Tetty Ompusunggu dan Togi Tampubolon Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUHMODEL PEMBELAJARANINQUIRY TRAINING TERHADAPHASILBELAJARSISWA PADAMATERI POKOK ELASTISITAS KELAS XI SEMESTER I DI MAN 1 MEDAN T.

Dila Sari dan Ratelit Tarigan Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING MENGGUNAKAN MEDIA POWERPOINT TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK LISTRIK DINAMIS

Khairun Nisa Marwan dan Rita Juliani Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan ABSTRAK

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK USAHA DAN ENERGI KELAS VIII MTS N-3 MEDAN

2 siswa, diketahui kegiatan belajar mengajar fisika yang berlangsung dikelas hanya mencatat dan mengerjakan soal-soal, hal ini menyebabkan siswa kuran

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEAD TOGETHER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMP PADA MATERI GETARAN DAN GELOMBANG

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN LATIHAN INKUIRI DENGAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL PADA MATA PELAJARAN FISIKA

THE IMPLEMENTATION OF PROBLEM BASED LEARNING IN STUDENT S LEARNING OUTCOMES

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DI KELAS VIII SMP NEGERI 3 PERCUT SEI TUAN T.A 2012/2013

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK BESARAN DAN SATUAN

Nova Rina Setia Sari Sinaga dan Sehat Simatupang Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI LISTRIK DINAMIS DI SMA NEGERI 16 MEDAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE BERBASIS EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK ZAT DAN WUJUDNYA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PENCAPAIAN KONSEP DENGAN MENGGUNAKAN PETA PIKIRAN SEBAGAI UPAYA MENGURANGI MISKONSEPSI SISWA

Fatima Hannum dan Nurdin Bukit Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. dengan lingkungan dan tidak dapat berfungsi maksimal dalam lingkungan

Ajeng Utrifani dan Betty M. Turnip Program Studi Pendidikan Fisika FMIPA Unimed

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA PADA MATERI POKOK GERAK LURUS DI KELAS X SMA SWASTA UISU MEDAN

XI mengenai minatnya terhadap pelajaran kimia. Diantara sebagian siswa berpendapat bahwa kimia merupakan pelajaran yang kurang diminati serta

Wirakaryati dan Jurubahasa Sinuraya Jurusan Fisika FMIPA Unimed)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD BERBANTUAN MACROMEDIA FLASH

EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE KASUS MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO-VISUAL TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA

Iramaya Fridayanti Sinaga dan Nurdin Siregar Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan ABSTRAK

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) BERBANTU MEDIA FLASH TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINNING

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA MAN DOLOK MASIHUL SERDANG BEDAGAI TAHUN PELAJARAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI LISTRIK DINAMIS DI KELAS X SMA MULIA MEDAN TP.

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE BERBASIS PETA KONSEP TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK LISTRIK DINAMIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Furry Aprianingsih, Elsje Theodore Maasawet, Herliani Program Studi Pendidikan Biologi, Universitas Mulawarman Samarinda

PENGARUH MODEL INQUIRY TRAINING TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMA

Citra Yunita dan Khairul Amdani Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap pada bulan April tahun. pelajaran 2014/2015 di SMP Negeri 2 Jati Agung

Irdes Hidayana Siregar dan Rita Juliani Jurusan Fisika, FMIPA Universitas Negeri Medan Abstrak

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE MENGGUNAKAN MEDIA ANIMASI TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA

ABSTRACT. Keywords: Demonstration method, LKS, cognitive domain.

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SUHU DAN KALOR

Inna Sakinah Manik dan Nurdin Bukit Program Studi Pendidikan Fisika FMIPA Unimed

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS FENOMENA TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMAN 1 KOPANG

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS FENOMENA TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMAN 1 KOPANG

Lailly Ramadhani dan Tri Harsono. Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Medan.Jl.Willem Iskandar Pasar V Medan ABSTRAK

Universitas Negeri Makassar, Jl. Dg Tata Raya Makassar, Makassar

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SUHU DAN PENGUKURAN KELAS VII SEMESTER I

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian jenis quasi eksperimental. Quasi

Karya Sinulingga dan Denny Munte Jurusan Fisika, FMIPA Universitas Negeri Medan Jl. Willem Iskandar, Psr V -Medan. = 4,479 dan t tabel.

