BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha mentransformasikan ilmu, pengetahuan, ide,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan suatu negara. Tanpa pendidikan suatu negara akan tertinggal jauh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu indikator utama pembangunan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan prestasi manusia melalui pembelajaran disekolah. yang bermanfaat untuk menjalankan kehidupan yang lebih baik.

BAB I PENDAHULUAN. Seperti halnya yang tercantum pada Undang-undang No. 20 Tahun Sejalan dengan pernyataan di atas, Munib (Daryanto, 2004: 34)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi tersebut diperlukan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan bangsa Indonesia untuk menciptakan manusia yang berilmu, cerdas dan terampil di lingkungan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. potensi intelektual dan sikap yang dimilikinya, sehingga tujuan utama

BAB I PENDAHULUAN. ini berarti bahwa pembangunan itu tidak hanya mengejar lahiriah seperti

BAB I PENDAHULUAN. emosional, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta. keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Wilayah Indonesia yang sangat luas mengakibatkan adanya perbedaan

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa yang maju adalah bangsa yang mampu menunjukan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi ini, siswa dituntut dapat berfikir kritis, kreatif dan dapat. memecahkan suatu masalah agar dapat bersaing.

BAB I PENDAHULUAN. aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

I. PENDAHULUAN. timbul pada diri manusia. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu usaha untuk mencerdaskan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu proses pertumbuhan dan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas guru melalui penataran-penataran atau melanjutkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sekolah memiliki peranan penting dalam meningkatkan sumber

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya,

I. PENDAHULUAN. Pada bab pendahuluan ini akan dibahas beberapa hal mengenai gambaran umum

BAB I PENDAHULUAN. merupakan integrasi dari berbagai cabang Ilmu Sosial. Supardi (2011: 183)

BAB I PENDAHULUAN. yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan

I. PENDAHULUAN. dan berlangsung sepanjang hayat. Menurut UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. siswa untuk memahami nilai-nilai warga negara yang baik. Sehingga siswa

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aspek penting yang menjadi salah satu prioritas utama

BAB I PENDAHULUAN. potensi siswa dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berkualitas. Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah pembelajaran, pengetahuan, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN. dengan kehidupan masyarakat dan cenderung pada pendidikan afektif. Sedangkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan sesuatu yang paling penting dalam kehidupan kita. Seorang guru dalam pendidikan memegang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. evaluasi. Kesemua unsur-unsur pembelajaran tersebut sangat mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Pendidikan dapat menjadikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu hal yang harus dipenuhi dalam upaya meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan upaya yang dapat mempercepat pengembangan

berbahasa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di SD diarahkan untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam berkomunikasi secara lisan maupun tulisan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. lebih besar, karena kedudukannya sebagai orang yang lebih dewasa, lebih

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang RI No.20 tahun 2003 pasal 3. (2005:56) tentang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang diberikan mulai dari tingkat sekolah dasar. Pendidikan Ilmu

I. PENDAHULUAN. positif dan negatif pada suatu negara. Orang-orang dari berbagai negara

I. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu kebutuhan yang penting bagi setiap bangsa.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. kegunaan penelitian. Pembahasan secara rinci masing-masing kajian tersebut

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keahlian dimana program keahlian yang dilaksanakan di SMK disesuaikan dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang tidak bisa hilang selama kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. berpengaruh dalam kemajuan suatu bangsa. Pendidikan juga awal dari. terbentuknya karakter bangsa. Salah satu karakteristik bangsa yang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pendidikan nasional yang ingin dicapai telah ditetapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan investasi yang paling utama bagi setiap bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses panjang dan berkelanjutan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Nasional bertujuan: Untuk mengembangkan potensi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu kegiatan yang kompleks, berdimensi luas, dan

BAB I PENDAHULUAN. menjadikan manusia memiliki kualitas yang lebih baik. Dari tidak tahu menjadi

BAB I PENDAHULUAN. bahwa pendidikan mempunyai tujuan untuk membentuk manusia yang maju.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengertian pendidikan menurut Undang-undang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan di dalam

BAB I PENDAHULUAN. nasional, pasal 1 ayat (1) dikemukakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. pendidikannya, karena kualitas pendidikan merupakan. tingkat kesejahteraan masyarakat pada suatu negara. Melalui pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bidang kehidupan diantaranya adalah di bidang pendidikan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi yang diharapkan. Karena hal itu merupakan cerminan dari kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya. Pendidikan dapat dikatakan sebagai suatu proses

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab terhadap pembentukan sumber daya manusia yang unggul. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 1 ayat 1).

UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS III SDN CAWANG 07 PAGI JAKARTA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. menyeluruh. Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan menurut Undang-undang Sisdiknas No.20 Tahun 2003 adalah

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara

I. PENDAHULUAN. karena pembelajarannya mengandung unsur-unsur ilmiah yang menekankan

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyrakat, bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pendidikan bangsa, mulai dari pembangunan gedung-gedung,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui (learning to know), belajar berbuat (learning to do), belajar

BAB I PENDAHULUAN. spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. perundang-undangan di Indonesia juga sudah tercantum dalam pembukaan. kehidupan berbangsa dan bernegara adalah dengan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Peran pemerintah dalam mencapai tujuan pendidikan Nasional adalah. diharapkan dapat memberikan perhatian secara langsung terhadap

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha mentransformasikan ilmu, pengetahuan, ide, gagasan, norma, hukum, dan nilai-nilai kepada orang lain dengan cara tertentu, baik secara formal, maupun nonformal dalam suatu sistem pendidikan nasional. Pendidikan bagian terpenting dalam kehidupan yang senantiasa harus mendapat perhatian untuk ditumbuhkembangkan agar benar-benar dirasakan dan dapat memberikan manfaat bagi proses pertumbuhan dan perkembangan generasi penerus bangsa. Tujuan pendidikan nasional sebagaimana termaktub dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yakni: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Keberhasilan penyelenggaraan pendidikan tentu berkaitan dengan proses pembelajaran. Keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran terutama ditentukan oleh proses pembelajaran dengan melakukan berbagai inovasi dan tersedianya sarana dan prasarana. Melalui berbagai perubahan dan tersedianya sarana dan prasarana yang dibutuhkan, tentu memberikan pengaruh kepada siswa terutama 1

2 memberikan dampak terhadap pengetahuan, pemahaman, keterampilan, nilai dan sikap, yang akhirnya akan tercipta keefektifan dalam proses belajar mengajar. Salah satu mata pelajaran yang diajarkan di Sekolah Dasar (SD) adalah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Mata pelajaran IPS memiliki kedudukan yang sama dengan mata pelajaran lain dalam lingkup program pendidikan. Hal ini ditegaskan dalam Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005, pasal 6 ayat (5) yang mengatakan bahwa semua kelompok mata pelajaran sama pentingnya dalam menentukan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan pada pendidikan dasar dan menengah. Mata pelajaran IPS dinyatakan sebagai salah satu mata pelajaran inti yang perlu diberikan kepada peserta didik untuk menunjang tercapainya fungsi dan tujuan umum pendidikan. Susanto (2013:137) mengemukakan bahwa mata pelajaran IPS adalah ilmu pengetahuan yang mengkaji berbagai disiplin ilmu sosial dan humaniora serta kegiatan dasar manusia yang dikemas secara ilmiah dalam rangka memberi wawasan dan pemahaman yang mendalam kepada peserta didik, khususnya di tingkat dasar dan menengah. Luasnya kajian IPS ini mencakup berbagai kehidupan sosial, ekonomi, psikologi, budaya, sejarah maupun politik, semuanya dipelajari dalam ilmu sosial ini. Siswa sebagai makhluk sosial saling berinteraksi dengan sesamanya dalam berbagai hal. Interaksi dilakukan untuk saling memenuhi kebutuhan masingmasing dan dapat hidup dengan nyaman. Agar interaksi berjalan dengan baik diperlukan keterampilan sosial. Keterampilan sosial memiliki peran penting dalam hidup seseorang. Keterampilan sosial cukup erat kaitannya dengan berbagai

