BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perbandingan antara penelitian yang saat ini dilakukan dengan penelitian sebelumnya.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. ribu kunjungan atau naik 11,95% dibandingkan jumlah kunjungan wisman

BAB I PENDAHULUAN. wisata, sarana dan prasarana pariwisata. Pariwisata sudah berkembang pesat dan menjamur di

MANAGING EDUCATIONAL TOURISM. ICT MANAGAMENT IMPROVEMENT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang berupa keanekaragaman

PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG

BAB I PENDAHULUAN. Negara. Pembangunan pariwisata mulai digalakkan, potensi potensi wisata yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. perjalanan, bepergian, yang dalam hal ini sinonim dengan kata travel dalam

OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris, memiliki banyak keunggulan-keunggulan UKDW

BAB I PENDAHULUAN. tempat ini ramai dikunjung oleh wisatawan baik dari dalam maupun dari luar

BAB V ANALISIS PEMASARAN PARIWISATA LAMPUNG

BAB I PENDAHULUAN. npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat

BAB II URAIAN TEORITIS. yaitu : pari dan wisata. Pari artinya banyak, berkali-kali atau berkeliling.

Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, MA.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Obyek wisata adalah salah satu komponen yang penting dalam industri pariwisata

I. PENDAHULUAN. untuk memotivasi berkembangnya pembangunan daerah. Pemerintah daerah harus berupaya

I. PENDAHULUAN. andalan untuk memperoleh pendapatan asli daerah adalah sektor pariwisata.

Strategi Pengembangan Pariwisata ( Ekowisata maupun Wisata Bahari) di Kabupaten Cilacap.

BAB II LANDASAN KONSEP DAN TEORI ANALISIS 2.1. TINJAUAN HASIL PENELITIAN SEBELUMNYA

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan sektor penunjang pertumbuhan ekonomi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Dalam arti luas pariwisata adalah kegiatan rekreasi diluar dominasi untuk

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG KEPARIWISATAAN

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini sedang dikembangkan oleh pemerintah Indonesia. Selain bertujuan

1. PENDAHULUAN. Suprihan (Supriharyono, 2002:1). Setiap kepulauan di Indonesia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. memiliki ragam budaya yang berbeda satu sama lain. Keragaman budaya ini

BAB I PENDAHULUAN. Kebun binatang (sering disingkat bonbin, dari kebon binatang) atau

BAB I PENDAHULUAN. Wisata alam dapat diartikan sebagai bentuk kegiatan wisata yang

FAKTOR-FAKTOR INTERNAL PENGEMBANGAN OBJEK WISATA PANTAI LAKBAN KABUPATEN MINAHASA TENGGARA SEBAGAI OBJEK WISATA ANDALAN

BAB II SEKILAS TENTANG OBJEK WISATA. budaya serta bangsa dan tempat atau keadaan alam yang mempunyai daya

BAB I PENDAHULUAN. negara yang menerima kedatangan wisatawan (tourist receiving countries),

II. TINJAUAN PUSTAKA. pariwisata, seperti melaksanakan pembinaan kepariwisataan dalam bentuk

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN vii

BAB II KAJIAN PUSTAKA. wisatawan itu sendiri. Sejak dahulu kegiatan pariwisata sudah banyak dilakukan oleh

I. UMUM. Sejalan...

BAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya melalui industri pariwisata. Sebagai negara kepulauan,

BAB I PENDAHULUAN. budaya karena dapat membantu melestarikan warisan budaya sebagai jati diri

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. menjadi komoditas yang mempunyai peran penting dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. mancanegara masih mengenal beberapa destinasi saja, seperti Bali yang sudah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Jawa Tengah, Cilacap

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

serta menumbuhkan inspirasi dan cinta terhadap alam (Soemarno, 2009).

