MEMBANGUN KELUARGA YANG MEMPERHATIKAN 1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN dr. Sigit Priohutomo, MPH PLT. KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL WIDYAKARYA NASIONAL PANGAN DAN GIZI XI Jakarta, 3 Juli 2018
LATAR BELAKANG 2
TANTANGAN.. 1. Jumlah dan LPP masih tinggi: angka kelahiran total diasumsikan menurun dari 2,6 pada tahun 2012 menjadi 1,9 anak per perempuan usia reproduksi pada tahun 2035 (TFR 2,1 di tahun 2025) 2. Perubahan struktur umur kesiapan pemenuhan kebutuhan penduduk (pendidikan, kesehatan, dsb). 3. Mencegah malapetaka demografi dan memastikan pemanfaatan bonus demografi (demographic deviden) serta memastikan jendela peluang pada 2008-2031 rasio ketergantungan terendah sekitar 47. 4. Peningkatan jumlah penduduk lansia meningkatkan produktivitasnya sbg bonus demografi (demographic deviden) bidang pendidikan 5. Persebaran antar pulau dan provinsi yang tidak merata memperkecil kesenjangan berbagai indikator kependudukan antar wilayah
TANTANGAN ZAMAN Kesibukan orang tua Norma sosial dan agama menurun Kemajuan media dan teknologi Peredaran Narkotika Ambisi kebebasan Tuntutan pelajaran Kekerasan lingkungan Guru penuh beban 4
Masalah Keluarga Secara Nasional Tingginya tingkat kematian ibu dan anak serta tingkat kemiskinan Kualitas proses dan hasil pendidikan serta kesetaraan gender yang masih rendah Tingginya tingkat kekerasan dalam rumah tangga Menurunnya Keintiman keluarga akibat pengaruh perkembangan zaman
TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN Komitmen Global 17 Goals 169 target Target: 2.1. Pada tahun 2030, mengakhiri kelaparan dan menjamin akses pangan yang aman, bergizi, dan mencukupi bagi semua orang, khususnya masyarakat miskin dan rentan termasuk bayi, di sepanjang tahun. 2.2. Pada tahun 2030, mengakhiri segala bentuk malnutrisi, termasuk mencapai target internasional 2025 untuk penurunan stunting dan wasting pada balita dan mengatasi kebutuhan gizi remaja perempuan, wanita hamil dan menyusui, serta lansia. 3.1. Pada 2030, mengurangi angka kematian ibu hingga di bawah 70 per 100.000 kelahiran hidup 3.2. Pada 2030, mengakhiri kematian bayi dan balita yang dapat dicegah, dengan seluruh negara berusaha menurunkan Angka Kematian Neonatal setidaknya hingga 12 per 1.000 KH dan Angka Kematian Balita 25 per 1.000 KH
KUALITAS KELUARGA PEMBANGUNAN KELUARGA MERUPAKAN IMPLEMENTASI NAWA CITA KHUSUSNYA KE 5
KELUARGA Lingkungan pertama & utama dalam pembinaan tumbuh kembang, menanamkan nilai-nilai moral dan pembentukan kepribadian Tempat belajar bagi anak dalam mengenal dirinya sebagai makluk sosial Hanya Keluarga yang ber-ketahanan yang akan mampu mampu menepis pengaruh negatif yang datang dari luar Keluarga yang berketahanan dan mampu melaksanakan fungsi-fungsi keluarga dapat menjadi landasan dalam mewujudkan keluarga bahagia sejahtera. 8
PERAN ORANGTUA Asuh memenuhi kebutuhan nutrisi dan gizi, imunisasi, kebersihan diri dan lingkungan, pengobatan, bermain Asih menciptakan rasa aman, nyaman, mendapatkan perlindungan dari pengaruh yang kurang baik dan tindak kekerasan. Asah melakukan stimulasi (rangsangan dini) pada semua aspek perkembangan 9
LANDASAN HUKUM 10
