BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Di bagian Selatan dari kota Yogyakarta, Parangtritis, merupakan suatu kawasan yang sedang dalam proses tahap pengembangan. Parangtritis memiliki karakteristik yang jauh berbeda dengan kekayaan wisata lainnya yang ada di DIY. Laut, ombak, pantai, bukit pasir, panorama senja, matahari terbenam di cakrawala Barat, dan aset spiritual-religius serta kegiatan yang bercorak kebudayaan, merupakan potensi-potensi yang menjanjikan untuk dapat dinikmati. Selama ini pasar wisatawan pantai Parangtritis masih didominasi oleh wisatawan nusantara. Hal ini dapat dilihat dari jumlah wisatawan nusantara, yang besarnya sekitar dua ratus kali wisatawan mancanegara pada tiap tahunnya. Di dalam buku Statistik Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 1997 yang ditertibkan Kanwil Parpostel, Prop. DIY, disebutkan bahwa jumlah kunjungan wisatawan ke Pantai Parangtritis mengalami lonjakan yang cukup berarti hanya antara tahun 1993 sampai 1995 yaitu sekitar 11% per tahunnya. Jumlah kunjungan wisatawan ke pantai Parangtritis tahun 1993 sebesar 1.196.158 orang dan tahun 1994 sebesar 1.296.965 orang, mengalami kenaikkan pada tahun 1995 sebesar 1.470.029 orang. Jumlah pengunjung Pantai Parangtritis sempat mengalami 1
penurunan pada tahun 1996 sebesar 1.289.583 orang atau sekitar 9%, namun kemudian mengalami kenaiakan yang tidak terlalu tajam pada tahun 1997 sebesar 1.299.357 orang. Perkembangan jumlah wisatawan yang fluktuatif serta pasar wisata yang didominasi wisatawan nusantara, memberikan gambaran bahwa masih banyak hal yang perlu diolah dan diperbaiki. Perkembangan kegiatan pariwisata di pantai Parangtritis selama ini telah mendorong berkembangnya kegiatan ekonomi, sosial, dan budaya, yang sering kali muncul secara bersamaan. Hal ini dapat terjadi dikarenakan oleh kondisi pertumbuhan pariwisata di Parangtritis yang selama ini menyatu dengan struktur kehidupan masyarakat sekitar, baik secara keruangan maupun pola hidup masyarakatnya. Gambar 1.1. Kondisi Sirkulasi Existing di Pantai Parangtritis. Sumber : Dokumentasi Penulis 2
Gambar 1.2. Fasilitas Umum di Atas Lahan Pasir Sumber : Dokumentasi Penulis Gambar 1.3. Saluran Air Kotor Pada Aliran Sungai Sumber : Dokumentasi Penulis 3
Gambar 1.4. Suasana di Pinggir Pantai. Sumber : Dokumentasi Penulis Melihat gambaran nyata di atas, maka perlu adanya suatu perencanaan penataan kawasan yang mengacu pada arsitektur hijau sebagai acuan desain terhadap lahan pesisir pantai, agar lahan pantai terjaga kelestariannya dan murni untuk mewadahi aktifitas wisatawan bukan mewadahi penyediaan jasa pariwisata, sehingga keaslian pantai Parangtritis tetap dapat terjaga. Dengan kondisi alam seperti ini, maka dapat diperoleh manfaat dari penataan kawasan pantai Parangtritis ini selain untuk meningkatkan minat para wisatawan untuk berkunjung, juga dengan pertimbangakan beberapa hal seperti, citra Parangtritis selama ini merupakan bagian dari poros merapi-keraton-laut selatan serta kekayaan gumuk pasir yang selama ini sudah terkenal, keseimbangan antara keaslian kawasan dengan penambahan fasilitas baru, 4
