HUBUNGAN ANEMIA DEFISIENSI BESI PADA IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN ABORTUS DI RUANGAN KASUARI RUMAH SAKIT UMUM ANUTAPURA PALU

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dengan baik, bayi tumbuh sehat sesuai yang diharapkan dan

BAB I PENDAHULUAN. anemia masih tinggi, dibuktikan dengan data World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan permulaan suatu kehidupan baru. pertumbuhan janin pada seorang ibu. Ibu hamil merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Menurut Manuaba (2010),

KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN ANEMIA DI PUSKESMAS PANARUNG KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. Ketidak cukupan asupan makanan, misalnya karena mual dan muntah atau kurang

KONSELING GIZI IBU HAMIL OLEH TENAGA KESEHATAN (BIDAN, PETUGAS GIZI) TERHADAP KEJADIAN ANEMIA DI PUSKESMAS JOGONALAN I

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS CIKAMPEK KABUPATEN KARAWANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Intra Uterine Fetal Death (IUFD)

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Anemia pada ibu hamil

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kesehatan ibu merupakan salah satu tujuan Millenium Development

BAB I PENDAHULUAN. dan Afrika. Menurut World Health Organization (dalam Briawan, 2013), anemia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS UMBULHARJO II NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN BAYI LAHIR. Nofi Yuliyati & Novita Nurhidayati Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN RETENSIO PLASENTA PADA IBU BERSALIN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mencapai Indonesia Sehat dilakukan. pembangunan di bidang kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. defisiensi vitamin A, dan defisiensi yodium (Depkes RI, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. Anemia adalah suatu kondisi ketika kadar hemoglobin (Hb) dalam darah lebih rendah dari batas normal kelompok orang yang

BAB 1 PENDAHULUAN. anemia pada masa kehamilan. (Tarwoto dan Wasnidar, 2007)

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi salah satu indikator penting. dalam menentukan derajat kesehatan masyatakat.

Hubungan Antara Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah Di RS Pendidikan Panembahan Senopati Bantul

Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

III TAHUN Disusun Oleh WIWEN INDITA PROGRAM

BAB I PENDAHULUAN. melalui alat indra (Lukaningsih, 2010: 37). Dengan persepsi ibu hamil dapat

BAB I PENDAHULUAN. atau konsentrasi hemoglobin dibawah nilai batas normal, akibatnya dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran,

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan pada 2007 sebesar 228 per kelahiran hidup. Kenyataan

BAB I PENDAHULUAN. mengalami peningkatan dikarenakan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi janin yang

Yane Liswanti, Dina Ediana 1Program Studi DIII Analis KesehatanSTIKes BTH Tasikmalaya *Coresponding author :

Jurnal Kesehatan Medika Saintika Volome 8 Nomor 1 jurnal.syedzasaintika.ac.id

BAB I PENDAHULUAN. defisiensi besi, etiologi anemia defisiensi besi pada kehamilan yaitu hemodilusi. 1

BAB I. sel darah normal pada kehamilan. (Varney,2007,p.623) sampai 89% dengan menetapkan kadar Hb 11gr% sebagai dasarnya.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN ANEMIA IBU HAMIL TRIMESTER III PADA KUNJUNGAN ANC DI STIKES MITRA HUSADA KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN. pada ibu hamil disebut potensial danger to mother and child (potensial

BAB 1 PENDAHULUAN. dibawah 11 gr% (Saifuddin, 2001), sedangkan menurut Royston (1993) anemia

BAB I PENDAHULUAN. perubahan kondisi sosial ekonomi masyarakat. makin besar dengan adanya anemia 51%, nifas 45%.

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN KEPATUHAN KONSUMSI TABLET FE PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS WIROBRAJAN KOTA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan mempunyai arti yang sangat penting bagi manusia, karena

BAB 1 PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJP-N) tahun

FAKTOR RISIKO IBU HAMIL KUNJUNGAN PERTAMA DENGAN ANEMIA DI PUSKESMAS PAJANGAN KABUPATEN BANTUL Ayu Cahyaningtyas 1, Sujiyatini 2,Nur Djanah 3

BAB I PENDAHULUAN. tinggi, menurut World Health Organization (WHO) (2013), prevalensi anemia

