MODEL PEMBERDAYAAN POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEBAKKRAMAT KABUPATEN KARANGANYAR

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MENINGKATKAN KESEHATAN IBU DAN ANAK MELALUI GERAKAN POSYANDU

BAB I PENDAHULUAN. akhirnya dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Hal. masyarakat dan swasta (Depkes RI, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pelayanan kesehatan masyarakat pada prinsipnya mengutamakan

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat, khususnya bayi dan balita. Tujuan Posyandu adalah menunjang penurunan Angka

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 GAMBARAN PROGRAM PUSKESMAS KALIPARE TAHUN 2015

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Istilah motivasi berasal dari bahasa Latin, yakni movere yang. Menurut Sadirman (2007), motivasi adalah perubahan energi diri

BAB 1 PENDAHULUAN. Derajat kesehatan masyarakat di Indonesia masih rendah disebabkan banyak

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya yang tinggi. Bahkan Indonesia menduduki peringkat ke-empat

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Untuk mempercepat terwujudnya masyarakat sehat, yang merupakan bagian

BAB I PENDAHULUAN. memprihatinkan karena mengancam kualitas sumber daya manusia yang akan

BAB I PENDAHULUAN. Posyandu diselenggarakan untuk kepentingan masyarakat sehingga

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan ketertiban dunia yang

TINJAUAN PUSTAKA Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ISSN: VOLUME XV, No. 1, 2009 LEMBAR BERITA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hal yang sangat penting dan bisa dijadikan

Wujud pemberdayaan masyarakat UKBM (Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat) Promotif, Preventif Mulai dicanangkan 1986

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh masyarakat dan bekerja bersama untuk masyarakat secara sukarela (Mantra,

MATRIKS WAWANCARA. Seruan Presiden untuk meningkatkan keunggulan kembali Posyandu. Belum dapat, tidak ada baik dari depkes maupun dari dinkes

Disampaikan pada : REFRESHING KADER POSYANDU Kabupaten Nias Utara Tahun 2012

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. diupayakan, diperjuangkan dan tingkatkan oleh setiap individu dan oleh seluruh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan mencapai % menurun menjadi % (Adisasmito, upaya untuk mendekatkan masyarakat terhadap jangkauan pelayanan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Partisipasi kader adalah keikutsertaan kader dalam suatu kegiatan kelompok

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. perlu dilakukan karena kesehatan bukan tanggung jawab pemerintah saja, namun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk terciptanya kesadaran, kemauan

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat diperlukan di masa mendatang (Depkes RI, 2007).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan di tiap kelurahan/rw. Kegiatannya berupa KIA, KB, P2M

BAB 1 PENDAHULUAN. kelangsungan hidup manusia, demikian juga halnya dengan kesehatan gigi dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Posyandu merupakan salah satu bentuk UKBM yang dikelola dan

BAB I PENDAHULUAN. Posyandu adalah suatu bentuk keterpaduan pelayanan kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dan terpenting dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan dan gizi merupakan kebutuhan dasar manusia. Sejak janin

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan terdepan. Posyandu dilaksanakan oleh masyarakat itu sendiri dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Ismawati tahun 2010 (dalam Ariyani dkk, 2012), posyandu

BAB I PENDAHULUAN. Angka kematian ibu dan bayi di Indonesia masih tinggi. Hasil Survey

Posyandu adalah pusat kegiatan masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan dan keluarga berencana.

B A B IV SITUASI UPAYA KESEHATAN

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Keaktifan Ibu Balita Dalam KegiatanPosyandu Di Provinsi Lampung (Analisis Lanjut Data Riskesdas Tahun 2010)

ABSTRAK GAMBARAN PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU DI DESA NGERING KECAMATAN JOGONALAN KABUPATEN KLATEN

Oleh : Teti Herawati* *Pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka ABSTRAK

Meja 1 Pendaftaran balita, ibu hamil, ibu menyusui. Meja 4 Penyuluhan dan pelayanan gizi bagi ibu balita, ibu hamil dan ibu menyusui

PENGUATAN KADER POSYANDU DALAM UPAYA DETEKSI DINI KESEHATAN IBU, BAYI DAN BALITA DI WILAYAH KECAMATAN TELANAIPURA KOTA JAMBI TAHUN 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. satunya adalah melalui pelayanan kesehatan di posyandu. Kegiatan-kegiatan dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Menurut Profil Kesehatan Indonesia tahun 2012 mengatakan

Oleh : VINELLA ISAURA No. BP

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan di Indonesia dewasa ini masih diprioritaskan pada upaya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan guna memberdayakan masyarakat dan. Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2009, p.98).