UU RI NOMOR 52 TAHUN 2009 Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Pasal 47 (1) Pemerintah dan pemerintah daerah menetapkan kebijakan pembangunan keluarga melalui pembinaan ketahanan dan kesejahteraan keluarga. (2) Kebijakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dimaksudkan untuk mendukung keluarga agar dapat melaksanakan fungsi keluarga secara optimal. Pasal 48 (1) Kebijakan pembangunan keluarga melalui pembinaan ketahanan dan kesejahteraan keluarga: a. Peningkatan kualitas anak dengan pemberian akses informasi, pendidikan, penyuluhan, dan pelayanan tentang perawatan, pengasuhan dan perkembangan anak ; b. Peningkatan kualitas remaja dengan pemberian akses informasi, pendidikan, konseling, dan pelayanan tentang kehidupan berkeluarga; c. peningkatan kualitas hidup lansia agar tetap produktif dan berguna bagi keluarga dan masyarakat dengan pemberian kesempatan untuk berperan dalam kehidupan keluarga; e. Peningkatan kualitas lingkungan keluarga; f. Peningkatan akses dan peluang terhadap 11 penerimaan informasi dan sumber daya ekonomi mellaui usaha mikro keluarga;
KELUARGA BERKUALITAS (Peraturan Pemerintah Nomor 87 Tahun 2014) Keluarga berkualitas adalah keluarga yang dibentuk berdasarkan perkawinan yang sah dan bercirikan : - Sejahtera - Sehat - Maju - Mandiri - Memiliki Jumlah anak yang ideal - Berwawasan ke depan - Bertanggungjawab - Harmonis - Bertakwa kepada TuhanYang Maha Esa
STRATEGI 13
KERANGKA PIKIR KONSEPTUAL PROGRAM KETAHANAN DAN KESEJAHTERAAN KELUARGA Pokja Rev Men
STRATEGI 1. Monev terpadu (komponen, sektor, & mitra terkait) 2. Pemanfaatan hasil penelitian, survey & Pendataan Keluarga 3. Peningkatan akuntabilitas program 1. Advokasi kepada stakeholder dan mitra kerja ttg Ketahanan Keluarga 2. KIE melalui berbagai media 5. Monev 1. Promosi dan KIE 2. Penguatan Jejaring Kemitraan 1. Peningkatan dukungan politis/komitmen 2. Penguatan kerjasama dgn mitra potensial (K/L, swasta, PT, LSM, organisasi pemuda, org profesi, dll) 1. Peningkatan kualitas SDM (pelatihan, orientasi, sertifikasi) 2. Peningkatan sarana & prasarana 3. Peningkatan pembiayaan 4. Peningkatan Kualitas 3. Peningkatan Akses 1. Mendekatkan akses pelayanan poktan, PPKS & PIK 2. Penyediaan substansi materi melalui berbagai media 15
Tujuan Pembangunan Keluarga 1 2 3 4 Meningkatkan pembinaan ketahanan dan kesejahteraan keluarga untuk mengoptimalkan fungsi keluarga Meningkatkan kualitas anak dengan pemberian akses informasi, pendidikan, dan penyuluhan tentang perawatan, pengasuhan dan perkembangan anak Meningkatkan kualitas remaja dengan pemberian akses informasi, pendidikan, konseling, dan pelayanan tentang kehidupan berkeluarga. Meningkatkan kualitas hidup lansia agar tetap produktif dan berguna bagi keluarga dan masyarakat dengan pemberian kesempatan untuk berperan dalam kehidupan berkeluarga 5 Meningkatkan akses dan peluang terhadap penerimaan informasi dan sumberdaya ekonomi melalui usaha mikro keluarga
PEMBANGUNAN KELUARGA: MENUJU KELUARGA YANG DIHARAPKAN KELUARGA KECIL Perencanaan Kehidupan Berkeluarga KELUARGA BER - KETAHANAN Pelaksanaan fungsi-fungsi keluarga Mampu memenuhi kebutuhan materiil, psikis, mental spiritual Gerakan Ketahanan Keluarga BERKARAKTER Mampu mengembangkan diri Memiliki Nilai-nilai Revolusi Mental (Integritas, Etos Kerja dan Gotong Royong ) Hidup harmonis, sejahtera lahir batin 17
REVOLUSI MENTAL DIMULAI DARI KELUARGA 8 Fungsi Keluarga Fungsi Ekonomi Fungsi Lingkungan dasar penerapan Fungsi Agama Fungsi Sosial Budaya Fungsi Cinta Kasih Fungsi Sosialisasi dan Pendidikan Fungsi Reproduksi Fungsi Perlindungan 18
PERAN BKKBN DALAM PROG 1000 HPK
