1 RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt) BERDASARKAN VARIASI VARIETAS DAN PEMUPUKAN PHONSKA Hendrik Wakiden 1), Wawan Pembengo 2), Zainudin Antuli 3) **) ABSTRAK HENDRIK WAKIDEN. NIM. 613411117. Respon Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Jagung Manis (Zea May Ssaccharata Sturt) Berdasarkan Variasi Varietas Dan Pemupukan Phonska. Dibimbing oleh Wawan Pembengo dan Zainudin Antuli. Tujuan dari penelitian ini yakni mengetahui pengaruh variasi varietas, pemupukan dan interaksi terhadap pertumbuhan dan hasil jagung manis. Penelitian ini dilakukan di desa Marisa Utara Kecamatan Marisa Kabupaten Pohuwato. Waktu penelitian dimulai pada Bulan April sampai dengan Bulan Juli 2013. Penelitian ini menggunakan metode rancangan acak kelompok (RAK) faktorial dimana faktor pertama adalah varietas dan faktor kedua adalah pemupukan phonska. Faktor pertama Varietas terdiri atas 2 taraf perlakuan yakni Pertiwi Talenta dan Bonanza. Faktor kedua pemupukan phonska terdiri atas 4 taraf perlakuan yakni tanpa pupuk, 100 kg per ha, 200 kg per ha dan 300 kg per ha. Setiap perlakuan diulang 3 kali sehingga terdapat 24 unit percobaan. Hasil penelitian ini yaitu Varietas Bonanza berkontribusi pada peningkatan parameter tinggi tanaman 4 dan 5 MST dan jumlah daun 3 MST. Pemupukan 200 kg phonska kg/ha berkontribusi & efisiensi pada peningkatan tinggi tanaman 2, 4 dan 5 MST, jumlah daun 3 dan 4 MST, panjang tongkol sebesar 21,36 cm, berat tongkol 287,23 gram. Interaksi antara Varietas dan pemupukan phonska berkontribusi hanya pada peningkatan parameter tinggi tanaman 3 MST. Pada kombinasi Varietas Bonanza & 100 kg/ha Phonska ( V2P1 ) + ( V2P0 ). Kata Kunci : Varietas, pemupukan phonska, jagung manis PENDAHULUAN Tanaman jagung manis(zea may ssaccharata Sturt) merupakan salah satu komoditi pangan yang di budidayakan karena harga jagung manis di pasaran relatif lebih tinggi dari jagung biasa baik dipasar tradisional dan modern. Jagung manis merupakan salah satu jagung yang di golongkan berdasarkan sifat endospermanya, dimana endosperma jagung manis memiliki kadar gula (pati) yang lebih tinggi dan keriput pada saat kering (Setiawan, 2003). Jagung juga merupakan komoditi andalan Daerah Gorontalo. salah satu produk pangan pilihan para petani adalah jagung manis untuk dibudidayakan. Hal ini disebabkan harga jagung manis di pasaran relatif tinggi dari jagung biasa dan lebih disukai konsumen untuk dikonsumsi segar. Jagung manis siap dipanen ketika tanaman berumur antara 60 70 hari. Jagung manis tidak tahan lama dalam penyimpanan. Kurang lebih 48 jam setelah panen, sukrosa dalam biji akan berubah perlahan-lahan. Kekurangan unsur nitrogen selama pertumbuhan dapat menyebabkan tanaman menjadi kerdil, perakaran terbatas dan daun menjadi kuning. Setiawan (2003) menyatakan bahwa pada perlakuan pemupukan 100 kg N per ha, 100 kg P per ha, 100 kg K per ha telah meningkatkan panjang tongkol sebesar 16,50 cm dan lingkar tongkol sebesar 13,88 cm. Ayu (2003) menyatakan peningkatan dosis pupuk N sebesar 67,5 kg N per ha meningkatkan tinggi tanaman pada umur 10 dan 12 MST dan diameter batang pada 6 dan 8 MST. Rifin (1992) menyatakan bahwa jagung manis dengan pemupukan 180 kg N per ha memberikan pengaruh pada
