BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perjalanan pembangunan ekonomi telah menimbulkan berbagai macam perubahan terutama pada struktur perekonomian. Perubahan strukturekonomi merupakan salah satu karakteristik yang terjadi dalam pertumbuhan ekonomi pada hampir setiap negara maju.berdasarkan catatan sejarah tingkat pertumbuhan sektoral ini termasuk pergeseran secara perlahan dan kegiatan-kegiatan pertanian menuju ke kegiatan non pertanian dan akhirakhir ini dari sektor industri ke sektor jasa (Arsyad, 1995:75). Pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan merupakan indikator penting untuk melihat keberhasilan pembangunan suatu negara. Setiap Negara akan berusaha keras untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang optimal dan menurunkan angka kemiskinan. Di banyak negara di dunia syarat utama bagi terciptanya penurunan kemiskinan adalah pertumbuhan ekonomi. Namun, kondisi di negara-negara berkembang termasuk Indonesia pertumbuhan ekonomi yang dicapai ternyata juga diiringi dengan munculnya permasalahan meningkatnya jumlah penduduk yang hidup dibawah garis kemiskinan. Berbagai upaya penanggulangan kemiskinan terus dilakukan pemerintah Indonesia demi untuk mengeluarkan penduduk miskin dari jurang kemiskinan akibat krisis, seperti melalui pertumbuhan ekonomi yang berkualitas, peningkatan akses terhadap kebutuhan dasar seperti pendidikan ( Arius Jonaidi, 2012:140) 1
2 Pembangunan dilaksanakan mewujudkan kemakmuran masyarakat melalui pengembangan perekonomian mengatasi berbagai permasalahan pembangunan dan sosial kemasyarakatan seperti pengangguran dan kemiskinan. Selain pertumbuhan ekonomi, salah satu aspek penting untuk melihat kinerja pembangunan adalah seberapa efektif penggunaan sumbersumber daya yang ada sehingga lapangan kerja dapat menyerap angkatan kerja yang tersedia. Pertumbuhan ekonomi yang semakin meningkat berarti produksi barang/jasa yang dihasilkan meningkat. Dengan demikian diperlukan tenaga kerja semakin banyak untuk memproduksi barang/jasa tersebut sehingga pengangguran berkurang dan kemiskinan yang semakin menurun. Upaya menurunkan tingkat pengangguran dan menurunkan tingkat kemiskinan adalah sama pentingnya. Secara teori jika masyarakat tidak menganggur berarti mempunyai pekerjaan dan penghasilan, dan dengan penghasilan yang dimiliki dari bekerja diharapkan dapat memenuhi kebutuhan hidup. Jika kebutuhan hidup terpenuhi, maka jumlah penduduk miskin akan berkurang. Sehingga dikatakan dengan tingkat pengangguran rendah (kesempatan kerja tinggi) maka tingkat kemiskinan juga rendah. ( Yarliana Yacoub,2012:176-185) Salah satu Indikator penting untuk mengetahui kondisi pertumbuhan ekonomi di suatu wilayah atau provinsi dalam suatu periode tertentu ditunjukkan oleh data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Nilai PDRB akan memberi suatu gambaran bagaimana kemampuan daerah dalam mengelola serta memanfaatkan sumber daya yang ada. Dari PDRB ini nanti
PDRB harga kontan (%) 3 dapat dilihat seberapa jauh pembangunan yang telah berhasil membuat masyarakatnya sejahtera, dengan kata lain pemerataan pendapatan. Berikut ini disajikan gambar PDRB Jawa Tengah : Gambar 1.1 PDRB Atas Harga Konstan 2010 Jawa Tengah tahun 2011-2015 7 6 6,13 5 4 4,07 3 2,96 2 1,98 2,09 1 0 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 Tahun Gambar 1.1 diketahui bahwa produk domestik regional bruto Jawa Tengah tahun 2011-2015 mengalami peningkatan di setiap tahunnya. Pertumbuhanekonomi di lihat dari produk domestik regonal bruto di Provinsi Jawa Tengah dari tahun ke tahun, sehingga arah perekonomian daerah akan lebih jelas untuk mengetahui seberapa besar laju pertumbuhan di Provinsi Jawa Tengah. Pertumbuhan ekonomi dari tahu ke tahun mengalami fluktuasi angka paling tinggi terjadi di tahun 2015 sebesar 5.66 persen. Berdasarkan latar belakang masalah diatas, dapat dilihat bahwa tingkat kemiskinan di seluruh Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Prosentase kemiskinan walaupun mengalami penurunan tetapi angka penduduk miskin masih tinggi karena
