BAB 1 PENDAHULUAN. (IPTEK) telah menempatkannya sebagai modal (human capital) penting dan strategis

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Setiap tempat kerja selalu mempunyai risiko terjadinya kecelakaan. Besarnya

BAB I PENDAHULUAN. kecelakaan kerja juga tinggi (Ramli, 2013). terjadi kecelakaan kasus kecelakaan kerja, 9 pekerja meninggal

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya sebuah kecelakaan. Istilah risiko (risk) memiliki banyak definisi,

BAB 1 PENDAHULUAN. bersangkutan.secara umum, kecelakaan selalu diartikan sebagai kejadian yang. yang dapat mengakibatkan kecelakaan(simanjuntak,2000).

BAB 1 : PENDAHULUAN. masalah-masalah baru yang harus bisa segera diatasi apabila perusahaan tersebut

BAB 1 : PENDAHULUAN. ditandai dengan semakin berkembangnya prindustrian dengan mendayagunakan

BAB I PENDAHULUAN. tempo kerja pekerja. Hal-hal ini memerlukan pengerahan tenaga dan pikiran

BAB I PENDAHULUAN. menuntut produktivitas kerja yang tinggi. Produktivitas dan efisiensi kerja yang baik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan pesat dunia industri konstruksi bangunan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membuat dunia industri

BAB I PENDAHULUAN. pasar lokal, nasional, regional maupun internasional, dilakukan oleh setiap

BAB I PENDAHULUAN. standar kualitas pasar internasional. Hal tersebut semakin mendorong banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan nasional Indonesia yang berdampak positif terhadap penyerapan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pekerjaan konstruksi merupakan kompleksitas kerja yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. setiap 15 detik karena kecelakaan kerja dan 160 pekerja mengalami sakit akibat kerja.

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan bagi para pekerja dan orang lain di sekitar tempat kerja untuk

BAB 1 : PENDAHULUAN. faktor yaitu, unsafe action dan unsafe condition. OHSAS menyebutkan risiko

BAB I PENDAHULUAN. adalah meningkatnya jumlah tenaga kerja di kawasan industri yang. membawa dampak terhadap keadaan sosial masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan adanya globalisasi disegala bidang maka perindustrian di

BAB I PENDAHULUAN. tenaga kerja dari kecelakaan atau penyakit akibat kerja (Ramli, 2013).

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Semenjak terjadinya revolusi industri di Inggris pada akhir abad ke -

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dalam proses pembangunan nasional, titik berat pembangunan nasional

BAB I PENDAHULUAN. dan keahlian serta lingkungan. Tindakan tidak aman dari manusia (unsafe act)

BAB 1. PENDAHULUAN. lainnya. 2 Divisi Poultry Breeder Charoen Pokphand Indonesia, menyebutkan data

BAB I PENDAHULUAN. adalah Undang-Undang Keselamatan Kerja (UUKK) No. 1 tahun Undangundang

BAB I PENDAHULUAN. Masalah keselamatan dan kesehatan kerja (K3) secara umum di Indonesia masih

BAB 1 : PENDAHULUAN. kuat. (2) Penerapan keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu bentuk upaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. bergeloranya pembangunan, penggunaan teknologi lebih banyak diterapkan

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Proses industrialisasi telah mendorong tumbuhnya industri diberbagai sektor dengan

BAB I PENDAHULUAN. pesat di segala bidang kehidupan seperti sektor industri, jasa, properti,

BAB I PENDAHULUAN. kecelakaan disebabkan oleh perbuatan yang tidak selamat (unsafe act), dan hanya

adalah 70-80% angkatan kerja bergerak disektor informal. Sektor informal memiliki

BAB 1 : PENDAHULUAN. berskala besar, menengah ataupun kecil. Hal ini berpengaruh terhadap ketatnya


BAB I PENDAHULUAN. ketenagakerjaan, merupakan kewajiban pengusaha untuk melindungi tenaga

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan tempat kerja yang aman, sehat dan bebas dari pencemaran

