BAB I PENDAHULUAN. ini dari sektor industri ke sektor jasa (Arsyad, 1995:75).

dokumen-dokumen yang mirip
DAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembangunan ekonomi dapat diartikan sebagai suatu proses yang

BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK SULAWESI TENGGARA MARET 2017 MENURUN TERHADAP MARET 2016

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK PROVINSI BENGKULU MARET 2016 MULAI MENURUN

BAB 1 PENDAHULUAN. Jumlah penduduk adalah salah satu input pembangunan ekonomi. Data

PROFIL PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI OLEH MASYARAKAT

Populasi Ternak Menurut Provinsi dan Jenis Ternak (Ribu Ekor),

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK SUMATERA BARAT MARET 2016 MULAI MENURUN

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK SUMATERA UTARA SEPTEMBER 2016 MENURUN

RUMAH KHUSUS TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK MALUKU UTARA SEPTEMBER 2016

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK INDONESIA MARET 2017 MENURUN

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN KONSUMSI MARET 2017

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK PAPUA BARAT MARET 2017 MEMBAIK

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi oleh negara-negara berkembang adalah disparitas (ketimpangan)

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK MALUKU SEPTEMBER 2016 MENURUN

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK NUSA TENGGARA BARAT MARET 2017 MENINGKAT

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya setiap negara di dunia memiliki tujuan utama yaitu

TABEL 1 GAMBARAN UMUM TAMAN BACAAN MASYARAKAT (TBM) KURUN WAKTU 1 JANUARI - 31 DESEMBER 2011

Tabel Lampiran 1. Produksi, Luas Panen dan Produktivitas Padi Per Propinsi

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK BANTEN SEPTEMBER 2016 MENURUN

Nusa Tenggara Timur Luar Negeri Banten Kepulauan Riau Sumatera Selatan Jambi. Nusa Tenggara Barat Jawa Tengah Sumatera Utara.

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia. Seiring perkembangan zaman tentu kebutuhan manusia bertambah, oleh

PREVALENSI BALITA GIZI KURANG BERDASARKAN BERAT BADAN MENURUT UMUR (BB/U) DI BERBAGAI PROVINSI DI INDONESIA TAHUN Status Gizi Provinsi

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. sosial. Selain itu pembangunan adalah rangkaian dari upaya dan proses yang

BAB I PENDAHULUAN. menunjang pertumbuhan ekonomi yang pesat. Akan tetapi jika bergantung pada

2

BAB I PENDAHULUAN. yang baik. Perencanaan berfungsi sebagai alat koordinasi antar lembaga pemerintahan

BAB II JAWA BARAT DALAM KONSTELASI NASIONAL

V. GAMBARAN UMUM. Penyajian gambaran umum tentang variabel-variabel endogen dalam

2016, No Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakh

BAB I PENDAHULUAN. sejarah ekonomi dan selalu menarik untuk dibicarakan. Pengangguran adalah

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan indikator keberhasilan kinerja

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kemiskinan menjadi persoalan serius yang di hadapi oleh banyak

BAB I PENDAHULUAN. Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. Luas keseluruhan dari pulau-pulau di

Jumlah Akomodasi, Kamar, dan Tempat Tidur yang Tersedia pada Hotel Bintang Menurut Provinsi,

BAB I PENDAHULUAN. hasil berupa suatu karya yang berupa ide maupun tenaga (jasa). Menurut Dinas. kualitas kerja yang baik dan mampu memajukan negara.

- 1 - KEPUTUSAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5/HUK/2018 TENTANG PENETAPAN PENERIMA BANTUAN IURAN JAMINAN KESEHATAN TAHUN 2018

DINAMIKA PERTUMBUHAN, DISTRIBUSI PENDAPATAN DAN KEMISKINAN

I. PENDAHULUAN. masalah kompleks yang telah membuat pemerintah memberikan perhatian khusus

Fungsi, Sub Fungsi, Program, Satuan Kerja, dan Kegiatan Anggaran Tahun 2012 Kode Provinsi : DKI Jakarta 484,909,154

BAB I PENDAHULUAN. perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat, dan

4 GAMBARAN UMUM. No Jenis Penerimaan

JUMLAH PENEMPATAN TENAGA KERJA INDONESIA ASAL PROVINSI BERDASARKAN JENIS KELAMIN PERIODE 1 JANUARI S.D 31 OKTOBER 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR ECERAN RUPIAH FEBRUARI 2016

BERITA RESMI STATISTIK

BAB I PENDAHULUAN. seluruh stakeholders untuk memberikan kesejahteraan yang sebesar-besarnya bagi