BAB V ARAHAN PENGEMBANGAN WISATA KAMPUNG NELAYAN KELURAHAN PASAR BENGKULU

RANCANGAN STRATEGI DAN PROGRAM

BAB I PENDAHULUAN. menarik wisatawan untuk berkunjung ke suatu daerah tujuan wisata. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan yang konsisten dari tahun ke tahun. World Tourism

DAFTAR ISI. BAB II. TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Landasan Teori Kerangka Pemikiran...

BAB II URAIAN TEORITIS. : pari dan wisata. Pari artinya banyak, berkali-kali atau berkeliling. Sedangkan wisata

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN. Bertolak dari kajian dan hasil analisis pada Bab sebelumnya maka dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. keanekaragaman kondisi fisik yang tersebar di seluruh Kabupaten, Hal ini menjadikan

BAB I PENDAHULUAN. tempat obyek wisata berada mendapat pemasukan dari pendapatan setiap obyek

BAB III METODE PENELITIAN. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di Desa Guci Kecamatan Bumijawa Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. 2007). Indonesia merupakan salah satu Negara kepulauan terbesar yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pariwisata pada saat ini, menjadi harapan bagi banyak negara termasuk

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. di Kabupaten Bangka melalui pendekatan sustainable placemaking, maka

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

TINJAUAN PUSTAKA. Ecotouris, dalam bahasa Indonesia diterjemahkan menjadi ekowisata. Ada

BAB I PENDAHULUAN. penunjang budidaya, pariwisata, dan rekreasi. Taman Nasional Kerinci Seblat

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan sosial dan ekonomi. Menurut undang undang kepariwisataan no 10

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ashriany Widhiastuty, 2013

BAB I PENDAHULUAN. wisata dan US$ 300 milyar penerimaan ke seluruh dunia (Pusat Perencanaan dan

BAB I PENDAHULUAN. menjanjikan dalam hal menambah devisa suatu negara. Menurut WTO/UNWTO

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 6.1 Kesimpulan. 1. Rendahnya tingkat kunjungan wisatawan ke Kabupaten Kulon Progo dapat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pariwisata merupakan salah satu sumber devisa negara selain dari sektor

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Industri pariwisata saat ini semakin menjadi salah satu industri yang dapat

DEFINISI- DEFINISI A-1

BAB I PENDAHULUAN. tahun ke tahun. Dari tahun wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta

I. PENDAHULUAN. berkembangnya pembangunan daerah. Provinsi Lampung merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. peranan pariwisata dalam pembangunan ekonomi di berbagai negarad, pariwisata

BAB I PENDAHULUAN. atraksi-atraksi yang memikat sebagai tujuan kunjungan wisata. Terdapat

BAB II URAIAN TEORITI TENTANG PARIWISATA

TINJAUAN PUSTAKA. Danau. merupakan salah satu bentuk ekosistem perairan air tawar, dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Ekowisata Di Kawasan Hutan Mangrove Tritih Cilacap

PENGEMBANGAN KOMPONEN PARIWISATA PADA OBYEK-OBYEK WISATA DI BATURADEN SEBAGAI PENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BATURADEN TUGAS AKHIR

BAB II URAIAN TEORITIS. dengan musik. Gerakan-gerakan itu dapat dinikmati sendiri, pengucapan suatu

BAB I PENDAHULUAN. kata yaitu pari yang berarti banyak, berkali-kali,berputar-putar, sedangkan wisata

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia memiliki potensi besar dalam lingkup pariwisata.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, diperoleh kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. disampaikan oleh Menteri Pariwisata kepada Kompas.com, bahwa berdasarkan

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2005 TENTANG KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

BAB II URAIAN TEORITIS

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta dikenal sebagai kota pelajar, selain itu juga dikenal sebagai kota

BAB I PENDAHULUAN. dapat dijadikan sebagai prioritas utama dalam menunjang pembangunan

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR. pandapat ahli yang berhubungan dengan penelitian ini. 1. Pengertian Gaeografi Pariwisata dan Industri Pariwisata

BAB II URAIAN TEORITIS TENTANG KEPARIWISATAAN. Berdasarkan Kamus Umum Bahasa Indonesia, Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai macam kebudayaan, agama, suku yang berbeda-beda, dan kekayaan

