BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA SISWA SMA NASKAH PUBLIKASI

BAB. I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tugas. Terkadang manusia merasa semangat untuk melakukan sesuatu namun

BAB I PENDAHULUAN. karena pada dasarnya belajar merupakan bagian dari pendidikan. Selain itu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan siswa sering melakukan prokrastinasi tugas-tugas akademik. Burka dan Yuen

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Prokrastinasi Akademik.

sendiri seperti mengikuti adanya sebuah kursus suatu lembaga atau kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. sekolah tertentu. Siswa SMP dalam tahap perkembangannya digolongkan

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman sekarang, pendidikan merupakan salah satu sarana utama dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dyah Kusuma Ayu Pradini, 2014

2014 GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PROKRASTINASI AKAD EMIK D ALAM MENYELESAIKAN SKRIPSI PAD A MAHASISWA PSIKOLOGI UPI

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang mengutamakan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini, setiap orang dituntut untuk memiliki keahlian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang membedakan dengan makhluk lainnya. Kelebihan yang dimiliki manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mahasiswa merupakan suatu tahapan pendidikan formal yang menuntut

BAB 1 PENDAHULUAN. di perguruan tinggi dengan jurusan tertentu. Mahasiswa diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan Indonesia bisa lebih tumbuh dan berkembang dengan baik disegala

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutlah ilmu setinggi bintang di langit, merupakan semboyan yang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensinya semaksimal mungkin. Oleh. berharap agar sekolah dapat mempersiapkan anak-anak untuk menjadi warga

BAB I PENDAHULUAN. perilaku prokrastinasi itu sendiri membawa dampak pro dan kontra terhadap

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah. Pada awal abad ke-21 ini, telah memasuki suatu rentangan waktu yang

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa adalah murid pada pendidikan tinggi dan memulai jenjang. kedewasaan (Daldiyono, 2009). Mahasiswa digolongkan pada tahap

BAB II LANDASAN TEORI. Kata prokrastinasi berasal dari bahasa Latin procrastination dengan awalan

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah perannya sebagai seorang mahasiswa. Banyak sekali

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan periode transisi dari anak-anak menuju. dengan tata cara hidup orang dewasa (Ali dan Ansori, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang semakin mengedepankan pendidikan sebagai salah satu tolak ukur dan

HUBUNGAN ANTARA MANAJEMEN DIRI DENGAN PROKRASTINASI KERJA PADA PEGAWAI NEGERI SIPIL SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. waktu yang dimiliki. Artinya, seseorang menyelesaikan pekerjaan di bawah waktu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kemampuan untuk membagi waktunya dengan baik dalam menyelesaikan

BAB I PENDAHULUAN. masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta cakupan dan batasan masalah.

BAB I PENDAHULUAN. kata, mahasiswa adalah seorang agen pembawa perubahan, menjadi seorang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. hari esok untuk menyelesaikannya. Menunda seakan sudah menjadi kebiasaan

HUBUNGAN ANTARA SELF MONITORING DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 3 PURWOKERTO. Al Khaleda Noor Praseipida

HUBUNGAN ANTARA PEMALASAN SOSIAL DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK. S K R I P S I Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1

BAB I PENDAHULUAN. dan menjadi perilaku yang tidak baik dalam kehidupan sehari-hari. Fenomena

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini perguruan tinggi di Bandung sudah sangat banyak, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Fakultas Psikologi merupakan salah satu Fakultas yang berada di

1.1 Latar Belakang. Hubungan Antara..., Bagus, Fakultas Psikologi 2016

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Siti Solihah, 2015

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. bidang akademik, dimana hasil akhir pendidikan dapat mempengaruhi masa depan seseorang

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa merupakan masa yang memasuki masa dewasa, pada masa tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan elemen penting bagi kehidupan. Menurut. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 pasal (1) ayat 1,

BAB I PENDAHULUAN. semakin menyadari pentingnya mendapatkan pendidikan setinggi mungkin. Salah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan dari pendidikan adalah membantu anak. mengembangkan potensinya semaksimal mungkin, dan karena itu pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh kedua orang tuanya untuk mengikuti pembelajaran yang diselenggarakan di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa adalah label yang diberikan kepada seseorang yang sedang menjalani