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat menjadi meningkat (Atmanti, 2010). perekonomian. Secara lebih jelas, pengertian Produk Domestik Regional Bruto

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan fenomena umum yang terjadi pada banyak

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah

IV. GAMBARAN UMUM Letak Geogafis dan Wilayah Administratif DKI Jakarta. Bujur Timur. Luas wilayah Provinsi DKI Jakarta, berdasarkan SK Gubernur

PROFIL KEMISKINAN DI INDONESIA MARET 2017

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dilakukan suatu Negara untuk tujuan menghasilkan sumber daya

POKOK-POKOK PIKIRAN KEBIJAKAN DANA ALOKASI KHUSUS 2017

I. PENDAHULUAN. orang untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka yaitu sandang, pangan, dan papan.

I. PENDAHULUAN. Pembangunan daerah (regional development) pada dasarnya adalah

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

Pembimbing : PRIHANDOKO, S.Kom., MIT, Ph.D.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

DATA STATISTIK TENTANG PERKAWINAN DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. yang dilaksanakan oleh sejumlah negara miskin dan negara berkembang.

DATA STATISTIK TENTANG PERKAWINAN DI INDONESIA

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 041/P/2017 TENTANG

Visi, Misi Dan Strategi KALTIM BANGKIT

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini ditandai dengan diterbitkannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

PROFIL KEMISKINAN DI INDONESIA MARET 2014

SURVEI NASIONAL LITERASI DAN INKLUSI KEUANGAN 2016

BAB I PENDAHULUAN. telah resmi dimulai sejak tanggak 1 Januari Dalam UU No 22 tahun 1999

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Kepala Arsip Nasional Re

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kemiskinan merupakan hal klasik yang belum tuntas terselesaikan

Jumlah Ternak yang dipotong di rumah potong hewan (RPH) menurut Provinsi dan Jenis Ternak (ekor),

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV GAMBARAN UMUM. 15 Lintang Selatan dan antara Bujur Timur dan dilalui oleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PROFIL KEMISKINAN DI INDONESIA MARET 2008

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPKP. Pembinaan. Pengawasan. Perubahan.

Jumlah Akomodasi, Kamar, dan Tempat Tidur yang Tersedia pada Hotel Bintang Menurut Provinsi,

PERTUMBUHAN EKONOMI DI YOGYAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2017

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Pembangunan adalah kenyataan fisik sekaligus keadaan mental (state

BAB I PENDAHULUAN. nilai inti untuk memahami pembangunan yang paling hakiki antara lain

PERTUMBUHAN PENDUDUK 1. Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk Propinsi (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

BERITA RESMI STATISTIK

PANDUAN. Aplikasi Database Tanah, Bangunan/Gedung, dan Rumah Negara Gol. 2

PROFIL KEMISKINAN DI MALUKU TAHUN 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat, dan institusiinstitusi

BAB I PENDAHULUAN. dengan kesempatan kerja yang ada. Kondisi yang demikian akan menjadi. kebutuhan masyarakat termasuk penyediaan kesempatan kerja.

PROFIL KEMISKINAN DI INDONESIA SEPTEMBER 2013

. Keberhasilan manajemen data dan informasi kependudukan yang memadai, akurat, lengkap, dan selalu termutakhirkan.

PROFIL KEMISKINAN DI INDONESIA MARET 2009

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAPPENAS. Pelimpahan Urusan Pemerintahan. Gubernur. Dekonsetrasi. Perubahan.

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan pembangunan. Pembangunan pada dasarnya adalah suatu proses

Perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) Kalimantan Timur* Menurut Sub Sektor Bulan September 2017

PERTUMBUHAN EKONOMI LAMPUNG TRIWULAN IV TAHUN 2013

dibandingkan dengan laju pertumbuhan penduduk (Todaro, 2011). pemerataan, akan terjadi Ketimpangan wilayah (regional disparity), terlihat

SUPPLY-SIDE ECONOMICS DAN PERTUMBUHAN EKONOMI BABEL Sebuah Tinjauan Teoritis dan Proposal Tahun Investasi di Babel