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki kekayaan alam yang berlimpah termasuk di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Penelitian Sebelumnya Tinjauan penelitian sebelumnya sangat penting dilakukan guna mendapatkan perbandingan antara penelitian yang saat ini dilakukan dengan penelitian sebelumnya. Penelitian pertama yang dilakukan oleh Sifa (2011) yang berjudul Pengembangan Taman Nasional Sebagai Daya Tarik Wisata Pendidikan (Studi Kasus: Taman Nasional Gunung Leuser di Desa Bukit Lawang Kecamatan Bahorok Kabupaten Langkat Provinsi Sumatera Utara). Dalam penelitian ini menguraikan tentang suatu potensi wisata yang dimiliki oleh Taman Nasional Gunung Leuser yang akan dikembangkan sebagai daya tarik wisata pendidikan. Penelitian kedua yang dilakukan oleh Putra (2012) yang berjudul Strategi Pengelolaan Puri Agung Sebagai Daya Tarik Wisata di Desa Kerambitan, Kabupaten Tabanan. Dalam penelitian ini menguraikan upaya pengelolaan yang dilakukan oleh pihak pengelola dalam melestarikan Puri Agung di Desa Kerambitan sebagai warisan budaya yang harus dikelola sebaik mungkin dan dapat memberikan manfaat dalam menambah penghasilan kepada masyarakat di sekitar Puri Agung. Penelitian ketiga yang dilakukan oleh Novianti (2012) yang berjudul Studi Pengembangan Atraksi Wisata Desa Kenderan Kecamatan Tegallalang Kabupaten Gianyar. Dalam penelitian ini menguraikan potensi wisata desa kenderan yang dimanfaatkan menjadi atraksi wisata. Menggunakan strategi pengembangan untuk menentukan program apa yang harus dilakukan dalam mengembangkan potensi wisata di desa kenderan. Perbandingan ketiga penelitian sebelumnya dengan penelitian sekarang dapat dilihat pada tabel 2.1. 1

Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Sebelumnya Nama Peneliti dan Judul Penelitian 1 Maria Uly Sifa (Pengembangan Taman Nasional Sebagai Daya Tarik Wisata Pendidikan (Studi Kasus: Taman Nasional Gunung Leuser di Desa Bukit Lawang Kecamatan Bahorok Kabupaten Langkat Provinsi Sumatera Utara)). Metode Penelitian Hasil Penelitian Keterangan Teknik pengumpulan Hasil penelitian, potensi Taman Nasional Gunung Leuser Perbedaan penelitian data menggunakan terbagi atas dua bagian yaitu potensi fisik dan potensi non tersebut dengan observasi, fisik. Potensi fisik terdiri dari flora, fauna, ekologi hutan, penelitian yang wawancara dan studi Sungai Bahorok. Potensi non fisik adalah kesenian dan sekarang adalah kepustakaan. Teknik tradisi dari berbagai suku yang tinggal di Desa Bukit terletak pada lokasi penentuan informan Lawang. Strategi pengembangan sebagai daya tarik penelitian. Persamaan dilakukan dengan wisata pendidikan terdiri dari 1) mengikutsertakan kedua penelitian ini purposive sampling. masyarakat lokal, dinas kehutanan, dan dinas pariwisata terletak pada fokus Metode analisis data dalam pengelolaan, 2) membangun fasilitas daya tarik penelitian yaitu yang digunakan wisata pendidikan, 3) pembinaan dan penyuluhan membahas wisata adalah metode masyarakat dan pihak pengelola, 4) mengorganisir pendidikan. deskriptif kualitatif pembangunan sarana dan prasarana, 5) melibatkan Kontribusi yang dan metode SWOT instansi pendidikan dalam pemasaran produk wisata didapat dari penelitian (strength, weakness, pendidikan serta 6) meningkatkan pengoperasian sistem ini adalah konsep opportunities, keamanan. wisata edukasi. threats). 2