peningkatan panjang tongkol terbesar sebesar 9,5 cm dibanding dengan aplikasi 90 kg N per ha. Tujuan dari penelitian ini yakni untuk Mengetahui pengaruh variasi varietas terhadap pertumbuhan dan hasil jagung manis.mengetahui pengaruh variasi pemupukan phonska terhadap pertumbuhan dan hasil jagung manis.mengetahui interaksi variasi varietas dan pemupukan phonska terhadap pertumbuhan dan hasil jagung manis. BAHAN DAN METODE Tempat Dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di desa Marisa Utara Kecamatan Marisa Kabupaten Pohuwato. Waktu penelitian dimulai pada Bulan April sampai dengan Bulan Juli 2013. Alat Dan Bahan Alat yang digunakan pada penelitian ini meteran, parang, sekop, sendok, bambu dan patok untuk pagar, kamera untuk dokumentasi, timbangan dan alat tulis menulis. Bahan yang digunakan pada penelitian ini benih jagung manis ( Sweet Corn) varietas Pertiwi Talenta, varietas Bonanza dan pupuk phonska. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode rancangan acak kelompok (RAK) faktorial dimana faktor pertama adalah variasi varietas jagung manis dan faktor kedua adalah pemupukan phonska. Faktor pertama yakni variasi varietas jagung manis terdiri atas 2 taraf yakni : V1 = Varietas Pertiwi Talenta V2 = Varietas Bonanza Faktor kedua yakni pemupukan phonska terdiri atas 4 taraf perlakuan yakni: P0 = kontrol (tanpa pemupukan) P1 = 100 kg per ha P2 = 200 kg per ha P3 = 300 kgper ha Jadi kombinasi perlakuan pada penelitian ini ada 8 dan setiap perlakuan diulang 3 kali sehingga terdapat 24 unit percobaan. Parameter Yang Diamati 1. Tinggi tanaman (cm) Pengamatan tinggi tanaman dilakukan dari pangkal tumbuh tanaman pada permukaan tanah yang sudah ditandai dengan menggunakan patok standar sampai pada ujung daun tertinggi. Pengukuran dimulai pada saat tanaman berumur 2, 3, 4, 5, dan 6 MST (minggu setelah tanam) sampai muncul bunga jantan, dengan interval waktu pengukuran 1 (satu) MST. 2. Jumlah daun (helai) Pengamatan atau penghitungan jumlah daun dilakukan pada daun yang telah membuka sempurna. Pengamatan dilakukan pada saat tanaman berumur 2, 3, 4, 5, dan 6 MST (minggu setelah tanam) sampai tanaman mengeluarkan bunga jantan, dengan interval waktu pengamatan 1 (satu) MST. 3. Panjang tongkol per tanaman (cm) Pengukuran panjang tongkol dilakukan setelah panen, yaitu setelah tongkol dipisahkan dari kelobotnya (dikelupas). Pengukuran dilakukan dari pangkal sampai ujung tongkol dengan menggunakan mistar. 4. Berat tongkol per tanaman (gr) 2
Berat tongkol per tanaman diamati saat panen, yaitu setelah tongkol dipisahkan dari kelobotnya (dikelupas). Prosedur Penelitian Penelitian ini terdiri dari beberapa kegiatan yaitu: 1. Pengaturan desain lay out/tata letak penelitian Pengaturan desain lay out/tata letak penelitian berupa pembuatan bedeng/plot yang sesuai dengan layout/tata letak penelitian. Pengolahan tanah dilakukan 2 kali. Jarak tanam disesuaikan dengan perlakuan. Ukuran bedeng sebesar 1 x 2 m, jarak antar bedeng/plot dalam satu blok/ulangan 100 cm, jarak antar blok/ulangan 150 cm. 2. Penanaman dan pemupukan tanaman jagung manis Penanaman dan pemupukan disesuaikan dengan perlakuan jarak tanam jagung manis. Penanaman dilakukan secara tugal yang disesuaikan dengan jarak tanam yang telah ditentukan, Pemupukan dilakukan satu kali yakni pada saat tanam, Lubang tanam dan lubang pupuk berjarak 10 cm. 3. Pengamatan dan pengukuran parameter Parameter vegetatif yang diamati berupa tinggi tanaman dan jumlah daun sedangkan parameter generatif berupa panjang tongkol dan berat basah tongkol per tanaman. 