PENDAHULUAN. Jakarta sebagai kota metropolitan sekaligus sebagai pusat kegiatan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. sumber daya lainnya tidak dapat memberikan manfaat jika tidak dikelola oleh

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 25 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR BANTEN

MAKALAH Hukum Kepegawaian

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG GANTI KERUGIAN ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Bentuk: UNDANG-UNDANG (UU) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 8 TAHUN 1974 (8/1974) Tanggal: 6 NOPEMBER 1974 (JAKARTA)

MANAJEMEN PEGAWAI NEGERI SIPIL

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2010 TENTANG HAK-HAK ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UU NOMOR 14 TAHUN 1992 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2010 TENTANG HAK-HAK ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1974 TENTANG POKOK-POKOK KEPEGAWAIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHAESA. Presiden Republik Indonesia,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2010 TENTANG HAK-HAK ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN KUPANG. Bagian Pertama. Dinas. Pasal 123

Menerapkan Keselamatan, Kesehatan, dan Lingkungan Hidup (MKLH)

BAB 1 PENDAHULUAN. terhadap fasilitas-fasilitas umum dan timbulnya korban yang meninggal dunia.

BAB I PENGANTAR Latar Belakang. mencapai tujuan nasional (Lemhannas,1997). Mencermati kondisi masyarakat

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

BAB II LANDASAN TEORI. dan proses produksi (Tarwaka, 2008: 4). 1. Mencegah dan Mengurangi kecelakaan.

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintahan daerah diselenggarakan sesuai dengan yang diamanatkan. dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II KULON PROGO

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PEGAWAI NEGERI SIPIL. kepada masyarakat yang berorientasi kerja, yang memandang kerja adalah sesuatu

PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN

agar pekerja memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginya baik fisik,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2015 TENTANG JAMINAN KECELAKAAN KERJA DAN JAMINAN KEMATIAN BAGI PEGAWAI APARATUR SIPIL NEGARA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat demikian pula halnya penggunaan teknologi di berbagai

SALINAN PERATURAN REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR Nomor : 17/I3/KP/2011 Tentang PENGELOLAAN PEGAWAI BERSTATUS BUKAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI

BAB II PERLINDUNGAN HAK-HAK PEKERJA KONTRAK YANG DI PHK DARI PERUSAHAAN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 1981 TENTANG PERAWATAN, TUNJANGAN CACAD, DAN UANG DUKA PEGAWAI NEGERI SIPIL

GUBERNUR LAMPUNG PERATURAN GUBERNUR LAMPUNG NOMOR 7S TAHUN 2014

2017, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Pencarian dan Pertolongan adalah segala usaha dan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II CIREBON

PENYELENGGARAAN JKK DAN JKM APARATUR SIPIL NEGARA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1992 TENTANG JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG HAK KEUANGAN/ADMINISTRATIF MENTERI NEGARA DAN BEKAS MENTERI NEGARA SERTA JANDA/DUDANYA.

a. bahwa dalam Undang-undang Nomor 13 Tahun 1992 tentang Perkeretaapian telah diatur ketentuan-ketentuan mengenai lalu lintas dan angkutan kereta api;

PENJELASAN PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2004 TENTANG KETENAGAKERJAAN

BAB I PENDAHULUAN. mencapai angka kurang lebih 300 kendaraan per 1000 orang, suatu angka yang. dengan pangsa hampir sebesar 80 persen.

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II PURBALINGGA NOMOR 1 TGL. 19 APRIL 1996 SERI D NO. 1

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1976 TENTANG CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

I. PENDAHULUAN. kepada masyarakat, karena pada hakekatnya pemerintah adalah public service

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat yang berkaitan dengan semua pekerjaan yang berhubungan dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang permasalah. Semua makhluk hidup pasti sangat membutuhkan lalu lintas, untuk berpindah

BAB I PENDAHULUAN dielakkan. Arus globalisasi yang bergerak cepat ke arah rnasyarakat tanpa

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

2016, No Negara Nomor: 368/Men-Kes/EB/VII/1981 dan Nomor: 09/SE/1981 dan Nomor: tentang Perawatan, Tunjangan Cacad, dan Uang Duka Pegawai Neger

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 126 TAHUN 2007 TENTANG

Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan Sekitar. dimensi produksi dan dimensi konsumsi. Dimensi produksi memandang keadaan sehat sebagai

BAB I PENDAHULUAN. kurang maksimalnya kinerja pembangunan kesehatan (Suyono dan Budiman, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipisahkan dari kehidupan manusia sehari-hari. Jalan sebagai prasarana

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan jalan yang sesuai dengan

Tanggung Jawab Pengangkut di Beberapa Moda Transportasi

URGENSI DIKELUARKANNYA PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PPPK.

