Masa tua dapat menjadi masa yang membahagiakan ataupun masa yang. paling tidak menyenangkan bagi para manula. Di masa tuanya, manula

dokumen-dokumen yang mirip
Tabell.l. Usia Harapan Hidup Lansia Tahun

BAB I PENDAHULUAN. fungsi kehidupan dan memiliki kemampuan akal dan fisik yang. menurun. Menurut World Health Organization (WHO) lansia

BABI PENDAHULUAN. Pada hakekatnya manusia diciptakan sebagai makhluk sosia1. Sebagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BABI PENDAHULUAN. Manusia pada setiap tahap perkembangannya memiliki tugas-tugas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Individu pada hakikatnya selalu mengalami proses pertumbuhan dan

para1). BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. bagi hewan peliharaan di setiap daerah, seperti pet shop atau klinik hewan,

BABI. kehidupan yang memiliki tugas perkembangan yang berbeda-beda. Tahap-tahap

BABI PENDAHULUAN. Setiap pasangan suami isteri tentu berharap perkawinan mereka bisa

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penurunan kondisi fisik, mereka juga harus menghadapi masalah psikologis.

BABI PENDAHULUAN. Kehidupan perkawinan akan terasa lebih lengkap dengan hadirnya anakanak

BAB 1 PENDAHULUAN. kehilangan dan kerusakan banyak sel-sel syaraf, sehingga lansia seringkali

BABI PENDAHULUAN. Setiap orangtua ingin memiliki anak yang cerdas. Namun cerdas dalam hal

BABI PENDAHULUAN. Dalam setiap sendi kehidupannya, manusia dibatasi oleh norma, baik itu norma

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia yang dianggap sebagai fase kemunduran. Hal ini dikarenakan pada

BABI PENDAHULUAN. Manusia adalah rnakhluk sosial sehingga sejak dari lahir sudah terbentuk

BABI PENDAHULUAN. Seperti yang telah diketahui bahwa rnenjelang abad ke 20, negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. bermakna pada beberapa dekade terakhir ini. Peningkatan tersebut adalah 45,7 tahun

BAB I PENDAHULUAN. dan usia tujuh puluh sampai akhir kehidupan (usia lanjut). Pada masa lansia

BABI PENDAHULUAN. Manusia terlahir sebagai makhluk sosial yang memiliki aka! budi dan

BAB I PENDAHULUAN. perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti dan

BAB I PENDAHULUAN. ( orang di tahun Data WHO juga memperkirakan 75% populasi

BAB 1 PENDAHULUAN. Harapan Hidup (UHH)/Angka Harapan Hidup (AHH). Namun, dalam bidang kesehatan karena meningkatnya jumlah penduduk lanjut

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah termasuk negara yang memasuki era penduduk

BAB I PENDAHULUAN diprediksikan mencapai jiwa atau 11,34%. Pada tahun terjadi peningkatan mencapai kurang lebih 19 juta jiwa.

BAB I PENDAHULUAN. orang disepanjang hidup mereka pasti mempunyai tujuan untuk. harmonis mengarah pada kesatuan yang stabil (Hall, Lindzey dan

BAB 1 PENDAHULUAN. kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti. diri dan mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga

BABI PENDAHULUAN. Semua orangtua menginginkan anak lahir dengan keadaan fisik yang

BAB I PENDAHULUAN. berstruktur lanjut usia karena dari tahun ke tahun, jumlah penduduk

BABI PENDAHULUAN. Masa tua adalah bagian dari kehidupan. Namun demikian, tidak semua

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I. A. Latar Belakang Masalah. biasanya disebabkan oleh usia yang semakin menua (Arking dalam Berk, 2011). Dari masa

Dalam sebuah siklus kehidupan, masa puber merupakan salah satu masa. yang tidak mudah untuk dilalui oleh individu. Masa puber dianggap sebagai masa

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BABI. PENDAillJLUAN. Seorang anak selalu membutuhkan peran orangtua. Sejak dulu sampai saat

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BABI PENDAHULUAN. Dewasa ini banyak ditemukan berbagai penyakit kelainan darah, salah

BAB 1 : PENDAHULUAN. Kanker payudara dapat tumbuh di dalam kelenjer susu, saluran susu dan jaringan ikat

BAB I PENDAHULUAN. hari ini disebut warna efektif. Warna efektif ini kadang kadang lemah

BAB I PENDAHULUAN. Membentuk sebuah keluarga yang bahagia dan harmonis adalah impian