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju

BAB I PENDAHULUAN. oleh dinamika-dinamika untuk mengakarkan diri dalam menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau

BAB 2 TINJAUAN REFERENSI

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap harinya manusia dihadapkan dengan berbagai macam tugas, mulai

LAMPIRAN. PDF created with FinePrint pdffactory Pro trial version

BAB I PENDAHULUAN. Belajar merupakan istilah kunci yang penting dalam kehidupan manusia,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah prokrastinasi berasal dari bahasa Latin procrastination dengan awalan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menggunakan waktu dengan efektif sehingga efisiensi waktu menjadi sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal di Indonesia setelah lulus Sekolah Dasar (SD). Di

BAB I PENDAHULUAN. informal (seperti pendidikan keluarga dan lingkungan) dan yang terakhir adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. merupakan salah satu perubahan yang dialami oleh individu dalam masa emerging

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan sumber daya manusia di Indonesia. Oleh sebab itu, sekarang ini

[ISSN VOLUME 3 NOMOR 2, OKTOBER] 2016

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. maju dan akhiran crastinus yang berarti keputusan hari esok. Jadi prokrastinasi

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. dunia kerja nantinya. Perguruan Tinggi adalah salah satu jenjang pendidikan setelah

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang khas yang menghadapkan manusia pada suatu krisis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penilaian bahkan sampai pada penulisan tugas akhir. Cheating merupakan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pada siswanya. Kerapkali guru tidak menyadari bahwa jebakan rutinitas seperti duduk, diam,

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Atas (SMA) adalah salah satu bentuk pendidikan formal yang

HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN PROKRASTINASI DALAM MENYELESAIKAN SKRIPSI PADA MAHASISWA UNIVERSITAS MURIA KUDUS

BABI PENDAHULUAN. Dalam sebuah perguruan tinggi, perkuliahan merupakan kegiatan yang wajib

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan tinggi merupakan salah satu lembaga pendidikan yang secara formal

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang dan karenanya kita dituntut untuk terus memanjukan diri agar bisa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dapat menjadi generasi-generasi yang tangguh, memiliki komitmen terhadap

BAB I PENDAHULUAN. pada setiap individu tanpa memandang usia, jenis kelamin, atau statusnya sebagai

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran yang sama-sama penting. Dalam 7-S Framework of McKinsey

BAB I PENDAHULUAN. tentang sumber daya manusia yang berkualitas pada dasarnya ditentukan oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Prokrastinasi Akademik. pro yang berarti mendorong maju atau bergerak maju dan akhiran crastinus

BAB I PENDAHULUAN. Ungkapan bahwa banyaknya pelajar yang tidak berpikir sering kita. yang diajarkan oleh guru mereka (Hassoubah, 2004:9).

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mengerjakan tugas-tugas studi, baik itu yang bersifat akademis maupun non

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Proses penelitian tentang profil prokrastinasi akademik siswa dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menjalani peran sebagai penuntut ilmu, mahasiswa pada umumnya selalu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. hanya sekali, tetapi penundaan yang sekali itu bisa dikatakan dengan menundanunda

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu upaya dalam mewujudkan sumber daya manusia berkualitas dan

BAB I PENDAHULUAN. setiap aspek kehidupan seperti menjadi lebih terbuka menerima teknologi,

KONTRIBUSI KONSEP DIRI DAN PERSEPSI MENGAJAR GURU TERHADAP MOTIVASI BERPRESTASI DITINJAU DARI JENIS KELAMIN SISWA SMA GAMA YOGYAKARTA TAHUN 2009 TESIS

BAB I PENDAHULUAN. konseling konselor penddikan, dalam bidang industri HRD (Human Resources

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PROKRASTINASI AKADEMIK

BAB I PENDAHULUAN. yang tertuang dalam Undang- undang Republik Indonesia No. 20 tahun tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 3 yaitu :

BAB II LANDASAN TEORI. Pada Bab ini akan dibahas beberapa landasan teori sebagai dasar untuk melihat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. juga merupakan calon intelektual atau cendikiawan muda dalam suatu