PERATURAN PEMERlNTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 1998 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN KERETA API. Presiden Republik Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Kendaraan bermotor dalam perkembangannya setiap hari

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Nurwinda Endah, 2013

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

WALIKOTA SURABAYA, (PERWALI.HONORER.PERUBAHAN.2008.gafar)

I. PENDAHULUAN. Di era otonomi daerah Indonesia saat ini, telah ditekankan pemberian kewenangan

PERATURAN DAERAH PROPINSI LAMPUNG NOMOR 11 TAHUN 1994

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 18 TAHUN 2007 TENTANG STANDARDISASI SARANA, PRASARANA DAN PELAYANAN LINTAS BATAS ANTAR NEGARA

BAB I PENDAHULUAN. oleh karena itu kita perlu memahami tentang asuransi. Kebutuhan akan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 5.1 Peranan Asuransi Dalam Pengembangan Pengangkutan Udara Nasional

BAB I PENDAHULUAN. Masalah transportasi atau perhubungan merupakan masalah yang

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 1999 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UDANG NOMOR 8 TAHUN 1974 TENTANG POKOK-POKOK KEPEGAWAIAN

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manusia berusaha mengambil manfaat materi yang tersedia. depan dan perubahan dalam arti pembaharuan.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 1999 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UDANG NOMOR 8 TAHUN 1974 TENTANG POKOK-POKOK KEPEGAWAIAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 1981 TENTANG PERAWATAN, TUNJANGAN CACAD, DAN UANG DUKA PEGAWAI NEGERI SIPIL

UU R.I. NOMOR 3 TAHUN 1992 TENTANG JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

I. PENDAHULUAN. berlaku pada manusia tetapi juga pada benda atau barang. Perpindahan barang

DIREKTORAT STATUS DAN KEDUDUKAN KEPEGAWAIAN BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG KEDUDUKAN KEUANGAN BUPATI DAN WAKIL BUPATI PENAJAM PASER UTARA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 1998 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN KERETA API PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Diatur mengenai Asas, Prinsip, Nilai Dasar, Serta Kode Etik Dan Dan Kode

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. senantiasa dibutuhkan dan oleh karena itu menjadi salah satu modal pokok

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan pemerintah yang baik (good governance) adalah mengenai

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG

BAB I TINJAUAN PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Efusi pleura Di Ruang Inayah RS PKU Muhamadiyah Gombong.

BAB I PENDAHULUAN. menuntut produktivitas kerja yang tinggi. Produktivitas dan efisiensi kerja yang baik

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK. 07 TAHUN 2009 TENTANG PENGGANTIAN BIAYA OPERASI SEARCH AND RESCUE (SAR)

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA BANJARBARU PERATURAN WALIKOTA BANJARBARU NOMOR 45 TAHUN 2008 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Presiden Republik Indonesia,

BUPATI KULON PROGO DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, FUNGSI, TUGAS

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT Nomor : SK. 75/AJ.601/DRJD/2003. Tentang PENYELENGGARAAN POOL DAN AGEN PERUSAHAAN OTOBUS (PO)

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 150, 2004 (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4456).

BERITA DAERAH KOTA BEKASI PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 06 TAHUN 2014 TENTANG CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BEKASI

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila dan Undang Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2015 TENTANG JAMINAN KECELAKAAN KERJA DAN JAMINAN KEMATIAN BAGI PEGAWAI APARATUR SIPIL NEGARA

Transkripsi:

L PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jakarta sebagai kota metropolitan sekaligus sebagai pusat kegiatan bisnis di Indonesia, yang dihuni oleh masyarakat dari berbagai suku serta warga negara dari hampir seluruh negara di dunia. Selain itu, Jakarta juga diarahkan untuk menjadi kota jasa dan salah satu daerah tujuan wisata di lndonesia yang diharapkan dapat menghasilkan devisa serta meningkatkan pendapatan asli daerah. Oleh karena itu, sangat diperlukan kondisi lalu lintas yang tertib, aman dan lancar serta dukungan angkutan urnum yang baik dan memadai. Untuk mewujudkan kondisi lalu lintas yang tertib, aman, dan lancar tersebut diperlukan adanya sistem pengaturan lalu lintas yang baik, tersedianya sarana dan prasarana yang memadai, serta tidak kalah pentingnya adalah peranan sumber daya manusia yang mengatur dan mengendalikan arus lalu lintas di lapangan. Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (DLLAJ) Propinsi sebagai salah satu unit di lingkungan pemerintah Propinsi DKI Jakarta DKI Jakarta bertugas membantu polisi dalam mengatur dan mengendalikan kelancaran lalu lintas serta membina pengoperasian angkutan umum di wilayah Propinsi DKI Jakarta. Pengawasan, pengaturan dan pengendalian operasi angkutan umum di jalan raya dilakukan oleh pegawai DLLAJ Propinsi DKI Jakarta yang bertugas di lapangan. Tugas lapangan pegawai DLLAJ di terminal, tempat pengujian kendaraan, dan jalan raya, memuliki resiko yang relatif besar, baik resiko langsung maupun resiko tidak langsung. Resiko yang dihadapi oleh

pegawai lapangan DLLAJ Propinsi DKI Jakarta, antara lain adalah (1) polusi udara seperti debu, asap kendaraan dan lain-lain, (2) kondisi cuaca panas, dingin, dan musim hujan, (3) kecelakaan kerja yang menyebabkan pegawai tersebut meninggal, cacad total, cacat sebagian, dan sakit, dan (4) sasaran emosi masyarakat, serta (5) kerusuhan sosial dan lain-lain. Resiko-resiko tersebut, terutama pada poin 3, 4 dan 5, apabila menimpa pegawai lapangan akan sangat merugikan bagi pegawai yang bersangkutan, baik secara fisik maupun mental, serta merugikan DLLAJ Propinsi DKI Jakarta. Oleh karena itu, keberadaan Program Jaminan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) sangat diperlukan oleh para pegawai lapangan. Jaminan perlindungan K3 yang selama ini diberikan oleh Pemerintah Daerah Propinsi DKI Jakarta bagi pegawainya meliputi hal-ha1 sebagai berikut. 1. Kelengkapan sarana dan prasarana, yang meliputi alat-alat dan perlengkapan perlindungan fisik, alat kumunikasi, kendaraan operasional, serta pemeriksaan kesehatan. 2. Asucansi Kesehatan dan Asuransi Dwiguna. 3. Penghargaan bagi pegawai yang cacad atau tewas dalam melaksanakan tugasnya. (SK Gubernur Propinsi DKI jakarta No. 159 Tahun 2000). Di lain pihak, jaminan K3 untuk pegawai negeri sipil telah diatur dalam UU No. 43 Tahun 1999 yang merupakan perubahan dari UU No. 8 Tahun 1974, tentang Pokok-Pokok Kepegawaian, Pasal9, yang berbunyi sebagai berikut.

1. Setiap Pegawai Negeri yang ditimpa oleh sesuatu kecelakaan dalam dan karena menjalankan tugas kewajibannya, berhak memperoleh perawatan. 2. Setiap Pegawai Negeri yang menderita cacad jasmani atau cacad rohani dalam dan karena menjalankan kewajibannya yang mengakibatkan tidak dapat bekerja lagi dalam jabatan apa pun juga, berhak memperoleh tunjangan. 3. Setiap Pegawai Negeri yang tewas, keluarganya berhak memperoleh uang duka. Di samping i!u, terdapat pula jaminan perlindungan K3 berupa Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) yang diatur dalam UU No. 3 Tahun 1992. UU tersebut mewajibkan bagi setiap perusahaan dan instansi pemerintah untuk mengikutsertakan para pegawainya pada program Jamsostek, yang mencakup empat produk, yaitu jaminan kecelakaan kerja, jaminan kematian, jaminan hari tua, dan jaminan pemeliharaan kesehatan. Pemerintah Propinsi DKI Jakarta memberlakukan Program Jaminan K3 yang sama bagi setiap pegawainya, tanpa mempertimbangkan perbedaan tingkat resiko yang dihadapi setiap pegawai, terutarna antara kelompok pegawai lapangan dan kelompok pegawai non lapangan. Dengan demikian, perlakuan yang sama tersebut nampaknya mengindikasikan terdapatnya ketidakadilan bagi segenap pegawai negeri sipil di lingkungan Pemerintah Propinsi DKI Jakarta. Terdapatnya dugaan ketidakadilan tersebut, terutama dirasakan oleh pegawai lapangan yang disinyalir menghadapi resiko gangguan