PENGARUH KONSEP ACCELERATED TEACHING MODEL MASTER TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA DI MAN 2 MODEL MEDAN

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS FISIKA SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 7 MALANG UNIVERSITAS NEGERI MALANG

PENGRUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK OPTIK GEOMETRI KELAS X SMA St.

Ridwan Abdullah Sani dan Maryono Jurusan Pendidikan Fisika, FMIPA, Universitas Negeri Medan Jl. Willem Iskandar, Pasar V, Medan ABSTRAK

Perbandingan Peningkatan Keterampilan Generik Sains Antara Model Inquiry Based Learning dengan Model Problem Based Learning

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE BERBASIS PETA KONSEP TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK LISTRIK DINAMIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam Pengembangan Kurikulum 2013 merupakan langkah lanjutan Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING

Oleh. Laelasari dan Ira Ratnasari Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon ABSTRAK

EFEK MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK BESARAN DAN SATUAN

PERBEDAAN HASIL BELAJAR FISIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT DAN MODEL KONVENSIONAL PADA MATERI POKOK BESARAN DAN SATUAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DAN AKTIVITAS BELAJAR FISIKA SISWA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI 8 MEDAN T.P 2012/2013

Ema Yesha Sinaga dan Abd. Hakim Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan ABSTRACT

Pengaruh Penggunaan Media Video Terhadap Peningkatan Pemahaman Konsep Suhu dan Kalor Pada Siswa Kelas X Man 1 Palu.

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN PETA PIKIRAN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK GETARAN DAN GELOMBANG DI KELAS VIII SMP NEGERI 12 BINJAI

BAB III METODE PENELITIAN

PENGGUNAAN METODE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DI SMP NEGERI 4 KUNINGAN

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PROJECT BASED LEARNING

PENERAPAN TEORI MOTIVASI KOMPETENSI MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT PADA MATERI LISTRIK DINAMIS

BAB III METODE PENELITIAN. sungguhan (true experimental research) dan semu (quasi experimental research).

Jurnal Ikatan Alumni Fisika Universitas Negeri Medan Vol.2 No.2 April 2016 ISSN :

Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Pada Materi Gerak di Kelas X SMA Negeri 6 Sigi

III. METODE PENELITIAN. Pembahasan mengenai bab ini akan dikemukakan mengenai rancangan

Icha Novika Sari dan Ratelit Tarigan Program Studi Pendidikan Fisika FMIPA Unimed

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMECAHAN MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Citra Yunita dan Khairul Amdani Program Studi Pendidikan Fisika FMIPA Unimed

Andar M. Hutagalung Jurusan Pendidikan Fisika Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Model Pembelajaran Guided Discovery dan Direct Instruction Berbasis Keterampilan Proses Sains Siswa SMA Negeri 4 Palu

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri I Natar

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA MATERI PERBANDINGAN SISWA KELAS VII SMP NEGERI 5 PRINGSEWU. STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Fitria Sakinah dan Purwanto Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan ABSTRAK

PENGARUH MODEL PROJECT-BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA PESERTA DIDIK KELAS XI MIA SMA NEGERI 1 KEPANJEN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PERANAN DOSEN DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERORIENTASI PADA PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS MAHASISWA

PENGARUH MODEL DISCOVERY LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA KELAS X SMAN 8 MALANG UNIVERSITAS NEGERI MALANG

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA FISIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 18 PALU

Penerapan Perangkat Pembelajaran Materi Kalor melalui Pendekatan Saintifik dengan Model Pembelajaran Guided Discovery Kelas X SMA

BAB IV. A. Deskripsi dan Analisis Data 1. Deskripsi Data

Transkripsi:

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK LISTRIK DINAMIS DI KELAS X SEMESTER II SMA NEGERI 8 MEDAN T.P 01/013 Tetty Ompusunggu dan Togi Tampubolon Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa akibat pengaruh model dan untuk mengetahui aktivitas siswa pada materi pokok Listrik Dinamis di Kelas X Semester II SMA Negeri 8 Medan T.P 01/013. Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen dan desain penelitian ini adalah control group pretest posttest dengan populasi seluruh siswa kelas X SMA Negeri 8 Medan yang terdiri dari kelas. Sampel penelitian diambil kelas yang ditentukan dengan secara acak dengan teknik cluster random sampling yaitu Kelas X 1 yang terdiri dari 37 siswa sebagai kelas kontrol dan kelas X yang terdiri dari 36 siswa sebagai kelas eksperimen. Instrumen yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa adalah tes hasil belajar dalam bentuk pilihan berganda dengan jumlah 0 soal. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai rata-rata pretes kelas eksperimen adalah 3,08 dan nilai rata-rata kelas kontrol adalah 31,08. Data kedua kelas berdistribusi normal dan memiliki varians yang homogen sehingga diperoleh hasil uji t dengan t hitung < t tabel (0,404 <,000). Setelah diberikan perlakuan yang berbeda maka diperoleh nilai postes dengan hasil rata-rata kelas eksperimen 7,08 dan kelas kontrol 63,65. Rata-rata nilai keseluruhan aktivitas belajar siswa adalah 70,00 termasuk kategori aktif. Berdasarkan pengujian hipotesis data postes bahwa Ada perbedaan hasil belajar akibat pengaruh model pembelajaran berdasarkan masalah terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok listrik dinamis di kelas X semester II SMA Negeri 8 Medan T. P. 01/013. Kata Kunci: quasi eksperimen, PENDAHULUAN Pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi setiap manusia. Tanpa adanya pendidikan seseorang akan sulit untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan dan tidak dapat berfungsi maksimal dalam lingkungan berbangsa dan bernegara. Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya yang dimiliki bangsa tersebut, baik sumber daya alam maupun sumber daya manusia. Zaman sekarang ini pengembangan kualitas sumber daya manusia menjadi suatu keharusan atau kebutuhan yang harus dipenuhi, di zaman era globalisasi diharapkan generasi muda bisa mengembangkan ilmu yang diperoleh sehingga tidak ketinggalan akan perkembangan zaman dan kemajuan Ilmu Pengetahuan Alam dan Teknologi (IPTEK). Pendidikan merupakan salah satu sarana dalam pembentukan sumber daya manusia yang berkualitas. Untuk dapat memasuki zaman modern dan 163

mampu menyerap kemajuan teknologi harus melalui pendidikan. Oleh karena itu pendidikan harus dikelola dengan benar dan dengan cara yang semaksimal mungkin baik dari segi kualitasnya maupun kuantitasnya. Sebab kualitas suatu bangsa itu tergambar dari para generasi muda yang berhasil dalam karya dan pendidikannya. Pendidikan juga suatu penentu agar suatu bangsa dapat melangkah lebih maju dan dapat bersaing dengan negara negara lainnya. Melihat kekayaan alam Indonesia yang melimpah, sangat disayangkan apabila semua kekayaan alam di Indonesia tidak dapat diolah dan dimanfaatkan oleh anak Indonesia sendiri. Hal ini terjadi karena kurangnya Sumber daya manusia yang berkualitas, di mana pendidikan menjadi titik tolak dari keberhasilan suatu negara. Kegiatan belajar mengajar di sekolah merupakan kegiatan yang perlu diperhatikan dalam meningkatkan pendidikan di Indonesia sebab sekolah merupakan salah satu instituti atau lembaga pendidikan tempat terjadinya proses pembelajaran sehingga tercapai tujuan pendidikan dalam bentuk terjadinya perubahan tingkah laku dan pola pikir, pengetahuan maupun keterampilan dalam diri siswa. Untuk mencapai tujuan tersebut, siswa dibekali dengan ilmu pengetahuan dan dilatih keterampilannya. Salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah khususnya di SMA adalah mata pelajaran fisika. Fisika merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang peristiwa dan fenomena alam. Oleh karena itu, pelajaran fisika termasuk salah satu pelajaran yang cukup menarik karena langsung berkaitan dengan kejadian yang nyata dan juga dapat diaplikasikan dalam kehidupan seharihari. Namun, pada kenyataannya pelajaran fisika termasuk salah satu mata pelajaran yang memiliki nilai terendah. Berdasarkan pengalaman penulis saat melakukan Program Pengalaman Lapangan (PPL), bahwa dalam kegiatan belajar mengajar siswa hanya diberikan teori-teori dan cara menyelesaikan soal-soal fisika tanpa mengarahkan siswa untuk membawakan fisika dalam kehidupan sehari-hari. Kenyataan ini sesuai dengan hasil observasi awal peneliti, berdasarkan hasil angket yang diberikan kepada siswa SMA Negeri 8 Medan, banyak siswa yang mengatakan bahwa fisika itu merupakan pelajaran yang sulit dipahami karena terlalu banyak rumus, tidak menarik dan membosankan. Hal tersebut ditegaskan lagi dengan hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan salah seorang guru fisika di SMA tersebut, beliau mengatakan bahwa kesulitan yang dialami dalam pembelajaran adalah sulitnya memotivasi siswa untuk ikut aktif dalam proses pembelajaran. Selain itu siswa kurang termotivasi dan kurang efektif dalam bertanya serta mengeluarkan pendapatnya saat proses pembelajaran fisika, di samping itu siswa belum terbimbing untuk belajar secara kelompok, siswa juga lebih sering menghafal rumus matematis fisika bukan memahami konsepnya sehingga mereka tidak bisa memecahkan masalah dalam soal-soal fisika tersebut. Faktor inilah yang akhirnya membuat hasil belajar siswa rendah sehingga hasil nilai rata-rata ulangan harian fisika masih jauh dari yang diharapkan. Berdasarkan hasil ujian siswa kelas X 164

