METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Kelas (PTK) yang difokuskan pada situasi kelas atau yang dikenal dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas atau yang dikenal classroom action research.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (classroom action

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau yang

III. METODE PENELITIAN. melakukan suatu perbaikan yang bersifat reflektif dan kolaboratif. Dalam

BAB III METODE PENELITIAN. perbaikan dalam berbagai aspek. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan

BAB III METODE PENULISAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau yang lebih

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkapura ini menggunakan model cooperative learning Tipe TSTS dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki

BAB III METODE PENELITIAN. bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat

BAB III METODE PENELITIAN. Classroom Action Research, yaitu suatu Action Research yang dilakukan di

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (classroom action

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) yang bersifat reflektif

BAB III METODE PENELITIAN. memperbaiki layanan kependidikan yang harus diselenggarakan dalam

METODE PENELITIAN. kolaboratif. Menurut Wardhani (2009: 1.4) penelitian tindakan kelas adalah. aktivitas dan hasil belajar siswa dapat meningkat.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan jenis Penelitian Tindakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. melalui refleksi, colaboratif, dan partisipatif. Menurut Arikunto, S., dkk. (2006:

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (classroom action

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan kepada situasi kelas atau yang lazim dikenal dengan classroom. Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. (PTK). Penelitian Tindakan kelas merupakan terjemahan dari Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. classroom action research Wardhani, dkk.( 2007: 1.3). Dalam setiap siklus

BAB III METODE PENELITIAN. lazim dilalui, yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi, dan (4)

METODE PENELITIAN. Daryanto ( 2012: 1). Bagi mahasiswa terutama mereka yang mengambil

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas, atau yang dikenal dengan Classroom Action

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dikenal dengan Classroom Action Research. Menurut Arikunto (2007: 58)

BAB III METODE PENELITIAN. situasi kelas, atau lazim dikenal classroom action research (Wardhani&

BAB III METODE PENELITIAN. kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai pembelajaran melalui model cooperative learning tipe

BAB III METODE PENELITIAN. yang lazim dikenal dengan classroom action research. Kunandar (2010: 46)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Classroom Action Research (CAR). Menurut Tarigan (2011: 103), penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal sebagai clasroom action

BAB III METODE PENELITIAN. dengan menggunakan model pembelajaran AIR ( Auditory Intellectually

BAB III METODE PENELITIAN. pada situasi kelas atau yang lazim dikenal dengan classroom action research.

BAB III METODE PENELITIAN. Classroom Action Research, Wardhani, dkk., (2007: 1.3), selain itu

BAB III METODE PENELITIAN. yang dalam bahasa asing dikenal sebagai Classroom Action Research.

BAB III METODE PENELITIAN. dengan baik dan benar (Kunandar, 2011: 41). Adlan (2011: 4) menjelaskan

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom Action Research

BAB III METODE PENELITIAN. (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. kelas atau yang lazim dikenal dengan classroom action research. Wardani (2007: 1.4)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

BAB III METODE PENELITIAN. umumnya disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kunandar

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau lebih

BAB III METODE PENELITIAN. yang merupakan terjemahan dari classroom action research, yaitu penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan model Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

BAB III METODE PENELITIAN. dengan classroom action research, yaitu satu action research yang

BAB III METODE PENELITIAN. diungkapkan pada latar belakang, yaitu peneliti melakukan penelitian dengan

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal Classroom Action Research,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan jenis penelitian tindakan

METODE PENELITIAN. dilakukan dalam kelas (Wardhani, 2004: 3). Sedangkan Arikunto (2006: 58)

BAB III METODE PENELITIAN. Tindakan kelas (PTK), artinya penelitian ini berbasis pada masalah di kelas

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian tindakan kelas (PTK) atau classroom

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang difokuskan pada

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang dikenal dengan classroom action

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK)

BAB III METODE PENELITIAN. melakukan tindakan dengan dibantu oleh guru mitra yang bertugas sebagai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

BAB III METODE PENELITIAN. Va SD Negeri 06 Metro Barat semester II tahun pelajaran 2009/2010. Jumlah

BAB III METODE PENELITIAN. pada situasi kelas, atau disebut dengan Classroom Action Research (CAR).