K3 yang lebih besar dibandingkan dengan pegawai non lapangan. Dengan dernikian, dugaan ketidakadilan tersebut disinyalir rnenimbulkan perbedaan kinerja antara pegawai lapangan dan non lapangan. Jarninan perlindungan K3 merupakan kebutuhan mutlak bagi setiap pegawai, terutarna bagi pegawai yang bekerja pada lingkungan kerja yang beresiko tinggi, seperti pegawai lapangan. Keberadaan program perlindungan K3 yang memuaskan bagi segenap pegawai akan rnernpengaruhi tingkat motivasi pegawai yang bersangkutan, yang pada akhirnya akan rnenentukan kinerjanya. Menurut Davis dan Newstrorn (1996), para pegawai yang terrnotivasi adalah rnereka yang rnengetahui behwa pekerjaan yang rnereka lakukan rnernbantu mereka untuk rnencapai tujuan mereka yang penting. Terdapat ernpat pola motivasi, yaitu prestasi, afiliasi, kompetensi dan kekuasaan, seperti dipaparkan di bawah ini. 1. Motivasi Prestasi, adalah dorongan dalam diri seseorang untuk rnengatasi segala tantangan dan harnbatan dalarn upaya mencapai tujuan, yakni ingin berkernbang dan ingin maju menyusuri tangga keberhasilan.. Motivasi Afiliasi, adalah dorongan untuk berhubungan dengan orang atas dasar sosial. 3. Motivasi Kornpetensi, adalah dorongan untuk mencapai keunggulan ke~ja. meningkatkan keterampilan pemecahan masalah, dan berusaha keras untuk rnelakukan inovasi.

4. Motivasi Kekuasaan, adalah dorongan untuk mempengaruhi orang-orang dan mengubah situasi. DLLAJ Propinsi DKI Jakarta yang merupakan salah satu instansi Pemerintah Propinsi DKI Jakarta seyogyanya mampu mengimplementasikan proses-proses terbaik untuk memberikan jaminan K3 kepada segenap pegawaihya, baik tenaga manajerial dan administrasi maupun tenaga operasional dan teknisi lapangan. Program jaminan K3 merupakan salah satu bentuk perlindungan pegawai dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya, sehingga pegawai tersebut memiliki rasa aman dalam menjalankan tugas-tugasnya. Rasa aman yang dimaksud adalah terdapatnya upaya preventif dan kuratif untuk menjamin keselamatan dan kesehatan kerja pegawai. Program K3 tersebut dapat berupa perbaikan kesejahteraan pegawai dan peningkatan keselamatan kerja pegawai. Program kesejahteraan pegawai yang berlaku di lingkungan Pemerintah Propinsi DKI Jakarta mencakup tunjangan berupa uang, penghargaan, cuti, pemeliharaan kesehatan, asuransi, dan pakaian dinas. Berdasarkan pengamatan peneliti selama bekerja di DLLAJ Propinsi DKI Jakarta, tingkat gangguan kesehatan dan keselamatan kerja pegawai DLLAJ Propinsi DKI Jakarta yang bertugas di lapangan jauh lebih tinggi dibandingkan dengan pegawai yang bertugas di kantor. Hal tersebut disadari bahwa pegawai yang bertugas di lapangan (di jalan dan terminal) menghadapi berbagai resiko yang dapat menyebabkan terganggunya kesehatan dan ancaman keselamatan jiwa pegawai. Resiko gangguan kesehatan pegawai