semeseter I tahun pelajaran 01 / 013, rata rata nilai yang mereka peroleh masih 65 sementara nilai KKM untuk mata pelajaran fisika di sekolah tersebut adalah 70. Ada banyak hal yang menjadi penyebab rendahnya hasil belajar ini, salah satunya adalah metode atau model pembelajaran yang digunakan guru kurang bervariasi dan bersifat monoton. Bila keadaan ini berlangsung terus menerus maka siswa akan mengalami kesulitan mengaplikasikan pengetahuan yang diperolehnya di kelas dengan kehidupan nyata. Dengan kata lain, pelajaran di kelas adalah untuk memperoleh nilai ujian dan nilai ujian tersebut belum tentu relevan dengan tingkat pemahaman mereka. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa adalah menggunakan model pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran dan kemampuan siswa. Maka itu, menurut Sagala (009:5) bahwa guru perlu memiliki pengetahuan tentang pendekatan dan teknik-teknik mengajar yang baik dan tepat sehingga kegiatan belajar yang efektif dan efisien dapat berlangsung sesuai tujuan yang diharapkan. Berdasarkan uraian di atas, jelaslah bahwa model atau metode dalam proses belajar mengajar sangat mempengaruhi semangat dan hasil belajar siswa. Guru yang mengajar dengan model pembelajaran yang kurang menarik dapat menyebakan siswa menjadi bosan, pasif dan tidak kreatif. Oleh karena itu guru dituntut untuk menggunakan model pembelajaran yang disesuaikan dengan kondisi dan situasi belajar agar tujuan akhir belajar dapat tercapai dengan tepat. Salah satu alternatif yang dapat digunakan untuk mengatasi kesulitan tersebut adalah dengan menciptakan suasana pembelajaran yang langsung berhubungan dengan kehidupan seharihari. Salah satu model pembelajaran yang merupakan model pembelajaran student centered adalah model. Pembelajaran berdasarkan masalah merupakan model belajar yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru. Siswa diberikan permasalahan pada awal pelaksanaan pembelajaran oleh guru, selanjutnya selama pelaksanaan pembelajaran siswa memecahkannya yang akhirnya mengintegrasikan pengetahuan ke dalam bentuk laporan. Suatu model pembelajaran yang didasarkan pada banyaknya permasalahan yang membutuhkan penyelidikan autentik yakni penyelidikan yang membutuhkan penyelesaian nyata dari permasalahan yang nyata. Model pembelajaran berdasarkan masalah bercirikan penggunaan masalah dunia nyata. Model ini dapat digunakan untuk melatih dan meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan memecahkan masalah, serta mendapatkan pengetahuan konsepkonsep penting. Pembelajaran berdasarkan masalah penggunaanya pada tingkat berpikir berorientasi pada masalah, termasuk bagaimana belajar. Berdasarkan hasil penelitian Sitanggang (01) di MAN 1 Medan pada materi pokok Kesetimbangan diperoleh nilai pretes kelas eksperimen 41,90 dan rata-rata kelas kontrol 41,59. Kemudian setelah melakukan perlakuan yang berbeda yaitu 165