4 belum meratanya hasil usaha pemerintah dalam mengatasi masalah kemiskinan ke seluruh Kabupaten/Kota menjadi penyebabnya, padahal dampak kemiskinan sangat buruk terhadap perekonomian. Menurut (Arsyad, 2010) salah satu faktor utama yang menyebabkan pertumbuhan ekonomi adalah adanya pertumbuhan penduduk.jumlah penduduk dalam pembangunan ekonomi suatu daerah merupakan masalah yang mendasar. Karena pertumbuhan penduduk yang tidak terkendali dapat mengakibatkan tidak tercapainya tujuan pembangunan ekonomi yaitu kesejahteraan rakyat. Tabel 1.1 Laju Kemiskinan Berdasarkan Kab/Provinsi di Jawa Tengah Tahun 2011-2015 (juta dan persen) Tahun Jumlah Penduduk Miskin (Juta Jiwa) Persentase PendudukMiskin (%) 2011 5. 256 16.21 2012 4. 863,50 14.98 2013 4. 811,30 14.44 2014 4. 561,82 13.58 2015 4. 577, 038 13.58 Sumber: BPS Jawa Tengah Dalam Angka Tahun 2016 Terlihat pada Tabel 1.1 diatas bahwa dalam kurun 5 (lima) tahun yaitu dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2015 terjadi penurunan kemiskinan disemua Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Jawa Tengah.Tahun 2011 menjadi peringkat pertama mengalami tingkat kemiskinan dengan angka 5.256
5 (juta jiwa) 16.21 (presen), kemudian pada tahun 2012 sampai 2014 sebanyak 4.561,82 (juta jiwa) 13.58 (persen), namun tingkat kemiskinan mengalami kenaikan di tahun 2015 sebanyak 4.577,038 (juta jiwa) 13.58 (presen). Pertumbuhan ekonomi merupakan tema sentral dalam kehidupan ekonomi, pemerintah di negara manapun dapat segera jatuh atau bangun berdasarkan tinggi rendahnya tingkat pertumbuhan ekonomi yang di capainya dalam catatan statistik nasional. Berhasil tidaknya program-programnya di negara- negara ketiga sering dinilai berdasarkan tinggi rendahnya tingkat output pendapatan nasional ( Todaro 2000 ) Rendahnya pertumbuhan ekonomi dan jumlah penduduk yang sangat besar akan berpengaruh terhadap kondisi sosial manusia Jawa Tengah. Permasalahan dan tantangan pembangunan daerah lima tahun ke depan masih di prioritaskan pada masalah masalah sosial yang mendasar, antara lain besarnya angka kemiskinan dan pengangguran.
6 Tabel 1.2 Tingkat Pengangguran Terbuka Seluruh Provinsi di Indonesia Tahun 2013-2015 2013 2014 2015 Provinsi Februari Agustus Februari Agustus Februari Agustus Aceh 8,34 10,12 6,75 9,02 7,73 9,93 Sumatera Utara 6,09 6,45 5,95 6,23 6,39 6,71 Sumatera Barat 6,39 7,02 6,32 6,5 5,99 6,89 Riau 4,19 5,48 4,99 6,56 6,72 7,83 Jambi 2,89 4,76 2,5 5,08 2,73 4,34 Sumatera Selatan 5,41 4,84 3,84 4,96 5,03 6,07 Bengkulu 2,1 4,61 1,62 3,47 3,21 4,91 Lampung 5,07 5,69 5,08 4,79 3,44 5,14 Kepulauan Bangka Belitung 3,22 3,65 2,67 5,14 3,35 6,29 Kepulauan Riau 6,05 5,63 5,26 6,69 9,05 6,2 DKI Jakarta 9,64 8,63 9,84 8,47 8,36 7,23 Jawa Barat 8,88 9,16 8,66 8,45 8,4 8,72 Jawa Tengah 5,53 6,01 5,45 5,68 5,31 4,99 DI Yogyakarta 3,75 3,24 2,16 3,33 4,07 4,07 Jawa Timur 3,97 4,3 4,02 4,19 4,31 4,47 Banten 9,77 9,54 9,87 9,07 8,58 9,55 Bali 1,93 1,83 1,37 1,9 1,37 1,99 Nusa Tenggara Barat 5,28 5,3 5,3 5,75 4,98 5,69 Nusa Tengggara Timur 2,12 3,25 1,97 3,26 3,12 3,83 Kalimantan Barat 3,13 3,99 2,53 4,04 4,78 5,15 Kalimantan Tengah 1,81 3 2,71 3,24 3,14 4,54 Kalimantan Selatan 3,88 3,66 4,03 3,8 4,83 4,92 Kalimantan Timur 8,94 7,95 8,89 7,38 7,17 7,5 Kalimantan Utara - - - - 5,79 5,68 Sulawesi Utara 7,5 6,79 7,27 7,54 8,69 9,03 Sulawesi Tengah 2,67 4,19 2,92 3,68 2,99 4,1 Sulawesi Selatan 5,88 5,1 5,79 5,08 5,81 5,95 Sulawesi Tenggara 3,43 4,38 2,13 4,43 3,62 5,55 Gorontalo 4,51 4,15 2,44 4,18 3,06 4,65 Sulawesi Barat 2,02 2,35 1,6 2,08 1,81 3,35 Maluku 6,97 9,91 6,59 10,51 6,72 9,93 Maluku Utara 5,5 3,8 5,65 5,29 5,56 6,05 Papua Barat 4,36 4,4 3,7 5,02 4,61 8,08 Papua 2,91 3,15 3,48 3,44 3,72 3,99 Sumber: Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas)