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perjalanan pembangunan ekonomi telah menimbulkan berbagai macam perubahan terutama pada struktur perekonomian. Perubahan strukturekonomi merupakan salah satu karakteristik yang terjadi dalam pertumbuhan ekonomi pada hampir setiap negara maju.berdasarkan catatan sejarah tingkat pertumbuhan sektoral ini termasuk pergeseran secara perlahan dan kegiatan-kegiatan pertanian menuju ke kegiatan non pertanian dan akhirakhir ini dari sektor industri ke sektor jasa (Arsyad, 1995:75). Pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan merupakan indikator penting untuk melihat keberhasilan pembangunan suatu negara. Setiap Negara akan berusaha keras untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang optimal dan menurunkan angka kemiskinan. Di banyak negara di dunia syarat utama bagi terciptanya penurunan kemiskinan adalah pertumbuhan ekonomi. Namun, kondisi di negara-negara berkembang termasuk Indonesia pertumbuhan ekonomi yang dicapai ternyata juga diiringi dengan munculnya permasalahan meningkatnya jumlah penduduk yang hidup dibawah garis kemiskinan. Berbagai upaya penanggulangan kemiskinan terus dilakukan pemerintah Indonesia demi untuk mengeluarkan penduduk miskin dari jurang kemiskinan akibat krisis, seperti melalui pertumbuhan ekonomi yang berkualitas, peningkatan akses terhadap kebutuhan dasar seperti pendidikan ( Arius Jonaidi, 2012:140) 1

2 Pembangunan dilaksanakan mewujudkan kemakmuran masyarakat melalui pengembangan perekonomian mengatasi berbagai permasalahan pembangunan dan sosial kemasyarakatan seperti pengangguran dan kemiskinan. Selain pertumbuhan ekonomi, salah satu aspek penting untuk melihat kinerja pembangunan adalah seberapa efektif penggunaan sumbersumber daya yang ada sehingga lapangan kerja dapat menyerap angkatan kerja yang tersedia. Pertumbuhan ekonomi yang semakin meningkat berarti produksi barang/jasa yang dihasilkan meningkat. Dengan demikian diperlukan tenaga kerja semakin banyak untuk memproduksi barang/jasa tersebut sehingga pengangguran berkurang dan kemiskinan yang semakin menurun. Upaya menurunkan tingkat pengangguran dan menurunkan tingkat kemiskinan adalah sama pentingnya. Secara teori jika masyarakat tidak menganggur berarti mempunyai pekerjaan dan penghasilan, dan dengan penghasilan yang dimiliki dari bekerja diharapkan dapat memenuhi kebutuhan hidup. Jika kebutuhan hidup terpenuhi, maka jumlah penduduk miskin akan berkurang. Sehingga dikatakan dengan tingkat pengangguran rendah (kesempatan kerja tinggi) maka tingkat kemiskinan juga rendah. ( Yarliana Yacoub,2012:176-185) Salah satu Indikator penting untuk mengetahui kondisi pertumbuhan ekonomi di suatu wilayah atau provinsi dalam suatu periode tertentu ditunjukkan oleh data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Nilai PDRB akan memberi suatu gambaran bagaimana kemampuan daerah dalam mengelola serta memanfaatkan sumber daya yang ada. Dari PDRB ini nanti

PDRB harga kontan (%) 3 dapat dilihat seberapa jauh pembangunan yang telah berhasil membuat masyarakatnya sejahtera, dengan kata lain pemerataan pendapatan. Berikut ini disajikan gambar PDRB Jawa Tengah : Gambar 1.1 PDRB Atas Harga Konstan 2010 Jawa Tengah tahun 2011-2015 7 6 6,13 5 4 4,07 3 2,96 2 1,98 2,09 1 0 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 Tahun Gambar 1.1 diketahui bahwa produk domestik regional bruto Jawa Tengah tahun 2011-2015 mengalami peningkatan di setiap tahunnya. Pertumbuhanekonomi di lihat dari produk domestik regonal bruto di Provinsi Jawa Tengah dari tahun ke tahun, sehingga arah perekonomian daerah akan lebih jelas untuk mengetahui seberapa besar laju pertumbuhan di Provinsi Jawa Tengah. Pertumbuhan ekonomi dari tahu ke tahun mengalami fluktuasi angka paling tinggi terjadi di tahun 2015 sebesar 5.66 persen. Berdasarkan latar belakang masalah diatas, dapat dilihat bahwa tingkat kemiskinan di seluruh Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Prosentase kemiskinan walaupun mengalami penurunan tetapi angka penduduk miskin masih tinggi karena