pada kelas eksperimen dan pembelajaran konvensional pada kelas kontrol, diperoleh rata-rata nilai postes pada kelas eksperimen adalah 86,19 dan rata-rata nilai kelas kontrol adalah 79,37. Dan menurut hasil penelitian Nurhayati (009:43) yang menerapkan model pembelajaran berbasis masalah menunjukkan bahwa kemampuan memecahkan masalah fisika yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah secara signifikan lebih tinggi daripada yang diajarkan tanpa menggunakan model pembelajaran berbasis masalah. Adapun kendala-kendala yang dihadapi oleh penelitian terdahulu adalah kondisi kelas yang tidak terkontrol dan memberi kesempatan kepada siswa untuk ribut dan siswa tidak memahami prosedur yang harus dilaksanakan dalam praktikum. Berdasarkan kelemahan-kelemahan tersebut penulis akan berusaha meminimalisir kelemahan-kelemahan tersebut dengan menggunakan lembar kerja siswa ( LKS) dalam bentuk panduan untuk menyelesaikan masalah. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat dilihat bahwa ada pengaruh yang signifikan antara model terhadap hasil belajar siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa akibat pengaruh model dan untuk mengetahui aktivitas siswa pada materi pokok Listrik Dinamis di Kelas X Semester II SMA Negeri 8 Medan T.P 01/013. Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah Model pembelajaran berdasarkan masalah merupakan suatu model pembelajaran yang didasarkan pada banyaknya permasalahan yang membutuhkan penyelidikan autentik yakni penyelidikan yang membutuhkan penyelesaian nyata dari permasalahan yang nyata. Dalam pembelajaran berdasarkan masalah ( Problem based learning (PBL)), pemecahan masalah didefinisikan sebagai proses atau upaya untuk mendapatkan suatu penyelesaian tugas atau situasi yang benar-benar nyata sebagai masalah dengan menggunakan aturan-aturan yang sudah diketahui. Jadi, pembelajaran berdasarkan masalah lebih memfokuskan pada masalah kehidupan nyata yang bermakna bagi siswa. Pembelajaran berdasarkan masalah dimulai oleh adanya masalah (dapat dimunculkan oleh siswa atau guru), kemudian siswa memperdalam pengetahuannya tentang apa yang mereka telah ketahui dan apa yang mereka perlu ketahui untuk memecahkan masalah tersebut. Siswa dapat memilih masalah yang dianggap menarik untuk dipecahkan sehingga mereka terdorong berperan aktif dalam belajar. Masalah yang dijadikan sebagai fokus pembelajaran dapat diselesaikan siswa melalui kerja kelompok sehingga dapat memberi pengalamanpengalaman belajar yang beragam pada siswa seperti kerjasama dan inrteraksi dalam kelompok, di samping pengalaman belajar yang berhubungan dengan pemecahan masalah seperti membuat hipotesis, merancang percobaan, melakukan penyelidikan, mengumpulkan data, menginterpretasikan data, membuat kesimpulan, mempresentasikan, berdiskusi dan membuat laporan. Keadaan tersebut menunjukkan bahwa model pembelajaran berdasarkan masalah dapat memberikan 166

pengalaman yang kaya kepada siswa. Dengan kata lain, penggunaan dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang apa yang mereka pelajari sehingga diharapkan mereka dapat menerapkannya dalam kondisi nyata pada kehidupan sehari-hari. Pengajaran berdasarkan masalah terdiri dari lima langkah utama yang dimulai dengan guru memperkenalkan siswa dengan suatu situasi masalah dan diakhiri dengan penyajian dan analisis hasil kerja siswa. Kelima langkah tersebut dijelaskan berdasarkan langkah-langkah pada Tabel 1. Tabel 1. Sintaks Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah Tahap Tingkah laku guru Tahap-1 Orientasi siswa pada masalah Tahap- Mengorganisasi siswa untuk belajar Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik dibutuhkan, mengajukan fenomena yang atau atau untuk demonstrasi cerita memunculkan masalah, memotivasi siswa untuk terlibat dalam pemecahan masalah yang dipilih Guru meminta siswa untuk mendefenisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan tersebut. masalah Tahap-3 Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok Tahap-4 Mengembangkan dan menyajikan hasil karya Tahap-5 Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen, untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, video, dan model serta membantu mereka untuk berbagi tugas dengan temannya Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan prosesproses yang mereka gunakan METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 8 Medan yang beralamat di Jalan Sampali no.3 Medan pada tanggal 0 Mei 013 s.d 30 Mei 013 di semester genap Tahun Pelajaran 01/013. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 8 Medan T.P 01/013 yang terdiri atas 8 kelas. Pada penelitian ini sampel terdiri dari dua kelas yang dipilih secara acak dengan teknik cluster random sampling yaitu satu kelas sebagai kelas eksperimen (kelas yang menerapkan model pembelajaran berdasarkan masalah (PBM) yaitu kelas X dan satu kelas lagi sebagai kelas 167