Agus Muriawan Putra Teknik pengumpulan Hasil penelitian ini adalah strategi pengelolaan Perbedaan penelitian 2 (Strategi Pengelolaan data menggunakan merupakan upaya yang dilakukan pihak manajemen tersebut dengan Puri Agung Sebagai teknik observasi, dalam mengelola Daya Tarik Wisata Puri Kerambitan penelitian yang Daya Tarik Wisata di wawancara untuk tetap melestarikan adat dan budaya yang dimiliki, sekarang adalah Desa Kerambitan, terstruktur, menumbuhkan rasa cinta dan memiliki kepada keluarga terletak pada fokus Kabupaten Tabanan). kuesioner, dan studi puri, masyarakat lokal, serta wisatawan terhadap adat dan penelitian. Persamaan kepustakaan. Teknik budaya, meningkatkan kunjungan wisatawan, dan penelitian ini terletak penentuan informan meningkatkan pendapatan masyarakat sekitarnya. pada lokasi penelitian, dengan Dengan tetap terjaganya adat dan budaya lokal yang yaitu di Kabupaten menggunakan merupakan daya tarik utama diharapkan dapat Tabanan. metode purposive. mendorong wisatawan untuk berkunjung ke Puri Agung Kontribusi yang Metode analisis data Kerambitan. Selain itu, keberadaan Puri Kerambitan diperoleh yaitu yang digunakan ialah sebagai tempat wisata juga dapat dimanfaatkan sebagai mengetahui gambaran deskriptif kualitatif. alat untuk menambah penghasilan, baik secara langsung umum lokasi maupun tidak langsung bagi masyarakat di sekitar daya penelitian. tarik wisata. 3

3. Luh Sri Novianti (Studi Pengembangan Atraksi Wisata Desa Kenderan Kecamatan Tegallalang Kabupaten Gianyar). Teknik penentuan informan menggunakan metode purposive sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara mendalam, dan studi kepustakaan. Sumber : Hasil Perbandingan, 2015 Hasil penelitian menunjukkan bahwa desa kenderan memiliki potensi wisata yang besar, diantaranya potensi fisik yang meliputi potensi alam, sejarah, dan potensi non fisik meliputi kehidupan masyarakat desa, dan keramahtamahan masyarakat lokal. Pengembangan potensi wisata yang dilakukan di desa kenderan adalah pengembangan atraksi wisata alam, wisata spiritual, sejarah, peningkatan kerjasama dengan masyarakat lokal dan pemerintah, pengembangan fasilitas dan melakukan pelatihan bahasa asing kepada masyarakat lokal. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang sekarang adalah lokasi penelitian. Persamaan dari penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan adalah fokus penelitian yaitu pengembangan suatu produk wisata. Kontribusi yang diperoleh adalah konsep pengembangan secara umum. 4

2.2 Tinjauan Konsep 2.2.1 Konsep Produk Pariwisata Produk wisata bukanlah suatu produk yang nyata. Produk ini merupakan suatu rangkaian jasa yang tidak hanya mempunyai segi segi yang bersifat ekonomis, tetapi juga bersifat sosial, psikologis dan alam, walaupun produk wisata itu sendiri sebagian besar dipengaruhi oleh tingkah laku ekonomi. Jadi produk wisata merupakan rangkaian dari berbagai jasa yang saling terkait, yaitu jasa yang dihasilkan berbagai perusahaan (segi ekonomis), jasa masyarakat (segi sosial/psikologis) dan jasa alam. (Suwantoro, 1997). Ada empat komponen produk pariwisata menurut Cooper, et al. (1993) dalam Suwena dan Widyatmaja (2010) yang dikenal dengan istilah 4A, yaitu: 1. Attraction atau Daya Tarik Wisata Atraksi disebut juga objek dan daya tarik wisata merupakan komponen yang signifikan dalam menarik wisatawan. Apa yang dapat dikembangkan menjadi atraksi wisata itulah yang disebut modal atau sumber kepariwisataan. Untuk menemukan potensi kepariwisataan di suatu daerah orang harus berpedoman kepada apa yang dicari oleh wisatawan. Modal atraksi yang menarik kedatangan wisatawan ada tiga yaitu (1) Natural Resources (alami) seperti : Gunung, Danau, Pantai, dan Bukit ; (2) Atraksi wisata budaya seperti : arsitektur rumah tradisional di desa, situs arkeologi, benda benda seni dan kerajinan, ritual atau upacara budaya, festival budaya, kegiatan dan kehidupan masyarakat sehari hari, keramahtamahan, makanan; dan (3) atraksi buatan seperti : acara olahraga, berbelanja, pameran, konferensi, festival musik dan museum. Modal kepariwisataan itu dapat dikembangkan menjadi atraksi wisata di tempat dimana modal wisata itu ditemukan (in situ) atau ex situ, yaitu di luar tempatnya yang asli, misalnya 5