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi (Kemenkes, 2011).

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kesehatan Bersumber daya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari,

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG DINAS KESEHATAN UPTD PUSKESMAS KEPANJEN Jalan Raya Jatirejoyoso No. 04 Telp. (0341) Kepanjen

BAB I PENDAHULUAN. Pos pelayanan terpadu (Posyandu) merupakan bentuk partisipasi. masyarakat yang membawa arti yang sangat besar bagi kesehatan dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. gizi anak balitanya. Salah satu tujuan posyandu adalah memantau peningkatan status

BETTY YULIANA WAHYU WIJAYANTI J.

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kesehatan termasuk dalam hal gizi. Hal ini terbukti dari

MATA KULIAH. Asuhan Kebidanan Komunitas WAKTU DOSEN. Pengembangan Wahana/Forum PSM, Berperan Dalam Kegiatan TOPIK

Agus Samsudrajat S, SKM STIKes Kapuas Raya Sintang. Agus S S/polindes/STIKes KR

Peningkatan Pengetahuan Kader Posyandu Tentang Gizi Balita Melalui Pemberian Pendidikan dan Buku Gizi

Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan Volume 14, Juli 2017

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STUDI PERKEMBANGAN POSYANDU PASCA REVITALISASI POSYANDU DI WILAYAH PUSKESMAS KENJERAN SURABAYA Oleh Pipit Festy

PERAN KADER DALAM PENINGKATAN STRATA PELAYANAN POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUKAWARNA KOTA BANDUNG TAHUN 2008

KUESIONER UNTUK KADER

HUBUNGAN PENDIDIKAN IBU, UMUR DAN STATUS GIZI BAYI/ BALITA DENGAN KEPATUHAN IBU BERKUNJUNG KE POSYANDU

Monitoring. 29-Feb-12

LEMBAR EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA AKSI Taman Bermain dan Taman Bacaan Forum Anak Pada Kecamatan Pontianak Selatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENERAPAN SISTEM INFORMASI POSYANDU MAWAR KELURAHAN SIMPANG EMPAT

PEMERINTAH KOTA BONTANG DINAS KESEHATAN PUSKESMAS BONTANG SELATAN II Jl. Hayam Wuruk RT.18 No.01 Berbas Tengah Bontang Selatan Telp.

URAIAN PROGRAM PUSKESMAS

PENGABDIAN MASYARAKAT UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PENGELOLAAN POSYANDU BALITA MELALUI PERBAIKAN SISTEM ADMINISTRASI

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

BAB 1 PENDAHULUAN. bayi baru lahir merupakan proses fisiologis, namun dalam prosesnya

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. pelayanan kesehatan yang dilaksanakan di suatu wilayah kerja puskesmas,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Posyandu atau Pos Pelayanan Terpadu adalah Forum Komunikasi Alih. rangka pencapaian NKKBS ( Mubarak & Chayalin, 2009).

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. pemberdayaan masyarakat atau kader posyandu (Depkes, 2007). Menurut MDGs (Millenium Development Goals) di tingkat ASEAN, AKB

BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai upaya kesehatan telah diselenggarakan. Salah satu bentuk upaya

BAB I PENDAHULUAN. tersebut anak mengalami pertumbuhan yang pesat. Balita termasuk

BAB I PENDAHULUAN. menurunkan angka kematian bayi, anak balita dan angka kelahiran, tergantung pada keberhasilan

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2016

BAB 1 PENDAHULUAN. Indeks Pembangunan Manusia (IPM), sedangkan ukuran kesejahteraan masyarakat. sasaran yang membutuhkan layanan (Depkes RI, 2006).

Upaya Kader Posyandu Dalam Peningkatan Status Gizi Balita di Kelurahan Margasuka Kota Bandung

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) tahun menitikberatkan

Universitas Sumatera Utara

Transkripsi:

MODEL PEMBERDAYAAN POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEBAKKRAMAT KABUPATEN KARANGANYAR Fresthy Astrika Y 1), Hardiningsih 2), Agus Eka Nurma Y 3) *) Program Studi D I Kebidanan Fakultas Kedokteran UNS ABSTRAK Latar Belakang: Program posyandu mempunyai daya ungkit terbesar terhadap penurunan angka kematian bayi, anak balita, dan angka kelahiran melalui program kesejahteraan ibu dan anak (KIA), keluarga berencana (KB), perbaikan gizi, imunisasi, dan penanggulangan diare. Sasaran penduduk yang dilayani kelima program tersebut adalah sama, yaitu ibu usia subur, ibu hamil, ibu menyusui, bayi, dan anak balita, maka pelayanan 5 (lima) program tersebut perlu dipadukan di satu tempat pelayanan agar memudahkan bagi yang dilayani maupun yang melayani. Metode: Model pemberdayaan posyandu di wilayah kerja esmas kramat Kabupaten Karanganyar dilakukan melalui wawancara mendalam, fokus group diskusi, dan kajian dokumen dengan pokjanal posyandu, bidan koordinator, kader dan personil yang terlibat dalam kegiatan posyandu untuk selanjutnya melakukan pelatihan kader yang bekerja sama dengan tim dari Dinas Kesehatan Kabupaten Karanganyar. Hasil: Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat telah dilaksanakan sesuai dengan tahapan rencana dan berjalan dengan lancar. Sebagian besar status posyandu di esmas kramat I adalah posyandu madya (27 posyandu) dan terdapat 1 posyandu mandiri, sedangkan pada esmas kramat terdapat 25 posyandu purnama dan 3 posyandu mandiri. Frekuensi penimbangan dilakukan sekali setiap bulan. Tugas kader di posyandu tersebut yaitu membantu pelaksanaan posyandu serta mendampingi petugas kesehatan saat ada kunjungan rumah. Cakupan D/S, cakupan kumulatif KB dan KIA semuanya baik. Sementara itu program tambahan yang ada di puskesmas kramat I dan yaitu KP/KIA dan pos PAUD serta program dana sehat belum berjalan maksimal. Sedangkan untuk model pelatihan kader posyandu berbasis kebutuhan masyarakat dari hasil analisis masih ada beberapa kader yang kurang tepat dalam menginterpretasikan data dan berdampak terhadap ketidaksesuaian penyampaian hasil kepada orang tua balita. Simpulan: Pemberdayaan masyarakat kepada kader dengan materi tentang 5 langkah posyandu, pengisian KMS, interpretasi data dan penyampaian hasil baik teori ataupun praktik merupakan hal yang paling sesuai. Kata Kunci: Model Pemberdayaan, Posyandu 38

PENDAHULUAN Pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan mengemuka sejak dideklarasikan Piagam ottawa (WHO, 1986 cit lewia et al., 2008; Germov, 2002) yang menyatakan perlunya (1) membangun kebijakan publik yang sehat, (2) menciptakan lingkungan yang mendukung, (3) menata kembali pelayanan kesehatan ke arah pencegahan dan promosi kesehatan, (4) memperkuat gerakan masyarakat dan (5) mengembangkan kemampuan perorangan dalam kesehatan serta partisipasi masyarakat merupakan elemen utama dan kunci dalam pemberdayaan bidang kesehatan dan merupakan inti dari promosi kesehatan. Pemberdayaan masyarakat dibidang kesehatan sebagai salah satu subsistem dalam SKN (2009) merupakan bentuk dan cara penyelenggaraan berbagai upaya kesehatan, baik perorangan, kelompok, maupun masyarakat secara terencana, terpadu dan berkesinambungan guna tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya (Depkes, SKN, 2009). Salah satu pemberdayaan kesehatan yaitu melalui program posyandu. Posyandu merupakan wadah komunikasi dan alih tehnologi dalam pelayanan KB dan kesehatan yang dikelola dan diselenggarakan oleh dan untuk masyarakat dengan dukungan pelayanan serta pembinaan teknis dari petugas kesehatan dan keluarga berencana dalam rangka pencapaian keluarga berkualitas. Nilai strategis yang ingin dibudayakan melalui pendekatan ini adalah keterpaduan pengembangan sumber daya manusia sedini mungkin dengan peran serta masyarakat (Sulaeman, 2012). Program posyandu mempunyai daya ungkit terbesar terhadap penurunan angka kematian bayi, anak balita, dan angka kelahiran melalui program kesejahteraan ibu dan anak (KIA), keluarga berencana (KB), perbaikan gizi, imunisasi, dan penanggulangan diare. Sasaran penduduk yang dilayani kelima program tersebut adalah sama, yaitu ibu usia subur, ibu hamil, ibu menyusui, bayi, dan anak balita, maka pelayanan 5 (lima) program tersebut perlu dipadukan di satu tempat pelayanan, agar memudahkan bagi yang dilayani maupun yang melayani. Sejak digulirkan program posyandu berbagai hasil telah banyak dicapai, diantaranya adalah Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) telah berhasil diturunkan. AKI telah dapat diturunkan dari 318 per 100.000 kelahiran hidup (KH) pada tahun 1997 menjadi 228 per 100.000 KH pada tahun 2007 (SDKI, 2007), namun meningkat lagi menjadi 359 per 100.000 KH pada tahun 2012 (SDKI, 2012). AKB telah dapat diturunkan dari 46 per 1.000 KH pada tahun 1997 menjadi 34 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2007 (SDKI, 2007). Tujuan penyelenggaraan posyandu adalah (1) menurunkan angka kematian bayi (AKB), angka kematian ibu (ibu hamil, melahirkan dan nifas) dan penurunan angka kelahiran, (2) membudayakan Keluarga Berkualitas, (3) meningkatkan peran serta dan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatan KB dan kesehatan serta kegiatan lainnya yang menunjang untuk tercapainya masyarakat sehat sejahtera, dan (4) berfungsi sebagai Wahana Gerakan Reproduksi Keluarga Sejahtera, Gerakan Ketahanan Keluarga dan Gerakan Ekonomi Keluarga Sejahtera. 39

