tidak memuaskan, lansia tetap mau untuk memanfaatkan kembali pelayanan puskesmas karena dirasakan sebagai kebutuhan oleh lansia. 6 Tabel 7 Hubungan Persepsi terhadap Pelayanan Pemeriksaan dengan Pemanfaatan Ulang di Puskesmas Santun Lansia Karangdoro Pelayanan pemeriksaan Ya puas 16 43,2 21 56,8

Berdasarkan hasil crosstab didapatkan hasil bahwa responden yang menyatakan pelayanan pemeriksaan memuaskan sebesar 98,4% berminat untuk melakukan kunjungan ulang ke puskesmas jika mengalami keluhan dengan kesehatan, lalu sisanya sebesar 1,6% tidak berminat melakukan kunjungan ulang. Responden yang menyatakan pelayanan pemeriksaan tidak memuaskan sebesar 56,85 menyatakan tidak berminat untuk memanfaatkan ulang pelayanan kesehatan di puskesmas, sementara sebesar 43,2% menyatakan tidak berminat memanfaatkan ulang.. Hasil analisis data dengan menggunakan uji chi square diperoleh hasil ada hubungan yang bermakna antara variabel persepsi pelayanan pemeriksaan dengan pemanfaatan ulang pelayanan kesehatan di puskesmas santun lansia dengan nilai p value sebesar 0,001 (p<0,005). Parasuraman mengatakan bahwa pelayanan dinilai berkualitas baik apabila pasien mendapatkan pelayanan yang segera/cepat, kesediaan petugas untuk membantu pelanggan, dan kesiapan peugas untuk merespon permintaan pelanggan. 12 Teori Andersen menyatakan bahwa faktor need (kebutuhan) menjadi dasar yang digunakan oleh lansia dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan. Oleh karena itu, memuaskan atau tidak memuaskan pelayanan pemeriksaan yang diterima oleh lansia, mayoritas lansia tetap akan kembali lagi untuk memanfaatkan pelayanan yang diberikan oleh puskesmas. 6 Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Widia Savitri pada tahun 2008 yang menyatakan bahwa ada hubungan antara pelayanan pemeriksaan dengan minat pemanfaatan ulang Balai Laboratorium Kesehatan Semarang. 13 Tabel 8 Hubungan Persepsi terhadap Sarana Pelayanan dengan Pemanfaatan Ulang di Puskesmas Santun Lansia Karangdoro Sarana Ya 14 43,8 18 56,3 memuaskan Baik 3 4,4 65 56,4 Hasil uji hubungan antara persepsi lansia tentang sarana di puskesmas dengan minat pemanfaatan ulang pelayanan kesehatan di Puskesmas Santun Lansia Karangdoro didapatkan nilai p 0,001 (<0,005), yang berarti bahwa ada hubungan antara persepsi lansia terhadap sarana di puskesmas dengan minat pemanfaatan ulang pelayanan di puskesmas. Teori Andersen mengatakan bahwa faktor need (kebutuhan) menjadi dasar yang digunakan oleh lansia dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan. Oleh karena itu, memuaskan atau tidak memuaskan sarana pelayanan yang diterima lansia di puskesmas, mayoritas lansia tetap akan kembali lagi untuk memanfaatkan pelayanan yang diberikan oleh puskesmas karena tindakan pengobatan di puskesmas 22

sudah menjadi kebutuhan bagi lansia. 6 Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Niyami, Ristiawati, dan Imam Purnomo dengan judul Hubungan Kualitas Pelayanan dengan Menggunakan Ulang Jasa Pelayanan Kesehatan Rawat jalan di RSUD Bendan Kota Pekalongan pada tahun 2010 yang menyatakan bahwa ada hubungan yang bermakna dengan tingkat hubungan rendah antara sarana dengan minat menggunakan ulang pelayanan rawat jalan. 14 KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan terdapat tiga variabel yang berhubungan yaitu persepsi terhadap pelayanan loket (p value 0,001), persepsi terhadap pelayanan pemeriksaan (p value 0,001) dan persepsi terhadap sarana pelayanan (p value 0,001). Kemudian terdapat 5 variabel yang tidak berhubungan yaitu pengetahuan (p value 0,093), cara pembiayaan (p value 0,664), jarak tempuh (p value 0,878), biaya transportasi (p value 0,622), dan dukungan keluarga (p value 0,075) DAFTAR PUSTAKA 1. Pemerintah RI. Undang Undang No. 36 tahun 2009 Tentang Kesehatan. 2009. 2. Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI. Gambaran Kesehatan Lanjut Usia di Indonesia. 2013. 3. Badan Pusat Statistik. Penduduk Lanjut Usia. 2014. 4. Wahyuni. Hidup Berkualitas di Usia Tua. 5. Dinas Kesehatan Kota Semarang. 2016. 6. Andersen, Ronald. Revisiting 23 The Behavioral Model and Access to Medical Care: Does It Matter? Heal Soc Behav. 1995;36. 7. Rosyid, Fahrun Nur. Faktor - faktor yang Mempengaruhi Kunjungan Lansia ke Posyandu Lansia di RW VII Kelurahan Wonokusumo Kecamatan Semampir Surabaya. 2009;11:4. 8. Wahyuni, Nanik Sri. Faktor - faktor yang Berhubungan dengan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Sumber Rejo Kota Balikpapan Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2012. 2012;50:92. 9. Priyoto. Teori, Sikap Dan Perilaku Dalam Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika; 2014. 10. Hapsari, Dwi. Pengaruh Akses ke Fasilitas Kesehatan terhadap Kelengkapan Imunisasi Baduta. 2014;12:14. 11. Nara, Adriana. Hubungan Pengetahuan, Sikap, Akses Pelayanan Kesehatan, Jumlah Sumber Informasi dan Dukungan Keluarga dengan Pemanfaatan Fasilitas Persalinan yang Memadai oleh Ibu Bersalin di Puskesmas Kawangu Kabupaten Sumba Timur. 2014:101. 12. Tjiptono, Fandy. Manajemen Jasa. Yogyakarta: Andi Ofsset; 2000. 13. Savitri, Widia. Hubungan Persepsi Pasien Terhadap Mutu Pelayanan Laboratorium Dengan Pemanfaatan Ulang Pelayanan Di Balai Laboratorium Kesehatan Semarang Taun 2007. 2008. 14. Niyami, Ristiawati dan Imam Purnomo. Hubungan Kualitas

Pelayanan dengan Menggunakan Ulang Jasa Pelayanan Kesehatan Rawat Jalan di RSUD Bendan Kota Pekalongan. 2010. 24

25