kebun binatang, museum, dan sebagainya. Jadi, keberadaan atraksi menjadi alasan serta motivasi wisatawan untuk mengunjungi suatu daerah tujuan wisata. 2. Amenities atau Fasilitas Secara umum pengertian fasilitas adalah segala macam prasarana dan sarana yang diperlukan oleh wisatawan selama berada di daerah tujuan wisata sebagai faktor penarik untuk menarik minat wisatawan untuk melakukan suatu kunjungan ke suatu destinasi wisata. Sarana dan prasarana yang dimaksud seperti : a. Usaha penginapan (accommodation) adalah tempat dimana wisatawan bermalam untuk sementara di suatu daerah wisata. Sarana akomodasi yang membuat wisatawan betah adalah akomodasi yang bersih, dengan pelayanan yang baik (ramah, tepat waktu), harga yang pantas sesuai dengan kenyamanan yang diberikan serta lokasi yang relatif mudah dijangkau. Jenis jenis akomodasi berdasarkan bentuk bangunan, fasilitas, dan pelayanan yang disediakan, adalah sebagai berikut : Hotel, Guest house, Homestay, Losmen, Perkemahan, Villa. b. Usaha makanan dan minuman adalah komponen pendukung penting. Usaha ini termasuk di antaranya restoran, warung atau café. Selain sebagai bagian untuk memenuhi kebutuhan sehari hari, makanan adalah nilai tambah yang dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. c. Transportasi dan Infrastruktur Wisatawan memerlukan alat transportasi baik itu transportasi udara, laut dan darat untuk mencapai daerah wisata yang menjadi tujuannya.tersedianya alat transportasi adalah salah satu kunci sukses kelancaran aktivitas pariwisata. Komponen pendukung lainnya adalah infrastruktur yang secara tidak langsung mendukung 6

kelancaran kegiatan pariwisata misalnya: air, jalan, listrik, pelabuhan, bandara, pengolahan limbah dan sampah. 3. Access atau Aksesibilitas Jalan masuk atau pintu masuk utama ke daerah tujuan wisata merupakan access penting dalam kegiatan pariwisata. Airport, pelabuhan, terminal, dan segala macam jasa transportasi lainnya menjadi access penting dalam pariwisata. Disisi lain access ini diidentikkan dengan transferabilitas yaitu kemudahan untuk bergerak dari daerah yang satu ke daerah yang lain. 4. Ancillary Service atau pelayanan tambahan Pelayanan tambahan atau sering disebut juga pelengkap yang harus disediakan oleh pemerintah daerah dari suatu daerah tujuan wisata, baik untuk wisatawan maupun untuk pelaku pariwisata. Pelayanan yang disediakan termasuk : pemasaran, pembangunan fisik (jalan raya, rel kereta, air minum, listrik, telepon, dan lain lain) serta mengkoordinir segala macam aktivitas dan dengan peraturan perundang undangan baik di objek wisata maupun di jalan raya. Misalnya, wisatawan memperoleh pelayanan informasi di Tourism Information Center (TIC), baik berupa penjelasan langsung maupun bahan cetak seperti brosur, buku, poster, peta dan lain sebagainya. Jasa pendukung lainnya yang sangat penting adalah jasa pemandu. Dari keempat komponen di atas, sebagai faktor penarik untuk menarik minat wisatawan untuk melakukan suatu kunjungan ke suatu destinasi wisata. Produk wisata yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu menggunakan konsep dari Cooper, et al (1993) dalam Suwena dan Widyatmaja (2010) dimana produk wisata meliputi 7