kontrol (kelas yang menerapkan model pembelajaran konvensional) yaitu kelas X 1. Desain penelitian yang dipergunakan adalah two group pretestposttest desaign. Desain penelitian dapat lebih jelas dilihat pada Tabel. Tabel. Control Group Pretest- Posttest Design (Arikunto, 009: 86) Kelas Pretes Perlakuan Postes Eksperimen T 1 X 1 T Kontrol T 1 X T Keterangan: T 1 = Pretes kelas eksperimen dan kelas kontrol T = Postes pada kelas eksperimen dan kelas kontrol X 1 = Pembelajaran menggunakan model pembelajaran berdasarkan masalah pada kelas eksperimen X = Pembelajaran menggunakan model pembelajaran konvensional pada kelas kontrol Data yang diperoleh diuji normalitasnya untuk mengetahui data kedua sampel berdistribusi normal digunakan uji Liliefors. Kemudian dilakukan uji homogenitas untuk mengetahui apakah kedua sampel berasal dari populasi yang homogen digunakan uji kesamaan varians, dengan rumus: S1 F hitung S Dimana: S 1 = varians terbesar; S = varians terkecil. Jika F hitung > F tabel, maka dapat diambil kesimpulan bahwa kedua sampel tidak mempunyai varians yang homogen dengan α = 0,10 (α adalah taraf nyata untuk pengujian). Pengujian hipotesis digunakan uji t dengan rumus: x1 x t 1 1 S n n 1 dengan standar deviasi gabungan: n1 1 S 1 n 1 S S n1 n Dimana: t = distribusi t x 1 = Nilai rata-rata kelompok eksperimen x = Nilai rata-rata kelompok kontrol n 1 = Ukuran kelompok eksperimen n = Ukuran kelompok kontrol S 1 = Varians kelompok eksperimen S = Varian kelompok kontrol Kriteria pengujian adalah: terima H o jika t t 1-α dimana t 1-α didapat dari daftar distribusi t dengan peluang (1-α) dan dk = n 1 + n dan α = 0,05. Untuk harga t lainnya H o ditolak. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Penerapan model (problem based learning (PBL)) merupakan suatu konsep pembelajaran yang membantu guru menciptakan lingkungan pembelajaran yang dimulai dengan masalah yang penting dan relevan (bersangkut paut) bagi siswa, dan memungkinkan siswa memperoleh pengalaman belajar yang lebih realistik (nyata). Dengan menggunakan model siswa diharapkan dapat mengemukakan seluruh pengetahuannya mengenai sesuatu masalah fisika dalam suatu kelompok kerja. 168

