MODEL PEMBERDAYAAN POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEBAKKRAMAT KABUPATEN KARANGANYAR Fresthy Astrika Y 1), Hardiningsih 2), Agus Eka Nurma Y 3) *) Program Studi D I Kebidanan Fakultas Kedokteran UNS ABSTRAK Latar Belakang: Program posyandu mempunyai daya ungkit terbesar terhadap penurunan angka kematian bayi, anak balita, dan angka kelahiran melalui program kesejahteraan ibu dan anak (KIA), keluarga berencana (KB), perbaikan gizi, imunisasi, dan penanggulangan diare. Sasaran penduduk yang dilayani kelima program tersebut adalah sama, yaitu ibu usia subur, ibu hamil, ibu menyusui, bayi, dan anak balita, maka pelayanan 5 (lima) program tersebut perlu dipadukan di satu tempat pelayanan agar memudahkan bagi yang dilayani maupun yang melayani. Metode: Model pemberdayaan posyandu di wilayah kerja esmas kramat Kabupaten Karanganyar dilakukan melalui wawancara mendalam, fokus group diskusi, dan kajian dokumen dengan pokjanal posyandu, bidan koordinator, kader dan personil yang terlibat dalam kegiatan posyandu untuk selanjutnya melakukan pelatihan kader yang bekerja sama dengan tim dari Dinas Kesehatan Kabupaten Karanganyar. Hasil: Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat telah dilaksanakan sesuai dengan tahapan rencana dan berjalan dengan lancar. Sebagian besar status posyandu di esmas kramat I adalah posyandu madya (27 posyandu) dan terdapat 1 posyandu mandiri, sedangkan pada esmas kramat terdapat 25 posyandu purnama dan 3 posyandu mandiri. Frekuensi penimbangan dilakukan sekali setiap bulan. Tugas kader di posyandu tersebut yaitu membantu pelaksanaan posyandu serta mendampingi petugas kesehatan saat ada kunjungan rumah. Cakupan D/S, cakupan kumulatif KB dan KIA semuanya baik. Sementara itu program tambahan yang ada di puskesmas kramat I dan yaitu KP/KIA dan pos PAUD serta program dana sehat belum berjalan maksimal. Sedangkan untuk model pelatihan kader posyandu berbasis kebutuhan masyarakat dari hasil analisis masih ada beberapa kader yang kurang tepat dalam menginterpretasikan data dan berdampak terhadap ketidaksesuaian penyampaian hasil kepada orang tua balita. Simpulan: Pemberdayaan masyarakat kepada kader dengan materi tentang 5 langkah posyandu, pengisian KMS, interpretasi data dan penyampaian hasil baik teori ataupun praktik merupakan hal yang paling sesuai. Kata Kunci: Model Pemberdayaan, Posyandu 38
PENDAHULUAN Pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan mengemuka sejak dideklarasikan Piagam ottawa (WHO, 1986 cit lewia et al., 2008; Germov, 2002) yang menyatakan perlunya (1) membangun kebijakan publik yang sehat, (2) menciptakan lingkungan yang mendukung, (3) menata kembali pelayanan kesehatan ke arah pencegahan dan promosi kesehatan, (4) memperkuat gerakan masyarakat dan (5) mengembangkan kemampuan perorangan dalam kesehatan serta partisipasi masyarakat merupakan elemen utama dan kunci dalam pemberdayaan bidang kesehatan dan merupakan inti dari promosi kesehatan. Pemberdayaan masyarakat dibidang kesehatan sebagai salah satu subsistem dalam SKN (2009) merupakan bentuk dan cara penyelenggaraan berbagai upaya kesehatan, baik perorangan, kelompok, maupun masyarakat secara terencana, terpadu dan berkesinambungan guna tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya (Depkes, SKN, 2009). Salah satu pemberdayaan kesehatan yaitu melalui program posyandu. Posyandu merupakan wadah komunikasi dan alih tehnologi dalam pelayanan KB dan kesehatan yang dikelola dan diselenggarakan oleh dan untuk masyarakat dengan dukungan pelayanan serta pembinaan teknis dari petugas kesehatan dan keluarga berencana dalam rangka pencapaian keluarga berkualitas. Nilai strategis yang ingin dibudayakan melalui pendekatan ini adalah keterpaduan pengembangan sumber daya manusia sedini mungkin dengan peran serta masyarakat (Sulaeman, 2012). Program posyandu mempunyai daya ungkit terbesar terhadap penurunan angka kematian