HAPPINESS PADA ORANG LANJUT USIA YANG TINGGAL JAUH DARI ANAKNYA. Prilla Rahmanissa Bayuputri 3PA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kehidupannya. Mulai dari masa bayi, masa kanak-kanak, masa remaja, masa dewasa awal,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam kehidupan individu. Kesepian bukanlah masalah psikologis yang langka,

BAB I PENDAHULUAN. pasangan suami-istri. Bagi seorang wanita kehamilan merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Usia tua adalah periode penutup dalam rentang hidup individu, yaitu suatu masa

BAB I PENDAHULUAN. dibedakan menjadi 3 yakni young old (70-75 tahun), old ( laporan PBB, populasi lansia meningkat sebesar dua kali lipat hanya

HUBUNGAN ANTARA TIPE KEPRIBADIAN DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI WILAYAH DESA BUMIHARJO KECAMATAN NGUNTORONADI KABUPATEN WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam hidupnya akan mengalami perkembangan dalam

KESENDIRIAN & KESEPIAN DALAM MASA TUA Rohani, Februari 2013, hal Paul Suparno, S.J.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab kematian urutan ke-3 di negara-negara maju setelah

KEBUTUHAN PSIKOLOGIS JANDA LANSIA YANG TINGGAL SENDIRI SKRIPSI ARIZTY IRVIANNA

1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan menjadi tempat yang penting dalam perkembangan hidup seorang manusia.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dampak kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), terutama di

BAB I PENDAHULUAN. tugas perkembangannya (Havighurst dalam Hurlock, 1996). dalam Hurlock, 1996). Di masa senjanya, lansia akan mengalami penurunan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BABI PENDAHULUAN. Sepanjang rentang kehidupan, setiap individu melewati beberapa fase

BAB 1 PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan pada berbagai bidang terutama dibidang. (lansia) terus meningkat dari tahun ke tahun.

Bab 1. Pendahuluan. Masyarakat adalah sejumlah manusia dalam arti seluas-luasnya dan terikat oleh

Anak adalah dambaan setiap pasangan, dimana setiap pasangan selalu. menginginkan anak mereka tumbuh dengan sehat dan normal baik secara fisik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Siti Zahroh Nur Sofiani Suryana, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. Kanker adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel

HUBUNGAN ANTARA STATUS INTERAKSI SOSIAL DAN TIPE KEPRIBADIAN DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANJUT USIA DI PANTI WERDHA DARMA BHAKTI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN, SARAN, DAN IMPLIKASI. Menderita penyakit yang belum ada obatnya adalah merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan anugerah Tuhan yang diberikan kepada. orang tua. Pada saat dilahirkan ke dunia anak membawa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Usia lanjut adalah suatu proses yang tidak dapat dihindari

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Pengalaman positif maupun negatif tidak dapat dilepaskan dalam. kehidupan seseorang. Berdasarkan pengalaman-pengalaman tersebut

Manusia merupakan makhluk hidup yang selalu berkembang mengikuti tahaptahap. perkembangan tertentu. Manusia hams melewati satu tahap ke tahap

BABI. dewasa dan dijadikan bagian inti dari kehidupan. Kartono (2000: 231) anak-anak yang memberikan kegairahan, kegembiraan, dan arti tersendiri bagi

BAB I PENDAHULUAN. muncul melalui proses evaluasi masing-masing individu terhadap kehidupannya

BAB I PENDAHULUAN. sebaliknya, masa tua dijalani dengan rasa ketidak bahagiaan, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang dapat dicapai oleh individu. Psychological well-being adalah konsep keberfungsian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Pencapaian utama masa dewasa awal berkaitan dengan pemenuhan. intimasi tampak dalam suatu komitmen terhadap hubungan yang mungkin

BAB I PENDAHULUAN. usia tua di Indonesia akan mencapai 23,9 juta atau 9,77% dan usia harapan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Keluarga merupakan organisasi terkecil dalam masyarakat. Secara historis

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan perkembangan seseorang, semakin meningkatnya usia

Eni Yulianingsih F

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. WHO akan mengalami peningkatan lebih dari 629 juta jiwa, dan pada tahun 2025

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pembangunan (UU Kesehatan No36 Tahun 2009 Pasal 138)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehamilan dan kelahiran anak adalah proses fisiologis, namun wanita

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kemudian dilanjutkan ke tahapan selanjutnya. Salah satu tahapan individu