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi pada daya kerja. Untuk mengatasi masalah-masalah tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan derajat kesehatan bagi

BAB I PENDAHULUAN. dalam pertumbuhan ekonomi dan kemajuan sosial di dunia industri. Perkembangan teknologi telah mengangkat standar hidup manusia dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

dimilikinya. Dalam hal ini sangat dibutuhkan tenaga kerja yang memiliki kemampuan skill yang handal serta produktif untuk membantu menunjang bisnis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan industri di Indonesia sekarang ini berlangsung sangat

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 : PENDAHULUAN. yang menjadi penentu pencapaian dan kinerja suatu perusahaan. Jika dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Mengemudi adalah kegiatan menguasai dan mengendalikan kendaraan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. dari masa ke masa. Dengan demikian, setiap tenaga kerja harus dilindungi

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan dan keselamatan kerja perlu dilakukan karena menurut Undang-Undang

BAB 1 PENDAHULUAN. K3 menjadi salah satu bagian penting dalam dunia pekerjaan dewasa ini.

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Proses industrialisasi masyarakat

BAB 1 : PENDAHULUAN. pertumbuhan industry dan perdagangan serta merupakan segmen usaha yang dapat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Karyawan merupakan aset terpenting bagi organisasi, terlebih saat ini setiap organisasi mulai

BAB 1 PENDAHULUAN. Dunia industri dengan segala elemen pendukungnya selalu berkembang secara

BAB I PENDAHULUAN. sakit karena pekerjaan tersebut, baik itu berupa cidera, luka-luka, atau

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia secara umum diperkirakan termasuk rendah, padahal tenaga kerja adalah

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu dari sekian banyak bidang usaha yang tergolong sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. selamat sehingga tidak terjadi kecelakaan. Untuk itu harus diketahui risiko-risiko

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu upaya

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah kesehatan dan keselamatan kerja masih merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia sebagai tenaga kerja dalam perusahaan tidak terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. industri atau yang berkaitan dengannya (Tarwaka, 2008).

PROGRAM PASCASARJANA PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK SIPIL

BAB I PENDAHULUAN. keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani. Keselamatan dan kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Bhayangkara Jaya

BAB I PENDAHULUAN. dengan peningkatan pertumbuhan ekonomi 6,4 sampai dengan 7,5 persen setiap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. contohnya mesin. Bantuan mesin dapat meningkatkan produktivitas,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pemberlakukan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) di tahun 2015

BAB I PENDAHULUAN. dimanapun selalu ada risiko terkena penyakit akibat kerja, baik didarat, laut,

BAB I PENDAHULUAN. tidak memenuhi keselamatan kerja (unsafe act) dan keadaan-keadaan. cara yang dapat dilakukan untuk memperkecilnya adalah menerapkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Potensi bahaya dan risiko kecelakaan kerja antara lain disebabkan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. keberhasilan atas pencapaian tujuan yang telah ditetapkan manajemen.

KESELAMATAN, KEAMANAN, & KESEHATAN KERJA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Kecelakaan kerja adalah suatu kejadian yang jelas tidak dikehendaki dan

BAB I PENDAHULUAN. tepat akan dapat merugikan manusia itu sendiri. Penggunaan Teknologi

BAB I PENDAHULUAN. dan dikondisikan oleh pihak perusahaan. Dengan kondisi keselamatan kerja

BAB I PENDAHULUAN. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan salah satu aspek

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan adanya globalisasi di segala bidang maka perindustrian di

BAB 1 : PENDAHULUAN. perusahaan, yang diiringi dengan meningkatnya penggunaan bahan-bahan berbahaya,

1 Universitas Esa Unggul

BAB I PENDAHULUAN. pemerataan pembangunan (Sastrohadiwiryo, 2003,hal.17). Menurut Sumakmur (1996,hal.23), disisi lain kegiatan industri dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan suatu upaya

