BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA BMKG Jl. Sisingamangaraja BADAN METEOROLOGI No. 1 Nabire Telp. (0984) DAN GEOFISIKA 22559,26169 Fax (0984) 22559 IDENTIFIKASI CUACA STASIUN TERKAIT METEOROLOGI HUJAN LEBAT NABIRE (99.2 mm) DI NABIRE TANGGAL 13 JUNI 2017 I. INFORMASI KEJADIAN KEJADIAN LOKASI TANGGAL 13 Juni 2017 DAMPAK Telah terjadi hujan lebat sekitar pukul 12.00 03.00 WIT di wilayah Kota Nabire dan sekitarnya. Kota Nabire dan sekitarnya Hujan sedang yang terjadi (± 15 jam) tersebut menyebabkan beberapa genangan air di sekitar ruas jalan di Kota Nabire II. DATA CURAH HUJAN Data Curah Hujan Curah Hujan Terukur (mm) Keterangan Stasiun Meteorologi Nabire 99.2 mm Hujan Lebat III. ANALISA METEOROLOGI INDIKATOR 1. Matahari 2. ENSO (El Nino South Osciilation) 3. MJO (Madden Julian Oscillation) 4. SST (Sea Surface Temperature) 5. OLR (Outgoing Longwave Radiation) KETERANGAN Berdasarkan gambar gerak semu matahari, tanggal 13 Juni 2017 terlihat posisi matahari berada di Belahan Bumi Utara (BBU). Hal ini berarti radiasi matahari akan lebih banyak diterima di daerah BBU dibandingkan dengan di deaerah BBS. Hal ini dapat menimbulkan pemanasan yang lebih banyak di daerah BBU yang dapat berakibatkan pada penurunan tekanan dan peningkatan awan awan konvektif di daerah BBU. Berdasarkan data indeks Nino 3.4 tanggal 13 Juni 2017 yang bernilai + 0.48 dan data SOI tanggal 13 Juni 2017 yang bernilai +0.2, maka dapat dikatakan bahwa pada tanggal 13 Juni 2017, menunjukkan potensi penguapan dan perawanan di wilayah Benua Maritim Indonesia cukup tinggi dan potensi hujan di wilayah Benua Maritim Indonesia, terutama di bagian timur. Berdasarkan data diagram fase MJO pada tanggal 13 Juni 2017 yang berada di kuadran I, sehingga mempengaruhi kondisi curah hujan di sekitar wilayah Indonesia. Data model analisis SST tanggal 13 Juni 2017 menunjukkan bahwa suhu muka laut di wilayah perairan Indonesia cukup hangat berkisar 27 31 C. Analisis anomali SST bernilai positif (+0.5) (+2.0) C di sekitar perairan Nabire. Kondisi ini menunjukkan potensi penguapan yang cukup tinggi sehingga kadar uap air tersedia cukup banyak di sekitar wilayah tersebut. Berdasarkan hasil analisis Outgoing Longwave Radiation (OLR) tanggal 02 Juni 2017 nilai anomali OLR disekitar wilayah Nabire : -10 W/m2 s/d -30 W/m2. Anomali OLR bernilai negatif menandakan tutupan awan cenderung lebih dari rata-rata klimatologisnya..