BAB 1 PENDAHULUAN. Dimensi kemanusiaan yang saling terkait yaitu aspek biologis, psikologis,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lanjut usia merupakan suatu anugerah. Menjadi tua, dengan segenap

BAB I PENDAHULUAN. dididik, dan dibesarkan sehingga seringkali anak memiliki arti penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. nomor 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia, yang. telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Menurut World Health

BAB I PENDAHULUAN. yang dimulai sejak berada dalam kandungan, lalu lahir menjadi bayi,

BAB I PENDAHULUAN. pada masa remaja, salah satunya adalah problematika seksual. Sebagian besar

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkawinan merupakan suatu hal yang penting dalam kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. adalah kebahagiaan yang menjadi tujuan seseorang. Kebahagiaan autentik

Dewasa ini obesitas atau kegemukan merupakan salah satu masalah utama di

BAB I PENDAHULUAN. yaitu lanjut usia yang berusia antara tahun, danfase senium yaitu lanjut usia

BAB I PENDAHULUAN. Studi penelitian yang dilakukan oleh lembaga demokrafi Universitas

LONELINESS PADA LANJUT USIA DI PANTI WREDHA DEWANATA CILACAP SKRIPSI

Transkripsi:

- BABI PENDAHULUAN

BABI PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Masa tua dapat menjadi masa yang membahagiakan ataupun masa yang paling tidak menyenangkan bagi para manula. Di masa tuanya, manula dihadapkan pada kemunduran fisik diri mereka sendiri maupun pasangannya, menjadi janda atau duda, dan keluarnya anak bungsu dari rumah. Hal-hal ini berpengaruh terhadap efek sosial maupun psikologis dari para manula. Bila halhal tersebut tidak dapat disikapi secara positif oleh para manula, tentu saja mereka akan menjalani masa tuanya dengan penuh penyesalan dan kesedihan yang terus menerus. Namun bila perubahan-perubahan tersebut dapat diterima dan disikapi secara positif oleh para manula maka mereka akan dapat menjalani masa tuanya dengan bahagia. Tidak semua manula dapat menghabiskan masa tuanya bersama keluarga mereka. Beberapa dari mereka harus rela tinggal di panti werda. Ada sebagian yang tinggal di panti werda karena memang mereka tidak memiliki sanak keluarga lagi, namun ada juga yang tinggal di sana karena keluarga atau anak-anak mereka memang menempatkan mereka di sana karena mereka dianggap merepotkan. Hal ini tampak pada data penelitian yang dilakukan oleh WHO. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa 34% anak-anak merasa terbebani hila harus mengurusi orangtuanya ( dalam Senyuman Lansia Itu Pancarkan Kebahagiaan, para 9). Pada akhirnya panti werda tampaknya dapat menyelesaikan sebagian dari

2 rnasalah yang dihadapi oleh para rnanula, tetapi hal ini acap kali rnernberikan kesan kepada para rnanula sebagai penyerahan satu-satunya yang rnereka rniliki, yaitu kernandirian. Manula yang hidup sendirian saat pasangan hidup ataupun ternan-ternan dekatnya rneninggal dunia biasanya akan rnerasa kesepian. Bila hal ini disertai dengan penurunan kondisi fisik yang signifikan, seperti penyakit fisik yang berat dan gangguan pancaindera rnaka rnanula tersebut akan sernakin rnerasa rnenderita. Lansia yang rnengalarni kesepian dalam hidupnya akan rnudah rnerasa bosan dan jenuh dengan hidupnya sehingga ia ingin kernatian segera datang rnenjernput agar ia tidak lagi rnernbebani keluarganya. Hal ini ditunjukkan dalarn penelitian rnengenai Kecenderungan Antara Tingkat Loneliness pada Lansia yang Telah Menjanda dengan Kecenderungan Bunuh Diri (Budirnan, 2004). Penelitian ini dilakukan terhadap para rnanula yang telah hidup rnenjanda. Populasi penelitian ini adalah rnanula yang tinggal di wilayah Surabaya. Hasil penelitian ini rnenunjukkan bahwa sernakin tinggi kesepian yang dialarni oleh rnanula rnaka akan sernakin tinggi pula keinginan rnanula tersebut untuk bunuh diri. Oleh karena itulah kesepian rnerupakan hal yang patut diwaspadai, terutarna kesepian pada rnanula. Sebagian keluarga yang keadaan ekonorninya berlebih rnernasukkan orangtua atau kakek nenek rnereka ke panti werda dengan harapan rnanula tersebut akan rnerniliki ternan untuk berbincang-bincang dengan sesarna rnanula yang tinggal di ternpat yang sarna. Hal ini rnungkin rnenjadi salah satu altematif jalan keluar bagi keluarga yang sangat sibuk dan tidak ingin manula tinggal di