4. Pemeliharaan tanaman Pemeliharaan meliputi penyiangan, penyiaraman, pemberantasan hama dan penyakit. Penyiangan dilakukan pada saat gulma mulai tumbuh. Penyiraman dilakukan saat waktu tidak hujan. Pemberantasan hama dan penyakit dilakukan jika tanaman terserang hama dan penyakit. Analisis Data Data hasil penelitiaan ini dianalisis dengan menggunakan Analisis Of Variance (ANOVA). Selanjutnya untuk menguji hipotesis dilakukan dengan menggunakan Uji F. Jika F hitung berbeda nyata maka dilakukan Uji Lanjut BNT 5 %. 3
4 Tinggi Tanaman HASIL DAN PEMBAHASAN Parameter tinggi tanaman umumnya perlakuan variasi varietas berbeda nyata pada 4 dan 5 MST. pemupukan berbeda nyata pada 2, 4 dan 5 MST seperti yang disajikan pada Tabel 1 berikut. Tabel 1. Rekapitulasi rata-rata tinggi tanaman (cm) berdasarkan variasi varietas dan pemupukan phonska Varietas Tinggi tanaman (cm) 2 MST 4 MST 5 MST 6 MST Pertiwi Talenta tn 72,58 a 147,64 a tn Bonanza tn 87,05 b 160,55 b tn BNT - 6,9 7,7 - Pemupukan Kontrol 18,72 a 72,33 a 141,56 a tn 100 kg/ ha 20,22 a 78,82 a 158,95 b tn 200 kg/ha 21,90 b 86,85 b 162,05 b tn 300 kg/ha 22,48 b 81,25 b 153,83 b tn BNT5 % 2,2 9,8 10,9 - Tabel 2. Rata-rata tinggi tanaman 3 MST (cm) berdasarkan interaksi variasi varietas dan pemupukan phonska Pemupukan Phonska (kg per ha) BNT Varietas Tanpa pupuk 100 kg per ha 200 kg per ha 300 kg per ha Pertiwi Talenta 34,47 a 36,83 a 39,67 a 40,33 a 6,654 Bonanza 41,30 b 53,37 b 49,57 b 36,67 a Varietas Bonanza menunjukkan tinggi tanaman tertinggi dibandingkan dari taraf perlakuan lainnya. Tinggi tanaman nyata dipengaruhi oleh varietas dan interaksinya (varietas dan sistem tanam). Hosang et al. (2006) dalam Jafri (2006) menjelaskan, tinggi tanaman berkaitan erat dengan kerebahan batang, semakin tinggi suatu individu makin besar peluang individu tanaman tersebut mengalami kerebahan. Hal ini akan berpengaruh terhadap produktivitas tanaman terutama bila ditanam pada lokasi yang rentan terhadap kecepatan angin. pemupukan pada taraf perlakuan P 2 (200 kg per ha) menunjukkan tinggi tanaman tertinggi dibandingkan dari taraf perlakuan lainnya. Hal ini sesuai dengan Tuherkih dan Sipahutar
5 (2010) menyimpulkan bahwa rata-rata tinggi tanaman tertinggi diperoleh pada perlakuan kombinasi NPK tertinggi, hal ini menunjukan bahwa tanaman jagung sangat respon terhadap pemupukan terutama hara N. Jumlah Daun Parameter jumlah daun umumnya perlakuan variasi varietas berbeda nyata pada 3 MST. Tidak berbeda nyata hanya pada 2, 4, 5 dan 6 MST. pemupukan berbeda nyata hanya pada 3 dan 4 MST. Tidak berbeda nyata pada 2, 5 dan 6 MST seperti yang disajikan pada Tabel 2 berikut. Tabel 3. Rekapitulasi rata-rata jumlah daun (helai) berdasarkan variasi varietas dan pemupukan phonska Tinggi tanaman (cm) 2 MST 3 MST 4 MST 5 MST 6 MST Pertiwi Talenta tn 8,23 b tn tn tn Bonanza tn 8,79 a tn tn tn BNT - 0,53 - - - Kontrol tn 8,01 a 9,56 a tn tn 100 kg/ ha tn 8,98 b 10,56 b tn tn 200 kg/ha tn 9,00 b 11,11 b tn tn 300 kg/ha tn 8,00 a 9,86 ab tn tn BNT5 % - 0,8 0,87 - - Sutejo dan Kartasapoetra (1990) menyatakan bahwa untuk dapat tumbuh dengan baik tanaman membutuhkan hara N, P dan K yang merupakan unsur hara esensial di mana unsur hara ini sangat berperan dalam pertumbuhan tanaman secara umum pada fase vegetatif. Garcia et al. (2009) mengemukakan bahwa defisit kelembaban tanah sebagai indikator sedikit banyaknya kandungan air tanah yang berkontribusi pada tingkat stress atau cekaman terhadap tanaman. Huang et al. (2010) mengemukakan bahwa kombinasi pemupukan majemuk pada kisaran waktu yang panjang berkontribusi pada peningkatan produksi biomassa (daun, biji dan tongkol) tanaman jagung