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK),

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. dengan tujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Wardani (2007:

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitaian yang dilaksanakan oleh peneliti adalah Penelitian Tindakan

III. METODE PENELITIAN. adalah suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja

BAB III METODE PENELITIAN. 2008: 58). Sedangkan menurut Kunandar (2010: 46) PTK dapat juga

BAB III METODE PENELITIAN. yang layak untuk melakukan PTK adalah guru di kelasnya sendiri. Lebih rinci

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan dalam jangka waktu 4 bulan, dihitung dari

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK). Penulis

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan terjemahan dari Classroom Action

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (Classroom

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

Prosedur penelitian dilaksanakan dengan menggunakan siklus-siklus

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas. Action Research ) terhadap proses pembelajaran IPA SD

BAB III METODE PENELITIAN. memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga aktifitas dan hasil belajar

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas (classroom action

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan rancangan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. lazim dikenal Classroom Action Research (Wardhani dkk, 2007: 13).

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Hamdani (2011: 326) Penelitian Tindakan Kelas pada

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas atau lebih dikenal

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (classroom

III. METODE PENELITIAN. yang dilaksanakan ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

Transkripsi:

44 III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau yang lebih familiar disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Agung (2012: 63) menyatakan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan jenis penelitian untuk menyelesaikan masalah pembelajaran di kelas secara cermat dan sistematis untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Penelitian tindakan kelas bertujuan untuk memperbaiki berbagai persoalan nyata dan praktis dalam meningkatkan mutu pembelajaran di kelas yang dialami langsung dalam interaksi antara guru dengan siswa yang sedang belajar (Arikunto, 2007: 60). Penjelasan lebih lanjut diungkapkan oleh Muslich (2012: 9) yang mendefinisikan penelitian tindakan kelas sebagai penelitian yang bersifat reflektif, yang dilakukan oleh guru secara kolaboratif dan partisipatif untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas, hal ini dimaksudkan untuk menghindari adanya subjektivitas dalam pelaksanaan penelitian. PTK ini dilaksanakan melalui dua siklus, dengan masing-masing tahapan dalam setiap siklusnya disesuaikan dengan pembelajaran, hal ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa melalui penerapan

45 model Project Based Learning. Adapun alur siklus dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah sebagai berikut. Perencanaan Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan Observasi Perencanaan Refleksi SIKLUS II Pelaksanaan Observasi Gambar 3.1 Alur siklus Penelitian Tindakan Kelas (Adopsi dari Arikunto, 2011: 16) B. Setting Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Purworejo, tepatnya di Desa Purworejo, Kecamatan Kotagajah, Kabupaten Lampung Tengah. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan lama penelitian 5 bulan terhitung dari bulan November 2014 sampai April 2015.

46 3. Subjek Penelitian Subjek dari penelitian tindakan kelas ini adalah siswa dan guru kelas IV SD Negeri 1 Purworejo. Jumlah siswa dalam kelas tersebut adalah 22 orang siswa, yang terdiri dari 12 orang siswa laki-laki dan 10 orang siswa perempuan. C. Teknik Pengumpulan Data 1. Teknik Non Tes Teknik nontes digunakan untuk mengukur data yang bersifat kualitatif dengan variabel berupa kinerja guru, aktivitas belajar, hasil belajar afektif, dan hasil belajar psikomotor melalui lembar observasi terhadap pembelajaran IPA dengan menggunakan model Project Based Learning berbantuan LKS. 2. Teknik Tes Teknik tes digunakan untuk mengukur data yang bersifat kuantitatif berupa hasil belajar kognitif siswa melalui tes formatif. D. Alat Pengumpulan Data Alat pengumpul data digunakan untuk mendapatkan data yang mendukung keberhasilan dalam pelaksanaan penelitian ini. Pelaksanaan pada penelitian ini menggunakan alat pengumpulan data, yaitu: 1. Lembar observasi, ialah suatu alat yang digunakan untuk mengamati objek tertentu, dalam hal ini adalah aktivitas dan hasil belajar siswa selama