15. Lampiran I : Surat Keterangan Bukti Penelitian BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu aspek penting yang memiliki tujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia sehingga dapat menghasilkan individu yang mandiri serta bertanggung jawab terhadap diri sendiri maupun orang lain. Sekolah Menengah Atas ( SMA ) merupakan salah satu tingkat pendidikan formal yang bertujuan untuk mempersiapkan siswa menuju pendidikan di Perguruan Tinggi. Setiap sekolah menginginkan siswa siswanya untuk mematuhi peraturan sekolah, rajin belajar, dan mengerjakan tugas tugas yang diberikan serta memiliki prestasi yang baik sehingga dapat menjunjung tinggi almamater sekolah. Namun, untuk mewujudkan keinginan tersebut bukanlah hal yang mudah bagi setiap sekolah. Perilaku belajar siswa yang beraneka ragam mempengaruhi tingkat keberhasilan yang diperoleh. Perilaku belajar yang baik dapat terwujud apabila siswa sadar akan tanggung jawab sebagai seorang pelajar. Ketika siswa termotivasi untuk belajar, seringkali hal tersebut hanya berhenti sampai tataran kognitif saja sehingga ketika sampai pada tindakan yang nyata, maka siswa tersebut sering melakukan kebalikannya. Siswa cenderung menunda nunda apa yang bisa dilakukan pada saat itu dengan berbagai macam alasan sehingga waktu yang dimiliki tidak dikelola dengan baik. Sebagian besar siswa memiliki pola pikir yang salah, siswa beranggapan bahwa waktu yang dimiliki masih cukup banyak dan dapat menyelesaikannya dengan 1

2 cepat serta tepat sehingga siswa memiliki pengelolaan waktu yang kurang atau tidak disiplin waktu. Dengan pola pikir yang demikian, siswa semakin terdorong untuk menunda nunda pekerjaannya. Fenomena perilaku menunda nunda atau tidak disiplin waktu dalam bidang psikologi dikenal dengan istilah prokrastinasi.pada saat ini, banyak pelajar yang menghabiskan waktu untuk mencari hiburan daripada menyelesaikan tugas akademik. Hal tersebut bisa dilihat dari kebiasaan jalan jalan di mall, main game online, nongkrong dengan teman teman yang mengakibatkan tugas tugas terbengkalai dan tidak selesai tepat waktu, serta hasil yang diperoleh juga tidak maksimal. Kebiasaan menunda nunda terutama dalam menyelesaikan tugas akademik disebut dengan prokrastinasi akademik. Penundaan tersebut akan menimbulkan dampak internal dan dampak eksternal bagi pelaku prokrastinasi. Dampak internal kaitannya dengan adanya penyesalan dan merasa bersalah misalnya ketika siswa merasa tugas tersebut sulit dikerjakan dan takut gagal maka dengan pola pikir yang demikian siswa akan menunda nunda tugasnya karena apa yang dilakukan takut salah dan gagal. Kemudian dampak eksternal dari penundaan tersebut, siswa akan memperoleh peringatan atau teguran dari guru karena tidak segera mengerjakan tugasnya. Jika pada masa SMA seseorang sudah melakukan prokrastinasi akademik, diasumsikan pada jenjang pendidikan berikutnya tingkat prokrastinasi akademiknya semakin meningkat. Oleh sebab itu, prokrastinasi akademik pada siswa SMA merupakan salah satu masalah yang perlu mendapat perhatian. Menurut Ferrari dan Mc Cown (1995) perilaku menunda dapat dipengaruhi indikator indikator dibawah ini :

3 a. Kurang dapat mengatur waktu. Individu memiliki banyak waktu namun tidak dapat mengatur waktu yang dimiliki untuk mengerjakan tugas tugas. b. Percaya diri yang rendah. Seseorang yang melakukan penundaan, memiliki rasa percaya diri yang rendah, mengaggap bahwa dirinya tidak mampu. c. Menganggap diri terlalu sibuk jika harus mengerjakan tugas. Individu yang terbiasa melakukan penundaan, ketika mendapatkan tugas merasa dirinya sibuk dengan hal hal lain sehingga menganggap tugas tersebut tidak penting. d. Keras kepala, dalam arti menganggap orang lain tidak dapat memaksa dirinya untuk mengerjakan tugas dan dirinya merasa bebas mau mengerjakan kapan saja sesuai keinginannya sendiri. e. Memanipulasi tingkah laku orang lain dan menganggap tidak dapat dilakukan tanpanya. Individu merasa orang lain menjadi sangat penting ketika harus mengerjakan tugas sehingga apabila tidak ada yang membantu dirinya, individu tersebut tidak mengerjakan tugas tugasnya. f. Menjadikan penundaan sebagai coping untuk menghindari tekanan. Individu yang merasa terbebani dengan tugas tugasnya cenderung melakukan penundaan sehingga dirinya merasa terbebas untuk tidak mengerjakannya meskipun hanya sementara waktu. g. Merasa dirinya sebagai korban yang tidak memahami mengapa dirinya tidak dapat mengerjakan sesuatu yang dapat dikerjakan orang lain. Fenomena prokrastinasi banyak terjadi di kalangan siswa di sekolah, setidaknya hal ini memberikan gambaran bahwa siswa siswa di salah satu SMA