3 rumah tanpa pengawasan merasa kesepian. Mereka berharap di panti werda para manula tersebut akan mendapatkan pengawasan dan perawatan dari perawat di panti serta memiliki banyak ternan sehingga tidak merasa kesepian lagi. Padahal sebenarnya yang dibutuhkan manula adalah kehadiran keluarganya untuk selalu memberikan dukungan dan perhatian. Suryani ( dalam Senyuman Lansia Itu Pancarkan Kebahagiaan, para 6) mengatakan bahwa banyak orang yang takut menghadapi masa lansia. Banyak yang merasa tidak berguna, tidak berharga, kesepian dan merasa sendiri pada usia itu. Mereka merasa tidak memiliki anak meskipun sebenarnya mereka memiliki banyak anak. Tidak semua manula mau atau pasrah saja saat keluarga mereka ingin memindahkan mereka ke panti werda. Sebagian dari mereka ada yang bersikukuh ingin tetap tinggal di rumah dan menghabiskan sisa hidupnya di rumah yang telah mereka tempati selama bertahun-tahun. Meskipun anak-anak sudah dewasa, menikah dan pindah ke rumah mereka masing-masing untuk membina keluarga baru, manula tetap ingin tinggal di rumah mereka yang lama. Kesendirian manula di rumah dapat mengakibatkan manula tersebut merasa kesepian, apalagi hila pasangan mereka telah meninggal dunia. Kesepian akan semakin parah dirasakan oleh manula apabila anak-anak mereka sibuk dengan urusan mereka masingmasing sampai tidak ada waktu lagi untuk menengok atau memberi perhatian pada manula. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Afida, dkk (Anima, 2000, Hubungan Antara Pemenuhan Kebutuhan Berafiliasi dengan Tingkat Depresi pada Wanita Lanjut Usia di Panti Werdha) menunjukkan bahwa salah satu subjek yang mengalami tingkat depresi yang tinggi ternyata tidak mempunyai keluarga,

4 tidak ada kunjungan dari anak, cucu, saudara, ternan, tinggal di panti bukan atas keinginan sendiri, pernah menderita penyakit yang berat, tidak pernah berekreasi, walaupun subjek tersebut memperoleh tunjangan atau pensiun. Hal ini menunjukkan bahwa tinggal di panti werda dengan banyak ternan-ternan yang seusia belum tentu dapat membahagiakan manula, meskipun pada kenyataannya ada juga yang merasa puas dengan kehidupannya di panti werda. Salah satu alternatif yang dilakukan untuk mengusir kesepian bagi manula yang tinggal sendirian di rumah adalah memelihara hewan. Penggunaan hewan peliharaan sebagai pendamping manusia telah banyak dilakukan di luar negeri. Di Barat, Pet Facilited Therapy (PFT) telah sukses digunakan dalam beberapa populasi, antara lain: pasien penyakit jantung, pasien psikiatris dalam institusi, remaja yang mengalami gangguan emosi, para narapidana, dan pada manula, baik yang tinggal di rumah ataupun dalam institusi. Hewan peliharaan ini menjadi ternan, penghibur, sekaligus pemberi dukungan sosial bagi manula yang tinggal sendirian. Salah satu contoh manfaat memelihara hewan bagi manula adalah kisah tentang seorang wanita tua yang ditinggal mati oleh suaminya dan tak lama setelah itu ada orang yang mengantarkan bingkisan untuknya yang isinya ternyata adalah seekor anak anjing yang lucu. Ternyata anak anjing tersebut sudah dipesan oleh sang suami sebelum meninggal untuk menemani istrinya karena ia tahu umurnya sudah tidak lama lagi. Akhirnya anjing kecil itu dipelihara dan menjadi ternan yang dapat mengurangi kesepian wanita tua tersebut akibat ditinggalkan oleh suaminya (Chicken Soup for The Pet Lover's Soul, 2001: 3-8).