47 pembelajaran di kelas, serta kinerja guru dalam menjalankan pembelajaran. a. Lembar Observasi Aktivitas Belajar Lembar observasi aktivitas dikembangkan berdasarkan indikator aktivitas belajar. Adapun indikator aktivitas belajar siswa yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah: (1) tertib terhadap instruksi yang diberikan oleh guru, (2) melakukan kerjasama dengan anggota kelompok, (3) tidak mengganggu teman, (4) mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Setiap indikator yang diamati muncul, maka diberikan tanda cheklist pada lembar observasi aktivitas belajar siswa. b. Lembar Observasi Hasil Belajar Afektif Penelitian ini menilai sikap kerjasama dan tanggung jawab siswa dengan memberikan tanda cheklist pada aspek yang muncul. Adapun indikator aspek kerjasama dan tanggung jawab yang peneliti gunakan adalah sebagai berikut. Tabel 3.1 Indikator hasil belajar afektif siswa Aspek Sikap yang Diamati Kerjasama Tanggung Jawab Indikator 1. Berpartisipasi dalam kelompok. 2. Menjalankan tugas sesuai dengan fungsi dalam kelompoknya. 3. Tetap berada dalam kelompoknya selama percobaan berlangsung. 4. Memberikan kesempatan kepada teman untuk melakukan percobaan. 1. Membersihkan dan atau merapikan alat praktikum setelah melakukan percobaan. 2. Mengembalikan alat praktikum ke tempatnya. 3. Merapikan tempat duduk setelah melakukan percobaan. 4. Menjaga kelengkapan dan atau keutuhan alat praktikum.

48 c. Lembar Observasi Hasil Belajar Psikomotor Lembar observasi hasil belajar psikomotor siswa digunakan untuk mengetahui keterampilan yang dikuasai siswa selama pembelajaran. Adapun cara pemberian skor adalah dengan memberikan tanda cheklist pada aspek yang muncul ketika pengamatan. Penelitian ini mengamati keterampilan merencanakan percobaan, keterampilan mengamati, dan keterampilan mengkomunikasikan. Adapun indikator yang peneliti gunakan adalah sebagai berikut. Tabel 3.2 Indikator Penilaian Hasil Belajar Psikomotor Aspek Keterampilan yang Diamati Merencanakan Percobaan Mengamati Mengkomunikasikan Indikator 1. Mampu menentukan produk yang akan dibuat. 2. Mampu menentukan alat dan bahan yang diperlukan. 3. Mampu menentukan tujuan percobaan. 4. Mampu menentukan langkah kerja dalam percobaan dan atau pembuatan produk. 1. Menggunakan alat indera/ alat bantu indera. 2. Mengidentifikasi perubahan pada objek. 3. Mengamati objek dengan posisi tubuh yang benar. 4. Fokus pada objek yang diamati. 1. Menyajikan hasil percobaan dengan kalimat yang singkat. 2. Menyajikan hasil percobaan dengan kalimat yang jelas. 3. Menyampaikan hasil percobaan dengan bahasa yang runtut. 4. Menyampaikan hasil percobaan dengan sikap tenang.