4 Negeri di Sukoharjo tempat penulis melakukan penelitian kemungkinan juga melakukan tindakan prokrastinasi akademik. Tabel 1 Hasil Wawancara Dengan Siswa SMA Negeri 3 Sukoharjo Subjek Pernyataan Kalau tentang tugas, saya menundanya karena malas dan yang membuat malas itu gurunya selain itu pelajarannya juga susah jadi DNH mau mengerjakan nanti dulu terus kadang juga ada kepentingan lain yang menurut saya lebih penting. Sampai sekarang saya masih sering melakukan penundaan terutama di mata pelajaran itu tadi. Sekarang kan saya kelas XII, meskipun mau tryout saya belajarnya juga masih nanti nanti alesannya ya karena malas, capek dan lebih AMP tertarik main HP daripada belajar. Terus kalau ada tugas yang disuruh nulis banyak dan translate bahasa inggris, saya lebih malas lagi dan mengerjakannya nanti saja kalau sudah dekat dengan hari pengumpulan. Saya dari dulu kalau mengerjakan tugas selalu mendekati deadline, terus pakai Sistem Kebut Semalam ( SKS ) dan belajar juga ketika APR mau ulangan sama ujian karena saya suka main volly jadi waktu luang sering saya gunakan untuk olahraga sekaligus hiburan. Tetapi kalau tugas yang mudah, saya pernah mengerjakannya tepat waktu

5 tapi kalau yang susah pilih besok saja dikerjakan di sekolah. Kalau saya seringnya mengerjakan tugas kalau sudah mendekati hari DR pengumpulan dan kalau nggak bisa saya nyontek teman tetapi kadang sering lupa juga kalau ternyata ada tugas. Saya nggak disemua tugas melakukan penundaan biasanya ADN tergantung tugasnya apa dulu, kalau tugasnya dateng bareng bareng dan susah semua, saya pasti ya menunda nunda mengerjakannya, karena malas itu tadi. Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa hampir semua siswa pernah melakukan prokrastinasi akademik baik laki laki maupun perempuan, selain itu alasan melakukan prokrastinasi akademik dalam tugas maupun belajar karena siswa merasa malas, tidak bisa mengerjakan dan lebih tertarik melakukan kesenangan atau hobi yang dimiliki. Kemudian, siswa siswa tersebut memilih mengerjakan tugas ketika mendekati hari pengumpulan atau menundanya karena mau menyontek teman ketika di Sekolah. Siswa yang memiliki kontrol diri rendah cenderung tidak bisa mengontrol keinginan dari dalam dirinya untuk melakukan prokrastinasi akademik karena siswa siswa tersebut tidak memikirkan dampak buruk dari tindakannya tersebut. Namun, siswa siswa yang memiliki kontrol diri tinggi, ketika akan melakukan prokrastinasi akademik memikirkan terlebih dahulu dampak dampaknya apa saja dari tindakan tersebut.

