BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia terdiri dari beraneka ragam suku (etnis) yang masing-masing suku tersebut memiliki nilai budaya yang dapat membedakan ciri satu dengan yang lainnya. Nilai budaya yang dimaksud adalah nilai budaya daerah yang dipandang sebagai suatu cara hidup dan dianut pada setiap kelompok masyarakat. Bahasa adalah alat komunikasi antara anggota masyarakat, berupa lambang bunyi suara yang di hasilkan oleh alat ucap manusia (Keraf,1984:16). Alat ucap manusia tersebut mampu untuk berbahasa ataupun menyampaikan sesuatu hal kepada orang lain. Manusia dapat melakukan komunikasi dengan melalui bahasa sebagai alat penyampaian maksud dari pembicara. Manusia mampu berbahasa dengan baik bila mendapat bimbingan atau pembelajaran sejak dini dengan demikian dapat terlihat kepribadian orang tersebut melalui bahasa yang ia sampaikan, karena dalam setiap golongan orang perseorangan ataupun kelompok akan memiliki pola tatakrama yang berbeda-beda. Perbedaan itu dapat dilihat dari etnis mana orang tersebut berasal. Suku Batak sendiri terdiri dari lima subsuku yaitu Batak Toba, Batak Karo, Batak Simalungun, Batak Angkola-Mandailing, Batak Pakpak/Dairi. Tiap subsuku mempunyai daerah dan dialek bahasa sendiri dalam menyampaikan 1
sesuatu hal kepada banyak orang. Dalam masyarakat Batak Toba bahasa dari etnis tersebut masih banyak digunakan dalam kehidupan sosial, dalam pendidikan di sekolah dasar, ataupun dalam instansi pemerintahan daerah. Selain itu bahasa Batak Toba juga dipergunakan saat melakukan kegiatan yang berbaur dengan adat dan religi (kepercayaan). Salah satunya bahasa Batak tersebut dipergunakan saat melakukan upacara pernikahan. Dalam upacara pernikahan bahasa yang dipergunakan bukanlah bahasa sehari-hari saat bersama dengan sanak keluarga, tetapi bahasa yang berhubungan dengan ritual. Bahasa dalam pemberkatan tersebut merupakan bahasa yang mempersatukan pengantin wanita dan pria. Adapun bahasa yang di pergunakan pada upacara pemberkatan tidak pernah lepas dari pokok permasalahan yaitu tentang pernikahan. Saat pendeta menikahkan kedua mempelai maka akan ada tuturan antara pengantin, biasanya isi dari pembicaraan tersebut merupakan janji dan nasehat kepada pengantin. Biasanya orang yang akan menikah akan ditanya, apakah mempelai wanita bersedia menikah dengan mempelai pria dalam keadaan suka dan duka. Begitu juga kebalikannya. Dengan begitu akan diketahui bahwa mereka benar-benar ingin membina rumah tangga. Untuk mengetahui lebih banyak lagi maka penulis mencoba untuk membahas kajian ini, sehingga akan mendapatkan hasil yang dapat memuaskan. 2
1.2 Rumusan Masalah Setiap proposal mempunyai masalah pokok yang akan di kaji. Masalah tersebut dapat kita artikan sebagai suatu hambatan dalam mencapai tujuan, Nugroho dalam Tardas (2004:3) menyatakan bahwa bentuk perumusan masalah biasanya berupa kalimat pertanyaan yang kiat menarik atau menggugah perhatian. Perumusan masalah sebenarnya merupakan batasanbatasan dari ruang lingkup topik yang diteliti. Sesuai dengan judul proposal di atas maka yang menjadi rumusan masalah penelitian ini adalah: 1. Tindak tutur apa saja yang ditemukan pada tuturan upacara pemberkatan Batak Toba? 2. Apa fungsi tindak tutur pada tuturan upacara pemberkatan Batak Toba? 3. Bentuk-bentuk prinsip kerjasama apa saja yang ditemukan dalam tindak tutur pada tuturan upacara pemberkatan Batak Toba. 1.3 Tujuan Penelitian Setiap manusia bila melakukan penelitian pasti memiliki tujuan. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh gambaran secara utuh dan menyeluruh. Menurut Arikunto (1996:52) tujuan penelitian adalah rumusan 3
kalimat yang menunjukkan adanya sesuatu hal yang diperoleh setelah melakukan penelitian. Apabila rumusan masalah dalam penelitian digunakan dalam kalimat pertanyaan, maka tujuan penelitian juga dirumuskan dalam kalimat pernyataan, dan hal tersebut merupakan jawaban dari rumusan masalah. Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah 1. Untuk mengetahui tindak tutur pada tuturan upacara pemberkatan Batak Toba 2. Untuk mengetahui fungsi dari tindak tutur pada tuturan upacara pemberkatan Batak Toba. 3. Untuk mengetahui bentuk-bentuk prinsip kerjasaman dalam tindak tutur pada tuturan upacara pemberkatan Batak Toba. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian yang dilakukan memiliki kegunaan yang sangat banyak. Manfaat didapat setelah melakukan penelitian. Adapun yang menjadi manfaat penelitian ini adalah 1. Agar dapat dijadikan sebagai sumber penelitian bagi ilmu yang lainnya. 2. Menyukseskan program pelestarian sastra daerah sebagai bagian dari kebudayaan nasional. 4
3. Sebagai sumbangan ilmu yang diharapkan dapat mengembangkan penelitian Sastra Daerah di Fakultas Sastra, Jurusan Bahasa dan Sastra Daerah. 4. Bagi masyarakat umum, sebagai bahan informasi untuk menambah wawasan mengenai sastra daerah di Nusantara, khususnya tentang kebudayaan Batak Toba. 1.5 Anggapan Dasar Menurut Surakhmad (1994:37) anggapan dasar adalah asumsi atau postulat yang menjadi tumpuan segala pandangan, dan kegiatan terhadap masalah yang dihadapi. Postulat ini yang menjadi titik pangkal, titik mana yang tidak lagi menjadi karagu-raguan penyelidik. Berdasarkan judul, masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian, maka penulis mengemukakan anggapan dasar yakni masyarakat Batak Toba mempunyai bahasa dalam melaksanakan pemberkatan perkawinan. 5