49 d. Lembar Observasi Kinerja Guru dalam Pembelajaran Lembar observasi kinerja guru digunakan untuk menilai kemampuan guru dalam melakukan praktik mengajar. Adapun kriteria penilaian kinerja guru dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. Tabel 3.3 Kriteria penilaian kinerja guru Skor Penilaian Nilai Mutu Keterangan Aspek yang Diamati 4 Sangat Baik Dilakukan dengan sangat baik oleh guru, pembelajaran sempurna dan guru terlihat profesional. 3 Baik Pembelajaran dilaksanakan dengan baik oleh guru, pembelajaran tanpa kesalahan, dan guru terlihat menguasai. 2 Cukup Dilaksanakan dengan cukup baik oleh guru, pembelajaran dengan sedikit kesalahan, dan guru tampak cukup menguasai. 1 Kurang Tidak dilaksanakan oleh guru, pembelajaran terdapat banyak kesalahan, guru tampak tidak menguasai. (Adaptasi Poerwanti, dkk., 2008: 7.8) 2. Lembar Soal Tes Formatif, merupakan alat yang digunakan untuk mengukur tingkat ketercapaian hasil belajar kognitif siswa terhadap materi pembelajaran dalam bentuk uraian dan pilihan jamak. Melalui tes hasil belajar ini, pemahaman terhadap materi pembelajaran dan indikator ketercapaian pembelajaran melalui model Project Based Learning dapat diketahui.

50 E. Teknik Analisis Data kuantitatif. Penelitian ini dianalisis dengan menggunakan analisis kualitatif dan 1. Data kualitatif, digunakan untuk menganalisis aktivitas belajar, hasil belajar afektif, hasil belajar psikomotor, dan kinerja guru selama pembelajaran berlangsung. Variabel yang diukur tersebut diperoleh melalui pengamatan langsung ketika melaksanakan pembelajaran di kelas dengan menggunakan lembar observasi. a. Aktivitas Belajar Siswa Penilaian aktivitas belajar siswa diperoleh melalui lembar observasi yang dilakukan oleh observer selama kegiatan pembelajaran di kelas berlangsung. Data kualitatif pada lembar observasi kegiatan aktivitas belajar siswa dianalisis menggunakan rumus: Keterangan: NA = Nilai aktivitas JS = Jumlah aspek yang muncul SM = Total skor maksimum 100 = Bilangan tetap (Sumber: Aqib, dkk, 2010: 41) Setelah diperoleh nilai aktivitas belajar siswa, kemudian dikategorikan sesuai dengan kualifikasi hasil observasi sebagai berikut. Tabel 3.4 Kategori aktivitas siswa berdasarkan nilai Konversi nilai akhir Skala 100 Skala 4 Huruf Kategori 86 100 4 A Sangat Aktif 81 85 3,66 A- 76 80 3,33 B+ Aktif

51 Konversi nilai akhir Skala 100 Skala 4 Huruf Kategori 71 75 3 B 66 70 2,66 B- 61 65 2,33 C+ 56 60 2 C 51 55 1,66 C- 46 50 1,33 D+ 0 45 1 D (Modifikasi Kemendikbud, 2013: 131) Cukup Kurang Mengetahui aktivitas belajar siswa secara klasikal digunakan rumus berikut. x 100% (Adopsi Aqib, dkk., 2009: 41) Tabel 3.5 Kriteria keaktifan kelas dalam satuan persen. Siswa Aktif % Kriteria 81-100 Sangat Aktif 66-80 Aktif 56-65 Cukup Aktif 0-55 Kurang Aktif (adaptasi dari Aqib, dkk, 2009: 41) b. Hasil Belajar Afektif Sikap yang dinilai pada penelitian ini adalah sikap kerjasama dan tanggung jawab. Hasil belajar sikap siswa secara individu diperoleh menggunakan rumus:

52 Keterangan: NA : Nilai afektif siswa Jumlah YA : Jumlah jawaban YA 8 : Jumlah indikator 100 : Bilangan tetap (Modifikasi Kemendikbud, 2013: 198) Nilai tersebut dikategorikan dalam tabel kategori nilai hasil belajar afektif siswa sebagai berikut. Tabel 3. 6 Kategori nilai hasil belajar afektif siswa Konversi nilai akhir Skala 100 Skala 4 Huruf Kategori Predikat 86 100 4 A 81 85 3,66 A- Sangat Baik 76 80 3,33 B+ 71 75 3 B Baik 66 70 2,66 B- 61 65 2,33 C+ 56 60 2 C Cukup 51 55 1,66 C- 46 50 1,33 D+ 0 45 1 D Kurang (Modifikasi Kemendikbud, 2013: 131) Membudaya Mulai Berkembang Mulai Terlihat Belum Terlihat Hasil belajar afektif siswa dikatakan berhasil apabila minimal 75% siswa di kelas ada di kategori baik atau mendapat predikat mulai berkembang. Persentase hasil belajar afektif berpredikat mulai berkembang secara klasikal diperoleh dengan rumus sebagai berikut.