memberikan alternatif penawaran dengan pengalaman yang berbeda, serta juga tak lupa dengan mempertimbangkan kelestarian lingkungannya. 1.2. PERUMUSAN MASALAH Bagaimana menata suatu kawasan wisata pantai di Parangtritis yang dapat meningkatkan peran dari sarana dan prasarana pendukung lainnya serta segala aktivitas wisata pantai yang bernuansa budaya dan natural, sehingga dapat menarik perhatian para wisatawan domestik dan wisatawan mancanegara dengan penekanan pada arsitektur hijau sebagai acuan desain. 1.3. TUJUAN PEMBAHASAN Merancang suatu penataan kawasan wisata pantai di Parangtritis, sebagai wisata pantai yang bernuansa budaya dan natural yang mengacu pada Arsitektur Hijau sebagai acuan desain. sesuai dengan kesadaran manusia akan lingkungan serta berlandaskan pada nilai kepedulian terhadap konservasi lingkungan global alami. 1.4. SASARAN PEMBAHASAN Melakukan studi tentang penataan kawasan wisata pantai. Melakukan studi tentang citra kawasan. Melakukan studi tentang Arsitektur Hijau. Melakukan studi tentang obyek wisata di Parangtritis. 5
1.5. LINGKUP PEMBAHASAN Kawasan wisata pantai di Parangtritis dibatasi ± 600 m pada kawasan di pinggir pantai Prangtritis. Parangtritis dibatasi pada lokasi perbukitan, lahan pasir dan pantai. Arsitektur Hijau dibatasi pada prinsip respect terhadap lokasi, memelihara energi, bekerjasama dengan iklim, dan respect terhadap pengguna. Fasilitas wisata dibatasi pada lahan pasir, tempat penjualan souvenir, dan penginapan. 1.6. METODE Metode studi yang dilakukan adalah dengan cara sebagai berikut : 1.6.1. Metode Mencari Data Studi pustaka : mempelajari buku-buku yang berhubungan dengan penataan kawasan pantai, mempelajari standar yang ditentukan, serta mempelajari dasar-dasar arsitektur hijau yang dapat diterapkan pada kawasan pantai. Studi banding : melihat langsung ataupun melalui media-media informasi yang membahas mengenai penataan kawasan pantai. 1.6.2. Metode Analisis Data Kualitatif, yaitu metode yang telah diperoleh kemudian diungkapkan dalam bentuk tulisan. Kuantitatif, yaitu metode yang telah diperoleh diungkapkan dengan menggunakan angka-angka statistik. 6
1.6.3. Metode Perancangan Dengan melihat potensi yang ada pada kawasan pantai guna dilakukan penataan kembali, agar menciptakan suatu kawasan wisata pantai yang bernuansa budaya dan natural yang menggunakan prinsip dasar arsitektur hijau sebagai acuan desainnya. 1.7. SISTEMATIKA PENULISAN Agar mudah dipahami maka tulisan ini disusun secara sistematis menjadi 5 bab. BAB I : PENDAHULUAN Berisikan gambaran umum yang meliputi latar belakang, perumusan masalah, tujuan pembahasan, sasaran pembahasan, lingkup pembahasan, metode pengumpulan data, serta sisitematika penulisan. BAB II : TINJAUAN KAWASAN WISATA PANTAI DI PARANGTRITIS DAN TINJAUAN TEORI WISATA PANTAI Menguraikan tinjauan mengenai kawasan wisata pantai di Parangtritis, serta tinjauan singkat mengenai teori wisata pantai, jenis wisata, kriteria, dan batasan wisata. BAB III : TINJAUAN ARSITEKTUR HIJAU Menguraikan tinjauan mengenai arsitektur hijau. Dalam bab ini akan diuraikan tentang teori arsitektur hijau. 7
BAB IV :ANALISA PENDEKATAN PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Berisi tentang analisa dan pendekatan konsep perencanaan dan perancangan untuk memecahkan masalah. BAB V : KONSEP PERANCANGAN Sebagai bab terakhir akan memaparkan konsep dasar perancangan sebagai kerangka acuan transformasi desain. 8