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan salah satu masa penting di dalam kehidupan. seorang wanita, selama kehamilan akan terjadi proses alamiah berupa

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL TAHUN NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA STATUS ANEMIA IBU HAMIL TRIMESTER III DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS HALMAHERA, SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. (Suharno, 1993). Berdasarkan hasil penelitian WHO tahun 2008, diketahui bahwa

PENGARUH KEKURANGAN ENERGI KRONIS (KEK) DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL

HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS GODEAN II SLEMAN YOGYAKARTA 2015

I. PENDAHULUAN. terpenting dalam pertumbuhan anak dimasa datang (Rodhi, 2011) World Health Organization (WHO) 2008, telah membagi umur kehamilan

Kata kunci :Frekuensi Antenatal Care, Ketaatan Konsumsi Fe, Anemia, Ibu Hamil

GAMBARAN STATUS GIZI IBU HAMIL TRIMESTER I

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEKURANGAN ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI BILU BANJARMASIN

ANALISIS FAKTOR RISIKO USIA KEHAMILAN DAN PARITAS TERHADAP KEJADIAN ABORTUS. La Ode Ali Imran Ahmad Universitas Haluoleo Kendari.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

GAMBARAN KEJADIAN ANEMIA BERDASARKAN KARAKTERISTIK PADA IBU HAMIL DI BPM NENENG MAHFUZAH, S.Si.T.,M.,M.Kes BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. Masa kehamilan merupakan masa yang dihitung sejak Hari Pertama

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS AIR DINGIN KOTA PADANG TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. status kesehatan ibu pada suatu wilayah, salah satunya yaitu angka

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN ANEMIA DEFESIENSI BESI DI PUSKESMAS TANJUNG PINANG KOTA JAMBI

BAB I PENDAHULUAN. Anemia adalah suatu kondisi medis dimana kadar hemoglobin kurang dari

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Penelitian. Anemia defisiensi besi (ADB) masih menjadi. permasalahan kesehatan saat ini dan merupakan jenis

BAB 1 PENDAHULUAN. masa kehamilan. Anemia fisiologis merupakan istilah yang sering. walaupun massa eritrosit sendiri meningkat sekitar 25%, ini tetap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis yang menjadi dambaan

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Indonesia memiliki Angka Kematian Ibu (AKI) yang. tertinggi bila dibandingkan dengan negara-negara ASEAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. kabupaten Bonebolango dengan batas-batas sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehamilan merupakan suatu proses yang dialami oleh seluruh wanita

ABSTRAK. Faktor - Faktor yang Berhubungan dengan Status Gizi Ibu Hamil Trimester I di RSIA Pertiwi Makassar

BAB I PENDAHULUAN Dari hasil survei yang telah dilakukan, AKI telah menunjukan

Relationships between Parity and Age of Pregnant Women with Infant Birth Weight in Puskesmas Kota Karang Bandar Lampung in 2012

BAB I PENDAHULUAN. konsepsi, fertilisasi, nidasi, dan implantasi. Selama masa kehamilan, gizi ibu dan

HUBUNGAN ANTARA ANEMIA IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN BERAT BAYI LAHIR RENDAH DAN PERDARAHAN POSTPARTUM

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis yang diharapkan setiap pasangan

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadinya gangguan gizi antara lain anemia. Anemia pada kehamilan merupakan

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah gizi di Indonesia masih didominasi oleh masalah Kurang Energi

BAB I PENDAHULUAN. akibat dari berbagai perubahan anatomik serta fisiologik yang terjadi dalam

TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG KEKURANGAN ENERGI KRONIK (KEK) DI PUSKESMAS KEDUNG MUNDU KECAMATAN TEMBALANG KOTA SEMARANG

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Angka kematian ibu (AKI) atau Maternal Mortality Rate (MMR) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. spermatozoa dan ovum kemudian dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi.

BAB I PENDAHULUAN. hamil. Anemia pada ibu hamil yang disebut Potensial danger of mother and. intra partum maupun post partum (Manuaba, 2008).

KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI KABUPATEN MOJOKERTO TAHUN 2013 LISA DWI PRASETYOWATI Subject : Anemia, Ibu Hamil, Mojokerto

BAB 1 PENDAHULUAN. partus lama karena inertia uteri, perdarahan post partum karena atonia. uteri, syok, infeksi (baik intrapartum atau post partum).