Tumbuh dan berkembangnya posyandu telah memberi dampak yang amat luas, yang dapat digolongkan menjadi 3 hal, (1) berkembangnya posyandu telah mendorong tumbuhnya UKBM seperti pondok bersalin, pos kesehatan desa dll, (2) Intitusi posyandu yang menguat membuat setiap program bahkan dari sektor lain, memanfaatkan posyandu sebagai pintu masuk program, (3) Makin banyaknya jumlah posyandu mendorong terjadinya variasi tingkat perkembangan yang beragam. Ada sebagaian posyandu telah mencapai titik perkembangan yang sangat maju, disisi lain masih banyak posyandu yang berjalan tersendat bahkan tinggal papan nama (Sulaeman, 2012). Menghadapi keadaan ini, diperlukan pola pembinaan yang arif dan variatif berdasarkan tingkat perkembangan posyandu yang bersangkutan.untuk memenuhi kebutuhan tersebut telah dikembangkan alat pembinaan yang dikenal dengan Telaah Kemandirian Posyandu (TKP) sebagai indikator tingkat keberhasilan/ perkembangan. Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan di Kabupaten Karanganyar (hasil pengkajian data kegiatan pengabdian masyarakat tahun 2015) terdapat 17 kecamatan dan terdiri dari 1.393 posyandu. Urutan strata posyandu dari yang paling bawah adalah pratama, madya, purnama dan mandiri. Pukesmas kramat merupakan salah satu puskesmas yang lokasinya terletak dekat perkotaan, tetapi hanya memiliki 1 posyandu dengan strata mandiri dari 34 posyandu. Dengan melihat fenomena tersebut kami bermaksudmengadakan pemberdayaan pada program posyandu di puskesmas tersebut untuk menganalisis kemandirian posyandu dan diharapkan meningkatkan tingkat kemandirian dalam masa mendatang. SUBJEK DAN METODE Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat dengan judul Model Pemberdayaan Posyandu di Wilayah Kerja esmas kramat Kabupaten Karanganyar, koordinasi awal yang dilakukan tim pengabdi adalah dengan koordinator bidang promosi kesehatan dan bagian posyandu di Dinas Kesehatan Kabupaten Karanganyar untuk pengambilan data awal. Kegiatan selanjutnya yaitu berupa wawancara mendalam dengan menggunakan Panduan Wawancara yang dilakukan dengan Dokter esmas, bidan dan bagian gizi baik puskesmas kebakkramat I ataupun puskesmas kebakkramat, butir pertanyaan yang kami ajukan diantaranya berapa jumlah posyandu, apa saja kegiatan yang dilakukan puskesmas dalam meunjang kegiatan posyandu, jumlah kader, jumlah balita dan lain sebagainya. Selanjutnya kami mengadakan Pelatihan Kader yang telah dilaksanakan pada bulan agustus 2016 dan selanjutnya laporan akhir pelaksanaan pengabdian masyarakat. HASIL PENGABDIAN Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat dengan judul Model Pemberdayaan Posyandu di Wilayah Kerja esmas kramat Kabupaten Karanganyar telah dilaksanakan sesuai dengan tahapan-tahapan rencana, kegiatan berjalan dengan lancar dan mendapat tanggapan yang baik dari pihak terkait. Adapun hasil kegiatan pengabdian masyarakat sebagai berikut: 40