atraksi, fasilitas, aksesibilitas, dan pelayanan tambahan. Konsep ini digunakan untuk melihat produk eksisting wisata edukasi di Taman Kupu Kupu Bali. 2.2.2 Konsep Wisata Minat Khusus Wisata minat khusus (special interest tourism) merupakan bentuk kegiatan dengan wisatawan individu, kelompok, atau rombongan kecil yang bertujuan untuk belajar dan berupaya mendapatkan pengalaman tentang hal di daerah yang dikunjungi (Fandeli, 2002) Pariwisata minat khusus menurut Fandeli (2002) dapat terfokus pada : 1. Aspek budaya, misalnya tarian / musik / seni tradisional, kerajinan, arsitektur, pola tradisi masyarakat, aktivitas ekonomi yang spesifik, arkeologi dan sejarah. 2. Aspek alam, berupa kekayaan flora, fauna, gejala geologi, keeksotikan taman nasional, hutan, sungai, air terjun, pantai, laut dan perilaku ekosistem tertentu. Wisata minat khusus adalah suatu bentuk perjalanan wisata, dimana wisatawan melakukan perjalanan atau mengunjungi suatu tempat karena memiliki suatu minat atau motivasi khusus mengenai suatu jenis objek atau kegiatan yang dapat ditemui atau dilakukan di sebuah lokasi wisata (Read, 1980) dalam Hartono (2012). Perjalanan wisatawan minat khusus bukan lagi bertujuan untuk melihat atau mengunjungi banyak daerah tujuan wisata dengan banyak keragaman atraksi, melainkan lebih menekankan pada kekayaan pengalaman yang didapatkan melalui keterlibatannya dalam suatu kegiatan. Wisata minat khusus yang dimaksud dalam penelitian ini adalah wisata edukasi yang menjadi salah satu jenis wisata minat khusus yang sudah berkembang di Taman Kupu Kupu Bali. 2.2.3 Konsep Wisata Edukasi/Pendidikan 1. Definisi Wisata Edukasi 8

Edukasi/pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Wisata edukasi/ pendidikan sendiri adalah jenis wisata minat khusus yang dikategorikan menurut motivasi tertentu yang biasanya terkait dengan waktu, hobi, dan mengejar waktu luang, dimana ada penggabungan rekreasi dan pendidikan. Wisata edukasi/pendidikan adalah suatu perjalanan wisata yang dimaksudkan untuk memberikan gambaran, studi perbandingan ataupun pengetahuan mengenai bidang kerja yang dikunjunginya. Wisata jenis ini disebut juga sebagai study tour atau perjalanan kunjungan kunjungan pengetahuan. (Suwantoro,1997). Wisata edukasi/ pendidikan adalah suatu program dimana peserta kegiatan wisata melakukan perjalanan wisata pada suatu tempat tertentu dalam suatu kelompok dengan tujuan utama mendapatkan pengalaman belajar secara langsung terkait dengan lokasi yang dikunjungi (Rodger : 1998) dalam Sifa (2011) Menurut Ritchie (2003) wisata edukasi adalah aktivitas pariwisata yang dilakukan oleh wisatawan yang mengambil liburan sehari dan mereka yang melakukan perjalanan untuk pendidikan dan pembelajaran sebagai tujuan utama ataupun kedua. Wisata edukasi dilihat berdasarkan pengaruh lingkungan eksternal yang mempengaruhi penawaran dan permintaan produk daya tarik wisata edukasi untuk memenuhi kebutuhan yang berbeda. Adapun dampak dari kegiatan wisata edukasi yang digambarkan pada Gambar 2.1 9