4.1. Panjang Tongkol varietas dan pemupukan phonska tidak berbeda nyata pada parameter panjang tongkol seperti yang disajikan pada Tabel 4 berikut. Tabel 4. Rata-rata Panjang Tongkol (cm) berdasarkan variasi varietas dan pemupukan phonska V1 (Pertiwi Talenta) V2 (Bonanza) Panjang Tongkol (cm) tn BNT - P0 (kontrol) P1 (100 kg/ha) P2 (200 kg/ha) P3 (300 kg/ha) tn 19,88 a 20,60 b 21,36 b 21,49 c BNT5 % 0,4 6 Panjang tongkol merupakan komponen produksi yang penting untuk diketahui karena berkaitan langsung dengan kualitas dan kuantitas jagung manis. Pada umumnya konsumen menuntut agar jagung manis yang dibelinya panjang tongkol yang cukup dan seragam. Pada penelitian ini, selain faktor ketersediaan hara yang mempengaruhi tinggi tanaman diduga dipengaruh oleh lingkungan tumbuh tanaman jagung manis seperti sinar matahari dalam hal ini cahaya. Kondisi rumah kaca menyebabkan cahaya yang diterima oleh tanaman jagung manis tidak optimal sehingga mempengaruhi pertumbuhan tanaman jagung manis. Diketahui bahwa pertumbuhan, perkembangan dan produksi suatu tanaman ditentukan oleh dua faktor utama yaitu faktor genetik dan faktor lingkungan. Berat Tongkol Varietas dan pemupukan phonska tanaman jagung manis tidak berbeda nyata terhadap parameter berat tongkol dan perlakuan pemupukan pada pemupukan pemupukan phonska 200 kg/ha memberikan hasil tertinggi yaitu 287,233 gram seperti yang disajikan pada Tabel 5 berikut.
7 Tabel 5. Rata-rata berat tongkol (gr) berdasarkan variasi varietas dan pemupukan phonska Berat Tongkol (g) V1 (Pertiwi Talenta) V2 (Bonanza) BNT - P0 (kontrol) P1 (100 kg/ha) P2 (200 kg/ha) P3 (300 kg/ha) tn tn 257,850 a 278,333 b 287,233 b 294,583 c BNT5 % 9,38 pemupukan phonska P 2 (200 kg per ha) menghasilkan nilai tertinggi sebesar 198,27 g dibandingkan dengan perlakuan pemupukan phonska yang lain. Menurut Olson dan Sander (1988) dalam Sirappa dan Razak 2010, beberapa faktor yang mempengaruhi ketersediaan hara dalam tanah untuk dapat diserap tanaman antara lain adalah total pasokan hara, kelembaban tanah dan aerasi, suhu tanah, dan sifat fisik maupun kimia tanah. Selain pupuk, penggunaan varietas unggul dengan penerapan teknologi PTT mampu meningkatkan hasil jagung dan efisiensi input produksi (Suryana et al., 2008) dalam Sirappa dan Razak 2010. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Varietas Bonanza berkontribusi pada peningkatan parameter tinggi tanaman 4 MST sebesar 87,05 dan 5 MST sebesar 160,55 cm; jumlah daun 3 MST sebesar 8,79 helai. 2. Pemupukan 200 kg phonska kg/ha berkontribusi & efisiensi pada peningkatan tinggi tanaman pada 2, 4 dan 5 MST. Jumlah daun pada 3 dan 4 MST. Panjang tongkol sebesar 21,36 cm, dan berat tongkol 287,23 gram. 3. Interaksi varietas Bonanza dan Pemupukan 100 Kg/Ha berkontribusi pada tinggi tanaman 3 MST sebesar 53,37 cm 5.2. Saran Penelitian ini disarankan untuk ditindaklanjuti dengan penelitian selanjutnya menggunakan varietas yang tepat dan pemupukan phonska guna untuk peningkatan hasil tanaman jagung manis.