4 belum meratanya hasil usaha pemerintah dalam mengatasi masalah kemiskinan ke seluruh Kabupaten/Kota menjadi penyebabnya, padahal dampak kemiskinan sangat buruk terhadap perekonomian. Menurut (Arsyad, 2010) salah satu faktor utama yang menyebabkan pertumbuhan ekonomi adalah adanya pertumbuhan penduduk.jumlah penduduk dalam pembangunan ekonomi suatu daerah merupakan masalah yang mendasar. Karena pertumbuhan penduduk yang tidak terkendali dapat mengakibatkan tidak tercapainya tujuan pembangunan ekonomi yaitu kesejahteraan rakyat. Tabel 1.1 Laju Kemiskinan Berdasarkan Kab/Provinsi di Jawa Tengah Tahun 2011-2015 (juta dan persen) Tahun Jumlah Penduduk Miskin (Juta Jiwa) Persentase PendudukMiskin (%) 2011 5. 256 16.21 2012 4. 863,50 14.98 2013 4. 811,30 14.44 2014 4. 561,82 13.58 2015 4. 577, 038 13.58 Sumber: BPS Jawa Tengah Dalam Angka Tahun 2016 Terlihat pada Tabel 1.1 diatas bahwa dalam kurun 5 (lima) tahun yaitu dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2015 terjadi penurunan kemiskinan disemua Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Jawa Tengah.Tahun 2011 menjadi peringkat pertama mengalami tingkat kemiskinan dengan angka 5.256

5 (juta jiwa) 16.21 (presen), kemudian pada tahun 2012 sampai 2014 sebanyak 4.561,82 (juta jiwa) 13.58 (persen), namun tingkat kemiskinan mengalami kenaikan di tahun 2015 sebanyak 4.577,038 (juta jiwa) 13.58 (presen). Pertumbuhan ekonomi merupakan tema sentral dalam kehidupan ekonomi, pemerintah di negara manapun dapat segera jatuh atau bangun berdasarkan tinggi rendahnya tingkat pertumbuhan ekonomi yang di capainya dalam catatan statistik nasional. Berhasil tidaknya program-programnya di negara- negara ketiga sering dinilai berdasarkan tinggi rendahnya tingkat output pendapatan nasional ( Todaro 2000 ) Rendahnya pertumbuhan ekonomi dan jumlah penduduk yang sangat besar akan berpengaruh terhadap kondisi sosial manusia Jawa Tengah. Permasalahan dan tantangan pembangunan daerah lima tahun ke depan masih di prioritaskan pada masalah masalah sosial yang mendasar, antara lain besarnya angka kemiskinan dan pengangguran.

6 Tabel 1.2 Tingkat Pengangguran Terbuka Seluruh Provinsi di Indonesia Tahun 2013-2015 2013 2014 2015 Provinsi Februari Agustus Februari Agustus Februari Agustus Aceh 8,34 10,12 6,75 9,02 7,73 9,93 Sumatera Utara 6,09 6,45 5,95 6,23 6,39 6,71 Sumatera Barat 6,39 7,02 6,32 6,5 5,99 6,89 Riau 4,19 5,48 4,99 6,56 6,72 7,83 Jambi 2,89 4,76 2,5 5,08 2,73 4,34 Sumatera Selatan 5,41 4,84 3,84 4,96 5,03 6,07 Bengkulu 2,1 4,61 1,62 3,47 3,21 4,91 Lampung 5,07 5,69 5,08 4,79 3,44 5,14 Kepulauan Bangka Belitung 3,22 3,65 2,67 5,14 3,35 6,29 Kepulauan Riau 6,05 5,63 5,26 6,69 9,05 6,2 DKI Jakarta 9,64 8,63 9,84 8,47 8,36 7,23 Jawa Barat 8,88 9,16 8,66 8,45 8,4 8,72 Jawa Tengah 5,53 6,01 5,45 5,68 5,31 4,99 DI Yogyakarta 3,75 3,24 2,16 3,33 4,07 4,07 Jawa Timur 3,97 4,3 4,02 4,19 4,31 4,47 Banten 9,77 9,54 9,87 9,07 8,58 9,55 Bali 1,93 1,83 1,37 1,9 1,37 1,99 Nusa Tenggara Barat 5,28 5,3 5,3 5,75 4,98 5,69 Nusa Tengggara Timur 2,12 3,25 1,97 3,26 3,12 3,83 Kalimantan Barat 3,13 3,99 2,53 4,04 4,78 5,15 Kalimantan Tengah 1,81 3 2,71 3,24 3,14 4,54 Kalimantan Selatan 3,88 3,66 4,03 3,8 4,83 4,92 Kalimantan Timur 8,94 7,95 8,89 7,38 7,17 7,5 Kalimantan Utara - - - - 5,79 5,68 Sulawesi Utara 7,5 6,79 7,27 7,54 8,69 9,03 Sulawesi Tengah 2,67 4,19 2,92 3,68 2,99 4,1 Sulawesi Selatan 5,88 5,1 5,79 5,08 5,81 5,95 Sulawesi Tenggara 3,43 4,38 2,13 4,43 3,62 5,55 Gorontalo 4,51 4,15 2,44 4,18 3,06 4,65 Sulawesi Barat 2,02 2,35 1,6 2,08 1,81 3,35 Maluku 6,97 9,91 6,59 10,51 6,72 9,93 Maluku Utara 5,5 3,8 5,65 5,29 5,56 6,05 Papua Barat 4,36 4,4 3,7 5,02 4,61 8,08 Papua 2,91 3,15 3,48 3,44 3,72 3,99 Sumber: Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas)