Gambar 2.1 Dampak Pengalaman Wisata Edukasi Sumber :Ritchie,(2003) Dilihat dari gambar diatas, disampaikan tentang permintaan wisatawan yang meliputi demografi, perilaku wisatawan, motivasi, dan persepsi wisatawan dalam memperoleh suatu pengalaman edukasi. Dengan melihat permintaan wisatawan tersebut dapat membantu dalam melihat karakteristik wisatawan yang berkunjung ke Taman Kupu Kupu Bali. Sebagai contoh, sebuah pengalaman wisata edukasi bisa terdiri dari kunjungan setengah hari ke situs museum atau ekowisata. Dengan demikian daya tarik wisata edukasi adalah kegiatan wisatawan yang dilakukan oleh mereka yang melakukan liburan dan mereka yang melakukan sebuah perjalanan untuk pendidikan dan memperoleh pembelajaran dari perjalanan mereka. Hal ini dapat mencakup wisata edukasi dan wisata studi dewasa, perjalanan siswa sekolah dan program pertukaran. 2. Manfaat industri Pendidikan dan Pariwisata 10

Manfaat dari kedua industri pendidikan dan pariwisata akan berdampak besar, sebagai berikut : a. Pengalaman lintas budaya akan menjadi penting untuk semua bangsa dan tempat tempat lain yang ingin bersaing dengan sukses di masa depan. b. Perjalanan siswa dan belajar di luar negeri pada program pertukaran pelajar meningkatkan industri pariwisata di seluruh dunia. c. Industri pariwisata harus menyadari bahwa siswa adalah investasi jangka panjang yang kuat untuk tujuan pelestarian alam dan pariwisata di masa yang akan datang. d. Teman teman dan keluarga datang untuk mengunjungi mereka saat belajar, namun siswa tersebut kemungkinan akan menyebarkan berita tentang pengalaman wisata positif untuk wisatawan lain dan datang kembali untuk berkunjung. Program wisata edukasi akan dilaksanakan peserta yang melakukan perjalanan ke lokasi sebagai sebuah kelompok dengan tujuan utama terlibat dalam pengalaman belajar secara langsung terkait dengan lokasi. (Rodger,1998) dalam Sifa (2011). Namun demikian, ada beberapa karakteristik umum produk wisata edukasi yang melibatkan tingkat yang lebih besar atau lebih kecil dari pembelajaran. Ritchie menyajikan sebuah model sederhana yang mengklasifikasikan produk yang berbeda sebagai berikut : 1. Pariwisata, dimana beberapa bentuk pendidikan atau pembelajaran adalah komponen yang memotivasi dari pengalaman wisata. Ini termasuk produk wisata edukasi misalnya atraksi wisata budaya, atraksi wisata alam, dan atraksi wisata buatan. 2. Pendidikan, dimana pengalaman wisata edukasi ini termasuk program pertukaran pelajar, sekolah bahasa dan perguruan tinggi/ program perguruan tinggi. 3.Bentuk bentuk Wisata Edukasi 11