8 DAFTAR PUSTAKA Admaja, Genta. 2006. Evaluasi Adaptabilitas Tiga Genotipe Jagung Manis Di Dua Dataran Rendah. Skripsi. Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. Lokasi A. Rahmi dan Jumiati. 2003 Anonim. 2008. Tanaman Jagung Manis(Sweet Corn). Diakses di : www.usahawantani.com/.../tanaman-jagung-manis-sweet.corn. tanggal 4 April 2011. Pengaruh Konsentrasi dan Waktu Pemupukan POC Super ACI terhadap Pertumbuhan dan Hasil Jagung Manis. Fakultas Pertanian Universitas Tujuh Belas Agustus 1945 Samarinda. Ayu, F. Dyah. 2003. Pengaruh Dosis Pupuk Nitrogen dan Waktu Panen Terhada Produksi dan Kualitas Jagung Semi di Dataran Tinggi. Skripsi. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Dafid,Olfa. 2012. Varietas menentukan hasil produksi. Skripsi. Program Studi Hortikultura. Politeknik Negeri Lampung. Lampung. manis- Derna, H. 2007. Jagung Manis. Diakses di http://www.scribd.com/doc/38158723/jagung no4.pdf,. Emedinta, Ardyan. 2004. Pengaruh Taraf Pupuk Organik yang Diperkaya Terhadap Pertumbuhan Jagung Manis dan Sifat Kimia Tanah pada Latosol di Darmaga. Skripsi. Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. Fachrudin (2002) dalam Idham (2004), Respon berbagai populasi Tanaman jagung Manis (Zay Mays Saccharata Sturt) J. Agroland 17 (2) : 138-143, Agustus 2010 Garcia, Axel., Larry C Guerra., Gerrit Hoogenboom. 2009. Water use and water use efficiency of sweet corn under different weather conditions and soil moisture regimes. Agricultural Water Management. 96. 1369-1376. Harizamrry. 2007. Artikel Jagung Manis. Diakses di http://harizamrry.com/2007/ /Tanaman- Jagung-Manis-Sweet-Corn. Jafri. 2006. Tanggap Pertumbuhan Beberapa Varietas Jagung Terhadap Sistem Tanam Lurus dan Zigzag di Lahan Gambut Kalimantan Barat. Jurnal. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Barat. Pinus Lingga dan Marsono. 2004. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar swadaya: Jakarta Purwono, Hartono. 2008. Bertanam jangung Unggul. Jakarta. Penebar Swadaya. Rifin, A. 1992. Pengaruh Pemupukan N dan Pencabutan Malai Terhadap Empat Varietas Jagung Sayur (Baby Corn). Seminar Hasil Penelitian Tanaman Pangan. Bogor. Hal 5 8.
Rukmana, R. 2010. Jagung Budidaya, pascapanen, Penganekaragaman Panagan. semarang. CV Aneka Ilmu. Setiawan, Anggara. 2003. Pengaruh Dosis Pupuk dan Jarak Tanam Terhadap Populasi dan Mutu Benih Jagung Manis. Skripsi. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Sitorus, T. Sondan. 2004. Pengujian Pupuk Phonska pada Tanaman Jagung Hibrida Varietas Pioneer pada Inceptisol dari Cibugel Sumedang. Skripsi. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Sudarsana, N. K. 2000. Pengaruh Efektifitas Microorganisme-4 (EM-4) dan Kompos terhadap Produksi Jagung Manis (Zea mayssaccharata Sturt) Pada Tanah Entisol. Suprapto Dan Marzuki, 2005 Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Jagung (Zay Mays Saccharata Sturt) 9