53 siswa berkategori baik PA= X 100% jumlah siswa (Adopsi Aqib, dkk., 2009: 41) Tabel 3.7 Kriteria hasil belajar afektif klasikal dalam satuan persen. Sikap Siswa % Kriteria 81-100 Membudaya 66-80 Mulai Berkembang 56-65 Mulai Terlihat 0-55 Belum Terlihat (adaptasi dari Aqib, dkk, 2009: 41) c. Hasil Belajar Psikomotor rumus: Nilai hasil belajar psikomotor tiap siswa ditentukan menggunakan Keterangan: NP : nilai psikomotor siswa Jumlah YA : jumlah jawaban YA 12 : Jumlah indikator 100 : bilangan tetap (Modifikasi Kemendikbud, 2013: 198) Nilai tersebut kemudian dikategorikan dalam kategori nilai hasil belajar psikomotor siswa sebagai berikut.

54 Tabel 3. 8 Kategori nilai hasil belajar psikomotor siswa Konversi nilai akhir Skala Skala 4 Huruf 100 Kategori 86 100 81 85 4 3,66 A A- Sangat Baik 76 80 3,33 B+ 71 75 3 B Baik 66 70 2,66 B- 61 65 2,33 C+ 56 60 2 C Cukup 51 55 1,66 C- 46 50 1,33 D+ 0 45 1 D Kurang (Modifikasi Kemendikbud, 2013: 131) Predikat Sangat Terampil Terampil Cukup Terampil Kurang Terampil Hasil belajar psikomotor siswa dikatakan berhasil apabila minimal 75% siswa di kelas ada di kategori baik atau mendapat predikat terampil. Persentase hasil belajar psikomotor berpredikat terampil secara klasikal diperoleh dengan rumus sebagai berikut. siswa berkategori baik PA= X 100% jumlah siswa (Adopsi Aqib, dkk., 2009: 41) Tabel 3.9 Kriteria hasil belajar psikomotor klasikal dalam satuan persen. Siswa Terampil % Kriteria 81-100 Sangat Terampil 66-80 Terampil 56-65 Cukup Terampil 0-55 Kurang Terampil (adaptasi dari Aqib, dkk, 2009: 41)

55 d. Kinerja Guru Sedangkan tingkat ketercapaian kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran diperoleh dengan rumus: Keterangan: NG : Nilai kinerja guru R : Jumlah skor yang diperoleh SM : Skor maksimum 100 : Bilangan tetap (Modifikasi Purwanto, 2012: 102) Nilai tersebut dikategorikan pada kategori tingkat keberhasilan kinerja guru dalam pembelajaran dengan menerapkan model Project Based Learning sebagai berikut. Tabel 3.10 Kategori tingkat keberhasilan kinerja guru No Tingkat Nilai Keberhasilan 1. Amat Baik (A) 90 < A 100 2. Baik (B) 75 < B 90 3. Cukup (C) 60 < C 75 4. Kurang (K) 60 (Sumber: Aqib, dkk., (2009: 41) 2. Data kuantitatif, akan digunakan untuk mendeskripsikan hasil belajar kognitif siswa. Nilai hasil belajar kognitif siswa secara individu diperoleh dengan rumus:

56 Keterangan: NK : Nilai kognitif siswa R : Jumlah skor yang diperoleh SM : Skor maksimum 100 : Bilangan tetap (Modifikasi Purwanto, 2012: 102) Nilai rata-rata hasil belajar kognitif siswa diperoleh dengan rumus sebagai berikut. Keterangan: x : Nilai siswa f : Frekuensi nilai muncul f : Jumlah frekuensi nilai muncul Ketuntasan individual jika siswa memeroleh nilai minimal 66 dengan kategori tingkat keberhasilan sebagai berikut. Tabel 3.11 Kategori hasil belajar kognitif siswa Konversi nilai akhir Skala 100 Skala 4 Huruf Kategori 86 100 4 A 81 85 3,66 A- 76 80 3,33 B+ 71 75 3 B 66 70 2,66 B- 61 65 2,33 C+ 56 60 2 C 51 55 1,66 C- 46 50 1,33 D+ 0 45 1 D (Modifikasi Kemendikbud, 2013: 131) Sangat Baik Baik Cukup Kurang

57 Persentase hasil belajar kognitif secara klasikal diperoleh dengan rumus sebagai berikut. siswa berkategori baik PA= X 100% jumlah siswa (Adopsi Aqib, dkk., 2009: 41) Analisis ini dilakukan pada saat tahapan refleksi. Hasil analisis ini digunakan untuk melakukan perencanaan lanjut dalam siklus selanjutnya, sebagai bahan refleksi dalam memperbaiki rancangan pembelajaran. F. Langkah- langkah Penelitian Tindakan Kelas Siklus I Pelaksanaan penelitian tindakan kelas pada siklus I ini dapat digambarkan sebagai berikut. 1. Perencanaan Tahap perencanaan ini, peneliti membuat rencana pembelajaran yang matang guna mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Siklus I pada penelitian ini, peneliti mempersiapkan proses pembelajaran IPA melalui model Project Based Learning berbantuan LKS. Adapun langkah-langkah perencanaannya adalah sebagai berikut: a. Menganalisis standar kompetensi dan kompetensi dasar untuk mengetahui materi pembelajaran, dengan berpedoman pada Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar isi.

58 b. Merumuskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai melalui penerapan model Project Based Learning berbantuan LKS. c. Membuat rencana perbaikan pembelajaran (RPP) secara kolaboratif antara guru dan peneliti dengan berpedoman pada Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang standar proses. d. Membuat Lembar Kerja Siswa (LKS) dan instrumen penilaian, berupa lembar observasi kinerja guru, aktivitas belajar, hasil belajar afektif, dan hasil belajar psikomotor yang dibutuhkan dalam proses pelaksanaan pembelajaran. e. Menyusun soal tes. f. Menyiapkan sarana dan prasarana pendukung yang diperlukan dalam pembelajaran. 2. Pelaksanaan Langkah tindakan ini merupakan pelaksanaan dari rencana pembelajaran sebelumnya. Tindakan yang dilakukan dalam pembelajaran IPA menggunakan model Project Based Learning berbantuan LKS pada siklus I sesuai dengan perencanaan di bawah ini: Kegiatan Awal a. Guru mengucapkan salam kemudian siswa merespon salam guru sebelum memulai pembelajaran. b. Guru mengawali kegiatan dengan mengajak siswa berdo a, siswa merespon ajakan berdo a menurut agama dan kepercayaan masingmasing. c. Mengecek kehadiran siswa.

59 d. Melakukan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang materi yang telah dipelajari dan yang akan dipelajari. e. Mengemukakan tujuan pembelajaran, garis besar cakupan materi, dan kegiatan yang akan dilakukan siswa dalam proses pembelajaran. Kegiatan Inti Eksplorasi Guru pada kegiatan eksplorasi: a. Guru menyajikan permasalahan yang terjadi dan berupaya melibatkan siswa mencari informasi mengenai bentuk energi panas dan cara penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari. b. Meminta beberapa siswa menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru sekaligus menggiring siswa untuk merumuskan LKS sebagai desain proyek. Elaborasi Guru pada kegiatan elaborasi: a. Membentuk 4 kelompok yang setiap kelompok terdiri dari 5 orang siswa yang kemampuan akademiknya terdiri dari siswa berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah serta gender siswa yang berbeda-beda. b. Mengembangkan rancangan penyelidikan melalui identifikasi masalah dari permasalahan yang telah disajikan oleh guru. c. Memfasilitasi siswa melalui percobaan, pertanyaan, atau gambargambar yang akan membantu siswa untuk merancang proyek. d. Menetapkan jadwal pembuatan proyek.

