27 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di cabang outlet 253 yaitu di Universitas Pakuan Jl. Ciheuleut RT 002/RW 006 Kelurahan Tegallega, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor. Adapun waktu penelitian berlangsung selama dua bulan yang dimulai dari bulan April sampai dengan Juni 2008. 4.2. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh langsung melalui observasi lapang dan wawancara dengan franchisee. Data sekunder diperoleh dari berbagai instansi yang terkait, seperti Asosiasi Franchise Indonesia (AFI), Pameran Franchise Indonesia 2008, Perpustakaan Lembaga Sumberdaya Iinformasi (LSI) Institut Pertanian Bogor (IPB), penelusuran melalui internet, buku, dan literatur-literatur yang berkaitan dengan penelitian. 4.3. Metode Penarikan Sampel Pemilihan lokasi di kota Bogor dengan alasan bahwa sebagian besar penduduk beragama Islam, terlebih lagi dengan adanya komunitas Arab yang berada di daerah Empang Bogor. Pemilihan lokasi outlet KTBR dilakukan secara sengaja (purposive) dengan alasan, outlet KTBR 253 mengalami permasalahan yaitu melakukan relokasi outlet. Sedangkan permasalahan yang dihadapi sembilan outlet
28 yang lain yaitu daya tahan fasilitas gerobak (seperti kaca yang mudah retak). Adapun alasan memilih tipe outlet gerobak sebagai bahan penelitian yaitu hampir 70 persen dari 270 outlet yang tersebar di Indonesia menggunakan gerobak sebagai sarana operasionalnya. Pengumpulan data yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan usaha Produk KTBRBaba Rafi dilakukan dengan mewawancarai seorang franchisee (pemilik outlet). 4.4. Metode Analisis Data Analisis yang dilakukan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif dilakukan untuk memperoleh gambaran tentang aspek usaha franchise KTBR di cabang outlet meliputi aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, dan aspek lingkungan. Analisis kuantitatif yaitu analisis kelayakan finansial usaha franchise KTBR di cabang outlet. Analisis kelayakan finansial ini menggunakan perhitungan kriteriakriteria investasi antara lain Net Present Value (NPV), Internal Rate Return (IRR), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C Ratio), Payback Period (PP), dan analisis sensitivitas. Data kuantitatif yang dikumpulkan, diolah dengan menggunakan kalkulator dan komputer yaitu Microsoft Excel dan ditampilkan dalam bentuk tabulasi untuk memudahkan pembacaan dan diberikan penjelasan secara deskriptif. 4.4.1. Analisis Aspek Pasar Analisis aspek pasar akan melihat pasar potensial, permintaan akan produk KTBR, persaingan, startegi pemasaran, bauran pemasaran yang direncanakan oleh proyek tersebut.
29 4.4.2. Analisis Aspek Teknis Aspek teknis dianalisis secara deskriptif untuk mendapatkan gambaran mengenai lokasi usaha franchise KTBR di cabang outlet 253, ketersediaan bahan baku, kriteria pemilihan alat, serta proses pembuatan produk KTBR. 4.4.3. Analisis Aspek Manajemen Aspek manajemen dianalisis mengenai hal-hal yang menentukan deskripsi serta pemegang jabatan pada cabang outlet KTBR ke 253. 4.4.4. Analisis Aspek Lingkungan Aspek lingkungan dapat dilakukan dengan menganalisis perkiraan dampak yang ditimbulkan terhadap berjalannya kegiatan usaha KTBR terhadap kondisi sosial masyarakat maupun lingkungan. 4.4.5. Analisis Aspek Finansial Dalam melakukan analisis finansial diperlukan kriteria investasi yang digunakan untuk menyatakan layak atau tidaknya suatu usaha. Kriteria investasi yang digunakan yaitu Net Present Value (NPV), Internal Rate Return (IRR), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C), Payback Period (PP). Analisis kelayakan investasi dilakukan dengan menyusun aliran tunai (cash flow), karena adanya pengaruh waktu terhadap nilai uang atau semua biaya dan manfaat yang akan datang harus diperhitungkan. 4.4.5.1. Net Present Value (NPV) Net Present Value (NPV) adalah nilai sekarang dari arus pendapatan yang ditimbulkan oleh investasi pada tingkat bunga tertentu. Rumus yang digunakan dalam penghitungan NPV adalah sebagai berikut :
30 n NPV = Bt Ct t i) t 1 (1 Dimana: B t = Penerimaaan (Benefit) tahun ke-t C t = Biaya (Cost) tahun ke-t n = Umur ekonomis proyek i = Tingkat suku bunga (Discount Rate) Pada metode NPV, terdapat tiga kriteria penilaian investasi dalam NPV yaitu apabila NPV>0 berarti layak untuk dilakukan. Sebaliknya, apabila nilai NPV<0 maka usaha tersebut tidak layak untuk dilaksanakan. Hal ini dikarenakan manfaat yang diperoleh hanya cukup untuk menutup biaya yang dikeluarkan. NPV=0, berarti usaha tersebut sulit dilaksanakan karena manfaat yang diperoleh hanya cukup untuk menutupi biaya yang dikeluarkan. 4.4.5.2. Internal Rate Return (IRR) Internal Rate Return (IRR) adalah tingkat suku bunga (discount rate) yang membuat nilai NPV suatu proyek sama dengan nol. Rumus IRR adalah sebagai NPV 1 berikut : IRR = i x i 1 2 i1 NPV1 NPV2 Dimana : i 1 = Discount rate yang menghasilkan NPV positif i 2 NPV 1 NPV 2 = Discount rate yang menghasilkan NPV negatif = NPV yang bernilai positif = NPV yang bernilai negatif