6. Pola Arus Angin (Streamline) Berdasarkan peta gradient wind analysis tgl 13 Juni 2017 pukul 00.00 & 12.00 UTC menunjukkan diatas terlihat adanya pergerakan angin yang membawa massa udara dingin dari samudera Pasifik, BADAN METEOROLOGI yang menyebabkan DAN terjadi GEOFISIKA pola konvergensi & pola shearline BALAI BESAR METEOROLOGI belokan DAN angin GEOFISIKA tepat diatas WILAYAH wilayah V Nabire, yang dapat berperan STASIUN untuk METEOROLOGI pembentukan awan NABIRE awan konvektif penghasil hujan lebat. 7. Kelembaban Relatif 8. Indeks Labilitas Udara 9. Citra Satelit Berdasarkan data kelembaban relatif tanggal 13 Juni 2017 pada lapisan 850, 700, 500 & 200 mb pukul 06.00 & 12.00 UTC wilayah Nabire yaitu Lapisan RH Pukul 06.00 UTC Pukul 12.00 UTC 850 mb 80 % 80 % 700 mb 70 % 70 % 500 mb 80 % 90 % 200 mb 90 % 90 % Kelembaban relatif berkisar 70 90%. Dapat disimpulkan bahwa pada saat kejadian hujan lebat, kondisi udara basah hingga lapisan 200 mb, sangat berpotensi untuk perbentukan awan-awan konvektif di sekitar wilayah Nabire, Berdasarkan analisis labilitas udara tanggal 13 Juni 2017 pukul 06.00 & 12.00 UTC di wilayah Nabire yaitu : Indeks Labilitas Pukul 06.00 UTC Pukul 12.00 UTC K. Indeks 40 40 LI (Lifted Indeks) -1-2 SI (Showalter Indeks) -1-1 Nilai K.Indeks yaitu 40 yang mengindikasikan potensi pembentukan awan konvektif kuat. Nilai L.Indeks yaitu -1 s/d -2 yang mengindikasikan udara labil & kemungkinan potensi terjadi hujan. Nilai Showalter Indeks yaitu -1 yang mengindikasikan kemungkinan terjadi badai guntur. Berdasarkan gambar satelit Himawari 8 EH pada tanggal 13 Juni 2017 yang diambil mulai 03.10 s/d 18.00 UTC (12.10 s/d 03.00 WIT) memperlihatkan terdapatnya awan-awan konvektif tunggal (awan hujan) meluas tepat diatas wilayah Nabire. Terlihat kumpulan awan konvektif tersebut bergerak masuk ke wilayah Nabire berasal dari arah timur hingga selatan area pergunungan perbukitan di Nabire. Dari klasifikasi jenis awan diketahui awan yang terbentuk adalah awan Cumulonimbus (Cb) yang dapat diketahui berdasarkan suhu puncak awan pada counter line satelit Himawari 8 EH yaitu (- 75) s/d (-80) 0 C yang berpotensi menimbulkan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat. Kumpulan awan Cumulunimbus tersebut bergerak menuju wilayah Nabire pada jam 03.10 UTC. IV. KESIMPULAN Berdasarkan analisis diatas dapat disimpulkan bahwa : Secara analisis global, hujan lebat yang terjadi di wilayah kota Nabire dan sekitarnya dipengaruhi OLR, Indeks ENSO serta kondisi SST yang cukup hangat. Adanya pola konvergensi & pola shearline belokan angin sekitar wilayah Nabire yang menyebabkan terjadinya pembentukan awan awan konvektif penghasil hujan. Kelembaban relatif (RH) pada lapisan 850, 700, 500 & 200 mb bernilai 70-90%. Hal ini menunjukkan bahwa pada saat kejadian hujan lebat kondisi udara basah, sangat berpotensi untuk perbentukan awan-awan konvektif diatas wilayah Nabire Dari klasifikasi jenis awan diketahui awan yang terbentuk adalah awan Cumulonimbus (Cb) yang dapat diketahui berdasarkan suhu puncak awan pada counter line satelit Himawari 8 EH yaitu (-75) s/d (-80) 0 C yang berpotensi menimbulkan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat. Kondisi atmosfer yang labil.
V. PROSPEK KEDEPAN Untuk 3 (tiga) hari ke depan, wilayah Nabire masih berpotensi terjadinya hujan dengan intensitas ringan hingga sedang terutama pada malam hari dan pagi hari BADAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA VII. PERINGATAN DINI NIHIL LAMPIRAN Gambar 1. Track MJO & OLR tanggal 13 Juni 2017 (Sumber : www.bom.gov.au) Gambar 2. Grafik Indeks Nino 3.4 dan SOI tanggal 13 Juni 2017 (Sumber : www.bom.gov.au)
Gambar 3. Analisa streamline pukul 00.00 & 12.00 UTC tanggal 13 Juni 2017 (Sumber : www.bom.gov.au)
Gambar 4. Citra Satelit Himawari 8 EH Jam 03.10 s/d 18.00 UTC tanggal 13 Juni 2017
Gambar 5. RH Lapisan 850, 700, 500 & 200 mb pukul 06.00 & 12.00 UTC tanggal 13 Juni 2017 (Sumber : bom.gov.au/) Gambar 6. Analisa SST & Anomali SST tanggal 13 Juni 2017 (Sumber : weather.unisys.com/)
Gambar 7. KI, LI & SI pukul 06.00 & 12.00 UTC tanggal 13 Juni 2017 Gambar 8. Peredaran Matahari tanggal 13 Juni 2017