3 kemampuan lainnya seperti menjalin kerjasama dalam kelompok, berinteraksi dengan sebayanya, bergabung dalam kelompok, menjalin pertemanan baru, menangani konflik, dan belajar bekerja sama. Siswa SD adalah individu yang tumbuh dan berkembang dengan ciri dan karateritik tertentu. Agung (2006:4) mengemukakan bahwa individu memiliki ciri dan sifat atau karakteristik bawaan (heredity) dan karakteristik diperoleh dari pengaruh lingkungan. Karakteristik bawaan merupakan karakteristik keturunan yang dimiliki sejak lahir, baik faktor biologis maupun faktor sosial. Agar perkembangan terjadi dengan baik maka perlu diberikan pendidikan yang baik. Keterampilan dasar IPS dapat di klasifikasikan ke dalam beberapa kategori. Namun secara umum dapat terbagi atas ; (1) Work-study, contohnya membaca, membuat,out-line, membaca peta dan menginterpretasikan grafik, (2) Grup Process skils; contohnya adalah berfikir kritis dan pemecahan masalah; serta (3) Social-living skills; contohnya adalah tanggung jawab, bekerjasama dengan orang lain, hidup dan bekerjasama dalam suatu kelompok. Dengan mengembangkan keterampilan sosial para siswa akan mampu menemukan dan mengembangkan sendiri fakta dan konsep serta menumbuhkan dan mengembangkan sikap dan nilai yang dituntut. Pembelajaran IPS yang diberikan kepada siswa SD diharapkan memperoleh pemahaman terhadap sejumlah konsep dan mengembangkan serta melatih sikap, nilai, moral dan keterampilan sosialnya berdasarkan konsep yang telah dimilikinya. Mata pelajaran IPS yang diberikan kepada siswa memberikan pengetahuan dan wawasan tentang konsep-konsep dasar ilmu sosial dan

4 humaniora, memiliki kepekaan dan kesadaran terhadap masalah sosial dilingkungannya, memiliki keterampilan sosial dan kemampuan memecahkan masalah-masalah sosial tersebut. Upaya untuk memberikan pemahaman dan pengembangan sejumlah konsep melalui pembelajaran IPS, terutama memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada siswa, khususnya keterampilan sosial, maka perlu dilakukan penyusunan dan pengembangan bahan ajar IPS berbasis keterampilan sosial. Pengembangan bahan ajar ini merupakan salah satu cara untuk meningkatkan keterampilan siswa. Seorang pendidik dituntut kreativitasnya untuk membuat bahan ajar yang menarik, inovatif, variatif dan sesuai dengan tingkat kebutuhan siswa. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan terhadap pelaksanaan pembelajaran di SD Negeri 027977 Binjai guru masih menggunakan bahan ajar konvensional, yaitu bahan ajar yang hanya berisi materi bacaan dan soal. Bahan ajar konvensional juga bersifat perkiraan artinya, materi yang disajikan di dalamnya belum tentu sesuai dengan pengalaman dan kebutuhan siswa. Mutu pembelajaran menjadi rendah ketika guru hanya menggunakan bahan ajar yang bersifat konvensional tanpa ada kreativitas untuk mengembangkan bahan ajar tersebut. Kualitas pembelajaran yang rendah juga berdampak kepada rendahnya pencapaian hasil belajar siswa khususnya pada mata pelajaran IPS. Dalam kegiatan pembelajaran IPS ada batasan ketercapaian hasil belajar minimal yang harus dicapai siswa disebut dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).

5 Berdasarkan Standar Pendidikan Nasional pelajaran IPS ketuntasan minimal 70. Nilai yang diperoleh siswa SD Negeri 027977 Binjai masih belum mencapai kepada KKM, hal ini dapat dilihat pada Tabel 1.1 sebagai berikut: Tabel 1.1 Hasil Belajar IPS Siswa SD Negeri 027977 Binjai Tahun Pelajaran Nilai Terendah Nilai Tertinggi Nilai Rata Rata 2013/2014 65,50 70,50 65,50 2014/2015 60,50 75,00 65,85 2015/2016 60,50 75,50 67,75 Sumber : Daftar Kumpulan Nilai Siswa SD Negeri 027977 Binjai Berdasarkan Tabel 1.1 di atas maka diketahui bahwa hasil belajar IPS siswa SD Negeri 027977 Binjai pada tahun pelajaran 2013/2014 sampai dengan 2015/2016 masih dalam kategori rendah, belum kompeten dan belum mencapai target kelulusan hasil belajar yang ditetapkan untuk pelajaran produktif yaitu 70. Kondisi ini menjadi perhatian, perlu kreativitas guru untuk lebih membimbing dan mengarahkan siswa agar mampu meningkatkan hasil belajarnya. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru SD Negeri 027977 Binjai tentang bahan ajar dapat dikemukakan bahwa salah satu masalah yang sering dihadapi oleh guru dalam kegiatan pembelajaran adalah memilih atau menentukan bahan ajar atau materi pembelajaran yang tepat dalam arti bahan ajar umum yang tersedia di sekolah belum memadukan isi materi dengan keterampilan sosial siswa. Kenyataan yang dihadapi bahwa dalam kurikulum atau silabus, materi bahan ajar hanya dituliskan secara garis besar dalam bentuk materi pokok. Berdasarkan analisis bahan ajar yang telah peneliti lakukan guru tidak