BAB I PENDAHULUAN. produktivitasnya. Standar operasional perusahaan pun otomatis mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. pekerja seperti yang tercantum dalam UU No.13 Tahun 2003 pasal 86 ayat 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

IDENTIFIKASI JENIS BAHAYA & RESIKO K3

BAB 1 PENDAHULUAN. produktif. Sebuah perusahaan dapat terus bertahan jika memiliki sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. Kecelakaan merupakan kejadian yang tidak direncanakan dan tidak

I. PENDAHULUAN. orang lain dan harta bendanya. Risiko yang dimaksud adalah suatu ketidaktentuan

KESELAMATAN KERJA. Keselamatan & Kesehatan Kerja

PENDAHULUAN. yang memiliki peran penting dalam kegiatan perusahaan. dari potensi bahaya yang dihadapinya (Shiddiq, dkk, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan industri besar dan sedang di Jawa Tengah pada tahun 2008

Identifikasi Bahaya Pada Pekerjaan Maintenance Kapal Menggunakan Metode HIRARC dan FTA Dengan Pendekatan Fuzzy

BAB 1 PENDAHULUAN. kerja, kondisi serta lingkungan kerja yang terintegrasi dalam rangka meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. ke tahun. Berdasarkan data yang didapat dari Badan Pusat Statistik D.I

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemampuan manusia dalam menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) telah menempatkannya sebagai modal (human capital) penting dan strategis bagi perusahaan, organisasi atau lembaga lembaga sejenis lainnya. Sebab, keberhasilan suatu perusahaan atau organisasi dalam era pasar bebas di tentukan oleh produktifitas dan motor penggeraknya adalah tenaga kerja yang professional dan berkualitas tinggi serta menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Karena itu, peran manusia (tenaga kerja) dalam memajukan perusahaan sangat penting dan strategis. Namun meningkatnya penggunaan teknologi di berbagai sektor usaha dapat pula mengakibatkan semakin tinggi resiko terjadinya kecelakaan kerja (occupational accident) dan penyakit akibat kerja (occupational diseases) atau penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan (work releted deasease) yang mengancam keselamatan, kesehatan dan kesejahteraan tenaga kerja. (Konradus,2012) Kecelakaan adalah suatu kejadian yang tidak dikehendaki dan tidak diduga semula yang dapat menimbulkan korban manusia dan atau harta benda (PERMENAKER No. 03 /MEN/1998). Kecelakaan adalah kejadian tidak terduga dan tidak diharapkan dikatakan tidak terduga karena di belakang peristiwa yang terjadi tidak terdapat unsur kesengajaan atau unsur perencanaan, sedangkan tidak diharapkan karena peristiwa kecelakaan disertai kerugian material ataupun menimbulkan penderitaan dari skala paling ringan sampai skala paling berat (Suma mur,1996). 1

Terjadinya kecelakaan kerja tentu saja menjadi masalah yang besar bagi kelangsungan sebuah perusahaan. Kerugian yang diderita tidak hanya berupa kerugian materi yang cukup besar namun lebih dari itu adalah timbulnya korban jiwa yang tidak sedikit jumlahnya. Kehilangan sumber daya manusia ini merupakan kerugian yang sangat besar karena manusia adalah satu-satunya sumber daya yang tidak dapat digantikan oleh teknologi apapun. Kerugian yang langsung nampak dari timbulnya kecelakaan kerja adalah biaya pengobatan dan kompensasi kecelakaan. Sedangkan biaya tak langsung yang tidak nampak ialah kerusakan alat-alat produksi, penataan manajemen keselamatan yang lebih baik, penghentian alat produksi, dan hilangnya waktu kerja. Setiap aktivitas mempunyai risiko, risiko adalah kombinasi dari kemungkinan dan keparahan dari suatu kejadian. Semakin besar potensi terjadinya suatu kejadian dan semakin besar dampak yang ditimbulkan, maka kejadian tersebut di nilai mengandung risiko tinggi. Menurut OHSAS 18001, risiko adalah kombinasi dari kemungkinan terjadinya kejadian berbahaya atau paparan dengan keparahan dari cidera atau gangguan kesehatan yang disebabkan oleh kejadian atau paparan tersebut. (Ramli,2010) Berdasarkan laporan International Labour Organization (ILO) tahun 2006, jumlah kecelakaan kerja di dunia ± 2,3 juta kasus setiap tahunnya dan mengalami kerugian sebesar 4 % dari PDB (produk domestik bruto). jika angka kerugian sebesar 4 persen dari ILO diterapkan pada PDB (produk domestik bruto) Indonesia yang besarnya Rp. 7000 Triliun, maka kerugian akibat kecelakaan di tempat kerja sebesar Rp. 280 Triliun. (Kondarus,2012). 2