A. Analisis Status Posyandu Tabel 1. Analisis Status Posyandu No Status Posyandu kramat I kramat 1 Pratama 0 0 2 Madya 27 6 3 Purnama 7 25 4 Mandiri 1 3 B. Program tambahan yang ada baik di puskesmas kramat I dan yaitu KP/KIA dan pos PAUD C. Dana sehat yang ada di esmas kramat I dan belum berjalan secara maksimal D. Data D/S Tabel 2. Data D/S No Bulan I 1 Jan 75,7 78,7 2 Feb 84,8 86,8 3 Mar 96,8 94,8 4 April 81,4 83,4 5 Mei 80,4 85,5 6 Juni 82,2 85,2 7 Juli 80,3 81,4 8 Agst 86,2 87,4 9 Sept 75,2 79,8 E. Cakupan Kumulatif KB Tabel 3. Cakupan Kumulatif KB No Jenis KB I 1 Kondom 0 0 2 Pil 0 0 3 Suntik 13 15 4 AKDR 6 5 5 MOW 4 2 6 MOP 0 0 7 Implan 2 3 F. Cakupan Kumulatif KIA Tabel 4 Cakupan Kumulatif KIA No Bln kramat I 1 Sept 2016 Bumil Anak Bumil Anak 510 1765 489 1572 G. Program tambahan yang ada baik di puskesmas kramat I dan yaitu KP/KIA dan pos PAUD. H. Dana sehat yang ada di esmas kramat I dan belum berjalan secara maksimal. I. Model Pelatihan Kader Posyandu Berbasis Kebutuhan Masyarakat. 41

PEMBAHASAN Kegiatan pengabdian masyarakat yang berada di wilayah esmas kramat I dan diadakan di Balai Wismo Purwo Kencono Desa Pulosari Kecamatan kramat Kabupaten Karanganyar. Adapun peserta yang hadir yaitu kepala kelurahan Pulosari, kepala puskesmas, kader, bidan koordinator, bidan wilayah serta petugas gizi. Sedangkan untuk pengisi materi yaitu dari Dinas Kesehatan Kabupaten Karanganyar sebanyak dua narasumber dan tim dari pengabdi FK UNS sebanyak 3 narasumber. Pelaksanaan Kegiatan Pengabdian sudah sesuai dengan tahapan rencana dan berjalan dengan lancar. Sebagian besar status posyandu di esmas kramat I adalah posyandu madya (27 posyandu) dan terdapat 1 posyandu mandiri, sedangkan pada esmas kramat terdapat 25 posyandu purnama dan 3 posyandu mandiri. Penjelasan status posyandu meliputi Pratama (warna merah): posyandu yang belum mantap, yang belum rutin setiap bulan dan kader aktif terbatas Status posyandu lainnya yaitu Madya (warna kuning) : posyandu yang sudah dapat melakukan kegiatan lebih dari 8 kali pertahun, dengan rata-rata kader tugas 5 orang atau lebih akan tetapi cakupan program utamanya (KB, KIA, Gizi, Imunisasi) masih rendah yaitu kurang dari 50 %, ini berarti kelestarian kegiatan posyandu sudah baik tetapi masih rendah cakupannya. Purnama (warna hijau): posyandu yang sudah dapat melakukan kegiatan lebih dari 8 kali pertahun, dengan ratarata kader tugas 5 orang atau lebih, dan cakupan program utamanya > 50 %, sudah ada program tambahan bahkan mungkin sudah ada dana sehat yang masih sederhana. Mandiri (warna biru): posyandu yang sudah dapat melakukan kegiatan teratur, cakupan 5 program utama sudah bagus, ada program tambahan dan dana sehat dan menjangkau lebih dari 50 KK (Kepala Keluarga). Frekuensi penimbangan dilakukan sekali setiap bulan. Tugas kader di posyandu tersebut yaitu membantu pelaksanaan posyandu serta mendampingi petugas kesehatan saat ada kunjungan rumah. Cakupan D/S, cakupan kumulatif KB dan KIA semuanya baik. Sementara itu program tambahan yang ada di puskesmas kramat I dan yaitu KP/KIA dan pos PAUD serta program dana sehat belum berjalan maksimal. Sedangkan untuk model pelatihan kader posyandu berbasis kebutuhan masyarakat dari hasil analisis masih ada beberapa kader yang kurang tepat dalam menginterpretasikan data dan berdampak terhadap ketidaksesuaian penyampaian hasil kepada orang tua balita. Dari analisis yang dilakukan oleh pengabdi, masih ada beberapa kader yang kurang tepat dalam menginterpretasikan data dan berdampak terhadap ketidaksesuaian penyampaian hasil kepada orang tua balita. Sehingga pelatihan terhadap kader dengan materi tentang 5 langkah posyandu, pengisian KMS, interpretasi data dan penyampaian hasil baik teori ataupun praktik merupakan hal yang paling sesuai. 42

SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan 1. Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat dengan judul Model pemberdayaan Masyarakat Posyandu di Wilayah Kerja esmas kramat Kabupaten Karanganyar sudah dilaksanakan 100%. 2. Pemberdayaan masyarakat kepada kader dengan materi tentang 5 langkah posyandu, pengisian KMS, interpretasi data dan penyampaian hasil baik teori ataupun praktik merupakan hal yang paling sesuai. B. Saran 1. Dinas Kesehatan dan Tim Pokjanal Dapat memantau kegiatan yang ada di Posyandu dan mendorong kecamatan atau posyandu yang memiliki target capaian yang masih rendah agar dapat ditingkatkan. 2. Kader Meningkatkan pengetahuan tentang posyandu pada umumnya dan pelaksanaan sistem 5 meja posyandu, pengisian KMS dan Interpretasi data yang akurat. 3. Masyarakat Aktif dalam kegiatan posyandu dan dapat memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang telah disediakan oleh pemerintah, serta menjadikan posyandu adalah bagian penting yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat DAFTAR PUSTAKA 1. Brannen, Y. 2005. Memadu Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif. Cetakan VI. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2. Boehm, A and L.H. Staples. 2002. The Functions of the Social Worker in Empowering: The Voices of Consumers and Professionals. Social Work/Volume 47. Number 4/Oktober 2002. Diunduh Maret 2013. 3. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. 2011. Standarisasi Pemberdayaan Masyarakat Provinsi Jawa Tengah. Semarang. 4.. 2008. Modul Pelatihan Bagi Tenaga Promosi Kesehatan di esmas. Jakarta 5.. 2011. Standarisasi Pemberdayaan Masyarakat Provinsi Jawa Tengah. Semarang. 6. Everett, J.E., K. Homstead and J. Drisko. 2007. Frontline Worker Perceptions Of The Empowerment Process In Community-Based Agenccies. EBSCOhost. Diunduh 12 Juli 2013. 7. Kaiser & Farris, et al. 2009. Public and Community Health Nursing Interventions With Vulnerable Pramary Care Clients: A Pilot Study. Journal of Community Health Nursing. 26: 87-97, 2009. Diakses 12 Juli 2013. 8. Kementerian Kesehatan RI Bekerja sama Dengan Pokjanal Posyandu Pusat. 2012. Kurikulum dan Modul Pelatihan Kader Posyandu. Jakarta. 9. 2012. Modul Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat. UNS Press. Surakarta 43

10. Miles, M.B and A.M. Huberman. 2009. Qualitative Data Analysis, Analisis Data Kualitatif Buku Sumber Tentang Metode-Metode Baru. diterjamahkan oleh Rohidi, T.R. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press). 11. Notoatmodjo, S. 2005. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Cetakan Pertama. Jakarta: PT. Rineka Cipta. 12. Nugroho, HA dan Nurdiana, D. 2008. Hubungan antara Pengetahuan dan Motivasi Kader Posyandu dengan Keaktifan Kader Posyandu di Desa Dukuh Tengah Kecamatan Ketanggungaii Kabupaten Brebes. EIKkiiS Jurnal Keperawatan Vol. 2 No, 1 - Oktober 2008: 1 8 13. Sugiyono. 2009. Memahami Penelitian Kualitatif. Cetakan Kelima. Bandung: Penerbit Alfabeta. 14. Sulaeman, E.S. 2012. Pemberdayaan Masyarakat di Bidang Kesehatan Teori dan Implementasi, Cetakan pertama. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. 15.. 2012. Model Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan Studi Program Desa Siaga, Cetakan pertama. Surakarta: UNS Press, ISBN: 978-979-498-835- 0. 16. Sulaeman, E.S. dkk. 2012. Model Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan Studi Program Siaga. Kesmas, Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional, Volume 7, Nomor 4, November 2012. 44