Presentasi Tugas Akhir Kajian Penggunaan Standar Mobile Wimax untuk Sistem Komunikasi Taktis Militer Dyah Ayu Kusumaningtyas Harsono 2208100096 Pembimbing : Prof. Dr. Ir. Gamantyo Hendrantoro, Ph.D Devy Kuswidiastuti, S.T., M.Sc. 1
Latar Belakang Teknologi komunikasi wireless terus berkembang Perkembangan Komunikasi Komersial Sistem Komunikasi Taktis Kriteria-kriteria tertentu dalam komunikasi taktis Mampukah teknologi Wireless Mobile Wimax memenuhi kriteria-kriteria tersebut?? 2
Rumusan Masalah Bagaimana memodelkan sistem Orthogonal Frequency Division Multiplexing (OFDM) pada Mobile Wimax agar tahan terhadap gangguan jamming? Bagaimana hasil pembandingan kriteria taktis yang harus dipenuhi oleh kemampuan teknologi Mobile Wimax? 3
Batasan Masalah 1. Untuk Kegiatan Simulasi : Teknik Modulasi yang digunakan adalah 16QAM Jumlah Subcarier yang akan digunakan sebanyak 64 Coder yang dipilih adalah Convolutional coding, dengan coderate ½, constraint length 7, generator polinomial [133,171] Kanal yang digunakan dalam simulasi adalah Addictive White Gaussian Noise (AWGN) Gangguan yang diberikan berupa singletone jamming dan multitone jamming 2. Untuk Kajian Kemampuan untuk menjadi Super Network Kemampuan untuk menjadi Network Recovery Kemampuan untuk menjadi Late Network Entry 4
Tujuan Mensimulasikan dan mengevaluasi unjuk kerja sistem OFDM terhadap kebutuhan anti jamming Mengkaji teknologi yang ada pada Mobile Wimax mampukah teknologi tersebut memenuhi kebutuhan dari daerah taktis. 5
Pemodelan Sistem OFDM Data Input Convolutional coding Interleaver Modulasi 16 QAM S/P Jamming Insertion Kanal AWGN Proses Penambahan Cyclic Prefix IFFT Remove Cyclic Prefix FFT Demodulasi P/S Hasil BER Deinterleaver Deconvolutional coding 6
Jamming Insertion Jammer adalah faktor eksternal tertentu yang menghasilkan suatu gelombang jamming tertentu. Jamming adalah suatu bentuk gelombang tertentu yang digunakan untuk ditransmisikan yang menghasilkan simbolsimbol kesalahan pada sisi penerima. Sistem spread spectrum sangat rentan terhadap hal tersebut. Singletone jamming diberikan gangguan terhadap salah satu subcarrier dengan ampitudo tertentu Multitone diberikan gangguan terhadap beberapa subcarrier secara bersamaan dengan Amplitudo jamming tertentu 7
Jamming Insertion 1000 800 600 400 Aplitudo 200 0-200 -400-600 -800-1000 0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200 Simbol ke-n Sinusoidal jamming dengan ampitudo 1000 8
Hasil Simulasi OFDM Berikut perbandingan grafik Bit Error Ratio (BER) pada sistem OFDM dengan dan tanpa menggunakan coding dan interleaver 9
Hasil Simulasi OFDM OFDM tanpa Coding dan Interleaver dengan Gangguan Singletone Jamming dan Multitone Jamming (a) Singletone Jamming (b) Multitone Jamming 10
Hasil Simulasi OFDM Pengaruh penggunaan perkalian matrik interleaver pada simulasi (a) Matrik interleaver 16x16 untuk Singletone jamming eksponensial (b) Matrik interleaver 8x8 untuk Singletone jamming sinusoidal, multitone jamming 11
Hasil Simulasi OFDM OFDM dengan Coding dan Interleaver dengan Gangguan Singletone Jamming (Eksponensial dan Sinusoidal) (a) Singletone jamming eksponensial (b) Singletone Jamming Sinusoidal 12
Hasil Simulasi OFDM OFDM dengan Coding dan Interleaver dengan Gangguan Multitone Jamming (Eksponensial dan Sinusoidal) (a) Multitone jamming eksponensial (b) Multitone jamming sinusoidal 13
Hasil Simulasi OFDM OFDM dengan Coding dan Interleaver dengan Gangguan Multitone Jamming pada Subcarier yang sama OFDM dengan Coding dan Interleaver dengan gangguan Multitone Jamming pada Subcarier yang berbeda 14
Hasil Kajian 1. Super Network Pada daerah taktis Simple Super Network dalam komunikasi taktis adalah komunikasi yang terjadi antara 2 unit dalam sebuah jaringan dan apabila jaringan tersebut ingin berkomunikasi dengan jaringan yang lain membutuhkan automatic relay sebagai penguat pesan [Link 22 Guide Book] Pada Mobile Wimax Ada sejumlah scenario di mana orang bisa menerapkan Mobile Wimax. Namun 802.16 sebagai salah satu teknologi dirancang untuk memenuhi kebutuhan yang sangat spesifik untuk kasus penggunaan tertentu. Dengan demikian mungkin ada scenario dari taktis yang belum bisa didukung oleh teknologi ini tanpa perancangan untuk suatu kebutuhan tertentu dalam taktis militer. Namun apabila dikembangkan 802.16 ini menawarkan beragam solusi untuk tiap permasalahan yang berbeda pada taktis diantaranya kemapuan data rate nya sangat tinggi, sakupan wilayah untuk jaringan backbone nirkabel sangat luas. Dan hal tersebut dapat dilihat pada gambar 1 15
Hasil Kajian Gambar 1. Contoh penggunaan Mobile Wimax di daerah taktis darat 16
Hasil Kajian 2. Nework Recovery Pada daerah taktis memungkinkan sebuah user hilang dalam suatu operasi atau pemblokan jalur selama pengiriman informasi. Dalam Mobile Wimax sudah tersedia kemampuan Interferance aware selection rute, unit-unit yang tergabung di Mobile Wimax memiliki IP masing-masing, pada komunikasi broadband tersedia metode bernama Fast IP Network Recovery[8] 3. Late Network Entry Dalam komunikasi taktis, terkadang ada unit baru yang akan bergabung dalam jaringan yang sudah ada, sehingga suatu mekanisme join diperlukan dalam taktis. Di dalam Mobile Wimax, terdapat mekanisme untuk bergabungnya sebuah unit baru yang ingin bergabung dengan jaringan Mesh yang telah aktif sebelumnya yang bernama network entry process[9]. 17
Kesimpulan Penggunaan codec dan interleaver pada sistem OFDM mampu meningkatkan performasi OFDM untuk tahan terhadap gangguan jamming Pada sistem OFDM yang diberi gangguan Singletone Jamming yang berbentuk Eksponensial menggunakan perkalian matrik 16x16, namun untuk perlakuan pada jenis jamming yang lain yaitu singletone jamming berbentuk sinyal sinusoidal dan multitone jamming menggunakan perkalian matrik interleaver 8x8. Besar perubahan nilai amplitudo jamming yang mampu ditahan oleh sistem OFDM dengan coding dan interleaver yaitu 1000 sesuai yang diasumsikan pada kegiatan simulasi yang telah dilakukan. Nilai Eb/No yang dibutuhkan untuk mencapai nilai BER=10-4 selisih 1-2 db dengan Eb/No yang belum dikenai jamming Hasil dari studi pustaka bahwa teknologi Mobile Wimax mampu memenuhi kriteria-kriteria yang telah ditetapkan pada tugas akhir ini 18
TERIMA KASIH 19