Data di PT Jamsostek menyebutkan kejadian kecelakaan kerja di indonesia cenderung meningkat dalam kurun waktu lima tahun terakhir, menyusul makin bertambahnya jumlah peserta yang terdaftar. Tahun 2011 tercatat sebanyak 99.491 kasus kecelakaan kerja atau rata-rata 414 kasus per hari, dengan pembayaran jaminan mencapai Rp 504 miliar.tahun 2012 meningkat menjadi 103.000 kasus atau naik sebesar 3,41%. Jumlah pekerja yang mengalami kecelakaan kerja relatif masih tinggi pada tiap tahunnya. PT Jamsostek yang sekarang ditransformasi menjadi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan mendata selama tahun 2013 jumlah pesertanya yang mengalami kecelakaan kerja sebanyak 129.911 orang dengan perincian sekitar 69,59% terjadi di dalam perusahaan ketika mereka bekerja. Menurut dari BPJS Ketenagakerjaan akhir tahun 2015 menunjukkan telah terjadi kecelakaan kerja sejumlah 105.182 kasus dengan korban meninggal dunia sebanyak 2.375 orang (BPJS,2015). Dari data-data diatas, bisa diketahui bahwa kinerja penerapan K3 di perusahaan Indonesia masih jauh dari yang diharapkan. Padahal, jika kita menyadari secara nyata bahwa volume kecelakaan kerja juga menjadi kontribusi untuk melihat kesiapan daya pesaing. Jika volume ini masih tinggi, Indonesia bisa kesulitan dalam menghadapi pasar global. Di Indonesia jumlah kasus kecelakaan kerja dari tahun 2011 2014 terbilang cukup tinggi pada yahun 2011 terdapat 9.891 kasus, tahun 2012 terdapat 21.735 kasus, tahun 2013 terdapat 35.917 kasus dan tahun 2014 terdapat 24.910 kasus kecelakaan kerja (Pusat Data Informasi Kementrian Kesehatan RI, 20154). Hal ini tentunya sangat memprihatinkan. Tingkat kepedulian dunia usaha terhadap K3 masih rendah. Padahal karyawan adalah aset penting perusahaan. 3

Kepala Disnaker dan Trans DKI kejadian pada tahun 2010 jumlah kecelakaan kerja mencapai 1500 kasus, tahun 2011 jumlah kecelakaan kerja mencapai 800. Data kecelakaan di wilayah hukum DKI Jakarta berdasarkan data BPJS Ketenagakerjaan Kanwil DKI Jakarta bulan Januari s/d Desember 2015 sebagai berikut: Kasus kecelakaan kerja sebanyak 5.567 kasus dengan kerugian / klaim jaminan keselamatan kerja (JKK) sebesar Rp 150 miliar dan klaim jaminan kematian (JKM) sebesar Rp 68 miliar (BPJS, 2015). Berdasarkan informasi data kecelakaan kerja yang diperoleh pada salah satu perusahaan jasa telekomunikasi terdapat 10 kasus kecelakaan kerja sepanjang tahun 2011 sampai dengan tahun 2013. Pada tahun 2011 terdapat 5 kasus, tahun 2012 terdapat 3 kasus, dan pada tahun 2013 terdapat 2 kasus kecelakaan kerja. Meskipun angka kecelakaan kerja menurun namun kejadian kecelakaan kerja masih ada dan belum mencapai zero accident. Kasus kecelakaan kerja yang terjadi mengakibatkan cidera ringan sampai dengan cidera berat. Contoh kasus kecelakaan kerja yang terjadi adalah seperti tersengat arus listrik, terjatuh dari ketinggian saat memanjat ataupun memperbaiki kabel, tertusuk kabel, dan tergelincir atau terpeleset saat menggali tanah untuk memasang kabel tanam (Saragih et al, 2014). PT Dolphin Jaya salah satu perusahaan yang bergerak di bidang telekomunikasi. Perusahaan ini memiliki pekerja yang bekerja di bagian teknisi lapangan dengan proses kerja memasang jaringan (network installation), perbaikan jaringan (network improvements), dan pemeliharaan jaringan (network maintenance). Dari ketiga bagian tersebut yang sangat berpotensi terhadap kecelakaan kerja yaitu di bagian network maintenance karna ada 2 pekerjaan teknisi 4