7 Pengangguran di Indonesia berdasarkan table 1.2 tercatat mengalami fluktuasi selama tahun 2013-2015, Pada angka 5-6% dibandingan Tingkat Pengangguran Terbuka di seluruh Indonesia, Jawa Tengah rata-rata dari seluruh provinsi yang ada di Indonesia karena pada Agustus 2014 (5,68 persen) dan mengalami penurunan pada bulan Agustus 2015 (4,99 persen). Tingkatpengangguran tertinggi ada di Provinsi Aceh pada bulan Agustus 2014(9,04 persen) mengalami kenaikan Agustus 2015 (9,93 persen) sedangkan tingkat pengangguran terendah ada di Provinsi Bali Agustus 2015 (1,99 persen). Dampak dari pengaruh ketiga faktor yaitu pertumbuhan ekonomi, tingkat pendidikan, pengangguran terhadap kemiskinan. Penelitian yang menggunakan analisis data panel diharapkan dapat membantu untuk melihat pengaruh terhadap kemiskinan. Sebagaimana yang telah dipaparan diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Analisis Pengaruh Tingkat Pertumbuhan Ekonomi Tingkat Pengangguran Dan Tingkat Pendidikan Terhadap Kemiskian di Provinsi Jawa Tengah 2013-2015 B. RUMUSAN MASALAH 1. Bagaimana pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap tingkat kemiskinan di Provinsi Jawa Tengah tahun 2011-2015? 2. Bagaimana pengaruh tingkat pengangguran terhadap tingkat kemiskinan di Provinsi Jawa Tengah tahun 2011-2015? 3. Bagaimana pengaruh tingkat pendidikan terhadap tingkat kemiskinan di Provinsi Jawa Tengah tahun 2011-2015?

8 C. TUJUAN PENELITIAN 1. Untuk Menganalisis pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap tingkat kemiskinan di Provinsi Jawa Tengah tahun 2013-2015 2. Untuk Menganalisis pengaruh tingkat pengangguran terhadap tingkat kemiskinan di Provinsi Jawa Tengah tahun 2013-2015 3. Untuk Menganalisis pengaruh tingkat pendidikan terhadap tingkat kemiskinan di Provinsi Jawa Tengah tahun 2013-2015 D. MANFAAT PENELITIAN Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Bagi Kepentingan Teoritis a. Menambah wawasan pada bidang ekonomi terutama mengenai determinan kemiskinan di Provinsi Jawa Tengah. b. Memberikan kontribusi dalam menambah khazanah ilmu pengetahuan dan pendidikan. c. Menjadi acuan dalam penelitian selanjutnya. 2. Bagi Pemerintah Bagi pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan kabupaten/kota, penelitian ini diharapkan dapat menjadi rujukan yang mengarah pada proses pembangunan daerah. 3. Bagi Peneliti a. Sebagai wahana latihan dalam menerapkan ilmu yang diperoleh pada perkuliahan.

9 b. Menambah pengetahuan, pengalaman, pengembangan pemikiran, dan wawasan yang berguna di masa sekarang dan yang akan datang. E. Sistematika Penulisan BAB I : PENDAHULUAN Bab ini berisi pemaparan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan penelitian. BAB II: TINJAUAN PUSTAKA Berisi penjabaran dari teoristik yang terdapat pada usulan penelitian serta teori-teori yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan, tinjauan terhadap penelitian-penelitian terkait yang pernah dilakukan sebelumnya BAB III: METODE PENELITIAN Bab ini memuat identifikasi variabel-variabel penelitian, definisi operasional dan pengukuran variabel, subyek penelitian, teknik pengumpulan data dan analisis data. BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Menguraikan tentang gambaran umum hasil penelitian, pengujian dan hasil pengujian menggunakan Analisis Data Panel. BAB V: PENUTUP Dalam bab ini berisi tentang simpulan dari serangkaian pembahasan skripsi pada bab IV serta saran-saran yang perlu disampaikan