BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Membaca berarti melakukan berbagai kegiatan yang dapat memperkaya pengetahuan serta memperluas wawasan untuk dapat membentuk watak dan sikap yang menyebabkan pengetahuan seseorang bertambah (Kamah, 2001). Masih menurut Kamah (2001), seseorang yang senang membaca, lambat laun akan tertanam suatu keadaan atau perasaan selalu ingin tahu. Apabila perasaan selalu ingin tahu tersebut mendapat suatu dorongan yang kuat dalam batin maka mulailah timbul minat baca. Selain minat baca timbul pada diri seseorang, dan apabila aktivitas membaca dilakukan secara rutin, maka akan timbul budaya baca dengan sendirinya. Fenomena minat dan budaya baca hingga saat ini masih memprihatinkan karena membaca belum menjadi suatu kebutuhan bagi masyarakat Indonesia. Menurut Ariningsih (2006), angka melek huruf (literacy rate) di Indonesia relatif belum tinggi, yaitu baru 88%. Menurut Ariningsih (2006), United Nations Development Programme (UNDP) telah menetapkan bahwa angka melek huruf dijadikan salah satu indikator untuk mengukur kualitas suatu bangsa. Tinggi rendahnya angka melek huruf menentukan tinggi rendahnya indeks pembangunan manusia atau human development index (HDI). Tinggi rendahnya HDI menentukan kualitas suatu bangsa. Menurut Sidik (2006), kemajuan suatu bangsa terletak pada kualitas SDM bangsa itu sendiri. Sementara itu menurut HDI dalam Sidik (2006), Indonesia menempati peringkat 112 dari 175 negara yang disurvei, tiga tingkat di bawah Vietnam. Bedasarkan hasil survey yang telah diuraikan tersebut, jelas sekali bahwa kualitas bangsa Indonesia masih belum maksimal dan masih rendah yang berarti bahwa minat dan kebiasaan membaca masyarakat di Indonesia masih rendah. Tingkat rendahnya tingkat minat baca seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik faktor dari dalam maupun dari luar orang yang bersangkutan. Faktor dari dalam yang dapat mempengaruhi minat baca seseorang diantaranya yaitu rasa ingin tahu yang tinggi dan berprinsip hidup 1
bahwa membaca merupakan kebutuhan rohani. Faktor dari luar yang dapat mempengaruhi minat baca seseorang diantaranya yaitu keadaan lingkungan fisik yang memadai, dalam arti tersedianya bahan bacaan yang menarik, berkualitas, dan beragam. Keadaan lingkungan sosial yang kondusif untuk membaca baik lingkungan keluarga maupun lingkungan masyarakat sekitar (Sutarno, 2003:21). Sampai saat ini masyarakat Solo dalam mencari buku referensi dan bahan bacaan biasanya di perpustakaan, membeli buku di toko buku, mengakses internet harus pergi ke warung internet, melaksanakan seminar bedah buku di ruang seminar hotel. Semua hal yang dilakukan masyarakat Solo tadi mempunyai kesamaan tujuan, yakni mencari sumber bacaan atau referensi. Maka dari itu dibutuhkan sarana penunjang yang lengkap untuk mewadahi segala keinginan masyarakat Solo yang mengarah pada pencarian sumber bacaan atau referensi. Perpustakaan Umum mempunyai peran sangat strategis dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat, sebagai wahana belajar sepanjang hayat mengembangkan potensi masyarakat agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab dalam mendudkung penyelenggaraan pendidikan nasional, serta merupakan wahana pelestarian kekayaan budaya bangsa, hal ini sesuai dengan apa yang telah diamanatkan oleh Undang-undang Dasar 1945 yaitu sebagai wahana mencerdaskan kehidupan bangsa. Kota Surakarta sebagai kota budaya, memerlukan adanya Gedung Perpustakaan Umum Kota Surakarta. Pemerintah Kota Surakarta sampai sekarang tidak ada kebijakan yang berpihak pada pengembangan Perpustakaan. Perkembangan sejarah Perpustakaan Umum Kota Surakarta dari tahun ke tahun tidak semakin baik, bahkan status gedung yang dulunya berlokasi di daerah yang cukup strategis (Sriwedari dan Tirtomoyo) namun sekarang menempati gedung bekas kejaksaan yang kurang strategis dan representatif. 2