lapangan pada proses kerja network maintenance meliputi proses kerja peventif dan proses kerja korektif. Pada tahapan proses kerja preventif dimulai dari pembuatan lubang, pengecatan tiang bawah, tiang didirikan tegak lurus, pembuatan voestuk/ penahan tiang, pengecatan tiang atas, pemasangan temberang, pemasangan kabel udara sedangkan pada proses kerja korektif terdiri dari beberapa tahapan yaitu pembuatan lubang, penarikan kabel, memasukan pasir urug, penggelaran/ penarikan kabel,memasukan pasir kedalam lubang galian tanah, pemakaian deksteen/ pengaman/ tanda alur kabel, memasukan pasir urug, memasukan split/ batu kerikil, pengecoran tanah/ merapikan galian dengan semen. Berdasarkan studi awal didapatkan kecelakaan kerja pada PT Dolphin Jaya terdapat 5 kasus kecelakaan kerja sepanjang tahun 2004 sampai dengan 2016. Pada tahun 2004 terdapat 1 kasus kecelakaan kerja yaitu pekerja terjatuh peda proses kerja preventif disebabkan anak tangga lipetnya lepas dan melorot, tahun 2006 terdapat 2 kasus kecelakaan kerja yang pertama perkerja terjatuh berbarengan dengan tiang listrik pada proses kerja preventif yang di sebabkan tiang keropos dan yang kedua pekerja terpeleset pada saat penarikan kabel pada proses kerja korektif, tahun 2007 terdapat 1 kasus kecelakaan kerja yaitu pekerja terpeleset pada saat turun dari tangga yang mengakibatkan pekerja terjatuh pada proses kerja preventif, tahun 2016 terdapat 1 kasus kecelakaan kerja yaitu pekerja menggali lubang untuk penempatan tiang dan pada saat menggali terkena PDAM yang menyebabkan PDAM bocor dan menyemburkan air. melihat dari jumlah para pekerja berpontensi terhadap kemungkinan terjadinya kasus kecelakaan kerja. Maka dari itu diperlukan manajemen risiko untuk menekan bahkan menghilangkan berbagai kecelakaan kerja dari proses 5