Volume 4 No. 1, Maret 2013 ISSN : HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RSUD R.A KARTINI JEPARA INTISARI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya seperti Thailand, Malaysia

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS PLERET BANTUL TAHUN 2016

TINJAUAN PUSTAKA Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Definisi Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN HUBUNGAN USIA IBU DENGAN KOMPLIKASI KEHAMILAN PADA PRIMIGRAVIDA

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan. Dalam periode kehamilan ini ibu membutuhkan asupan makanan sumber energi

Jangan buang waktu, tenaga dan biaya anda sia-sia. Solusi mencari KTI Kebidanan tercepat dan terlengkap di internet hanya di

BAB 1 : PENDAHULUAN. dengan penyebab yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan, dan nifas

Promotif, Vol.2 No.1 Okt 2012 Hal KARAKTERISTIK IBU YANG MELAHIRKAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI RUANGAN KASUARI RSU ANUTAPURA PALU

PERAN PETUGAS KESEHATAN DAN KEPATUHAN IBU HAMIL MENGKONSUMSI TABLET BESI

ABORTUS INKOMPLIT DAN FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DI RSUD ARIFIN ACHMAD PEKANBARU

FAKTOR-FAKTOR PREDISPOSISI TERJADINYA ANEMIA PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS JETIS I BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2013

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL YOGYAKARTA TAHUN NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANEMIA DENGAN KEJADIAN ABORTUS DI RSUD DR. H. ABDUL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG

Transkripsi:

HUBUNGAN ANEMIA DEFISIENSI BESI PADA IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN ABORTUS DI RUANGAN KASUARI RUMAH SAKIT UMUM ANUTAPURA PALU Lisda Widianti Jurusan Kebidanan, Poltekkes Kemenkes Palu Email: lisda.santo@gmail.com Abstract: Relation of Iron Deficiency in Pregnant Women with Abortion in Kasuari Anutapura Public Hospital, Palu. Factors that can lead to abortion were the factor of fetal, maternal factor, father factor, factors of infection and nutritional factors. Maternal factor that commonly happen were iron deficiency anemia. This study was to determine a relation of iron deficiency anemia in pregnant women with abortion. This study was conducted in Kasuari Anutapura Public Hospital, Palu, Central Sulawesi. This study was cross sectional design. Samples were taken with consecutive sampling technique, as many as 46 people. Data were analyzed with chi square test with p-value of 0,05. Results showed that there was a relationship between iron deficiency anemia in pregnant women with abortion, in Kasuari Anutapura Public Hospital, Palu. Keywords:,, Pregnancy Abstrak: Hubungan Defisiensi Besi pada Ibu Hamil dengan Kejadian di Ruangan Kasuari Rumah Sakit Umum Anutapura Palu. Faktor-faktor yang dapat menyebabkan abortus diantaranya adalah faktor janin, faktor ibu, faktor bapak, faktor infeksi dan faktor gizi. Penyebab dari faktor ibu yang sering terjadi adalah anemia defisiensi zat besi. Tujuan penelitian ini adalah diketahuinya hubungan anemia defisiensi besi pada ibu hamil dengan kejadian. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Anutapura Palu Sulawesi Tengah. Penelitian ini menggunakan desaincross sectional study. Sampel diambil sebanyak 46 orang dengan teknik consecutive sampling. Data dianalisis dengan uji chi square dengan nilai p 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan anemia defisiensi besi pada ibu hamil dengan kejadian abortus di ruangan nifas Rumah Sakit Umum Anutapura Palu. Kata kunci:,, Kehamilan Kehamilan merupakan masa kehidupan yang penting, pada masa ini ibu harus mempersiapkan diri sebaik-baiknya untuk menyambut kelahiran bayinya. Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap kesehatan ibu selama kehamilan ibu perlu memperhatikan makanan sehari-hari agar terpenuhi zat gizi yang dibutuhkan selama kehamilan. Empat masalah gizi utama di Indonesia yang belum teratasi, salah satunya adalah anemia. masih merupakan masalah pada wanita Indonesia sebagai akibat kekurangan zat besi dan asam folat dalam tubuh serta faktor lain seperti infeksi, cacingan dan penyakit kronis (Manuaba, 2013). adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin (Hb) dalam darahnya kurang dari 12 g/dl. dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin dibawah 11 g/dl pada trimester I dan III atau kadar <10,5 g/dl pada trimester II. dalam kehamilan yang disebabkan karena kekurangan zat besi, jenis pengobatannya relatif mudah, bahkan murah. Dampak anemia pada kehamilan bervariasi dari keluhan yang sangat ringan hingga terjadinya gangguan kelangsungan kehamilan (abortus, partus imatur/prematur), gangguan proses persalinan (perdarahan), gangguan pada masa nifas (daya tahan terhadap infeksi kurang dan produksi ASI rendah), dan gangguan pada janin (abortus, dismaturitas, BBLR, kematian perinatal dan lain-lain) (Soeprono, 2013). didefinisikan sebagai keluarnya hasil konsepsi sebelum mampu hidup diluar kandungan dengan berat badan kurang dari 1000 gram atau umur kehamilan kurang dari 28 minggu (Manuaba, 2012). Beberapa faktor yang dapat menyebabkan abortus diantaranya adalah faktor janin, faktor ibu, faktor bapak, faktor infeksi dan faktor nutrisi (Rukiyah dan Yulianti, 2010:136). Kekurangan gizi pada bumil dapat menyebabkan BBLR, terhambatnya pertumbuhan otak janin, bayi lahir dengan kurang darah (anemia), bayi mudah kena infeksi dan dapat mengakibatkan abortus. Masalah gizi yang sering 36