7 Pengangguran di Indonesia berdasarkan table 1.2 tercatat mengalami fluktuasi selama tahun 2013-2015, Pada angka 5-6% dibandingan Tingkat Pengangguran Terbuka di seluruh Indonesia, Jawa Tengah rata-rata dari seluruh provinsi yang ada di Indonesia karena pada Agustus 2014 (5,68 persen) dan mengalami penurunan pada bulan Agustus 2015 (4,99 persen). Tingkatpengangguran tertinggi ada di Provinsi Aceh pada bulan Agustus 2014(9,04 persen) mengalami kenaikan Agustus 2015 (9,93 persen) sedangkan tingkat pengangguran terendah ada di Provinsi Bali Agustus 2015 (1,99 persen). Dampak dari pengaruh ketiga faktor yaitu pertumbuhan ekonomi, tingkat pendidikan, pengangguran terhadap kemiskinan. Penelitian yang menggunakan analisis data panel diharapkan dapat membantu untuk melihat pengaruh terhadap kemiskinan. Sebagaimana yang telah dipaparan diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Analisis Pengaruh Tingkat Pertumbuhan Ekonomi Tingkat Pengangguran Dan Tingkat Pendidikan Terhadap Kemiskian di Provinsi Jawa Tengah 2013-2015 B. RUMUSAN MASALAH 1. Bagaimana pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap tingkat kemiskinan di Provinsi Jawa Tengah tahun 2011-2015? 2. Bagaimana pengaruh tingkat pengangguran terhadap tingkat kemiskinan di Provinsi Jawa Tengah tahun 2011-2015? 3. Bagaimana pengaruh tingkat pendidikan terhadap tingkat kemiskinan di Provinsi Jawa Tengah tahun 2011-2015?
8 C. TUJUAN PENELITIAN 1. Untuk Menganalisis pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap tingkat kemiskinan di Provinsi Jawa Tengah tahun 2013-2015 2. Untuk Menganalisis pengaruh tingkat pengangguran terhadap tingkat kemiskinan di Provinsi Jawa Tengah tahun 2013-2015 3. Untuk Menganalisis pengaruh tingkat pendidikan terhadap tingkat kemiskinan di Provinsi Jawa Tengah tahun 2013-2015 D. MANFAAT PENELITIAN Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Bagi Kepentingan Teoritis a. Menambah wawasan pada bidang ekonomi terutama mengenai determinan kemiskinan di Provinsi Jawa Tengah. b. Memberikan kontribusi dalam menambah khazanah ilmu pengetahuan dan pendidikan. c. Menjadi acuan dalam penelitian selanjutnya. 2. Bagi Pemerintah Bagi pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan kabupaten/kota, penelitian ini diharapkan dapat menjadi rujukan yang mengarah pada proses pembangunan daerah. 3. Bagi Peneliti a. Sebagai wahana latihan dalam menerapkan ilmu yang diperoleh pada perkuliahan.
9 b. Menambah pengetahuan, pengalaman, pengembangan pemikiran, dan wawasan yang berguna di masa sekarang dan yang akan datang. E. Sistematika Penulisan BAB I : PENDAHULUAN Bab ini berisi pemaparan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan penelitian. BAB II: TINJAUAN PUSTAKA Berisi penjabaran dari teoristik yang terdapat pada usulan penelitian serta teori-teori yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan, tinjauan terhadap penelitian-penelitian terkait yang pernah dilakukan sebelumnya BAB III: METODE PENELITIAN Bab ini memuat identifikasi variabel-variabel penelitian, definisi operasional dan pengukuran variabel, subyek penelitian, teknik pengumpulan data dan analisis data. BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Menguraikan tentang gambaran umum hasil penelitian, pengujian dan hasil pengujian menggunakan Analisis Data Panel. BAB V: PENUTUP Dalam bab ini berisi tentang simpulan dari serangkaian pembahasan skripsi pada bab IV serta saran-saran yang perlu disampaikan