Mempersiapkan Generasi Emas 100 Tahun Indonesia Merdeka Kelompok umur 90+ 80-89 70-79 60-69 50-59 40-49 30-39 20-29 10-19 0-9 90+ 80-89 70-79 60-69 50-59 40-49 30-39 20-29 10-19 0-9 0.28 1.58 Sumber: Badan Pusat Statistik, 2011 5.43 10.75 Strukutur Penduduk Indonesia Tahun 2010 20.01 30.57 38.34 41.20 43.55 45.93 0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 Perempuan 15.2 19.0 20.7 21.3 22.3 Jumlah Penduduk (juta) 9.7 0.2 0.9 3.1 5.6 Sasaran Kelompok Strategis 0.1 0.7 2.4 5.2 10.3 Laki-laki 15.4 19.3 20.5 22.3 23.6 30 20 10 0 10 20 30 PEMBANGUNAN KARAKTER (REVOLUSI MENTAL) Periode Bonus Demografi 2010-2035 Pendidikan Menengah Universal Pendidikan karakter Paud HI/ BKB/ PIK Pendidikan karakter PEMBANGUNAN KELUARGA : balita dan anak, remaja, lansia Strategi Pembangunan Keluarga Indonesia Generasi 100 thn Merdeka (Usia pada tahun 2045) 45-54 tahun 35-44 tahun Generasi Berencana: a.l produktif, inovatif, damai dlm interaksi sosialnya, sehat dan menyehatkan dalam interaksi alamnya, dan berperadaban unggul
MEMBANGUN MANUSIA BERKUALITAS SEJAK DINI MELALUI PENDEKATAN SIKLUS HIDUP 1. Membangun Ketrampilan Kognitif Sejak Dini Seribu hari pertama kehidupan Tumbuh Kembang Anak Dan Pembentukan Karakter Dalam Keluarga 2. Transisi Menuju Masa Remaja Kesehatan Reproduksi dan Perilaku Beresiko Pendidikan Sebagai Investasi: Kuantitas dan Kualitas 3. Transisi Menuju Dunia Kerja Dari Sekolah Menuju Dunia Kerja Pekerjaan Layak Migrasi dan Dunia Kerja 4. Transisi Menuju Manusia Mandiri, Bertanggung Jawab Dan Berpartisipasi Sebagai Warga Negara Menuju Mahligai Perkawinan Perencanaan Keluarga dan Keluarga Berencana 5. Indonesia di Ambang Penuaan Penduduk Jumlah Lansia terus meningkat Mengubah beban menjadi asset dengan lansia tangguh : Bonus Demografi ke II
1000 HPK Menentukan Masa Depan Bangsa Di dalam kandungan 270 hari 2 tahun pertama setelah lahir 730 hari 22
Result Framework BKR & PIK Remaja/Mahasiswa BKB (Bina Keluarga Balita) 25
KEGIATAN PROGRAM PRIORITAS NASIONAL 1 Sosialisasi Media KIE (Komunikasi, Informasi, dan Edukasi) tentang pengasuhan tumbuh kembang anak dalam 1000 HPK dan Menjadi Orangtua Hebat di tingkat Kabupaten/Kota 2 Orientasi/pelatihan bagi PLKB/PKB dan kader BKB tentang pengasuhan tumbuh kembang anak dalam 1000 HPK dan Menjadi Orangtua Hebat di tingkat desa 3 Evaluasi pelaksanaan kegiatan proyek prioritas nasional melalui pertemuan regional di tiga wilayah (DIY, Kaltim, NTT)
BKB sebagai bagian dari 1000 Hari Pertama Kehidupan dalam Life Cycle & Program Pengembangan Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga (PK3) Sub Program Pembinaan Ketahanan Lansia 1000 Hari Pertama Kehidupan Sub Program Bina Keluarga Balita (BKB) Sub Program BKR dan Pusat Informasi Konseling Remaja/Mahasiswa Sub Program Pemberdayaan Ekonomi Keluarga 27
PROMOSI DAN KIE RUANG LINGKUP KETAHANAN KELUARGA BALITA DAN ANAK KETAHANAN REMAJA KETAHANAN KELUARGA LANSIA DAN RENTAN PEMBERDAYAA N EKONOMI KELUARGA 1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN GERAKAN MENJADI ORANG TUA HEBAT BINA KELUARGA BALITA (BKB) PROTOTYPE GENERASI BERENCANA (GENRE): 1. Kespro 2. Life skill, 3. Penyiapan kehidupan berkeluarga, dan 4. Kependudukan dan pembangunan keluarga GENRE CERIA PUSAT INFORMASI KONSELING REMAJA (PIK REMAJA) BINA KELUARGA REMAJA (BKR) GAUNG LANSIA TANGGUH PUSAT PELAYANAN KELUARGA SEJAHTERA (PPKS) BINA KELUARGA LANSIA (BKL) PENDAMPINGAN DAN PERAWATAN JANGKA PANJANG (LONG TERM CARE/LTC) KELOMPOK UPPKS 8 LANGKAH TINGKATKAN PENGHASILAN KELUARGA MANAJEMEN USAHA EKONOMI PRODUKTIF 28
Terima Kasih 29