Widianti, Hubungan Defisiensi Besi Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian 37 terjadi pada ibu hamil adalah anemia defisiensi zat besi (Paath dkk, 2005). Menurut World Health Organization (WHO) sekitar 40% kematian ibu di negara berkembang berkaitan dengan anemia dalam kehamilan. Kebanyakan anemia dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi dan perdarahan akut bahkan tidak jarang keduanyasaling berinteraksi (Prawirohardjo, 2013).WHO juga melaporkan bahwa prevalensi anemia pada kehamilan secara global 55% dimana yang tertinggi pada trimester ketiga dibandingkan dengan trimester pertama dan kedua kehamilan. Dan juga WHO melaporkan prevalensi ibu-ibu hamil yang mengalami defisiensi besi sekitar 35-37% dan semakin meningkat seiring dengan pertambahan usia kehamilan (Soeprono, 2013). Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, angka kematian ibu di Indonesia masih tinggi sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini sedikit menurun jika dibandingkan dengan SDKI tahun 1991, yaitu sebesar 390 per 100.000 kelahiran hidup.angka ini sedikit menurun meskipun tidak terlalu signifikan.lima penyebab kematian ibu terbesar adalah perdarahan, Hipertensi dalam kehamilan (HDK), infeksi, partus lama/macet dan abortus (Riskesdas, 2013). Berdasarkan hasil survei Sub Bagian Program Kesehatan Ibu dan Anak Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah tahun 2014-2015 jumlah kasus kematian ibu mengalami peningkatan yaitu pada tahun 2014 jumlah angka kematian ibu sebanyak 107 orang, terdiri dari perdarahan 43 orang (40,18%), hipertensi dalam kehamilan 25 orang (23,36%), infeksi 6 orang (5,60%), dan lain-lain 33 orang (30,84%). Tahun 2015 jumlah kasus kematian ibu sebanyak 129 orang, terdiri dari perdarahan 46 orang (45,65%), hipertensi dalam kehamilan 22 orang (17,05%), infeksi 10 orang (7,75%), gangguan sistem peredaran darah 6 orang (4,65%), gangguan metabolik 1 orang ( 0,77%), lain-lain 44 orang (34,11%). (Dinkes Sulteng, 2015) Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Palu laporan kasus maternal kematian ibu dari Dinas Kesehatan Kota Palu dari tahun 2014-2015 mengalami peningkatan yaitu pada tahun 2014 jumlah AKI 8 orang terdiri dari hipertensi dalam kehamilan 2 orang (25%), dan lain-lain 6 orang (75%).Tahun 2015 jumlah angka kematian ibu 22 orang terdiri dari perdarahan 8 orang (36,36%), hipertensi dalam kehamilan 2 orang (9,09%), infeksi 1 orang (4,54%), dan lain-lain 11 orang (50%). Tahun 2014-2015 terdapat penurunan jumlah data abortus yaitu pada tahun 2014 sebanyak 153 kejadian abortus dan tahun 2015 terdapat 149 kejadian abortus. (Dinkes Kota Palu, 2015) Berdasarkan survei yang dilakukan peneliti pada 2 rumah sakit di Kota Palu yaitu pada Rumah Sakit Daerah Madani dan Rumah Sakit Umum Anutapura, jumlah kasus kejadian abortus pada Rumah Sakit Daerah Madani tahun 2013 terdapat 115 kasus (13,9%) dari total kunjungan 827 kasus, pada tahun 2014 terdapat 73 kasus (12,3%) dari total kunjungan 592 kasus dan tahun 2015 sebanyak 96 kasus (8,21%) dari total kunjungan 1.168 kasus (RSD Madani 2013-2015). Data Rumah Sakit Umum Anutapura tahun 2014 kejadian abortus 443 kasus (12,17%), terdapat 295 ibu yang mengalami abortus dengan kadar Hb < 5 g/dl dan 148 ibu yang mengalami abortus dengan kadar Hb 6 gr/dl-7,9 g/dl. ( RSU Anutapura, 2014). Tahun 2015 kejadian abortus sebanyak 319 kasus (8,98%) terdapat 200 ibu yang mengalami abortus dengan kadar Hb < 5 g/dl dan 119 ibu yang mengalami abortus dengan kadar Hb 6 gr/dl-7,9 g/dl(rsu Anutapura, 2015). Meskipun terdapat penurunan angka kejadian abortus dengan anemia, tapi masih dianggap cukup tinggi. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan desain Studi Potong Lintang (Cross Sectional Study). Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil usia kehamilan <20 minggu yang dirawat diruang nifas pada saat penelitian dilakukan. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik Consecutive Sampling, sampel yang didapatkan sejumlah 46 responden. Analisis bivariat menggunakan uji Chi Square dengan tingkat kepercayaan 95%. HASIL A. ANALISIS UNIVARIAT Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan data jumlah ibu hamil yang menderita anemia 28 orang (60,8%) dan ibu hamil yang tidak menderita anemia sejumlah 18 orang (39,2%). Jumlah kasus abortus sebanyak 23 orang (50%) dan untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:

38 Jurnal Kesehatan, Volume VIII, Nomor 1, April 2017, hlm 36-40 Tabel 1. Defisiensi Besi Ibu Hamil Frekuensi % 28 60,8 Tidak 18 39,2 Jumlah 46 100 Tabel 2. Kejadian Pada Ibu Hamil <20 Minggu Kejadian Frekuensi % 23 50 Tidak 23 50 Jumlah 46 100 B. ANALISIS BIVARIAT Tabel 3. Hubungan Antara Defisiensi Besi Pada Ibu Hamil dengan Kejadian Kejadian Tidak f % f % Total (n) 22 78,6 1 5,6 23 Tidak 6 21,4 17 94,4 23 Jumlah 28 100 18 100 46 PEMBAHASAN p- value 0,000 Hasil penelitian menunjukkan ibu yang mengalami anemia sebanyak 28 responden (60,8) dan yang tidak mengalami anemia sebanyak 18 responden (39,2%). Ibu yang mengalami abortus sebanyak 23 responden (50%) dan tidak abortus sebanyak 23 responden (50%). Hasil ujichi squarenilai p:0,000 (p-value 0,05) artinya ada hubungan antara anemia defisiensi besi pada ibu hamil dengan kejadian abortus diruang nifas RSU Anutapura Palu.Ibu hamil yang mengalami anemia difisiensi besi sangat rentan atau beresiko untuk terjadi abortus. Hal ini disebabkan karena dalam kehamilan zat besi berperan sebagai hematopoiesis (pembentukan darah) yaitu dalam sintesa haemoglobin (Hb). Seorang ibu yang dalam masa kehamilannya telah menderita kekurangan zat besi tidak dapat memberi cadangan zat besi kepada bayinya dalam jumlah yang cukup untuk beberapa bulan pertama.hal inilah yang menyebabkan bahwa seorang ibu hamil yang mengalami anemia pada usia kehamilan <20 minggu dapat menyebakan abortus. yang terjadi pada saat hamil dapat memberikan efek buruk, baik pada ibu atau pada janin yang dikandungnya. dapat mengurangi suplai oksigen pada metabolisme ibu dan janin karena dengan kurangnya kadar hemoglobin maka berkurang pula kadar oksigen dalam darah. Keadaan ini jika berlangsung lama dapat menyebabkan nekrosis pada jaringan, sehingga hasil konsepsi tidak bisa bertahan lama pada ovarium. Gejala awal yang di timbulkan terjadinya perdarahan dalam desidua basalis yang diikuti oleh nekrosis jaringan sekitarnya yang menyebabkan hasil konsepsi terlepas sebagian atau seluruhnya, sehingga bagian yang terlepas ini merupakan benda asing dalam uterus.ini menyebabkan uterus berkontraksi untuk mengeluarkan benda asing tersebut oleh karena adanya kontraksi uterus maka akan memberi gejala umum berupa nyeri perut karena kontraksi disertai perdarahan dan pengeluaran seluruh atau sebagian hasil konsepsi (Proverawati dan Wati, 2011). Selain itu ada beberapa faktor predisposisi penyebab abortus diantaranya umur dan paritas. Dilihat dari paritas ibu yang mengalami anemia dan abortus banyak dialami oleh primipara, hal ini terjadi karena pengalaman ibu primipara masih sangat minim dengan tanda bahaya pada kehamilan muda, serta kebutuhan Fe dan nutrisi pada kehamilan muda. Dilihat dari usia ibu, usia ibu merupakan salah satu faktor risiko yang berhubungan dengan kualitas kehamilan. Usia yang paling aman atau biasa dikatakan waktu reproduksi sehat adalah antara umur 20 tahun sampai umur 30 tahun. Penyulit pada kehamilan remaja salah satunya abortus lebih tinggi dibandingkan waktu reproduksi sehat. Keadaaninidisebabkanbelummatangnyaalatrepro duksiuntukhamil, sehinggadapatmerugikankesehatanibumaupunper kembangandanpertumbuhanjanin. Menurut Manuaba (2013), kehamilan yang rawanterjadi pada kehamilan pertama dan risiko akan berkurang pada kehamilan kedua dan ketiga. Bahaya akan kembali meningkat saat kehamilan keempat dan berikutnya. Hasil Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) menunjukkan bahwa wanita dengan paritas lebih dari tiga mempunyai kecenderungan mengalami komplikasi dalam kehamilannya. Hal ini berkaitan dengan gangguan pada plasenta dan sirkulasi nutrisi ke janin yang terganggu. Sejalan dengan pendapat Cunningham (2013), faktor risiko bayi berat lahir rendah dibagi menjadi faktor risiko pada ibu, faktor risiko dalam kehamilan, faktor risiko pada janin dan faktor risiko lainnya yang belum diketahui.