bayi, anak balita, dan angka kelahiran melalui program kesejahteraan ibu dan anak (KIA), keluarga berencana (KB), perbaikan gizi, imunisasi, dan penanggulangan diare. Sasaran penduduk yang dilayani kelima program tersebut adalah sama, yaitu ibu usia subur, ibu hamil, ibu menyusui, bayi, dan anak balita, maka pelayanan 5 (lima) program tersebut perlu dipadukan di satu tempat pelayanan, agar memudahkan bagi yang dilayani maupun yang melayani. Sejak digulirkan program posyandu berbagai hasil telah banyak dicapai, diantaranya adalah Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) telah berhasil diturunkan. AKI telah dapat diturunkan dari 318 per 100.000 kelahiran hidup (KH) pada tahun 1997 menjadi 228 per 100.000 KH pada tahun 2007 (SDKI, 2007), namun meningkat lagi menjadi 359 per 100.000 KH pada tahun 2012 (SDKI, 2012). AKB telah dapat diturunkan dari 46 per 1.000 KH pada tahun 1997 menjadi 34 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2007 (SDKI, 2007). Tujuan penyelenggaraan posyandu adalah (1) menurunkan angka kematian bayi (AKB), angka kematian ibu (ibu hamil, melahirkan dan nifas) dan penurunan angka kelahiran, (2) membudayakan Keluarga Berkualitas, (3) meningkatkan peran serta dan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatan KB dan kesehatan serta kegiatan lainnya yang menunjang untuk tercapainya masyarakat sehat sejahtera, dan (4) berfungsi sebagai Wahana Gerakan Reproduksi Keluarga Sejahtera, Gerakan Ketahanan Keluarga dan Gerakan Ekonomi Keluarga Sejahtera. 39
Tumbuh dan berkembangnya posyandu telah memberi dampak yang amat luas, yang dapat digolongkan menjadi 3 hal, (1) berkembangnya posyandu telah mendorong tumbuhnya UKBM seperti pondok bersalin, pos kesehatan desa dll, (2) Intitusi posyandu yang menguat membuat setiap program bahkan dari sektor lain, memanfaatkan posyandu sebagai pintu masuk program, (3) Makin banyaknya jumlah posyandu mendorong terjadinya variasi tingkat perkembangan yang beragam. Ada sebagaian posyandu telah mencapai titik perkembangan yang sangat maju, disisi lain masih banyak posyandu yang berjalan tersendat bahkan tinggal papan nama (Sulaeman, 2012). Menghadapi keadaan ini, diperlukan pola pembinaan yang arif dan variatif berdasarkan tingkat perkembangan posyandu yang bersangkutan.untuk memenuhi kebutuhan tersebut telah dikembangkan alat pembinaan yang dikenal dengan Telaah Kemandirian Posyandu (TKP) sebagai indikator tingkat keberhasilan/ perkembangan. Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan di Kabupaten Karanganyar (hasil pengkajian data kegiatan pengabdian masyarakat tahun 2015) terdapat 17 kecamatan dan terdiri dari 1.393 posyandu. Urutan strata posyandu dari yang paling bawah adalah pratama, madya, purnama dan mandiri. Pukesmas kramat merupakan salah satu puskesmas yang lokasinya terletak dekat perkotaan, tetapi hanya memiliki 1 posyandu dengan strata mandiri dari 34 posyandu. Dengan melihat fenomena tersebut kami bermaksudmengadakan pemberdayaan pada program posyandu di puskesmas tersebut untuk menganalisis kemandirian posyandu dan diharapkan meningkatkan tingkat kemandirian dalam masa mendatang. SUBJEK DAN METODE Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat dengan judul Model Pemberdayaan Posyandu di Wilayah Kerja esmas kramat Kabupaten Karanganyar, koordinasi awal yang dilakukan tim pengabdi adalah dengan koordinator bidang promosi kesehatan dan bagian posyandu di Dinas Kesehatan Kabupaten Karanganyar untuk pengambilan data awal. Kegiatan selanjutnya yaitu berupa wawancara mendalam dengan menggunakan Panduan Wawancara yang dilakukan dengan Dokter esmas, bidan dan bagian gizi baik puskesmas kebakkramat I ataupun puskesmas kebakkramat, butir pertanyaan yang kami ajukan diantaranya berapa jumlah posyandu, apa saja kegiatan yang dilakukan puskesmas dalam meunjang kegiatan posyandu, jumlah kader, jumlah balita dan lain sebagainya. Selanjutnya kami mengadakan Pelatihan Kader yang telah dilaksanakan pada bulan agustus 2016 dan selanjutnya laporan akhir pelaksanaan pengabdian masyarakat. HASIL PENGABDIAN Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat dengan judul Model Pemberdayaan Posyandu di Wilayah Kerja esmas kramat Kabupaten Karanganyar telah dilaksanakan sesuai dengan tahapan-tahapan rencana, kegiatan berjalan dengan lancar dan mendapat tanggapan yang baik dari pihak terkait. Adapun hasil kegiatan pengabdian masyarakat sebagai berikut: 40