60 e. Memberikan kesempatan kepada setiap kelompok untuk berpikir, menganalisis, dan merumuskan rancangan proyek serta LKS berupa tujuan proyek, alat dan bahan, langkah-langkah pembuatan proyek. f. Meminta siswa melakukan penelitian awal sebagai modal dasar bagi produk yang akan dikembangkan dengan mengumpulkan data. g. Mengawasi jalannya diskusi dengan berkeliling untuk membantu kelompok yang mengalami kesulitan. h. Memandu siswa dalam menyusun rancangan produk dan mulai membuat produk awal sebagai hasil diskusi yang telah dilakukan bersama teman kelompoknya. i. Memberi penguatan kepada siswa dengan mengukur, menilai dan memperbaiki produk dengan meminta pendapat kelompok lain. Konfirmasi Guru pada kegiatan konfirmasi: a. Memberi penguatan, masukan dan saran perbaikan atas produk yang telah dihasilkan siswa. Kegiatan Akhir Guru pada kegiatan akhir: a. Memberikan tes akhir berupa tes uraian dan pilihan jamak. b. Bersama siswa membuat simpulan atas materi pelajaran yang telah dipelajari. c. Memberikan tindak lanjut terhadap proses dan hasil pembelajaran.

61 3. Observasi Observer mengamati aktivitas, sikap, keterampilan siswa serta kinerja guru selama pembelajaran berlangsung yaitu keaktifan dan keantusiasan siswa, termasuk saat siswa melakukan kegiatan diskusi, serta kinerja guru selama proses pembelajaran. Segala aktivitas siswa dan kinerja guru diamati dengan memberikan tanda check list pada lembar observasi. 4. Refleksi Peneliti menganalisis hasil pengamatan hasil belajar siswa serta kinerja guru. Analisis sikap siswa meliputi sejauh mana siswa aktif mengikuti kegiatan pembelajaran dan sejauh mana siswa antusias terhadap pembelajaran menggunakan model Project Based Learning. Analisis hasil belajar siswa dilakukan dengan menentukan rata-rata nilai kelas. Hasil analisis digunakan sebagai kajian perencanaan dan pembanding terhadap hasil siklus II. Analisis kinerja guru dilakukan juga agar dalam kegiatan pembelajaran aspek-aspek yang diamati dapat tercapai. Siklus II Akhir siklus I telah dilakukan refleksi oleh semua tim peneliti untuk mengkaji proses pembelajaran yang dilakukan peneliti sebagai acuan dalam pelaksanaan siklus II. Siklus II ini dilaksanaknan untuk melihat peningkatan aktivitas dan hasil belajar (sikap, pengetahuan, keterampilan) siswa menggunakan model Pembelajaran Berbasis Proyek. Adapun pelaksanaan pada siklus II ini ialah:

62 1. Perencanaan Tahap ini, peneliti membuat perencanaan perbaikan pembelajaran berdasarkan hasil refleksi pada siklus II. Secara umum pada siklus II perencanaannya sama dengan siklus I namun dengan pembelajaran yang berbeda. 2. Pelaksanaan Tahap ini peneliti membuat rencana pembelajaran yang matang guna mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Peneliti mempersiapkan proses pembelajaran IPA melalui model Project Based Learning berbantuan LKS pada siklus II. Adapun langkah-langkah perencanaannya adalah sebagai berikut: Kegiatan Awal a. Guru mengucapkan salam kemudian siswa merespon salam guru sebelum memulai pembelajaran. b. Guru mengawali kegiatan dengan mengajak siswa berdo a, siswa merespon ajakan berdo a menurut agama dan kepercayaan masingmasing. c. Mengecek kehadiran siswa. d. Melakukan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang materi yang telah dipelajari dan yang akan dipelajari. e. Mengemukakan tujuan pembelajaran, garis besar cakupan materi, dan kegiatan yang akan dilakukan siswa dalam proses pembelajaran.