Widianti, Hubungan Defisiensi Besi Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian 39 pada ibu hamil merupakan salah satu faktor resiko dari keluaran bayi yang tidak baik, berhubungan dengan kelahiran prematur, dan berat bayi lahir rendah. Terdapat beberapa faktor yang dapat menyebabkan abortus diantaranya adalah faktor janin, faktor ibu, faktor bapak, faktor infeksi dan faktor nutrisi. Kekurangan gizi pada bumil dapat menyebabkan BBLR, terhambatnya pertumbuhan otak janin, bayi lahir dengan kurang darah (anemia), bayi mudah kena infeksi dan dapat mengakibatkan abortus. Masalah gizi yang sering terjadi pada ibu hamil adalah anemia defisiensi zat besi (Paath dkk, 2005). Menurut Depkes RI (2009), anemia pada ibu hamil juga dapat berpengaruh terhadap lahirnya bayi BBLR. Hal tersebut terjadi karena kurangnya suplai oksigen dan asupan nutrisi pada plasenta yang akan berpengaruh pada fungsi plasenta terhadap pertumbuhan janin. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sulistyorini (2011), tentang hubungan antara anemia dalam kehamilan dengan kejadian abortus di RSUD Sukoharjo mendapatkan hasil penelitian yaitu mayoritas kejadian abortus terjadi pada ibu hamil yang tidak mengalami anemia sebesar 62 (68,1%) artinyabahwa tidak ada hubungan antara anemia dalam kehamilan dengan kejadian abortus. Penelitian yang dilakukan oleh Altika (2015) tentang Hubungan Usia Ibu Hamil dan Dengan Kejadian Di RSUD Ambarawa menyimpulkan bahwa ada hubungan antara usia ibu hamil dan anemia dengan kejadian abortus, usia ibu hamil beresiko sebesar 3,489 kali terjadi abortus, dan anemia beresiko sebesar 4,533 kali terjadi abortus. Sejalan dengan penelitian Irayani (2015) yang menunjukkan terdapat hubungan secara statistik antara paritas ibu dengan kejadian abortus dengan OR: 3,048 artinya ibu dengan paritas berisiko (>4) memiliki risiko 3,048 kali lebih tinggi untuk mengalami abortus dibandingkan ibu dengan paritas yang tidak berisiko (<4 anak). Menurut pendapat peneliti kejadian anemia pada ibu hamil khususnya di Kota Palu disebabkan karena kurangnya daya konsumsi ibu hamil terhadap makanan yang dapat meningkatkan kadar Hb dan kepatuhan untuk mengkonsumsi tablet Fe yang masih sangat kurang. Hal ini menjadi faktor penyebab tingginya kasus anemia dan kejadian abortus di wilayah Kota Palu dan sekitarnya. Kelemahan dalam penelitian ini adalah peneliti hanya menggunakan variabel tunggal yaitu anemia defisiensi besi dengan kejadian abortus. Sampel dalam penelitian hanya menggunakan sampel disalah satu rumah sakit, tanpa mencari kelompok pembanding dirumah sakit sekitar Kota Palu. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa ada hubungan antara antara anemia defisiensi besi pada ibu hamil dengan kejadian abortus di Nifas RSU Anutapura Palu. SARAN Penelitian ini menyarankan agar bidan semakin meningkatkan pemberian informasi melalui penyuluhan tentang anemia pada kehamilan, konsumsi makanan sehat dan seimbang dan meningkatkan konsumsi tablet Fe sehingga angka kejadian abortus pada ibu hamil menjadi menurun. Bagi peneliti selanjutnya dapat mengembangkan penelitian dengan jumlah variabel yang lebih banyak lagi seperti status sosial ekonomi, status gizi, riwayat penyakit. DAFTAR PUSTAKA Altika. 2015. Hubungan Usia Ibu Hamil Dan dengan Kejadian Di RSUD Ambarawa. http://www.usu.respiratory.co.id (Diakses pada 05 Februari 2016). Cunningham. 2013. Obstetri Williams, Jakarta: EGC. Depkes RI. 2009. dan Penanggulangannya. Depkes RI. Jakarta. Dinas Kesehatan Kota Palu. 2015.Profil Dinas Kesehatan Kota Palu. Dinkes Kota Palu. Palu. Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah. 2015. Profil Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah.Palu. Manuaba, IBG. 2012. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB untuk Pendidikan Bidan Edisi 2, Jakarta: EGC. Manuaba, IBG. 2013. Pengantar Kuliah Obstetri.Jakarta: EGC. Paath, Erna, Francin. 2005. Gizi dalam Kesehatan Reproduksi. Jakarta: EGC. Prawirohardjo. 2013. Ilmu Kebidanan. Yogyakarta: Yayasan Bina Pustaka.

40 Jurnal Kesehatan, Volume VIII, Nomor 1, April 2017, hlm 36-40 Proverawati dan Wati. 2011. dan Kehamilan. Yogyakarta: Nuha Medika. Riskesdas. 2013. Riset Kesehatan Dasar. Kemenkes RI. Jakarta. Rukiyah dan Yulianti. 2010. Asuhan Kebidanan I Kehamilan. Jakarta: Trans Info Media. RSU Anutapura. 2014. Profil RSU Anutapura Palu. RSU Anutapura Palu.Palu RSU Anutapura. 2015. Profil RSU Anutapura Palu. RSU Anutapura Palu.Palu. RSUD Madani. 2015. Profil RSUD Madani. RSUD Madani. Palu Soeprono. 2013. Pemberian Tablet Fe. Yogyakarta: Diva Prest. Sulistyorini. 2011. Hubungan Antara Dalam Kehamilan Dengan Kejadian di RSUD Sukoharjo.http://www.usu.respirotory.ac.id (Diakses pada 20 Juni 2016).