6 Prokrastinasi juga memiliki beberapa akibat yang dapat dirasakan secara langsung maupun tidak langsung oleh para pelakunya. Beberapa akibat dari prokrastinasi diantaranya adalah kemungkinan mengalami kecemasan yang lebih tinggi dibanding siswa lainnya. Tidak hanya itu, mereka yang prokrastinator tersebut juga memiliki kecemasan, kekhawatiran, dan depresi dibanding siswa yang tidak melakukan prokrastinasi. Tidak heran mereka memiliki tingkat stres yang lebih tinggi dan persepsi kesehatan yang lebih buruk (Baumeister, 2007). Dalam jangka panjang maupun jangka pendek, hal diatas dapat menghasilkan sebuah kemungkinan bahwa seorang prokrastinator di kemudian hari akan mendapatkan nilai yang buruk. Selain itu, dampak dari perilaku prokrastinasi akademik akan menghasilkan karakteristik siswa yang pemalas, kurang percaya diri dengan kemampuannya, dan mudah menyerah. Kemudian, hasil dari mengerjakan tugas yang ditunda tersebut juga tidak akan maksimal, tidak dipikirkan dengan matang matang, seadanya yang penting tugas selesai. Ghufron (2014) mengungkapkan bahwa faktor faktor yang mempengaruhi prokrastinasi akademik meliputi faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi kondisi fisik individu dan kondisi psikologis individu. Kemudian faktor eksternal meliputi gaya pengasuhan orang tua dan lingkungan yang kondusif. Setiap individu memiliki kondisi psikologis yang berbeda beda salah satunya yaitu kontrol diri. Menurut Millgram (Ghufron, 2014) bahwa aspek aspek lain pada diri individu turut mempengaruhi seseorang untuk mempunyai suatu kecenderungan perilaku prokrastinasi, antara lain rendahnya kontrol diri. Setiap individu memiliki suatu mekanisme yang dapat

7 membantu mengatur dan mengarahkan perilaku, yaitu self control atau kontrol diri. Menurut Goldfried dan Marbaum (Mahardayani, 2011) kontrol diri diartikan sebagai kemampuan untuk menyusun, membimbing, mengatur dan mengarahkan bentuk perilaku yang dapat membawa ke arah konsekuensi positif. Perilaku yang berkaitan dengan kontrol diri diantaranya sebagai individu yang hidup secara berkelompok, sebaiknya individu dapat patuh dan taat terhadap aturan dimanapun dirinya berada, menghormati dan menghargai satu sama lain, hidup sederhana, tidak sombong dan tidak menganggu orang lain yang berada disekitar kita. Sebagai salah satu sifat kepribadian, kontrol diri pada satu individu dengan individu yang lain tidaklah sama. Ada individu yang memiliki kontrol diri yang tinggi dan ada individu yang memiliki kontrol diri yang rendah. Individu yang memiliki kontrol diri yang tinggi mampu menahan diri dari hal-hal yang berbahaya dengan mempertimbangkan konsekuensi jangka panjang serta mengarahkan dan mengatur perilaku yang membawa pada konsekuensi positif. Self Control yang dimiliki oleh siswa dapat menentukan sikap atau perilaku yang dilakukan di lingkungan sekolah terutama dalam hal akademik yaitu prokrastinasi akademik. Berdasarkan fenomena dan uraian diatas maka rumusan masalah penelitian ini yaitu : Apakah ada hubungan antara kontrol diri dengan prokrastinasi akademik sehingga peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul Hubungan Antara Kontrol Diri Dengan Prokrastinasi Akademik Pada Siswa Sekolah Menengah Atas ( SMA ).

8 B. Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui : 1. Hubungan antara kontrol diri dengan prokrastinasi akademik 2. Tingkat atau kondisi kontrol diri subjek penelitian 3. Tingkat atau kondisi prokrastinasi akademik subjek penelitian 4. Peran atau sumbangan efektif kontrol diri terhadap prokrastinasi akademik C. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pengetahuan yang berarti bagi perkembangan ilmu psikologi khusunya bidang psikologi pendidikan, yang berkaitan dengan prokrastinasi akademik pada siswa SMA. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Subjek Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan sebagai bahan introspeksi dalam meningkatkan kontrol diri guna mencegah prokrastinasi akademik. b. Bagi Instansi Sekolah Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang tingkat kontrol diri dengan prokrastinasi akademik pada siswa sehingga instansi terkait dapat mengambil kebijakan kebijakan yang berguna untuk meminimalisir prokrastinasi akademik pada siswa.

9 c. Bagi peneliti selanjutnya Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wacana dan bisa dijadikan referensi untuk melakukan penelitian khususnya dalam bidang psikologi pendidikan yang berkaitan dengan kontrol diri dan prokrastinasi akademik.