Bentuk bentuk wisata edukasi yang disajikan dapat berbentuk ekowisata, wisata warisan, wisata pedesaan, wisata komunitas, dan pertukaran siswa antar lembaga pendidikan. Program wisata pendidikan dapat dikemas untuk wisatawan umum dimana wisatawan yang datang bukan dari para pelajar yang sedang mengenyam bangku pendidikan ingin berwisata sambil belajar. Sumber daya pariwisata yang melimpah dapat dijadikan sebagai dasar untuk wisata edukasi. Sumber daya ini dapat dikategorikan sebagai dimensi : budaya/sejarah, ekowisata/wisata alam berbasis, dan program studi di luar negeri. Contoh tema tema yang dapat digunakan sebagai wisata edukasi adalah ekologi seperti memperhatikan habitat hewan, populasi serta migrasi hewan, mengukur dampak kesehatan masyarakat, survey pengetahuan tradisional untuk melestarikan adat, meneliti efek pemanasan global dan melihat situs arkeologi dan sebagainya. Dalam penelitian ini yang dimaksud wisata edukasi adalah kegiatan atau perjalanan wisata yang memberikan pengalaman edukasi. Konsep ini digunakan untuk melihat kondisi dilapangan terkait atraksi wisata edukasi yang ada di Taman Kupu Kupu Bali dan kemudian menggali produk wisata edukasi baru yang dapat dikembangkan di Taman Kupu Kupu Bali. 2.2.4 Konsep Pasar Wisata Pasar didefinisikan sebagai kumpulan dari seluruh pembeli aktual atau potensial dari suatu produk. Pasar terdiri dari individu individu yang mempunyai baik kebutuhan atau hasrat terhadap produk atau jasa maupun kemampuan, keinginan, dan wewenang untuk membeli produk itu. Dalam hal ini pasar yang dimaksud adalah pelancong atau wisatawan. Pasar wisata secara keseluruhan terlalu luas dan beranekaragam kebutuhannya untuk dapat dipuaskan oleh suatu daerah dengan produk wisata yang tertentu. Oleh karena itu diperlukan suatu sasaran strategi pemasaran yang didasarkan atas segmentasi pasar. Untuk mengembangkan 12

strategi pemasaran dibutuhkan identifikasi dari pelanggan, yang dalam hal ini adalah orang orang yang melakukan perjalanan pada waktu sekarang dan yang potensial menurut demografi, tempat asal, tujuan perjalanan, yang disenangi dan tidak disenangi, dan besar rombongan. Dengan identifikasi terhadap pelanggan, maka pemasaran produk wisata suatu daerah atau kawasan akan dapat dilakukan secara efektif. Menentukan kebutuhan wisatawan dilakukan dengan identifikasi wisatawan berdasarkan karakteristik karakteristik demografi dan perilaku yang menjadi langkah pertama dalam mengidentifikasi pasar target potensial. (Suwantoro, 1997). Dalam penelitian ini, konsep ini digunakan untuk melihat karakteristik pasar/ wisatawan yang berkunjung ke Taman Kupu Kupu Bali. 2.2.5 Konsep Pengembangan Produk Wisata Edukasi Menurut Yoeti (1997) pengembangan daya tarik wisata adalah pengembangan daya tarik wisata yang mencakup pengembangan produk baru yaitu usaha yang dilakukan secara sadar dan berencana untuk memperbaiki produk yang sedang berjalan atau menambah jenis produk tersebut agar bisa dijual, karena produk itu dihasilkan atau dipasarkan hendaknya harus dihasilkan dari analisa pasar dan riset. Menurut Ritchie (2003) ada empat indikator dalam melihat potensi dan mengembangkan produk wisata edukasi yaitu : 1. Atraksi dan acara yaitu tempat pengalaman belajar atau lokasi. Dan kegiatan yang dilakukan. 13

2. Sumber daya manusia atau spesialis yaitu mereka yang bertanggung jawab untuk memberikan pengalaman belajar. Hal ini bisa seperti buku panduan, kurator, dosen atau pengajar dan pemandu. 3. Perencana perjalanan yaitu individu, agen atau organisasi yang membantu dalam perencanaan dan perancangan program pembelajaran bagi peserta. 4. Tour Operator yaitu mereka yang bertanggung jawab untuk pengemasan dan penyajian pengalaman pendidikan dengan menyediakan keahlian, pengetahuan lokal dan jasa pemasaran. Pariwisata dan organisasi layanan pendukung yang berkontribusi terhadap total produk wisata edukasi adalah transportasi, jasa perjalanan, penyedia akomodasi, rekreasi, hiburan, dan organisasi tujuan pemasaran. Dalam penelitian ini pengembangan produk wisata edukasi menggunakan konsep menurut Ritchie (2003) yang meliputi atraksi, sumber daya, perencana perjalanan dan operator tour. Konsep ini digunakan untuk menjawab rumusan masalah yang kedua. 14