Berdasarkan pengamatan aktivitas, terjadi peningkatan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dari pertemuan pertama sampai ketiga kelas eksperimen. Rata-rata nilai keseluruhan sebesar 70,00 (kategori aktif). Aktivitas untuk tiap kategori yaitu: 1 siswa mendapat kategori aktif, 15 siswa kategori cukup aktif aktif. Hal ini menunjukkan bahwa model dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Hasil penelitian yang penulis peroleh adalah nilai rata-rata pretes kelas eksperimen sebesar 3,08 dan nilai rata-rata pretes kelas kontrol sebesar 31,08. Berdasarkan hasil pretes yang diperoleh, selanjutnya diberikan perlakuan yang berbeda dimana pada kelas eksperimen diberikan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran berdasarkan masalah dan pada kelas kontrol diberikan pembelajaran konvensional. Rata-rata postes untuk tiap kelas setelah diberi perlakuan yaitu untuk kelas eksperimen sebesar 7,08 dan rata-rata postes kelas kontrol sebesar 63,65. Hasil ini menunjukkan adanya perbedaan antara nilai postes kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. sehingga dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan ada pengaruh model pembelajaran Berdasarkan Masalah terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok Listrik Dinamis. Berdasarkan hasil uji coba normalitas dengan uji Lilliefors data pretes menunjukkan bahwa L hitung < L- tabel dengan α = 0,05 dapat diartikan data berdistribusi normal. Kelas eksperimen memiliki L hitung (0,170) < L tabel (0,1477). Kelas kontrol memiliki L hitung (0,138) < L tabel (0,1457) sehingga dapat diartikan bahwa data hasil pretes berdistribusi normal. Uji Lilliefors data postes menunjukkan bahwa L hitung < L tabel yaitu 0,145 < 0,1477 untuk kelas eksperimen dan 0,134 < 0,1457 untuk kelas kontrol dengan α = 0,05 sehingga dapat diartikan bahwa data hasil pretes berdistribusi normal. Uji homogenitas menggunakan uji F untuk data pretes menunjukkan bahwa F hitung < F tabel yaitu 1,64 < 1,75 dengan α = 0,10, maka diartikan bahwa data pretes homogen. Uji F untuk data postes menunjukkan bahwa F hitung < F- tabel yaitu 1,1 < 1,75 dengan α = 0,10 maka diartikan bahwa data pretes homogen. Uji hipotesis menggunakan uji t, dimaksudkan untuk melihat perbedaan hasil belajar karena pengaruh penerapan model terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok Listrik Dinamis. Syarat dilakukannya uji t adalah data harus berdistribusi normal dan harus berasal dari populasi yang homogen. Melihat kedua syarat telah dipenuhi, berikut penyajian pengujian hipotesis dengan uji t (satu pihak) dengan α = 0,05 dari data postes. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh t hitung > t tabel (4.173 > 1,669), sehingga dapat disimpulkan bahwa Ada perbedaan hasil belajar akibat pengaruh model terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok Listrik Dinamis di kelas X semester II SMA Negeri 8 Medan T. P. 01/013. Pembahasan Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh penggunaan model pembelajaran berdasarkan 169

masalah terhadap hasil belajar fisika siswa pada materi pokok Listrik Dinamis di Kelas X Semester II SMA Negeri 8 Medan. Hal ini diperkuat dengan perolehan nilai rata-rata postes siswa di kelas eksperimen lebih besar dibanding dengan kelas kelas kontrol. Berdasarkan uji hipotesis dengan menggunakan uji t diperoleh nilai t hitung lebih besar dari pada t tabel, artinya ada pengaruh karena penerapan model pembelajaran berbasis masalah. Ditinjau dengan aktivitas siswa pada kelas eksperimen terjadi peningkatan aktivitas dari pertemuan pertama hingga pertemuan ketiga yaitu persentase aktivitas dari pertemuan I, II dan III secara berturut-turu sebesar 5,64%; 77,36%; dan 80,00 %. Aktifitas belajar siswa selama mengikuti pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran berdasarkan masalah pada materi pokok Listrik Dinamis diperoleh nilai rata-rata keseluruhan aktivitas belajar siswa adalah 70,00 sehingga dapat disimpulkan bahwa siswa termasuk katergori yang aktif. Peningkatan aktivitas ini terjadi dikarenakan model mengarahkan siswa untuk lebih aktif, kreatif dan berfikir kritis sehingga siswa lebih termotivasi untuk memahami materi yang disampaikan. Dengan meningkatnya aktivitas belajar siswa sangat mempengaruhi peningkatan hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran berdasarkan masalah lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar siswa dengan model konvensional. Peningkatan hasil belajar menggunakan model pembelajaran berdasarkan masalah lebih baik dikarenakan model pembelajaran ini memiliki beberapa kelebihan, yaitu: 1) siswa belajar untuk memperoleh pengetahuan dan melatih kemampuan intelektual mereka; ) merangsang keingin-tahuan dan memotivasi kemampuan siswa; 3) siswa didorong untuk belajar sendiri, belajar aktif melalui konsep-konsep, prinsip-prinsip; 4) mengajarkan siswa untuk memahami isi dan proses dalam waktu yang bersamaan; 5) siswa belajar menyelesaikan masalah, mengevaluasi solusi, dan berfikir logis, hal ini dapat dilihat pada saat siswa bekerja bersama kelompok mengemukakan hipotesis mereka dan pada saat siswa bertanya kepada guru serta pada saat siswa mengemukakan pendapat atau mengemukakan apa yang telah mereka dapat dalam proses pembelajaran tersebut; 6) siswa juga dituntut belajar sambil berbuat sehingga siswa lebih mengingat apa yang telah mereka pelajari. Namun di samping kelebihan tersebut, model pembelajaran berdasarkan masalah juga memiliki kelemahan yang menyebabkan hasil pencapaian hasil belajar belum maksimal dan peningkatan hasil belajar masih tergolong rendah, kelemahan tersebut antara lain: 1) terlihat pada saat siswa dituntut berfikir kritis dan logis yaitu pada saat pengumpul data yang relevan, ada beberapa siswa yang lebih memilih duduk diam dan menunggu hasil yang diperoleh oleh temannya daripada bergabung membantu temannya untuk memperoleh data tersebut, ) meskipun peneliti telah berusaha semaksimal mungkin untuk mengatur alokasi waktu sesuai dengan perencanaan akan tetapi tetap terjadi kekurangan alokasi waktu karena pada tahap penyelidikan dan dan tahap penyajian hasil memerlukan 170