tersebut. Oleh karena PT Dolphin Jaya belum dilakukan penilaian risiko pada area kerja, Maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang Identifikasi Bahaya, Penilaian Resiko Dan Pengendalian Risiko Pada Pekerja Bagian Network Maintenance Di PT Dolphin Jaya Tahun 2017. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan studi awal didapatkan kecelakaan kerja pada PT Dolphin Jaya terdapat 5 kasus kecelakaan kerja sepanjang tahun 2004 sampai dengan 2016 pada bagian network maintenance. PT Dolphin jaya yang bergerak di bidang jasa telekomunikasi dengan melakukan pekerjaan berpindah pindah tempat seperti pada proses kerja preventif untuk perbaikan tiang listrik dan pada pekerja korektif untuk perbaikan insatalasi kabel bawah tanah yang berpotensi terhadap kecelakaan kerja. Pada PT Dolphin jaya belum mempunyai HSE dan belum melakukan manajemen risiko. Dengan melihat proses kerja para pekerja yang berpotensi terhadap kecelakaan kerja maka penulis tertarik untuk melakukan manajemen risiko untuk menekan bahkan menghilangkan berbagai kecelakaan kerja dari proses kerja network maintenance. 1.3. Pertanyaan Penelitian 1. Bagaimana tahap proses kerja network maintenance di PT Dolphin Jaya Tahun 2017? 2. Bagaimana jenis identifikasi bahaya pada pekerja bagian network maintenance Di PT Dolhin Jaya Tahun 2017? 3. Bagaimana nilai risiko pada pekerja bagian network maintanace di PT Dolphin Jaya Tahun 2017? 4. Bagaimana cara pengendalian risiko pada pekerja bagian network maintenance di PT Dolphin Jaya Tahun 2017. 6

1.4. Tujuan Peneliti 1.4.1. Tujuan Umum Mengetahui Identifikasi, Penilaian Dan Pengendalian Risiko Pada Pekerja Bagian Network Maintenance Di PT Dolphin Jaya Tahun 2017. 1.4.2. Tujuan Khusus 1. Mengetahui tahapan proses kerja network maintenance di PT Dolphin Jaya Tahun 2017. 2. Mengetahui jenis identifikasi bahaya pada pekerja bagian network maintenance Di PT Dolhin Jaya Tahun 2017. 3. Mengetahui nilai risiko pada pekerja bagian network maintanace di PT Dolphin Jaya Tahun 2017. 4. Mengetahui cara pengendalian risiko pada pekerja bagian network maintenance di PT Dolphin Jaya Tahun 2017. 1.5. Manfaat Penelitian 1.5.1. Bagi Perusahaan a. Perusahaan mendapatkan gambaran dan informasi tentang potensi bahaya dan faktor - faktor bahaya yang terdapat pada pekerja bagian network maintenance dengan tingkat potensi bahaya yang tinggi di PT Dolphin Jaya. b. Dapat melakukan pengendalian agar dapat mencapai tingkat resiko rendah bahkan menghilangkan resiko terhadap keselamatan dan kesehatan kerja pada pekerja bagian network maintenance di PT Dolphin 1.5.2. Bagi Institut Pendidikan Sebagai sarana dalam mengembangkan keilmuan Keselamatan dan kesehatan kerja (K3), Khususnya mengenai identifikasi bahaya dan penilaian risiko serta pengendalian pada pekerja 1.5.3. Bagi Mahasiswa 1. Untuk meningkatkan kompetensis peneliti dalam bidang K3, khususnya mengenai identifikasi bahaya dan penilaian risiko serta pengendaliannya keselamatan dan kesehatan kerja 7

2. Dapat memberikan kontribusi yang positif terhadap perusahaan khususnya mengenai identifikasi bahaya dan penilaian risiko serta pengendalian keselamatan dan kesehatan kerja. 1.6. Ruang Lingkup Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi dan melakukan penilaian serta pengendaliannya kemudian melihat nilai consequences, probability dan exposure serta tingkat risiko yang terdapat pada pekerja bagian mnetwork maintenance di PT Dolphin Jaya. Peneliti melakukan identifikasi bahaya dan penilaian risiko serta pengendalian dengan cara observasi berdasarkan area kerja dan tahapan kerja. Kemudian menganalisis nilai consequences, probability dan exposure serta tingkat risiko dengan mengacu pada standart AS/NZS 4360 : 2004 tentang Risk management. Penelitian dilakukan pada bulan Maret Mei 2017. Pengumpulan data primer dilakukan dengan cara mengobservasi area kerja, tahapan kerja dan wawancara tidak struktur dengan pihak pihak terkait. Sedangkan pengumpulan data sekunder dilakukan dengan melihat data data dan dokumen di perusahaan. 8