31 Suatu investasi dikatakan layak apabila nilai IRR>tingkat suku bunga yang berlaku, apabila IRR<tingkat suku bunga berarti investasi tidak layak untuk dilaksanakan karena tidak menguntungkan. 4.4.5.3. Net Benefit Cost Ratio (B/C ratio) Net Benefit Cost Ratio (B/C ratio) adalah nilai perbandingan antara jumlah present value yang bernilai positif (pembilang) dengan present value yang bernilai negatif (penyebut). Net B/C ratio menunjukkan besarnya tingkat tambahan manfaat pada setiap tambahan biaya sebesar satu rupiah. Proyek dinyatakan layak untuk dilaksanakan apabila nilai B/C ratio lebih dari satu. Secara sistematis dapat dirumuskan sebagai berikut : Dimana : Net B/C = n t 1 n t 1 Bt Ct 0 t 1 i Bt Ct 0 1 i t B t C t = Penerimaaan (Benefit) tahun ke-t = Biaya (Cost) tahun ke-t n = Umur ekonomis proyek i = Tingkat suku bunga (Discount Rate) 4.4.5.4. Payback Period (PP) Payback Period atau analisa waktu pengembalian investasi berguna untuk mengetahui berapa lama waktu yang diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran investasi dengan menggunakan Cash Flow. Semakin kecil angka yang dihasilkan
32 mempunyai arti semakin cepat tingkat pengembalian investasinya, maka usaha tersebut semakin baik untuk diusahakan. Dalam perhitungan metode ini menggunakan nilai waktu uang. Payback period dapat dirumuskan sebagai berikut : Payback Period (PP) = V I Dimana : V = Jumlah modal yang diinvestasikan I = Hasil bersih per tahun atau hasil rata-rata per tahun (diskonto) 4.4.5.5. Analisis Sensitivitas (Switching Value) Analisis ini digunakan untuk melihat dampak dari suatu keadaan yang berubah-ubah terhadap dampak suatu analisis. Analisis switching value digunakan untuk mengetahui tingkat perubahan harga bahan baku dan penurunan volume penjualan, sehingga keuntungan mendekati normal yaitu NPV sama dengan nol. Analisis switching value dilakukan dengan menggunakan metode coba-coba sehingga mendapatkan nilai NPV sama dengan nol, nilai Net B/C sama dengan satu, dan IRR sama dengan tingkat diskonto. Pada penelitian ini, analisis switching value yang dilakukan adalah dengan menghitung perubahan maksimum yang boleh terjadi akibat kenaikan harga bahan baku dan penurunan volume penjualan prouk KTBR.
33 4.5. Asumsi Dasar Analisis kelayakan usaha franchise KTBR menggunakan beberapa asumsi, yaitu: 1. Umur proyek dari analisis usaha franchise KTBR adalah lima tahun (berdasarkan masa kerjasama antara franchisor dan franchisee). 2. Dilakukan dua skenario dalam analisis sensitivitas yaitu perubahan kenaikan harga bahan baku dan perubahan penurunan volume penjualan produk KTBR. 3. Modal awal yang digunakan untuk usaha franchise Produk KTBRBaba Rafi sebesar Rp 50.000.000 4. Biaya yang dikeluarkan untuk usaha franchise KTBR terdiri dari biaya investasi dan biaya operasional. Biaya investasi dikeluarkan pada tahun ke-1 dan biaya reinvestasi yang dilakukan untuk peralatan-peralatan yang sudah habis umur ekonomisnya. 5. Biaya operasional terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap dan biaya variabel dikeluarkan pada tahun ke-1, dimana dimulai kegiatan produksi. 6. Harga yang digunakan dalam penelitian adalah harga yang berlaku pada bulan April 2008, baik harga input maupun harga output dari kegiatan usaha franchise tersebut. 7. Kegiatan operasional KTBR cabang 253 dilakukan enam kali dalam seminggu. Setiap hari senin sampai dengan kamis, kegiatan opersional KTBR dimulai pukul 13.00 wib-21.00 wib. Sedangkan hari sabtu dan minggu dimulai pukul 13.00 wib-22.00 wib. Jumlah bahan baku per tiga hari yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 50 buah roti burger, 20 buah roti hotdog, 8 buah roti
34 bigmac, 8 pak burger sapi, 3 pak burger ayam, 1 pak burger ayam krispi, 1 pak sosis, 2 tiang daging kebab, 5 pak tortila besar, 3 pak tortila mini, 5 pak keju, 2 pill mayonaise, 1 galon saus tomat, 1 galon saus sambal, 2 pak slongsong kebab, 1 pak bungkus burger, 2 ½ kg lettuce, 1 kg kyuri, 1 kg tomat, 1 kg bawang Bombay, 1 kg telur ayam, dan 1 kg margarin. 8. Tingkat suku bunga yang digunakan adalah tingkat suku bunga deposito berjangka waktu satu tahun di Bank Central Asia (BCA) yaitu 4 persen pada bulan april tahun 2008. Alasan pemilihan tingkat suku bunga deposito dikarenakan franchisee dapat mengakses dengan mudah ke bank tersebut dan franchisee menggunakan modal pribadi bukan pinjaman. Oleh karena itu, franchisee dihadapkan pada pilihan akan menginvestaikan modal pada usaha franchise KTBR atau didepositokan di bank. 9. Nilai sisa yang tertera dalam casflow usaha KTBR bernilai 0 (nol), sebab semua barang yang digunakan dalam usaha tersebut setelah habis masa ekonomisnya sudah tidak dapat digunakan kembali.