waktu yang cukup banyak untuk mencapai hasil yang maksimal, 3) kurangnya pengalaman peneliti dalam mengelola kelas sehingga kondisi siswa yang ribut menyebabkan proses penelitian menjadi kurang efisien. KESIMPULAN Setelah dilakukan tabulasi, perhitungan dan pengujian hipotesis diperoleh beberapa kesimpulan antara lain: 1. Hasil belajar siswa kelas X semester II SMA Negeri 8 Medan T.P. 01/013 dengan menggunakan model pembelajaran berdasarkan masalah pada materi pokok Listrik Dinamis termasuk kategori baik dengan perolehan nilai rata-rata 7,08 dan mencapai standart KKM.. Hasil belajar siswa kelas X semester II SMA Negeri 8 Medan T.P. 01/013 dengan menggunakan model pembelajaran konvensional pada materi pokok Listrik Dinamis tidak lebih baik dari hasil belajar siswa di kelas eksperimen dimana nilai rataratanya sebesar 63,65 dengan kategori cukup. 3. Aktifitas belajar siswa selama mengikuti pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Berdasarkan Masalah pada materi pokok Listrik Dinamis di kelas X SMA Negeri 8 Medan T.P. 01/013 diperoleh nilai rata-rata keseluruhan aktivitas belajar siswa adalah 70,00 sehingga dapat disimpulkan bahwa siswa termasuk katergori yang aktif. 4. Berdasarkan hasil uji t menunjukkan bahwa ada pengaruh model pembelajaran Berdasarkan Masalah terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok Listrik Dinamis di kelas X semester II SMA Negeri 8 Medan T.P 01/013. SARAN Berdasarkan hasil dan kesimpulan dalam penelitian ini, maka peneliti mempunyai beberapa saran: 1. Bagi mahasiswa calon guru yang ingin melakukan penelitian dengan menggunakan model pembelajaran berdasarkan masalah sebaiknya lebih memahami dengan jelas masalah apa yang hendak diberikan kepada siswa sehingga siswa lebih aktif dan semangat dalam belajar.. Kepada peneliti selanjutnya yang ingin meneliti tentang model lebih lanjut, disarankan untuk lebih memperhatikan efisiensi waktu pada tahap mengembangkan dan menyajikan hasil karya, karena pada tahap ini hampir semua siswa ingin menampilkan hasil diskusi mereka. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S., (009), Prosedur Penelitian, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta. Nurhayati, (009), Peranan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Kemampuan Memecahkan Masalah Fisika Pada Siswa SMA Negeri 1 Anggeraja Kabupaten Enrekang, Jurnal JSPF Vol. 9 Jurusan Fisika Universitas Negeri Makassar. 171

Sitanggang, N., (01), Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah terhadap Hasil Siswa pada Materi Kesetimbangan Benda Tegar Kelas XI MAN 1 Medan T.P 011/01, Skripsi FMIPA UNIMED Medan. 17