6 menjabarkan materi pokok tersebut menjadi bahan ajar yang lengkap, termasuk bahan ajar yang secara khusus untuk menumbuhkan keterampilan sosial siswa memang tidak ada. Jadi tidak ada bahan ajar yang secara khusus untuk mengintegrasikan nilai-nilai keterampilan diri siswa ketika pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas. Bahan ajar yang tersedia kurang mendukung terhadap peningkatan keterampilan sosial dan kurang menarik dimana hanya berisi materi bacaan dan soal tersebut membuat siswa kurang berminat dalam belajar IPS sehingga siswa kurang aktif dalam mengikuti kegiatan belajar terutama dalam melakukan diskusi dengan temannya, sehingga yang terjadi ialah rendahnya hasil belajar siswa. Proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru tidak menumbuhkan berinteraksi sosial yang baik di kalangan siswa sehingga proses pembelajaran tidak mencerminkan kualitas pembelajaran yang baik di dalam kelas. Peneliti mendapatkan informasi tersebut ketika melakukan observasi langsung kedalam kelas ketika proses pembelajaran sedang berlangsung. Hasil penelitian Süleyman (2012) tentang Materials Evaluation and Development: Syllabus, Setting and Learner Needs mengemukakan kesimpulan bahwa evaluasi dan pengembangan material atau bahan ajar, jelas bahwa harus mendapatkan keuntungan dari berbagai sumber daya, namun harus mempertimbangkan banyak dimensi evaluasi untuk mencapai tujuan akhir dari proses belajar-mengajar. Ini juga harus diingat bahwa evaluasi dan materi tidak akan memadai tanpa adanya pengembangan yang baik.

7 Hasil penelitian Durlak (2011) tentang The Impact of Enhancing Students Social and Emotional Learning mengemukakan kesimpulan bahwa program Social and Emotional Learning menghasilkan efek positif yang signifikan terhadap kompetensi dan kompetensi sosial-emosional yang ditargetkan tentang diri, orang lain, dan sekolah. Terjadi peningkatan penyesuaian perilaku siswa dalam bentuk perilaku prososial yang meningkat dan perilaku mengurangi dan menginternalisasi masalah, dan meningkatkan prestasi belajar siswa. Hasil penelitian Ogilvie (2012) tentang A Framework for teaching Social Skills mengemukakan kesimpulan bahwa pendidik sebagai instruktur keterampilan sosial utama sangat penting bagi keberhasilan siswa. Mengajar siswa dengan keterampilan sosial di lingkungan pendidikan umum memiliki beberapa implikasi penting. Profesional guru dalam mengajarkan keterampilan sosial dalam situasi inklusif dapat menjadi tantangan. Dengan menerapkan kerangka tiga tingkatan yaitu mencakup pengajaran keterampilan sosial, kolaborasi dan model prososial, guru di sekolah dapat meningkatkan keberhasilan belajar siswa. Hasil penelitian Simpson (2010) tentang Social Skills : Laying the Foundation for Success mengemukakan kesimpulan bahwa keterampilan sosial adalah keterampilan selama masa kanak-kanak sangat penting, sehingga guru dapat menggunakan berbagai pendekatan yang sesuai untuk memenuhi kebutuhan individu siswa. Merancang lingkungan kelas yang efektif, memanfaatkan momen yang dapat diajarkan, menerapkan pendekatan proaktif saat mengajarkan perilaku sosial dan memberikan pengajaran keterampilan sosial langsung kepada siswa.

8 Selanjutnya hasil penelitian Wahyuti (2015) mengemukakan kesimpulan bahwa keterampilan sosial suatu kemampuan secara cakap yang tampak dalam tindakan, mampu mencari, memilah dan mengelola informasi, mampu mempelajari hal-hal baru yang dapat memecahkan masalah sehari-hari, mampu memiliki keterampilan berkomunikasi baik lisan maupun tulisan, memahami, menghargai, dan mampu bekerjasama dengan orang lain yang majemuk, mampu mentranformasikan kemampuan akademik dan beradaptasi dengan perkembangan masyarakat. Maryani (2008:6) mengemukakan bahwa keterampilan sosial adalah suatu kemampuan secara cakap yang tampak dalam tindakan, mampu mencari, memilah dan mengelola informasi, mampu mempelajari hal-hal baru yang dapat memecahkan masalah sehari-hari, mampu memiliki keterampilan berkomunikasi baik lisan maupun tulisan, memahami, menghargai, dan mampu bekerjasama dengan orang lain yang majemuk, mampu mentranformasikan kemampuan akademik dan beradaptasi dengan perkembangan masyarakat. Salah satu sebab kurang menariknya bahan ajar untuk siswa SD adalah faktor kejenuhan dari bahan ajar yang digunakan. Oleh karena itu bahan ajar perlu mempunyai bentuk sajian yang ringan dan menarik bagi siswa sehingga membuat hasil belajar mereka dapat meningkat. Dalam upaya meningkatkan hasil belajar serta menumbuhkan sikap keterampilan sosial pada diri siswa, dibutuhkan inovasi dalam pembuatan bahan ajar tersebut. Bahan ajar yang akan dikembangkan termasuk kedalam media grafis. Media grafis itu sendiri merupakan suatu penyajian secara visual yang