Pembangunan proyek yang dipilih yaitu merancang sebuah Book Center yang terletak di kota Solo dengan sentuhan interior yang khas dan juga system yang tertata. Nantinya diharapkan bisa menarik lebih banyak pengunjung yang datang agar lebih sering untuk membaca, dan juga diharapkan bisa menghapuskan banyak pemikiran yang selalu menganggap bahwa perpustakaan dan toko buku itu tempat yang membosankan untuk dikunjungi bila dengan jangka waktu yang lama. Untuk itu, perlu diadakan perubahan sarana penunjang yang dapat menarik minat pengunjung agar betah berada di perpustakaan. Sarana penunjang tersebut ditonjolkan pada pengaplikasian desain interior perpustakaan dan toko bukunya. B. Batasan Masalah Batasan pada perancangan ini adalah mendesain interior sebuah bangunan yang berfungsi sebagai Solo Book Center dengan luas bangunan 800-1200 m 2. Sasaran perancangan interior, meliputi: 1. Perancangan Lobby dan informasi, locker atau penitipan barang, area tunggu, area display, dan area sirkulasi 2. Perancangan Perpustakaan 3. Perancangan book store / toko buku 4. Perancangan area bermain anak dan ruang baca anak 5. Perancangan fasilitas area baca, area koleksi buku, dan area hotspot 6. Perancangan caffetaria, dan fasilitas fotocopy C. Ruang Lingkup Perancangan Ruang lingkup perancangan interior Solo Book Center ini sebagai tempat aktifitas yang menyediakan pusat informasi, sumber ilmu perngetahuan, pusat referensi, penelitian dan lain-lain yang terjadwal dan terencana. Perancangan interior mencangkup aspek manusia, aspek lingkungan, aspek bangunan dan aspek ruang yang difokuskan pada fungsi dan kebutuhannya. D. Rumusan Masalah Perancangan Rumusan masalah yang mengutamakan pada kebutuhan akan kenyamanan perpustakaan, toko buku dan kenyamanan ruang baca buku dalam 3
beraktifikas dan meningkatkan minat masyarakat akan buku dan membaca, perencanaan dan perancangan desain interior Solo Book Center ini ditekan pada: 1. Bagaimana merencanakan dan merancang ruangan interior untuk publik yang difungsikan sebagai sebuah Book Center dengan luasan kurang lebih 800-1200 m 2 agar dapat menunjang aktifitas dan memenuhi segala kebutuhan penggunanya? 2. Bagaimana menciptakan ruang dengan fasilitasnya sebagai tempat transformasi ilmu pengetahuan dan tempat mencari informasi yang efisien dengan memasukkan unsur homey sehingga dapat meningkatkan minat masyarakat akan buku dan membaca? 3. Bagaimana merancang sebuah Book Center yang bisa menarik lebih banyak minat pengunjung perpustakaan dan toko buku? E. Tujuan Perancangan 1. Merencanakan dan merancang ruangan interior untuk publik yang difungsikan sebagai sebuah Book Center dengan luasan kurang lebih 800-1200 m 2 agar dapat menunjang aktifitas dan memenuhi segala kebutuhan penggunanya. 2. Menciptakan ruang dengan fasilitasnya sebagai tempat transformasi ilmu pengetahuan dan tempat mencari informasi yang efisien dengan memasukkan unsur homey sehingga dapat meningkatkan minat masyarakat akan buku dan membaca. 3. Merancang sebuah Book Center yang bisa menarik lebih banyak minat pengunjung perpustakaan dan toko buku. F. Manfaat Desain 1. Bagi masyarakat umum dan pengunjung a. Dapat menjadi salah satu daya dukung untuk meningkatkan minat masyarakat akan buku dan membaca buku. b. Dapat membantu dan memberikan informasi, ilmu pengetahuan, dan referensi untuk masyarakat. 4
c. Dapat memberikan suasana dan kesan yang berbeda saat berada di Solo Book Center ini, agar pengunjung tidak bosan dan nyaman saat berada disini. 2. Bagi penulis / calon desainer a. Dapat menjadi salah satu proyek yang dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi calon desainer serta sebagai tolok ukur dan koreksi agar menjadi lebih baik dari sebelumnya. b. Dapat mengembangkan ide dan gagasan untuk merencanakan dan merancang interior yang disesuaikan dengan kebutuhan dan fungsi. c. Dapat melatih dan mengasah kreativitas desainer dalam merencanakan dan merancang interior sebuah public space khususnya Solo Book Center. Desainer akan memperoleh pengalaman dan pengetahuan yang baru yang sebelumnya belum didapat. 