5 Memelihara hewan tampaknya dapat menjadi altematif untuk mengatasi kesepian pada manula di saat keluarga sudah tidak memiliki cukup waktu lagi untuk menemani dan memberikan dukungan sosial yang diperlukan manula untuk mengatasi kesepiannya. Bahkan pada kenyataannya, manula yang memiliki hewan peliharaan lebih aktif secara fisik dalam kegiatannya sehari-hari daripada manula yang tidak memiliki hewan peliharaan (Elderly Benefits from Pets, para 4). Bukan hanya lebih sehat secara fisik saja, manula yang memiliki hewan peliharaan juga terbukti bahwa manula yang kekurangan dukungan sosial dari keluarga maupun ternan masih dapat berada dalam kondisi emosional yang lebih baik daripada manula yang tidak memiliki hewan peliharaan dan berada dalam kondisi sosial yang sama (Elderly Benefits from Pets, para 6). Sebuah penelitian yang membandingkan kondisi antara manula yang memiliki hewan peliharaan dan yang tidak memelihara hewan ( dalam Pet Benefits and Iriformation, para 1) menunjukkan bahwa keuntungan dari memelihara hewan adalah menurunkan tekanan darah, menurunkan frekuensi kunjungan ke dokter, mengurangi depresi, manula lebih mudah untuk menjalin hubungan sosial, manula menjadi lebih aktif, manula mendapatkan cinta tak bersyarat dari hewan peliharaan mereka, manula lebih mudah menghadapi perasaan sedih saat kehilangan orang-orang yang dicintai, manula dapat melawan kesepian, manula lebih dapat mengurus diri mereka sendiri dan manula memiliki perasaan aman. Begitu banyak manfaat yang dapat diperoleh manusia dengan memelihara hewan. Namun di Indonesia, hal ini mungkin belum terlalu dirasakan atau tidak disadari oleh para pemilik hewan. Masyarakat memelihara hewan seperti anjing

6 hanya sebagai penjaga rumah agar pencuri takut hila ingin menjarah rumah mereka. Padahal sebenarnya mereka dapat memperoleh hasil yang lebih daripada itu, yaitu ternan yang dapat membuat mereka tidak merasa kesepian. Oleh karena itu, peneliti ingin meneliti apakah manula yang tinggal di Indonesia dengan budaya yang berbeda dengan Barat dapat merasakan manfaat serupa dengan memelihara hewan. Peneliti ingin mengetahui apakah bagi manula yang tinggal sendirian, hewan peliharaan dapat memberikan perasaan dibutuhkan dan dicintai sehingga ia tidak mengalami perasaan kesepian. Oleh karena itu, peneliti akan melakukan penelitian dengan cara membandingkan kesepian pada manula yang tinggal sendirian antara mereka yang memelihara hewan dan yang tidak. 1.2. Batasan Masalah Agar wilayah dan cakupan penelitian tidak meluas maka dilakukan pembatasan terhadap masalah yang diteliti sebagai berikut: 1. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi kesepian pada manula, tetapi dalam penelitian ini ingin diteliti apakah memelihara hewan dapat mempengaruhi kesepian seorang manula. 2. Kesepian yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kesepian secara psikologis. 3. Untuk mengetahui pengaruh memelihara hewan terhadap kesepian manula maka akan dilakukan penelitian komparatif, yaitu penelitian untuk mengetahui apakah ada perbedaan kesepian antara manula yang memelihara hewan dan yang tidak memelihara hewan.

7 4. Yang akan dijadikan subjek untuk penelitian ini adalah manula berusia 60 tahun ke atas, tinggal sendirian dan berdomisili di Surabaya. 5. Hewan peliharaan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah anjmg dan kucing. 1.3. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah maka masalah yang ada dapat dirumuskan sebagai berikut, "Apakah ada perbedaan kesepian antara manula yang memelihara hewan dan yang tidak memelihara hewan?" 1.4. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan kesepian antara manula yang memelihara hewan dan yang tidak memelihara hewan. 1.5. Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis a. Bagi psikologi perkembangan, diharapkan penelitian mt dapat memperkaya teori dalam psikologi perkembangan mengenai kesepian pada manula dan cara untuk mengatasinya. b. Bagi psikologi klinis, untuk memperkaya teori tentang dampak kesepian pada kesehatan mental manula.

8 2. Manfaat praktis a. Bagi manula, diharapkan penelitian ini dapat menjadi masukan untuk membantu manula mengatasi kesepian. b. Bagi konselor dan psikolog, hasil dari penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam memberikan solusi untuk membantu manula yang mengalami kesepian.