A. Analisis Status Posyandu Tabel 1. Analisis Status Posyandu No Status Posyandu kramat I kramat 1 Pratama 0 0 2 Madya 27 6 3 Purnama 7 25 4 Mandiri 1 3 B. Program tambahan yang ada baik di puskesmas kramat I dan yaitu KP/KIA dan pos PAUD C. Dana sehat yang ada di esmas kramat I dan belum berjalan secara maksimal D. Data D/S Tabel 2. Data D/S No Bulan I 1 Jan 75,7 78,7 2 Feb 84,8 86,8 3 Mar 96,8 94,8 4 April 81,4 83,4 5 Mei 80,4 85,5 6 Juni 82,2 85,2 7 Juli 80,3 81,4 8 Agst 86,2 87,4 9 Sept 75,2 79,8 E. Cakupan Kumulatif KB Tabel 3. Cakupan Kumulatif KB No Jenis KB I 1 Kondom 0 0 2 Pil 0 0 3 Suntik 13 15 4 AKDR 6 5 5 MOW 4 2 6 MOP 0 0 7 Implan 2 3 F. Cakupan Kumulatif KIA Tabel 4 Cakupan Kumulatif KIA No Bln kramat I 1 Sept 2016 Bumil Anak Bumil Anak 510 1765 489 1572 G. Program tambahan yang ada baik di puskesmas kramat I dan yaitu KP/KIA dan pos PAUD. H. Dana sehat yang ada di esmas kramat I dan belum berjalan secara maksimal. I. Model Pelatihan Kader Posyandu Berbasis Kebutuhan Masyarakat. 41
PEMBAHASAN Kegiatan pengabdian masyarakat yang berada di wilayah esmas kramat I dan diadakan di Balai Wismo Purwo Kencono Desa Pulosari Kecamatan kramat Kabupaten Karanganyar. Adapun peserta yang hadir yaitu kepala kelurahan Pulosari, kepala puskesmas, kader, bidan koordinator, bidan wilayah serta petugas gizi. Sedangkan untuk pengisi materi yaitu dari Dinas Kesehatan Kabupaten Karanganyar sebanyak dua narasumber dan tim dari pengabdi FK UNS sebanyak 3 narasumber. Pelaksanaan Kegiatan Pengabdian sudah sesuai dengan tahapan rencana dan berjalan dengan lancar. Sebagian besar status posyandu di esmas kramat I adalah posyandu madya (27 posyandu) dan terdapat 1 posyandu mandiri, sedangkan pada esmas kramat terdapat 25 posyandu purnama dan 3 posyandu mandiri. Penjelasan status posyandu meliputi Pratama (warna merah): posyandu yang belum mantap, yang belum rutin setiap bulan dan kader aktif terbatas Status posyandu lainnya yaitu Madya (warna kuning) : posyandu yang sudah dapat melakukan kegiatan lebih dari 8 kali pertahun, dengan rata-rata kader tugas 5 orang atau lebih akan tetapi cakupan program utamanya (KB, KIA, Gizi, Imunisasi) masih rendah yaitu kurang dari 50 %, ini berarti kelestarian kegiatan posyandu sudah baik tetapi masih rendah cakupannya. Purnama (warna hijau): posyandu yang sudah dapat melakukan kegiatan lebih dari 8 kali pertahun, dengan ratarata kader tugas 5 orang atau lebih, dan cakupan program utamanya > 50 %, sudah ada program tambahan bahkan mungkin sudah ada dana sehat yang masih sederhana. Mandiri (warna biru): posyandu yang sudah dapat melakukan kegiatan teratur, cakupan 5 program utama sudah bagus, ada program tambahan dan dana sehat dan menjangkau lebih dari 50 KK (Kepala Keluarga). Frekuensi penimbangan dilakukan sekali setiap bulan. Tugas kader di posyandu tersebut yaitu membantu pelaksanaan posyandu serta mendampingi petugas kesehatan saat ada kunjungan rumah. Cakupan D/S, cakupan kumulatif KB dan KIA semuanya baik. Sementara itu program tambahan yang ada di puskesmas kramat I dan yaitu KP/KIA dan pos PAUD serta program dana sehat belum berjalan maksimal. Sedangkan untuk model pelatihan kader posyandu berbasis kebutuhan masyarakat dari hasil analisis masih ada beberapa kader yang kurang tepat dalam menginterpretasikan data dan berdampak terhadap ketidaksesuaian penyampaian hasil kepada orang tua balita. Dari analisis yang dilakukan oleh pengabdi, masih ada beberapa kader yang kurang tepat dalam menginterpretasikan data dan berdampak terhadap ketidaksesuaian penyampaian hasil kepada orang tua balita. Sehingga pelatihan terhadap kader dengan materi tentang 5 langkah posyandu, pengisian KMS, interpretasi data dan penyampaian hasil baik teori ataupun praktik merupakan hal yang paling sesuai. 42
SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan 1. Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat dengan judul Model pemberdayaan Masyarakat Posyandu di Wilayah Kerja esmas kramat Kabupaten Karanganyar sudah dilaksanakan 100%. 2. Pemberdayaan masyarakat kepada kader dengan materi tentang 5 langkah posyandu, pengisian KMS, interpretasi data dan penyampaian hasil baik teori ataupun praktik merupakan hal yang paling sesuai. B. Saran 1. Dinas Kesehatan dan Tim Pokjanal Dapat memantau kegiatan yang ada di Posyandu dan mendorong kecamatan atau posyandu yang memiliki target capaian yang masih rendah agar dapat ditingkatkan. 2. Kader Meningkatkan pengetahuan tentang posyandu pada umumnya dan pelaksanaan sistem 5 meja posyandu, pengisian KMS dan Interpretasi data yang akurat. 3. Masyarakat Aktif dalam kegiatan posyandu dan dapat memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang telah disediakan oleh pemerintah, serta menjadikan posyandu adalah bagian penting yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat DAFTAR PUSTAKA 1. Brannen, Y. 2005. Memadu Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif. Cetakan VI. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2. Boehm, A and L.H. Staples. 2002. The Functions of the Social Worker in Empowering: The Voices of Consumers and Professionals. Social Work/Volume 47. Number 4/Oktober 2002. Diunduh Maret 2013. 3. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. 2011. Standarisasi Pemberdayaan Masyarakat Provinsi Jawa Tengah. Semarang. 4.. 2008. Modul Pelatihan Bagi Tenaga Promosi Kesehatan di esmas. Jakarta 5.. 2011. Standarisasi Pemberdayaan Masyarakat Provinsi Jawa Tengah. Semarang. 6. Everett, J.E., K. Homstead and J. Drisko. 2007. Frontline Worker Perceptions Of The Empowerment Process In Community-Based Agenccies. EBSCOhost. Diunduh 12 Juli 2013. 7. Kaiser & Farris, et al. 2009. Public and Community Health Nursing Interventions With Vulnerable Pramary Care Clients: A Pilot Study. Journal of Community Health Nursing. 26: 87-97, 2009. Diakses 12 Juli 2013. 8. Kementerian Kesehatan RI Bekerja sama Dengan Pokjanal Posyandu Pusat. 2012. Kurikulum dan Modul Pelatihan Kader Posyandu. Jakarta. 9. 2012. Modul Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat. UNS Press. Surakarta 43
10. Miles, M.B and A.M. Huberman. 2009. Qualitative Data Analysis, Analisis Data Kualitatif Buku Sumber Tentang Metode-Metode Baru. diterjamahkan oleh Rohidi, T.R. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press). 11. Notoatmodjo, S. 2005. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Cetakan Pertama. Jakarta: PT. Rineka Cipta. 12. Nugroho, HA dan Nurdiana, D. 2008. Hubungan antara Pengetahuan dan Motivasi Kader Posyandu dengan Keaktifan Kader Posyandu di Desa Dukuh Tengah Kecamatan Ketanggungaii Kabupaten Brebes. EIKkiiS Jurnal Keperawatan Vol. 2 No, 1 - Oktober 2008: 1 8 13. Sugiyono. 2009. Memahami Penelitian Kualitatif. Cetakan Kelima. Bandung: Penerbit Alfabeta. 14. Sulaeman, E.S. 2012. Pemberdayaan Masyarakat di Bidang Kesehatan Teori dan Implementasi, Cetakan pertama. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. 15.. 2012. Model Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan Studi Program Desa Siaga, Cetakan pertama. Surakarta: UNS Press, ISBN: 978-979-498-835- 0. 16. Sulaeman, E.S. dkk. 2012. Model Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan Studi Program Siaga. Kesmas, Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional, Volume 7, Nomor 4, November 2012. 44