9 menggunakan titik-titik, garis-garis, gambar-gambar, tulusan-tulisan, atau simbol visual yang lain dengan maksud untuk mengikhtisarkan, mengambarkan dan merangkum suatu ide, data atau kejadian (Daryanto, 2010 :19). Fungsi khusus digunakannya media grafis adalah untuk menarik perhatian, memperjelas ide, mengilustrasikan atau menghiasi fakta yang mungkin akan cepat dilupakan atau diabaikan bila tidak digrafiskan begitu juga materi pelajaran yang hanya disajikan berupa teks atau tulisan. Sehingga nantinya bahan ajar dirancang sedemikian rupa dengan mempertimbangkan beberapa aspek agar bahan ajar tersebut dapat disajikan pada saat proses pembelajaran seperti Valid, Efektif, Praktis Pengembangan perangkat pembelajaran yang valid, efektif dan praktis diharapkan mampu membantu tercapainya tujuan pendidikan seperti yang diharapkan. Menurut Nieveen (2007:26) all components should be consistently linked to each other (construct validity) semua komponen harus konsisten terkait satu sama lain (validitas konstruk). Jadi valid adalah kesesuaian antara materi pada perangkat yang dikembangkan dengan kebutuhan siswa. Kemudian adapun perangkat yang efektif menurutnya dapat dilihat dari peningkatan prestasi siswa setelah diberikan perangkat pembelajaran tersebut. Suatu perangkat pembelajaran dikatakan efektif menurut Nieveen (2007:26) menyatakan bahwa Using the intervention results in desired outcomes. Jadi keefektivan perangkat pembelajaran adalah penggunaan hasilhasil intervensi untuk memperoleh hasil yang diinginkan. Selain valid dan efektif media yang dikembangkan juga harus praktis, menurut Nieveen (2007:26) menyatakan bahwa characteristic of high-quality

10 interventions is that end-users (for instance the teachers and learners) consider the intervention to be usable and that it is easy for them to use the materials in a way that is largely compatible with the developers intentions. Dimana karakteristik intervensi berkualitas tinggi adalah bahwa pengguna akhir (misalnya guru dan peserta didik) mempertimbangkan intervensi untuk dapat digunakan dan bahwa itu adalah mudah bagi mereka untuk menggunakan bahan dengan cara yang sebagian besar kompatibel dengan pengembang. Dilanjutkan oleh Nieveen ketiga unsur di atas (valid, efektif, praktis) merupakan persyaratan yang harus dipenuhi agar media tersebut dapat dikatakan layak untuk digunakan. Bahan ajar yang layak dapat dipahami bahwa sebuah bahan ajar harus dapat dijadikan sebagai pengganti fungsi guru. Kalau guru memiliki fungsi menjelaskan sesuatu, maka bahan ajar harus mampu menjelaskan sesuatu dengan bahasa yang mudah diterima siswa sesuai dengan tingkat pengetahuan dan usianya. Untuk memberikan pengetahuan tentang keterampilan sosial kepada siswa salah satu cara yang tepat dilakukan adalah pengembangan bahan ajar berbasis keterampilan sosial. Berdasarkan uraian, pendapat, serta data Pre research di atas, maka penulis merasa penting untuk melakukan pengembangan bahan ajar IPS berbasis keterampilan social. Proses pengembangan yang akan dilaksanakan mengikuti prosedural penelitian yang terstruktur guna memperoleh kebermanfaatan yang ada. Melalui penelitian yang terstruktur, penulis mengangkat penelitian ini dengan memberi judul pengembangan bahan ajar IPS berbasis keterampilan sosial untuk kelas V SD Negeri 027977 Binjai.