lapangan dapat disebabkan oleh polusi debu dan asap kendaraan, polusi limbah padat dan cair, serta aktivitas fisik yang tinggi dan memerlukan kondisi yang senantiasa fit. Resiko gangguan keselamatan kerja pegawai lapangan adalah kecelakaan lalu lintas, kerusuhan pada penertiban di dalam terminal, dan berbagai resiko gangguan keselamatan kerja lainnya. Hal tersebut terjadi karena pegawai lapangan senantiasa berhadapan dengan kondisi yang serba keras, terutama yang terdapat di lingkungan terminal dan jalan. Berdasarkan uraian tersebut di atas, peneliti tertarik untuk melakukan analisis program Jaminan K3 pada DLLAJ Propinsi DKI Jakarta dalam upaya menciptakan jaminan perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja yang adil bagi segenap pegawai yang bekerja di lingkungan DLLAJ Propinsi DKI Jakarta, terutama bagi pegawai lapangan. 1.2. Rumusan Masalah DLLAJ Propinsi DKI Jakarta merupakan unit pelaksana yang menangani masalah lalu lintas di Propinsi DKI Jakarta, baik pembinaan maupun penertibannya. Sebagai unit pelaksana teknis, DLLAJ Propinsi DKI Jakarta seringkali menghadapi berbagai kendala dalam pelaksanaan tugasnya, terutama di lapangan. Petugas lapangan yang langsung berhadapan dengan berbagai resiko pekerjaan, baik yang bersifat resiko gangguan fisik, kesehatan, maupun yang bersifat resiko psikologis. Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk menjamin keselamatan dan kesehatan kerja para pegawai tersebut.

DLLAJ Propinsi DKI Jakarta telah memiliki program jaminan K3 yang diberlakukan sama terhadap seluruh pegawainya, baik yang bertugas di kantor maupun dilapangan, seperti asuransi kesehatan dan asuransi dwiguna. Penerapan program jaminan K3 yang diberlakukan sama tersebut nampaknya dirasakan tidak adil, karena disinyalir bahwa resiko yang dihadapi pegawai lapangan relatif lebih tinggi dibandingkan resiko yang dihadapi oleh pegawai yang bekerja di kantor. Di samping itu, terdapat data yang menunjukkan bahwa tingkat kematian pegawai DLLAJ Propinsi DKI Jakarta yang bertugas di lapangan jauh lebih tinggi dibandingkan dengan pegawai yang bertugas dikantor. Berdasarkan data kematian pegawai DLLAJ Propinsi DKI Jakarta selama dua tahun terakhir, terdapat 22 orang pegawai lapangan dan 4 orang pegawai non lapangan yang meninggal dunia. Program K3 yang diterapkan oleh DLLAJ Propinsi DKI Jakarta belum sesuai dengan harapan pegawai, karena penerapannya tidak disesuaikan dengan tingkat resiko yang dihadapi oleh segenap pegawai. Selama harapan pegawai tentang jaminan K3 belum terpenuhi, maka kemungkinan akan mempengaruhi kinerja DLLAJ Propinsi DKI Jakarta. Dengan asumsi tersebut, maka dapat dirumuskan masalah dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut. 1. Apakah terdapat hubungan antara pelaksanaan faktor K3 yang diterapkan dengan kinerja DLLAJ Propinsi DKI Jakarta? 2. Sejauh mana program K3 DLLAJ Propinsi DKI Jakarta yang diterapkan sesuai dengan harapan pegawai lapangan?

3. Bagaimana tingkat kepentingan faktor-faktor K3 dan tingkat resiko yang dihadapi pegawai DLLAJ Propinsi DKI Jakarta yang bertugas di lapangan? 4. Bagaimana formulasi program K3 DLLAJ Propinsi DKI Jakarta yang dapat memenuhi harapan pegawai lapangan? 1.3. Tujuan Tujuan kajian mengenai Jaminan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pegawai Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Propinsi DKI Jakarta adalah sebagai berikut. 1. Menganalisis hubungan antara pelaksanaan faktor K3 yang diterapkan dengan factor kinerja DLLAJ Propinsi DKI Jakarta. 2. Menganalisis tingkat pemenuhan harapan para pegawai DLLAJ Propinsi DKI Jakarta dari pelaksanaan faktor K3 yang diterapkannya. 3. Menganalisis tingkat kepentingan faktor-faktor K3 pada kelompok pegawai lapangan. 4. Menganalisis tingkat resiko yang dihadapi pegawai DLLAJ Propinsi DKI Jakarta yang bertugas di lapangan. 5. Merekomendasikan alternatif program jaminan K3 DLLAJ Propinsi DKI Jakarta yang dapat memenuhi harapan pegawai lapangan.

1.4. Manfaat Kajian mengenai Jaminan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pegawai Lapangan Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Propinsi DKI Jakarta diharapkan memiliki manfaat sebagai berikut. 1. Menjadi referensi bagi DLLAJ Propinsi DKI Jakarta dalam merencanakan dan.implementasikan program K3 yang akan diterapkan. 2. Menjadi referensi bagi pemerintah dalam mengambil kebijakan yang berkaitan dengan program K3.