3. Bagi dunia pendidikan Dalam dunia pendidikan peran Book Center tidak perlu dipertanyakan lagi, karena secara tidak langsung perpustakaan dan toko buku merupakan pelengkap sarana atau media guna mendapatkan ilmu pengetahuan. G. Metode Desain Metode perancangan adalah dengan peninjauan langsung ke lokasi dan melihat langsung aktifitas pengunjung dan pengelola. Dan juga dengan mengambil referensi informasi dan study dari beberapa sumber ilmu seperti buku dan internet. Dengan hal tersebut diharapkan mampu menciptakan perancangan yang benar-benar sesuai dengan standar kebutuhan serta keamanan dan kenyamanan bagi semua umur. Sehingga tujuan perancangan Solo Book Center tersebut dapat terpenuhi. 5
Masalah Menurunnya minat membaca buku dan susahnya untuk mendapatkan buku di Surakarta. Latar belakang Menurunnya minat masyarakat untuk membaca buku, dan susahnya masyarakat untuk mendapatkan buku yang diinginkan. Dikota Solo mempunyai perpustakaan umum yang tidak layak, dan perlu adanya tindakan untuk mengembangkannya.) Pengumpulan Data ( Dengan melakukan survey, interview, observasi di beberapa tempat. Ada 2 macam tempat yang harus di survey yaitu perpustakaan dan toko buku) Tujuan (Dapat menciptakan minat baca seseorang dengan suasana yag berbeda, yaitu dengan menghadirkan konsep homey di dalam Book Center) Analisis Data (Data yang diperoleh dianalisis sesuai pengumpulan dari beberapa perpustakaan dan toko buku) Pra-Desain (Ada alternatif desain yang akan dibuat, desain di ambil dari Analisis data) Konsep Desain (Konsep desain berasal dari tujuan dan desain terpilih, untuk menambah minat baca dan mood seseorang, konsep yang akan diambil yaitu konsep homey. Desain Terpilih (Desain yang sudah dipilih akan di olah untuk mendukung minat baca seseorang dan menciptakan suasana perpustakaan dan toko buku yang tidak monoton. Dan untuk menambah mood seseorang akan di berikan suasana homey yang membuat pengunjung menjadi betah untuk membaca buku) Bagan 1.1 Metode desain Sumber: Analisa Penulis, 2016 6
H. Sistematika Penulisan 1. Bab I Pendahuluan Pendahuluan mencakup latar belakang masalah yang meliputi peranan dan keberadaan Solo Book Center di Surakarta, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan sasaran, serta metodologi yang meliputi metode sistematika pembahasan. 2. Bab II Kajian Teori Mengemukakan Kajian Teoritis tentang proyek desain Solo Book Center di Surakarta, yang meliputi pembahasan teori tentang ruang dan manusia, yang di dalamnya mencakup tentang pengertian, fungsi, klasifikasi, sirkulasi, komponen pembentuk ruang, sistem interior, sistem keamanan, sistem penyajian dan pertimbangan desain. 3. Bab III Kajian Lapangan Merupakan hasil studi observasi di lapangan, baik sebagai dasar acuan atas pemilihan lokasi perencanaan, maupun sebagai bahan pembanding dan bahan pengayaan bagi proses analisa data. 4. Bab IV Analisa Desain a. Analisis Eksisting 1) Analisa lingkungan (keluar) termasuk di dalamnya view, akses, arah cahaya, dan lain-lain. 2) Analisa Interior termasuk di dalamnya akses, sirkulasi dan human dimension. b. Programing 1) Status Kelembagaan Proyek 2) Struktur Organisasi 3) Sistem Operasional 4) Kegiatan 5) Fasilitas Pengisi Ruang 6) Fasilitas Ruang 7) Besaran Ruang (studi ruang dan anthropometri) 8) Sistem sirkulasi 9) Hubungan Antar Ruang 7
10) Zoning dan Grouping c. Konsep Perancangan 1) Ide dasar a) Paradigma, slogan, dan lain-lain b) Bentuk c) Suasana 2) Tema a) Sebagai pemecahan masalah b) Sebagai dekorasi 3) Aspek suasana dan Karakter Ruang 4) Aspek penataan ruang / layout 5) Sistem sirkulasi dan organisai ruang 6) Aspek Pembentuk Ruang 7) Aspek bentuk, bahan dan warna 8) Interior sistem (pencahayaan, penghawaan, akustik) 9) Sistem keamanan (kebakaran dan keamanan) 10) Aksesbilitas (fasilitas) 5. Bab V Penutup a. Kesimpulan Merupakan kesimpulan dari proses analisis yang sekaligus merupakan konsep Desain Interior Solo Book Center di Surakarta. b. Saran c. Daftar pustaka 8