11 1.2.Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Guru masih menggunakan bahan ajar konvensional, yaitu bahan ajar yang hanya berisi materi bacaan dan soal 2. Bahan ajar umum yang tersedia di sekolah belum memadukan isi materi dengan keterampilan sosial siswa. 3. Proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru tidak menumbuhkan interaksi sosial yang baik di kalangan siswa sehingga kurangnya kerjasama siswa dalam belajar. 4. Siswa kurang berminat dalam belajar IPS dikarenakan bahan ajar yang di gunakan kurang menarik sehingga hasil belajar siswa menjadi rendah. 5. Bahan ajar yang digunakan guru kurang mendukung terhadap peningkatan keterampilan sosial dan hasil belajar IPS siswa. 6. Tidak ada bahan ajar yang secara khusus untuk mengintegrasikan nilai-nilai keterampilan diri siswa ketika pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas. 7. Nilai rata-rata siswa belum mencapai target kelulusan hasil belajar yang ditetapkan untuk pelajaran produktif yaitu 70. 1.3. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dikemukakan di atas maka dikemukakan pembatasan masalah penelitian ini yaitu :

12 1. Guru masih menggunakan bahan ajar konvensional, yaitu bahan ajar yang hanya berisi materi bacaan dan soal 2. Bahan ajar umum yang tersedia di sekolah belum memadukan isi materi dengan keterampilan sosial siswa 3. Tidak ada bahan ajar yang secara khusus untuk mengintegrasikan nilai-nilai keterampilan diri siswa ketika pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas. 4. Nilai rata-rata siswa belum mencapai target kelulusan hasil belajar yang ditetapkan untuk pelajaran produktif yaitu 70. 1.4. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan permasalahan penelitian ini sebagai berikut : 1. Bagaimana Keefektifan bahan ajar IPS berbsis keterampilan Sosial yang dikembangkan pada pembelajaan siswa kelas V SD Negeri 027977 Binjai? Untuk melihat keefektifan bahan ajar tersebut, maka beberapa hal yang harus dijawab adalah sebagai berikut : a. Bagaimana bahan ajar IPS berbasis keterampilan sosial yang valid? b. Bagaimana tingkat keterampilan sosial siswa setelah bahan ajar diterapkan? c. Bagaimana respon guru terhadap bahan ajar yang dikembangkan? 2. Bagaimana peningkatan hasil belajar dengan menggunakan bahan ajar IPS berbasis keterampilan sosial yang dikembangkan pada pembelajaran siswa kelas V SD Negeri 027977 Binjai?

13 1.5.Tujuan Penelitian Secara umum tujuan penelitian ini adalah mengembangan bahan ajar IPS berbasis keterampilan sosial untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 020977 Binjai. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk : 1. Mengukur keefektifan Keefektifan bahan ajar IPS berbsis keterampilan Sosial yang dikembangkan pada pembelajaan siswa kelas V SD Negeri 027977 Binjai. Dimana melihat keefektifan bahan ajar tersebut, maka beberapa hal yang harus diketahui a. Untuk melihat kevalidan bahan ajar IPS berbasis keterampilan sosial yang dikembangkan. b. Untuk mengetahui tingkat keterampilan siswa terhadap penggunaan bahan ajar yang telah dikembangkan. c. Untuk mengetahui respon guru terhadap bahan ajar yang dikembangkan. 2. Untuk Meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan bahan ajar IPS berbasis keterampilan sosial. 1.6. Manfaat Penelitian Berdasarkan permasalahan dan tujuan yang akan dicapai pada penelitian ini, adapun manfaat penelitian adalah : a. Secara teoritis Sebagai sumbangan pemikiran ilmiah dalam memajukan pendidikan, khusunya pendidikan dasar ditingkat satuan pendidikan Sekolah Dasar dengan cara mengembangkan bahan ajar IPS berbasis keterampilan sosial.

14 b. Secara praktis 1) Bagi pihak sekolah untuk dapat meningkatkan mutu pendidikan dengan meningkatkan kualitas pembelajaran yang dilaksanakan khususnya pada mata pelajaran IPS. 2) Bagi guru untuk menambah pengetahuan dan pengalaman khususnya berkenaan dengan pengembangan bahan ajar IPS berbasis keterampilan sosial guna lebih meningkatkan kualitas pembelajaran. 3) Bagi siswa untuk lebih berminat dalam belajar dan meningkatkan aktivitas belajar untuk memperoleh hasil belajar yang lebih baik. 4) Bagi peneliti sendiri sebagai bahanmasukan dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam melaksanakan pembelajaran yang lebih baik.