63 Kegiatan Inti Eksplorasi Guru pada kegiatan eksplorasi: a. Guru menyajikan permasalahan yang terjadi dan berupaya melibatkan siswa mencari informasi mengenai bentuk energi panas dan cara penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari. b. Meminta beberapa siswa menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru sekaligus menggiring siswa untuk merumuskan LKS sebagai desain proyek. Elaborasi Guru pada kegiatan elaborasi: a. Membentuk 4 kelompok yang setiap kelompok terdiri dari 5 orang siswa yang kemampuan akademiknya terdiri dari siswa berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah serta gender siswa yang berbeda-beda. b. Mengembangkan rancangan penyelidikan melalui identifikasi masalah dari permasalahan yang telah disajikan oleh guru. c. Memfasilitasi siswa melalui percobaan dan pertanyaan yang akan membantu siswa untuk merancang proyek. d. Menetapkan jadwal pembuatan proyek. e. Memberikan kesempatan kepada setiap kelompok untuk berpikir, menganalisis, dan merumuskan rancangan proyek serta LKS berupa tujuan proyek, alat dan bahan, langkah-langkah pembuatan proyek. f. Meminta siswa melakukan penelitian awal sebagai modal dasar bagi produk yang akan dikembangkan dengan mengumpulkan data.

64 g. Mengawasi jalannya diskusi dengan berkeliling untuk membantu kelompok yang mengalami kesulitan. h. Memandu siswa dalam menyusun rancangan produk dan mulai membuat produk awal sebagai hasil diskusi yang telah dilakukan bersama teman kelompoknya. i. Memberi penguatan kepada siswa dengan mengukur, menilai dan memperbaiki produk dengan meminta pendapat kelompok lain. Konfirmasi Guru pada kegiatan konfirmasi: a. Memberi penguatan, masukan dan saran perbaikan atas produk yang telah dihasilkan siswa. Kegiatan Akhir Guru pada kegiatan akhir: a. Memberikan tes akhir berupa tes pilihan jamak. b. Bersama siswa membuat simpulan atas materi pelajaran yang telah dipelajari. c. Memberikan tindak lanjut terhadap proses dan hasil pembelajaran. 3. Observasi Observer mengamati sikap dan keterampilan siswa selama pembelajaran berlangsung yaitu keaktifan dan keantusiasan siswa, termasuk saat siswa melakukan kegiatan diskusi, serta kinerja guru selama proses pembelajaran. Segala aktivitas siswa dan kinerja guru diamati dengan memberikan tanda check list pada lembar observasi.

65 4. Refleksi Peneliti menganalisis hasil pengamatan hasil belajar siswa serta kinerja guru. Analisis sikap siswa meliputi sejauh mana siswa aktif mengikuti kegiatan pembelajaran dan sejauh mana siswa antusias terhadap pembelajaran menggunakan model Project Based Learning. Analisis hasil belajar siswa dilakukan dengan menentukan rata-rata nilai kelas. Hasil yang dicapai dalam tahap observasi dikumpulkan serta dianalisis. Refleksi dilakukan dengan melihat data observasi apakah proses pembelajaran yang diterapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil analisis data yang dilaksanakan dalam tahap ini dipergunakan sebagai acuan untuk merencanakan siklus berikutnya atau mempertahankan hasil pembelajaran yang telah mencapai indikator keberhasilan. Analisis kinerja guru dilakukan juga agar dalam kegiatan pembelajaran aspek-aspek yang diamati dapat tercapai. G. Indikator Keberhasilan Pembelajaran dengan model Project Based Learning berbantuan LKS dikatakan berhasil apabila: 1. Aktivitas siswa meningkat setiap siklus mencapai kategori minimal aktif. 2. Hasil belajar afektif, kognitif, dan psikomotor mengalami peningkatan sehingga mencapai KKM 66 dan ketuntasan klasikal mencapai 75% pada akhir pembelajaran.